Kelas: 4A
Instrumen Tes adalah sejumlah Pertanyaan yang perlu dijawab atau yang harus dijawab
untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau untuk mengungkapkan beberapa aspek
dari orang yang diuji. Mardapi dalam Widoyoko (2012, hlm. 88) menyatakan bahwa terdapat
sembilan langkah yang dilakukan dalam pengembangan tes hasil belajar, yaitu dimulai dengan
tahap persiapan spesifikasi tes, menulis tes, memeriksa tes, melakukan uji coba, menganalisis
item tes, memperbaiki pengujian, merakit pengujian, melaksanakan pengujian, dan
menginterpretasikan hasil pengujian.
Tingkatan kemampuan pada ranah kognitif, yaitu kemampuan menghapal, kemampuan
memahami, kemampuan menganalisis, kemampuan mensintesis, dan kemampuan
mengevaluasi. Tingkatan kemampuan pada ranah psikomotorik, ada enam tingkat klasifikiasi
yang dirumuskan oleh Anita J. Harrow, diantaranya ialah gerakan refleks, basik gerakan dasar,
kombinasi dari kemampuan kognitif dan gerakan, Physical Abilities, gerakan yang
memerlukan belajar, dan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan gerakan. Adapun,
tingakatan kemampuan pada ranah afektif adalah tingkat receiving, tingkat responding, tingkat
valuing, tingkat organization, dan tingkat characterization.
Tujuan penyusunan instrumen tes yaitu untuk memudahkan guru ataupun peneliti
dalam mengukur kemampuan atau kompetensi siswa, baik dari aspek kognitif, pesikomotorik,
dan afektif. Tedapat macam-macam tes yang ditinjau dari tujuan penyelenggaraannya, yaitu
tes seleksi, tes penempatan, tes hasil belajar, dan tes diagnostik. Adapun bentuk tes yang
digunakan di lembaga pendidikan, yaitu tes objektif dan tes non objektif.
Pentingnya instrumen tes dalam pembelajaran, yang pertama untuk kelas yaitu
menentukan tigkat pencapaian bagi setiap anak, mengadakan diagnosis terhadap kesulitan
belajar siswa, merencanakan kegiatan proses belajar mengajar untuk siswa secara perorangan.
yang kedua untuk bimbingan, yaitu memberi petunjuk dalam mengelompokkan siswa,
membantu siswa dalam memilih kelompok, menilai keberhasilan kurikulum, dan memperluas
hubungan masyarakat.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill) adalah kemampuan
dalam memahami dan menemukan solusi terhadap suatu permasalahan dengan cara yang
bervariasi, berbeda dengan yang biasanya (divergen) dari sudut pandang berbeda sesuai
kemampuan setiap siswa. Dimensi proses berpikir dalam Taksonomi Bloom sebagaimana yang
telah disempurnakan oleh Anderson dan Krathwohl terdiri atas kemampuan: mengetahui
(knowing-C1), memahami (understanding-C2), menerapkan (applying-C3), menganalisis
(analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6). Soal-soal
HOTS pada umumnya mengukur kemampuan pada ranah menganalisis (analyzing-C4),
mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6).