Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 2

• Azzahra Shinta Bilqis Nurfata (2225200087)


• Hamdan Rofi’i Kifa (2225200029)
• Hayati Nufus Danis (2225200033)

Kelas: 4A

Resume Materi Pengembangan Instrumen Tes

Instrumen Tes adalah sejumlah Pertanyaan yang perlu dijawab atau yang harus dijawab
untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau untuk mengungkapkan beberapa aspek
dari orang yang diuji. Mardapi dalam Widoyoko (2012, hlm. 88) menyatakan bahwa terdapat
sembilan langkah yang dilakukan dalam pengembangan tes hasil belajar, yaitu dimulai dengan
tahap persiapan spesifikasi tes, menulis tes, memeriksa tes, melakukan uji coba, menganalisis
item tes, memperbaiki pengujian, merakit pengujian, melaksanakan pengujian, dan
menginterpretasikan hasil pengujian.
Tingkatan kemampuan pada ranah kognitif, yaitu kemampuan menghapal, kemampuan
memahami, kemampuan menganalisis, kemampuan mensintesis, dan kemampuan
mengevaluasi. Tingkatan kemampuan pada ranah psikomotorik, ada enam tingkat klasifikiasi
yang dirumuskan oleh Anita J. Harrow, diantaranya ialah gerakan refleks, basik gerakan dasar,
kombinasi dari kemampuan kognitif dan gerakan, Physical Abilities, gerakan yang
memerlukan belajar, dan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan gerakan. Adapun,
tingakatan kemampuan pada ranah afektif adalah tingkat receiving, tingkat responding, tingkat
valuing, tingkat organization, dan tingkat characterization.
Tujuan penyusunan instrumen tes yaitu untuk memudahkan guru ataupun peneliti
dalam mengukur kemampuan atau kompetensi siswa, baik dari aspek kognitif, pesikomotorik,
dan afektif. Tedapat macam-macam tes yang ditinjau dari tujuan penyelenggaraannya, yaitu
tes seleksi, tes penempatan, tes hasil belajar, dan tes diagnostik. Adapun bentuk tes yang
digunakan di lembaga pendidikan, yaitu tes objektif dan tes non objektif.
Pentingnya instrumen tes dalam pembelajaran, yang pertama untuk kelas yaitu
menentukan tigkat pencapaian bagi setiap anak, mengadakan diagnosis terhadap kesulitan
belajar siswa, merencanakan kegiatan proses belajar mengajar untuk siswa secara perorangan.
yang kedua untuk bimbingan, yaitu memberi petunjuk dalam mengelompokkan siswa,
membantu siswa dalam memilih kelompok, menilai keberhasilan kurikulum, dan memperluas
hubungan masyarakat.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill) adalah kemampuan
dalam memahami dan menemukan solusi terhadap suatu permasalahan dengan cara yang
bervariasi, berbeda dengan yang biasanya (divergen) dari sudut pandang berbeda sesuai
kemampuan setiap siswa. Dimensi proses berpikir dalam Taksonomi Bloom sebagaimana yang
telah disempurnakan oleh Anderson dan Krathwohl terdiri atas kemampuan: mengetahui
(knowing-C1), memahami (understanding-C2), menerapkan (applying-C3), menganalisis
(analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6). Soal-soal
HOTS pada umumnya mengukur kemampuan pada ranah menganalisis (analyzing-C4),
mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6).

Kesimpulan Jawaban Diskusi


Spesifikasi tes merupakan suatu ukuran yang menunjukkan keseluruhan kualitas tes dan ciri-
ciri yang harus dimiliki oleh tes yang akan dikembangkan. Spesifikasi tes ini memiliki fungsi
untuk meneliti tujuan diadakannya sebuah tes. Proses persiapan yaitu diantaranya dengan
membuat kisi-kisi tes, merancang bobot soal dan merencanakan capaian yang akan dihasilkan
dari adanya tes tersebut. Jenis bentuk tes yang paling efektif untuk pembelajaran matematika
secara umum adalah sesuai tujuan diadakannya tes tetapi untuk pembelajaran matematika tes
bentuk esai atau subjektif yang cocok karena dapat memetakan pemikiran siswa, sehingga
siswa dapat berpikir secara terurut dan jelas. Namun, bisa juga dilakukan dengan tes objektif
misalnya dengan pilihan ganda akan tetapi untuk pembelajaran matematika kurang
mendeskripsikan kemampuan siswa karena sudah disuguhkan pilihan jawabannya. Prinsip
penyusunan tes yaitu menggunakan baha baku dan mudah dipahami, tidak menggunakan
pertanyaan yang mengandung banyak makna, diawali dengan petunjuk pengisian.perbedaan
antara. Dalam pencapaian ranah kognitif pada pembelajaran daring masih belum bisa
dievaluasi secara nyata karena guru tidak bisa mengawasi secara langsung, untuk pencapaian
ranah kognitif pada pembelajaran luring bisa dievaluasi dengan nyata karena guru bisa
mengawasinya secara langsung. Digantinya Ujian Nasional dengan Assesmen Nasional karena
adanya beberapa pertimbangan yang tujuannya untuk melihat sistem pendidikan pada suatu
sekolah secara umum bukan hanya dari hasil belajar siswa saja. Adanya sistem zonasi karena
untuk memeratakan seluruh sekolah di penjuru negeri dan untuk menghilangkan perspektif dari
sekolah unggulan dari setiap daerah.

Anda mungkin juga menyukai