Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 2

 Azzahra Shinta Bilqis Nurfata (2225200087)


 Hamdan Rofi’i Kifa (2225200029)
 Hayati Nufus Danis (2225200033)
Kelas: 4A

Resume Materi Instrumen Evaluasi Pembelajaran

Instrumen evaluasi pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan dalam proses
pembelajaran untuk melakukan evaluasi terhadap proses pembelajarannya dan untuk menarik
kesimpulan dari apa yang telah dilakukan. Instrumen evaluasi hasil belajar memiliki fungsi untuk
mengumpulkan, mengolah informasi yang diperoleh selama proses dan hasil belajar, serta
memperbaiki hasil pembelajaran yang kurang dari peserta didik (Arifin, 2011). Instrumen evaluasi
pun memiliki fungsi untuk mengetahui kualitas pembelajaran pada siswa. Selain itu, instrumen
evaluasi memiliki fungsi untuk meningkatkan kualiatas pembelajaran dan memotivasi siswa untuk
belajar lebih baik. Sudijono (1996: 7) menjelaskan bahwa secara umum ada tiga fungsi instrumen
evaluasi, yaitu untuk: (a) alat mengukur kemajuan, (b) menunjang penyusunan rencana, dan (c)
alat untuk memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.

Secara garis besar alat evaluasi pembelajaran yang dapat digunakan digolongkan menjadi
2 (dua) jenis, yaitu instrumen tes dan instrumen non tes. Instrumen tes merupakan alat atau
prosedur yang digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Instrumen tes juga dapat
diartikan sebagai alat pengukur yang mempunyai standar objektif, sehingga dapat dipergunakan
secara meluas, serta dapat dipergunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau
tingkah laku individu. Menurut Evendi (2020), macam-macam instrumen tes diantaranya ialah tes
menurut sifatnya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu tes verbal dan tes nonverbal. Tes
menurut isi dan tujuannya, dapat dikelompokkan menjadi tes kecepatan, tes diagnostik, tes
kemampuan, tes sikap, tes bakat, tes minat, tes intelegensi, tes formatif, tes prestasi belajar, dan
tes sumatif. Tes menurut pembuatannya, dikelompokkan menjadi tes terstandar dan tes buatan
guru. Tes menurut bentuk soalnya, dikelompokkan menjadi tes uraian dan tes obyektif. Adapun
bentuk-bentuk instrumen tes adalah tes subjektif dan tes objektif. Sedangkan instrumen non tes
berarti melaksanakan penilaian dengan tidak menggunakan tes. Menurut Asrul dkk. (2015)
instrumen evaluasi jenis non-tes dapat digunakan jika kita ingin mengetahui kualitas proses dan
produk dari suatu pembelajaran yang berkenaan dengan domain afektif, seperti sikap, minat, bakat,
motivasi, dan lain-lain. Macam-macam instrumen non tes yaitu pengamatan atau observasi,
wawancara, angket, daftar cek dan daftar skala bertingkat, dan portofolio.

Kesimpulan Jawaban Diskusi


Instrumen evaluasi pembelajaran ada 2 macam, yaitu instrumen evaluasi tes dan instrumen
evaluasi non tes. Contoh instrumen tes yaitu tes bakat dan tes minat. Kedua tes ini berbeda antara
satu dengan yang lainnya. Tes bakat merupakan tes yang disusun untuk mengetahui kemampuan
individu dalam bidang-bidang khusus. Setiap orang memiliki bakat terpendam yang sudah dimiliki
semenjak kecil. Dengan dilakukannya tes bakat ini maka dapat dibandingkan posisi relatif individu
pada subtes tertentu. Tes minat merupakan tes yang disusun untuk mengetahui minat seseorang
berdasarkan sikapnya pada suatu jenis kegiatan atau pekerjaan tertentu.

Instrumen tes yang baik harus melalui pengecekan, seperti cek validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, daya pembeda, dan lain sebagainya. Instrumen tersebut harus dicek apakah dari segi
konteksnya sudah sesuai dengan kurikulum, dari segi bahasanya apakah mudah dimengerti oleh
peserta didik, dan lain-lain. Jadi, pendidik harus menggunakan soal yang terstandar.

Di dalam segi penilaian, proses penilaian pembelajaran pada Kurikulum 2013 tidak jauh
berbeda dengan KTSP. Pada KTSP, dalam menilai peserta didik harus secara keseluruhan, mulai
dari sikap, pengetahuan, sampai dengan keterampilannya. Pada Kurikulum 2013, hal ini semakin
ditekankan sehingga alat ukur atau instrumennya makin diharuskan ada. Salah satu penekanan
dalam hal ini yaitu diadakannya Asesmen Nasional. Di antara ketiga hal yang harus dinilai oleh
pendidik tersebut, sebenarnya ketiganya tidak ada persentasinya. Akan tetapi, kebanyakan sekolah
menetapkan standar minimal untuk nilai sikap yaitu “Baik”. Untuk pengetahuan dan keterampilan
standar minimalnya mengikuti KKM pada sekolah yang bersangkutan.

Pada masa pandemi, instrumen evaluasi pembelajaran yang dipakai pada pembelajaran
daring secara substansinya tidak berbeda dengan yang digunakan pada pembelajaran tatap muka
(luring). Akan tetapi, cara penyampaian instrumen kepada peserta didiknya berbeda. Pada
pembelajaran tatap muka, pendidik dapat dengan mudah mengawasi dan mengontrol peserta
didiknya saat mengerjakan instrumen evaluasi yang diberikan. Sedangkan pada pembelajaran
secara daring, pendidik sulit untuk dapat mengawasi dan mengontrol peserta didiknya. Jadi,
pendidik harus bisa mencari cara untuk tetap dapat melakukan evaluasi pembelajaran saat PJJ.

Anda mungkin juga menyukai