Anda di halaman 1dari 8

ISSN 2442-3041

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika


Vol. 1, No. 2, Mei - Agustus 2015
© STKIP PGRI Banjarmasin

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA7

Yusfita Kumala Dewi


Guru Matematika pada Man 1 Banjarmasin
E-mail: .......................................

Abstrak: Indonesia sudah banyak memiliki orang-orang yang hebat di bidang pengetahuan
matematika, sains, dan teknologi. Hal itu nampak pada orang -orang Indonesia yang berkiprah di
negara-negara maju, prestasi dan penghargaan pelajar dan mahasiswa Indonesia diberbagai
olimpiade atau kontes di bidang sains, teknologi, dan matematika. Namun demikian, akhir-akhir ini
juga dijumpai orang-orang (tak terkecuali di kalangan akademisi) yang menampakkan karakter atau
perbuatan yang kurang terpuji. Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana pendidikan
karakter dapat dikembangkan dalam pembelajaran matematika, terutama di sekolah. Untuk
mengembangkan pendidikan karakter pada pembelajaran matematika dapat dilakukan melalu i
pengembangan isi (content) pelajaran matematika, pemilihan pendekatan, metode, atau strategi
pembelajaran yang akan digunakan, serta melalui proses pembelajaran matematika.

Kata kunci: pendidikan karakter, pembelajaran matematika

Pendidikan nasional berfungs i Berdasarkan fungsi dan tujuan


mengembangkan kemampuan dan pendidikan nasional di atas, jelaslah bahwa
membentuk watak serta peradaban bangsa pendidikan mulai dari Taman Kanak-Kanak
yang bermartabat dalam rangka sampai dengan Perguruan Tinggi harus
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diselenggarakan secara sistematis untuk
bertujuan untuk berkembangnya potensi mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut
peserta didik agar menjadi manusia yang berkaitan dengan pembentukan karakter
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang peserta didik sehingga mampu bersaing,
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, beretika, bermoral, sopan santun, dan
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga berakhlak serta berinteraksi dengan
negara yang demokratis serta masyarakat.
bertanggungjawab. (Undang-Undang Nomor Lembaga pendidikan sebagai tempat
20 tahun 2003). pembentukan karakter peserta didik dituntut
untuk meningkatkan intensitas dan kualitas

7 Disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP PGRI Banjarmasin, 28 Januari 2015

117
118 Yusfita Kumala Dewi

pelaksanaannya. Tuntutan tersebut didasarkan dengan individu lain di dunia ini. Karakter
pada fenomena sosial yang berkembang, merupakan nilai- nilai perilaku manusia yang
yakni meningkatnya kenakalan remaja di berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa,
masyarakat mulai dari tawuran, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan
pengeroyokan, pencurian, perampokan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran,
tindakan asusila. Fenomena tersebut telah sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan
pada taraf yang meresahkan. Oleh karena itu, berdasarkan norma-norma agama, hukum,
lembaga pendidikan sebagai wadah resmi tata krama, budaya dan adat istiadat (Timothy
pembinaan generasi muda diharapkan dapat Wibowo). Meskipun individu tersebut lahir
meningkatkan peranannya dalam bersama, waktu hampir bersamaan, wajah
pembentukan kepribadian peserta didik di hampir sama, dan sebagainya. Pasti antar
samping keluarga dan masyarakat. individu tersebut memiliki karakter yang
Untuk mencegah semakin parahnya berbeda. Namun, secara garis besar, karakter
krisis akhlak pada generasi muda, pendidikan dibagi menjadi dua, karakter yang baik dan
karakter dapat diintegrasikan kedalam setiap karakter yang buruk.
mata pelajaran, termasuk mata pelajaran Karakter menurut Alwisol (2008: 8)
matematika. Pembelajaran matematika diartikan sebagai gambaran tentang tingkah
merupakan bagian integral dalam sistem laku yang menonjolkan nilai benar-salah,
pendidikan yang ada di sekolah dan diberikan baik-buruk, baik secara eksplisit maupun
mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga implisit. Karakter berbeda dengan
pendidikan menengah, bahkan pada kepribadian, karena pengertian kepribadian
pendidikan tinggi. dibebaskan dari nilai. Meski demikian, baik
Bagi guru hal ini, mungkin menjadi kepribadian (personality) maupun karakter
tantangan baru, selain pencapaian tujuan- berwujud tingkah laku yang ditunjukkan ke
tujuan pembelajaran yang bersifat kognitif lingkungan sosial. Keduanya relatif permanen
yang sampai sekarang masih menjadi tugas serta menuntun, mengarahkan dan
yang cukup berat, terutama bagi guru- gur u mengorganisasikan aktivitas individu. Jadi
mata pelajaran umum, seperti matematika. istilah karakter berkenaan dengan personality
Tulisan ini akan memberikan gambaran (kepribadian) seseorang. Seseorang bisa
bagaimana pendidikan karakter dapat disebut orang berkarakter (a person of
dikembangkan dalam pembelajaran character) apabila perilakunya sesuai dengan
matematika. kaidah moral.
2. Pendidikan Karakter
Pendidikan Karakter Siswa dalam Pendidikan karakter adalah suatu
Pembelajaran Matematika sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada
warga sekolah yang meliputi komponen
1. Pengertian Karakter
pengetahuan, kemauan, dan tindakan untuk
Karakter mengacu pada serangkaian melaksanakan nilai- nilai tersebut, baik
sikap, perilaku, motivasi, dan keterampila n. terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak sesama, lingkungan, maupun kebangsaan
atau budi pekerti, tabiat dan watak. Karakter sehingga menjadi insan kamil.
inilah yang membedakan antara individu satu

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1, No. 2, Mei - Agustus 2015
Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika 119

Pendidikan karakter adalah salah satu Menurut Amka Abdul Aziz (2012,
jawaban untuk menyeimbangkan dampak 197), strategi pendidikan karakter yang paling
buruk globalisasi yang telah menggerus nila i- sederhana adalah :
nilai tradisional yang sudah lama kita sepakati a. Melalui figur
sebagai norma dan tata susila.
Menurut dokumen Desain Induk Pendidikan karakter membutuhka n
Pendidikan Karakter terbitan kementeria n contoh berupa figur (sosok) berupa manusia
Pendidikan Nasional, pendidikan karakter sempurna. Manusia yang sempurna dengan
didefinisikan sebagai pendidikan nilai, seluruh potensi kemanusiaannya.
pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, b. Melalui keteladanan
pendidikan watak, yang bertujuan
Pendidikan karakter melalui
mengembangkan kemampuan peserta didik
keteladanan berupa orang-orang yang kata-
untuk mengambil keputusan yang baik,
katanya sesuai dengan perbuatannya.
memelihara apa yang baik, dan mewujudka n
kebaikan itu dalam kehidupan sehari- hari c. Melalui Pendidikan Berkesinam-
dengan sepenuh hati. Dalam pendidikan bungan
karakter di sekolah semua komponen harus Proses pendidikan kita bukan hanya
dilibatkan, termasuk komponen-kompone n sekedar tranformasi nilai-nilai, bukan pula
pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, transfer pengetahuan, tetapi lebih merupakan
proses pembelajaran dan penilaian, kualitas proses panjang yang semua elemen bangsa
hubungan, penanganan atau pengelolaan mata harus ikut terlibat secara aktif dalam aktivitas
pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan pendidikan.
aktivitas atau kegiatan kokurikuler,
pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, d. Melalui Kegiatan Intrakurikuler
dan etos kerja seluruh warga dan lingkunga n Pendidkan karakter di sekolah melalui
sekolah. kegiatan intrakurikuler artinya setiap bidang
pelajaran harus selalu bermuatan pendidikan
3. Strategi Pendidikan Karakter
karakter.
Guru adalah manusia yang paling
e. Melalui kegiatan Ekstrakurikuler
tepat dan selalu mempunyai kesempatan
untuk melakukan perubahan perilaku dan cara Pendidikan karakter dapat juga
berpikir anak manusia (murid), baik secara diselipkan melalui ekstrakurikuler dengan
gradual maupun secara radikal, melalui mengambil nilai- nlai karakter seperti
aktivitas pendidikan. Guru diamanatka n kejujuran, disiplin, kasih sayang, kerja keras,
bukan hanya oleh orang tua murid, tetapi juga kerja cerdas dan sebagainya.
oleh undang-undang untuk melakukan upaya-
4. Prinsif Pengembangan Karakter
upaya yang terbaik bagi perkembangan
kognetif, afektif dan psikomotorik peserta Menurut Lickona (2010), bahwa
didik. Di tangan gurulah harapan perubahan pendidikan karakter harus didasarkan pada
tingkah laku manusia kearah yang lebih baik sebelas prinsip berikut:
dialamatkan. a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika
sebagai basis karakter,

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1, No. 2, Mei - Agustus 2015
120 Yusfita Kumala Dewi

b. Mengidentifikasi karakter secara kemampuan intelektual, kemampuan berfikir


komprehensif supaya mencakup maupun kecerdasan yang dicapai.
pemikiran, perasaan dan perilaku, Domain afektif menunjukkan tujuan
c. Menggunakan pendekatan tajam, pendidikan yang terarah kepada kemampuan-
proaktif dan efektif untuk membangun kemampuan bersikap dalam menghadap i
karakter, realitas atau masalah- masalah yang muncul
d. Menciptakan komunitas sekolah yang disekitarnya. Domain psikomotor
memiliki kepedulian, menunjukkan tujuan pendidikan yang terarah
e. Memberi kesempatan kepada peserta kepada keterampilan-keterampilan, khusus
didik untuk menunjukkan perilaku untuk pembelajaran matematika pengertian
yang baik, keterampilan dapat diartikan keterampila n
f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum bersifat fisik, misalnya melukis suatu bangun,
yang bermakna dan menantang yang juga termasuk keterampilan melakukan
menghargai semua pserta didik, algoritma-algoritma tertentu yang hanya
membangun karakter mereka dan terdapat dalam pikiran.
membantu mereka untuk meraih Dalam pelaksanaan pembelajaran,
sukses, ketiga domain tersebut sebenarnya tidak
g. Mengusahakan tumbuhnya motovasi berdiri sendiri melainkan menyatu. Namun,
diri pada peserta didik, apabila tidak benar-benar dirancang atau tidak
h. Memfungsikan seluruh staf sekolah masuk dalam rancangan pembelajaran, dapat
sebagai komunitas moral yang berbagi saja dalam pelaksanaan kegiatan belajar
tanggung jawab untuk pendidikan mengajar menjadi terabaikan.
karakter dan setia pada nilai dasar Apabila kita merujuk kembali tujuan
yang sama, pembelajaran matematika (Sumarmo, 2011),
i. Adanya pembagian kepemimp ina n yaitu:
moral dan dukungan luas dalam a. Memahami konsep matematika,
membangun inisiatif pendidikan
menjelaskan keterkaitan antar konsep
karakter, dan mengaplikasikan konsep atau
j. Memfungsikan keluarga dan anggota algoritma secara luwes, akurat, efisie n,
masyarakat sebagai mitra dalam usaha dan tepat dalam pemecahan masalah,
membangun karakter, dan b. Menggunakan penalaran pada pola
k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungs i dan sifat, melakukan manipulas i
staf sekolah sebagai guru- gur u matematika dalam membuat
karakter, dan menifestasi karakter
generalisasi, menyusun bukti, atau
positif dalam kehidupan peserta didik. menjelaskan gagasan dan pernyataan
5. Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran matematika,
Matematika c. Memecahkan masalah,
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan
Secara umum tujuan pendidikan
simbol, tabel, diagram, atau media lain
digolongkan ke dalam tiga domain, yaitu
untuk memperjelas keadaan atau
domain kognitif, afektif, dan psikomotor.
masalah, dan
Domain kognitif menunjukkan tujuan
pendidikan yang terarah pada kemampuan-

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1, No. 2, Mei - Agustus 2015
Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika 121

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan Nilai-nilai tersebut dapat


matematika dalam kehidupan, sikap ditumbuhkembangkan melalui pelaksanaan
rasa ingin tahu, perhatian, dan minat proses belajar mengajar matematika dan
dalam mempelajari matematika, serta disampaikan oleh guru melalui interaksi guru
sikap ulet dan percaya diri dalam serta siswa.
pemecahan masalah. Menurut Hardi Suyitno (2011),
suasana dalam kelas, aturan-aturan dan
Dapat dikatakan bahwa butir-butir (1)
prosedur administratif, bahasa yang
sampai dengan (4) dalam rumusan tujuan
digunakan guru dan siswa, serta model
pembelajaran matematika di atas
pembelajaran (bersifat kolaboratif atau
menggambarkan kompetensi atau
kompetitif) akan melahirkan nilai-nilai. Oleh
kemampuan berpikir matematik (ranah
karena itu, guru harus memastikan pesan-
kognitif), sedang butir (5) menggambarka n
pesan atas nilai yang akan ditanamkan kepada
ranah afektif yang harus dimiliki siswa yang
siswa. Nilai-nilai tersebut dinyatakan dalam
belajar matematika.
proses belajar mengajar sehari-hari dan bahan
Kenyataannya dalam praktek
ajar matematika dapat digunakan untuk
pendidikan kita, justru tujuan kognitif inila h
yang sangat diutamakan. Kiranya mudah menanamkan nilai-nilai yang diarahkan
dimengerti kalau hasil pendidikan di kepada masalah-masalah sosial, moral,
politik, dan sebagainya.
Indonesia sangat mungkin mencapai
Matematika merupakan suatu studi
kecerdasan yang tinggi, tetapi tidak
yang dimulai dari pengkajian bagian-bagia n
menunjukkan sikap-sikap (karakter) yang
yang sangat dikenal (sederhana) menuju ke
diharapkan dalam pergaulan sehari-hari.
arah yang tak dikenal. Arah yang lebih dikenal
Menurut Bishop (dalam Nyimas
Aisyah, 2011), ada tiga kategori nilai dalam itu tersusun baik, secara bertahap menuju ke
pembelajaran matematika, yaitu; arah yang rumit (kompleks), dari bilanga n
bulat ke bilangan pecahan, dari bilangan real
a. Nilai pendidikan umum, yaitu nilai- ke bilangan kompleks; dari penjumlahan dan
nilai yang terkait dengan akhlak, perkalian ke diferensial dan integral, serta
agama, budaya, disiplin, ekonomi, menuju ke matematika yang lebih tinggi.
etika, moral, pribadi, sosial, Matematika terbentuk sebagai hasil
kemasyarakatan, kerohanian, pemikiran manusia yang berhubungan dengan
manajemen, administrasi, hukum, ide, proses, dan penalaran. Dengan bernalar
kesehatan, dan lingkungan. anak bisa bisa membedakan ini baik atau
b. Nilai matematika, yaitu nilai-nila i buruk, bermanfaat atau tidak. Bahkan dengan
yang terkait dengan bernalar anak bisa mengambil tindakan dari
rasionalisme/objektifitas, permasalahan yang ada. Dengan demikian
control/kemajuan, dan keterbukaan. tahap demi tahap perkembangan karakter
c. Nilai pendidikan matematika. Yaitu anak mulai terbentuk. Dan matematika
nilai- nilai yang berkaitan dengan berguna untuk kehidupan sehari-hari, bagi
ketepatan, kejelasan, hipotesis, sains, perdagangan, dan industri. Karena itu,
konsisten, kreatif, sistematis, bekerja ia (matematika) memberikan suatu daya, alat
efisien, fleksibel, terbuka, persisten, komunikasi yang singkat dan tidak ambigius
dan bekerja efektif. dan alat untuk mendeskripsikan dan

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1, No. 2, Mei - Agustus 2015
122 Yusfita Kumala Dewi

memprediksi. Serta matematika adalah dasar Matematika yang selama ini hanya
untuk memudahkan belajar bidang studi lain. dimaknai sebagai mata pelajaran biasa
Dengan kata lain, orang yang mahir dengan disekolah, sebenarnya bisa jadi sarana
matematika akan mudah mempelaja r i membangun karakter siswa, selain itu dalam
pelajaran lain. pembelajaran metematika mengandung nila i-
Setiap orang memerlukan matematika nilai pendidikan karakter yakni konsistensi.
untuk memenuhi kebutuhan praktis dan Dengan demikian, pendidikan
memecahkan masalah dalam kehidupan karakter dapat merubah seseorang yang
sehari-hari. Misalnya, berhitung, menghitung sebelumnya menjadi beban masyarakat
isi dan berat, mengumpulkan, mengola h, menjadi individu yang lebih berguna untuk
menyajikan dan menafsirkan data, masyarakat disekitarnya. Dengan kata lain,
menggunakan kalkulator dan komputer dan jika kita ingin berubah suatu negeri, ubahlah
sebagainya. Selain itu, matematika dapat karakter manusianya terlebih dahulu.
membantu memahami bidang studi lain Karakter tidak dapat dibentuk dengan cara
seperti fisika, kimia, arsitektur, farmasi, mudah dan murah. Dengan mengalami ujian
geografi, ekonomi, dan sebagainya. dan penderitaan jiwa karakter dikuatkan, visi
Bagi para orang tua matematika dapat dijernihkan, dan sukses diraih.
digunakan dalam berdagang dan berbelanja, “Anda tidak akan menemukan cara
dapat berkomunikasi melalui tulisan/ga mbar biasa untuk membentuk karakter anak, namun
seperti membaca grafik dan persentase, dapat yang anda temukan adalah cara yang
membuat catatan-catatan dengan angka, dan bersahabat dan mudah dicerna oleh siapapun
lain-lain. Kalau diperhatikan pada berbagai sehingga dapat mengaplikasikannya dengan
media massa, seringkali informasi disajikan cepat”
dalam bentuk persen, tabel, bahkan dalam Jelas bahwa matematika sekolah
bentuk diagram. Dengan demikian, agar orang mempunyai peranan yang sangat penting baik
dapat memperoleh informasi yang benar dari bagi siswa supaya punya bekal pengetahua n
apa yang dibacanya itu, mereka harus dan untuk pembentukan sikap serta pola
memiliki pengetahuan mengenai persen, cara pikirnya, warga negara pada umumnya supaya
membaca tabel, dan juga diagram. dapat hidup layak, untuk kemajuan
Sejalan dengan kemajuan jaman, negaranya, dan untuk matematika itu sendiri
tentunya pengetahuan semakin berkembang. dalam rangka melestarikan dan
Supaya suatu negara bisa lebih maju, maka mengembangkannya
negara tersebut perlu memiliki manus ia-
manusia yang pandai teknologi. Untuk
Penutup
keperluan ini tentunya mereka perlu belajar
matematika sekolah terlebih dahulu, karena 1. Kesimpulan
matematika memegang peranan yang sangat
penting bagi perkembangan teknologi itu Berdasarkan latar belakang dan
sendiri. Tanpa bantuan matematika tidak pembahasan di atas dapat disimpulka n
sebagai berikut :
mungkin terjadi perkembangan teknologi
seperti sekarang ini, taat asas, disiplin, a. Pendidikan karakter adalah salah satu
keseimbangan, kreatif dan inovatif. jawaban untuk menyeimbangka n
dampak buruk globalisasi yang telah

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1, No. 2, Mei - Agustus 2015
Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika 123

menggerus nilai-nilai tradisional yang 9) Kemampuan berpikir dan


sudah lama kita sepakati sebagai bertindak secara konsisten dan
norma dan tata susila. kreatif.
b. Matematika sebagai pelajaran esensial 10) Kemampuan berpikir dan
yang diajarkan kepada anak pada tiap bertindak secara mandiri
tingkat pendidikan. Bahkan pada (independen) berdasarkan alasan
pendidikan anak usia dini matematika yang dapat
sudah mulai diperkenalkan. Ini dipertanggungjawabkan.
menunjukkan bahwa matematika itu 11) Kemampuan memecahkan
sangat berkaitan dengan kehidupan masalah dalam berbagai situasi.
sehari-hari. 2. Saran
c. Kemampuan-kemampuan yang dapat
diperoleh dari belajar matematika a. Para pengajar, termasuk pengajar
antara lain adalah: matematika, sebagai agen
pembelajaran sekaligus agen
1) Kemampuan berhitung perubahan, dapat menjadi guru- gur u
2) Kemampuan mengamati dan
terbaik bagi peserta didiknya. Untuk
membayangkan bangun-bangun
itu, guru dituntut menjadi sumber
geometri dan sifatkeruangannya.
inspirasi sekaligus menjadi inspirato r
3) kemampuan melakukan berbagai bagi mereka.
macam pengukuran, misalnya b. Nilai-nilai pendidikan karakter pada
panjang, luas,volume, berat, dan hakekatnya tidak hanya diberikan
waktu. dalam mata pelajaran Pendidikan
4) Kemampuan mengamati,
Kewarganegaraan, namun secara tidak
mengorganisasi, langsung nilai-nilai pendidikan
mendeskripsikan, menyajika n,
karakter tersebut telah tersirat dalam
dan menganalisis data. setiap mata pelajaran. Sebaiknya
5) Kemampuan mengamati pola atau
setiap guru menyisipkan nilai-nila i
struktur dari suatu situasi.
pendidikan karakter dalam setiap
6) Kemampuan untuk membedakan Rencana Proses Pembelajaran dan
hal-hal yang relevan dan hal- hal
mengimplementasikannya dalam
yang tidak relevan pada suatu
setiap proses pembelajaran.
masalah.
7) Kemampuan untuk membuat
prediksi atau perkiraan tentang Daftar Pustaka
sesuatu halberdasarkan data-data
Alwisol. 2006. Psikologi
yang ada.
8) Kemampuan menalar secara Kepribadian. Malang: UMM.
logis, termasuk kemampuan Amka Abdul Aziz (2012). Guru Profesiona l
mendeteksi adanyakontrad iks i Berkarakter. Banjarmasin, Cempaka
pada suatu penalaran. Putih.
Bishop, A. J., Stieg Mellin-Olsen, and Joop
van Dormolen. (1991).
MathematicalKnowledge: Its Growth

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1, No. 2, Mei - Agustus 2015
124 Yusfita Kumala Dewi

Through Teaching . Dordrecht: Kluwer Eduaction Program. Yogyakarta state


Academic Publishers, University.
Departemen Pendidikan Nasional. (2003), Sjarkawi. (2006). Pembentukan Kepribadian
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Anak Peran Moral Intelektua l,
tentang Sistem Pendidian Nasional. Emosional,
Depdiknas, 2003, Undang-undang No. 20 Soedjadi. (2000). Kiat Pendidikan
tahun 2003, Sistem Pendidikan Matematika di Indonesia (Konstatasi
Nasional,http://www.depdiknas.go.id Masa Kini Menuju Harapan Masa
Depan. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
http://goldenmathematics.blogspot.com/2012
/01/matematika-dalam-pembentukan-
karakter.html
http://pirdauslpmp.wordpress.com/2011/05/2
8/tantangan-dan-peluang-pembelajaran-
matematika-dalam-upaya-turut-
membangun-budaya-dan-karakter-
bangsa/
http://www.academia.edu/3177937/Kontribu
si_Pendidikan_Matematika_Dalam_Pe
mbentukan_Karakter_Siswa
http://www.scribd.com/doc/35703345/Pembe
lajaran-Matematika-Untuk-
Membangun-Karakter-Bangsa
Lickona, T. (2010). Character Education: The
Return of Character Education. Dalam:
A Set of Articles about Character
Education. Yogyakarta: Character

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1, No. 2, Mei - Agustus 2015

Anda mungkin juga menyukai