Anda di halaman 1dari 20

HAKIKAT MATEMATIKA DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Disusun untuk Memenuhi Salahsatu Tugas Matakuliah


Model Pembelajaran Matematika

Disusun Oleh

Kelompok 2

Destri Astrianingsih 1106171


Tangkas Aulia 1101505
Yurri Puspita Indah 1105183

Kelas Matematika

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SUMEDANG
2014
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah


memberikan hidayah dan karunia-Nya untuk berpikir dan berkreativitas, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tepat pada waktunya.
Tak lupa juga shalawat serta salam semoga tercurahlimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, para keluarga, sahabat, dan kita selaku umatnya yang Insya
Allah hingga akhir zaman. Aamiin.
Makalah yang berjudul “Hakikat Matematika dan Pembelajaran
Matematika” ini disusun bukan hanya sekedar untuk memenuhi salah satu tugas
dari Bapak Maulana, M.Pd., selaku dosen mata kuliah Model Pembelajaran
Matematika, tetapi makalah ini juga bertujuan untuk menginformasikan kepada
khalayak khususnya kepada seluruh guru mengenai pentingnya mengenal hakikat
dan pembelajaran matematika sebelum mengajarkan materi matematika kepada
siswa. Maka dari itu dalam makalah ini dibahas mengenai pengertian matematika,
sejarah matematika, hakikat matematika, kegunaan matematika, pembelajaran
matematika di SD, ciri-ciri pembelajaran matematika di SD, dan prinsip dalam
melaksanakan pembelajaran matematika di SD.
Penyusunan makalah ini tak semudah membalikan telapak tangan, tetapi
terdapat beberapa kendala yang dialami penulis. Namun, berkat bantuan dari
beberapa pihak yang mendukung, maka kendala tersebut dapat teratasi dan pada
akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu penulis bermaksud untuk memohon maaf apabila
terdapat kesalahan dalam makalah ini. Selain itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran bagi pembaca agar makalah ini lebih baik dari sebelumnya. Namun,
meskipun demikian, penulis tetap berharap makalah ini dapat bermanfaat
umumnya bagi khalayak yang membaca, dan khususnya bagi penulis. Semoga
uraian materi yang bermanfaat dalam makalah ini dapat diaplikasikan dalam dunia
pendidikan.

Sumedang, Februari 2014

Penulis

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang sangat luas
cakupannya, karena dalam berbagai sendi kehidupan setiap orang sering
berurusan dengan matematika, bahkan di dalam berbagai disiplin ilmu pun
matematika mempunyai keterkaitan yang cukup erat. Misalnya saja dalam Mata
Pelajaran IPA, relasi antara Matematika dan IPA sangat nampak, karena pada
Mata Pelajaran IPA banyak memuat rumus-rumus yang harus diselesaikan dengan
cara matematis.
Namun bagi sebagian orang, matematika sering menjadi hal menakutkan
untuk dipelajari karena tingkat kesukarannya. Tentunya sudah menjadi tugas
sebagai seorang calon guru untuk menghilangkan persepsi tersebut dan
memberikan pembelajaran matematika yang kreatif, edukatif, dan menarik.
Mengingat pentingnya matematika bagi kehidupan, maka pembelajaran
matematika yang dilakukan guru di sekolah, terutama sekolah dasar harus
menggunakan metode atau pendekatan yang sesuai. Matematika hendaknya
diajarkan dengan konsep yang sederhana dan mudah dimengerti oleh siswa. Selain
mendidik dan edukatif, pembawaan iklim pembelajaran yang menarik juga
menjadi syarat terselenggaranya pembelajaran matematika yang berkualitas.
Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa
adalah penentuan model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik siswa. Hal senada dikemukakan oleh Heruman (2008) yang
menyatakan bahwa dalam pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan
antara pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan.
Selain penggunaan model atau metode pembelajaran, sebelum pembelajaran
matematika diberikan pada siswa, seharusnya guru mengetahui hal-hal yang lebih
dasar dalam matematika yaitu hakikat matematika dan hakikat pembelajaran
matematika, sehingga dalam pengajaran matematika dapat sesuai dengan hakikat
pembelajarn matematika yang salahsatunya adalah memberikan materi
matematika mulai dari yang konkret menuju yang abstrak, jangan sampai guru
salah strategi dalam mengajarkannya yang kelak dapat mengakibatkan siswa sulit
untuk memahaminya. Untuk menunjang hal tersebut maka kami bermaksud untuk
menyusun makalah yang berjudul “Hakikat Matematika dan Pembelajaran
Matematika”.
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah.
1. Bagaimana sejarah matematika?
2. Apa pengertian matematika?
3. Bagaimana hakikat matematika sebagai ilmu deduktif, ilmu terstruktur,
ilmu tentang pola dan hubungan, bahasa simbol, ratu dan pelayan ilmu,
serta sebagai seni?

1
2

4. Apa saja kegunaan matematika?


5. Bagimana hakikat pembelajaran matematika di SD?
6. Apa saja ciri-ciri pembelajaran matematika di SD?
7. Bagaimana prinsip-prinsip dalam melaksanakan pembelajaran di SD?

C. Tujuan

Tujuan disusunnya makalah ini adalah.


1. Untuk mengetahui sejarah matematika.
2. Untuk mengetahui pengertian matematika.
3. Untuk mengetahui hakikat matematika sebagai ilmu deduktif, ilmu
terstruktur, ilmu tentang pola dan hubungan, bahasa simbol, ratu dan
pelayan ilmu, serta sebagai seni.
4. Untuk mengetahui kegunaan matematika.
5. Untuk mengetahui hakikat pembelajaran matematika di SD.
6. Untuk mengetahui ciri-ciri pembelajaran matematika di SD.
7. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam melaksanakan pembelajaran di
SD.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Matematika

Matematika bukanlah hal baru dalam dikehidupan manusia saat ini,


matematika telah muncul beribu-ribu tahun sebelum masehi. Matematika menjadi
salah satu penentu terciptanya peradaban manusia modern saat ini. Oleh karena
itu, tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa sejarah matematika adalah sejarah
peradaban manusia. Selain itu, dalam buku Fathani (2012) mengatakan bahwa
seharusnya dunia pendidikan menyediakan tempat dalam kurikulumnya untuk
sejarah matematika, karena sejarah matematika akan membuka mata kita untuk
melihat bahwa matematika adalah pengetahuan dan ilmu yang progresif secara
terus-menerus melalui penelitian dan intuisi untuk membentuk peradaban
manusia.
Terdapat beberapa kegunaan dari nilai yang terkandung dalam sejarah
matematika, diantaranya:
1. Matematikan disajikan sebagai suatu subjek yang dinamis dan progresif.
2. Tidak hanya mengingatkan kita tentang masa silam, tetapi mengajar kita
memperluas perbendaharaan pengetahuan kita.
3. Memberi peringatan kepada kita terutama kepada murid untuk tidak
mengambil kesimpulan yang tergesa-gesa.
4. Banyak topic dalam matematika yang dapat diajarkan melalui diskusi
sejarahnya.
5. Menghemat waktu murid untuk menyelesaikan soal, dengan menghindari
metode yang telah gagal dipakai oleh ahli matematika terdahulu.
6. Murid akan mengetahui bahwa matematika itu dikembangkan, dasarnya
adalah kebutuhan manusia.
7. Semua istilah, konsep, dan kesepakatan dapat dipahami dengan baik
hanya dengan referensi latar belakang sejarah.
8. Memperlihatkan bahwa matematika adalah buatan manusia, sehingga
murid merasakan bahwa mereka juga dapat dikontribusikan terhadap
pengembangannya.
9. Mengungkapkan bahwa semua cabang matematika dikembangkan
berhubungan satu dengan yang lainnya, sehingga dapat mencegah murid
dari partisi matematika yang saling asing.
10. Mengungkapkan bagaimana para ahli matematika berjuang mati-matian
untuk mengembangkan matematika, sehingga membangkitkan minat
murid untuk melakukan eksperimen.
Karena sejarah matematika merupakan sejarah peradaban manusia, akan
membutuhkan waktu dan tulisan yang tak terbayangkan banyaknya jika kita ingin
mengetahui semua perkembangan matematika dari awal munculnya matematika
hingga saat ini. Beberapa negara yang diperkirakan menjadi tempat kelahiran
matematika ialah Babylon, Mesir, Yunani, Romawi, China, Jepang, India, dan
Arab.

3
4

B. Pengertian Matematika

“Bilangan adalah kehidupan” begitulah yang dikatakan Phytagoras tentang


matematika. Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang sangat luas
cakupannya, dalam berbagai sendi kehidupan kita sering berhadapan dengan
matematika. Matematika bukan hanya sekedar segala sesuatu yang berhubungan
dengan angka dan bilangan. Matematika juga merupakan ilmu tentang berfikir dan
bernalar tentang bagaimana cara memperoleh kesimpulan-kesimpulan yang tepat
dari berbagai keadaan.
Ruseffendi, 1988 (dalam Erna Suwangsih, dkk., 2010, hlm. 4) berpendapat
bahwa “matematika terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan,
definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil di mana dalil-dalil setelah
dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika sering
disebut ilmu deduktif”.
James dan James, 1976 (dalam Ruseffendi, 1992, hlm. 27) menjelaskan
bahwa matematika adalah “ilmu tentang logika mengenai bentuk, susuan, besaran,
dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah
yang banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan
geometri”.
Johnson dan Rising, 1972 (dalam Ruseffendi, 1992, hlm. 28) mengatakan
bahwa matematika adalah:
1. Pola berpikir, pola mengorganisasikan yang logik.
2. Bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat,
jelas dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa
bahasa simbol mengenai ide (gagasan) dari pada mengenai bunyi.
3. Pengetahuan struktur yang terorganisasikan sifat-sifat atau teori-teori itu
dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur-unsur yang didefinisian
atau tidak didefinisikan, aksioma-aksioma, sifat-sifat yang telah
dibuktikan kebenarannya.
4. Ilmu tentang pola, keteraturan pola atau ide.
5. Suatu seni, keindahan terdapat pada keterurutan dan keharmonisannya.
Berdasarkan dari beberapa pengertian matematika diatas dapat disimpulkan
bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan yang terintergasi dengan
kehidupan manusia dan cabang ilmu lainnya, yang didalamnya terkandung unsur-
unsur yang terdefinisi dan tidak terdefinisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil.
Serta memuat suatu cara berfikir dan bernalar tentang bagaimana memperoleh
kesimpulan-kesimpulan yang tepat dari berbagai keadaan.
C. Hakikat Matematika

1. Matematika Adalah Ilmu Deduktif


Ilmu matematika sangatlah berbeda dengan ilmu pengetahuan lainnya,
perbedaan ini dapat dilihat dari cara mencari kebenarannya, baik itu dari isi
maupun metodenya. Dalam matematika untuk mencari kebenaran
5

menggunakan metode deduktif, sedangkan ilmu pengetahuan alam


menggunakan metode induktif.
Meskipun dalam matematika pada awalnya untuk mencari kebenaran
dapat menggunakan cara induktif, tetap saja pada saat penarikan generalisasi
yang benar harus dibuktikan secara deduktif. Hal ini dikarenakan dalam
matematika suatu generalisasi, teori, atau dalil belum dapat diterima
kebenarannya sebelum dapat dibuktikan secara deduktif. Jadi generalisasi
tidak dapat diterima kebenaranya jika hanya sekedar hasil dari proses
eksperimen atau percobaan saja. Hal ini tentunya berbeda dengan ilmu
pengetahuan lainnya. Contohnya saja dalam ilmu biologi yang berdasarkan
pengamatan terhadap sifat air yang bentuknya selalu berubah-rubah dapat
menyerupai wadah yang ditempatinya, sehingga dapat ditarik suatu
generalisasi bahwa sifat air adalah menempati ruang.
Contoh tersebut secara matematika belum dapat dianggap sebagai suatu
generalisasi. Karena telah jelas bahwa dalam matematika contoh seperti itu
dapat dianggap sebagai generalisasi apabila kebenarannya dapat dibuktikan
secara deduktif.
Adapun contoh pembuktian dalil atau generalisasi pada matematika
dengan menggunakan cara deduktif adalah pembuktian bilangan ganjil
ditambah bilangan ganjil mencari kebenaran dalam matematika dengan cara
deduktif adalah

2. Matematika Adalah Ilmu Terstruktur


Matematika sebagai ilmu yang terstruktur karena konsep-konsep
matematika tersusun secara hirarkis, terstruktur, logis, dan sistematis, mulai
dari konsep yang paling sederhana atau paling mudah menuju konsep yang
lebih kompleks atau lebih sulit.
Menurut Ruseffendi (1992 hlm. 45) matematika adalah ilmu struktur
yang terorganisasikan, sebab berkembang dari unsur yang tidak
didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke postulat/aksioma, dan ke
dalil/teori. Komponen-komponen matematika ini membentuk suatu sistem
yang saling berhubungan dan terorganisasi dengan baik.
Struktur matematika tersebut adalah:
a. Unsur-unsur yang tidak didefinisikan
Misal : titik, garis, lengkungan, bidang, bilangan dll.
Unsur-unsur ini ada, tetapi kita tidak dapat mendefinisikannya.
b. Unsur-unsur yang didefinisikan
Dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan maka terbentuk unsur-
unsur yang didefinisikan.
Misal : sudut, persegi panjang, segitiga, balok, lengkungan tertutup
sederhana, bilangan ganjil, pecahan desimal, FPB dan KPK dll.
c. Aksioma dan postulat
Dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan dan unsur-unsur yang
didefinisikan dapat dibuat asumsi-asumsi yang dikenal dengan
aksioma atau postulat.
6

Misal : melalui 2 titik sembarang hanya dapat dibuat sebuah garis,


semua sudut siku-siku satu dengan lainnya sama besar, melalui
sebuah titik hanya dapat dibuat sebuah garis yang tegak lurus ke
sebuah garis yang lain, sebuah segitiga tumpul hanya mempunyai
sebuah sudut yang lebih besar dari 90o.
Aksioma tidak perlu dibuktikan kebenarannya tetapi dapat diterima
kebenarannya berdasarkan pemikiran yang logis.
d. Dalil atau Teorema
Dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan dan aksioma maka
disusun teorema-teorema atau dalil-dalil yang kebenarannya harus
dibuktikan dengan cara deduktif.
Misal : Jumlah 2 bilangan ganjil adalah genap, jumlah ketiga sudut
pada sebuah segitiga sama dengan 1800, jumlah kuadrat sisi siku-
siku pada sebuah segitiga siku-siku sama dengan kuadrat sisi
miringnya.
(Erna, Suwangsih., 2006 hlm 7)
Melihat konsep matematika yang sedemikian terstrukturnya, maka dalam
pengajaran matematika sebaiknya pendidik dimulai dari materi yang paling
mudah dan konkret sehingga memudahkan siswa untuk memasuki konsep
yang kompleks dan abstrak.
Sebagai contoh, sebelum peserta didik mempelajari materi laba rugi,
sebaiknya diajarkan terlebih dahulu materi penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian, sehingga nantinya peserta didik dapat
menyelesaikan persoalan dalam materi laba rugi.
3. Matematika adalah Ilmu tentang Pola dan Hubungan
Menurut Reseffendi (1992, hlm 46) matematika adalah ilmu tentang pola
dan hubungan sebab akibat dalam matematika sering dicari keseragaman
seperti keterurutan, keteraturan, dan keterkaitan pola dari sekumpulan
konsep-konsep tertentu atau model-model tertentu yang merupakan
representasinya, sehingga dapat dibuat generalisasinya untuk dibuktikan
kebenarannya secara deduktif.
Hal ini dapat dilihat pada beberapa matapelajaran yang memilik pola dan
hubungan, misalnya antara balok dengan persegi panjang, tabung dengan
lingkaran, prisma tegak segitiga dengan segitiga, antara 5+2 = 7 dengan 2+5
= 7. Selain materi yang telah diajarkan di sekolah, pola dan hubungan
matematika tersebut juga terdapat pada cabang matematika. Cabang
matematika satu dengan lainnya saling berhubungan seperti aritmatika,
aljabar, geometri dan statistika, dan analisis.
4. Matematika Adalah Bahasa Simbol
Bahasa simbol merupakan bahasa yang hanya berupa tanda-tanda tidak
seperti huruf-hurf yang terangkai dalam sebuah kata. Matematika dikatakan
sebagai bahasa simbol karena dalam matematika sering menggunakan angka-
angka, maka kemungkinan dunia angka terdapat dalam matematika.
Meskipun dalam matematika banyak menggunakan simbol-simbol, tetap saja
banyak orang yang mengerti akan simbol tersebut, karena simbol-simbol
dalam matematika mengandung ari dan makna yang bersifat universal. Hal ini
7

sejalan dengan pendapat Ruseffendi bahwa “matematika adalah bahasa, sebab


matematika merupakan bahasa simbol yang berlaku secara unversal dan
sangat padat makna dan pengertian”.
Sebagai contoh apabila kita pergi ke Eropa, tetapi tidak mengerti sama
sekali dengan bahasa yang digunakan di sana. Maka dengan bahasa simbol
yang kita gunakan orang bangsa Eropa tersebut akan mengerti, misalnya kita
ingin membeli 2 pensil, hanya dengan mengacungkan jari sebanyak 2 atau
simbol angka 2 dan pulpen, maka orang Eropa akan mengerti maksud dari
apa yang kita inginkan.
Contoh simbol-simbol dalam matematika yang mengandung arti:
+, artinya tambah atau penjumlahan
-, artinya kurang atau pengurangan
:, asrtinya pembagian
x, artinya perkalian
, artinya konjungsi (dan)
artinya disjungsi (atau)
dan masih banyak simbol lainnya yang terdapat dalam matematika.
5. Matematika sebagai Ratu dan Pelayan Ilmu
Matematika dapat dikatakan sebagai ratu dan pelayan ilmu karena dalam
matematika terdapat bahasa simbol yang udah disepakati dan berlaku secara
universal atau internasional, tentunya hal ini berbeda dengan bahasa-bahasa
yang digunakan ilmu-ilmu lainnya yang istilah-istilah yang digunakannya
terkadang memiliki arti yang berbeda-beda di setiap negara. Selain hal itu,
disebabkan juga karena matematika merupakan ilmu deduktif yang tidak
menerima kebenaran generalisasi yang hanya didasarkan pada percobaan,
serta matematika sebagai ilmu tentang pola keteraturan, struktur yang
terorganisasi dan matematika sebagai pelayan ilmu.
6. Matematika sebagai Seni
Dalam seni terdapat unsur estetika, keteraturan, ketetapan. dan
keterurutan, dimana unsur-unsur tersebut juga terdapat dalam ilmu
matematika. Maka pantaslah matematika juga disebut sebagai seni.
D. Kegunaan Matematika

Setiap cabang ilmu pasti memiliki kegunaan yang dapat dimanfaatkan,


begitupun dengan ilmu matematika yang memiliki kegunaan. Kegunaan
matematika tak terlepas dari kehidupan sehari-hari, karena hampir setiap aktivitas
sehari-hari yang manusia lakukan menggunakan dasar matematika, baik itu secara
ssadar maupun tidak sadar. Beberapa ahli juga mengungkapkan kegunaan
matematika, diantaranya sebagai berikut.
1. Matematika sebagai Pelayan Ilmu
Banyak ilmu-ilmu yang penemuan dan pengembangannya bergantung
dari matematika, contohnya.
a. Penemuan dan pengembangan Teori Mendel dalam Biologi melalui
konsep Probabilitas.
8

b. Perhitungan dengan bilangan imajiner digunakan untuk memecahkan


masalah tentang kelistrikan.
c. Dengan matematika, Einstein membuat rumus yang dapat digunakan
untuk menaksir jumlah energi yang dapat diperoleh dari ledakan atom.
d. Dalam ilmu pendidikan dan psikologi, khususnya dalam teori belajar,
selain digunakan statistik juga digunakan persamaan matematis untuk
menyajikan teori atau model dari penelitian
e. Dalam ilmu kependudukan, matematika digunakan untuk memprediksi
jumlah penduduk dll.
f. Dalam seni grafis, konsep transformasi geometric digunakan untuk
melukis mosaik.
g. Dalam seni musik, barisan bilangan digunakan untuk merancang alat
musik.
h. Banyak teori-teori dari Fisika dan Kimia (modern) yang ditemukan dan
dikembangkan melalui konsep Kalkulus.
i. Teori Ekonomi mengenai Permintaan dan Penawaran dikembangkan
melalui konsep Fungsi Kalkulus tentang Diferensial dan Integral.
2. Matematika sebagai Pemecah Masalah
Matematika juga dapat digunakan manusia untuk memecahkan
masalahnya dalam kehidupan sehari-hari, contohnya.
a. Memecahkan persoalan dunia nyata.
b. Mengadakan transaksi jual beli, maka manusia memerlukan proses
perhitungan matematika yang berkaitan dengan bilangan dan operasi
hitungnya.
c. Menghitung luas daerah
d. Menghitung jarak yang ditempuh dari suatu tempat ke tempat yang lain.
e. Menghitung laju kecepatan kendaraan.
f. Membentuk pola pikir menjadi pola pikir matematis, orang yang
mempelajarinya kritis, sistimatis dan logis.
g. Menggunakan perhitungan matematika baik dalam pertanian,
perikanan, perdagangan, dan perindustrian.
(Erna, Suwangsih., 2006 hlm 9)
Selain kegunaan di atas matematika juga dapat berguna dalam bidang
teknologi dan juga dalam kehidupan di sekitar masyarakat. Hal ini sesuai dengan
yang dikemukakan oleh Basrie, 2013 bahwa peranan matematika adalah.
1. Peranan matematika dalam teknologi
Matematika merupakan raja sekaligus pelayan bagi ilmu-ilmu lainnya.
Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini tidak
terlepas dari adanya campur tangan matematika. Landasan utama sains dan
teknologi adalah matematika.
2. Peranan matematika dalam masyarakat
Peran matematika dalam masyarakat yaitu sebagai sarana berpikir ilmiah
adalah dapat diperoleh kemampuan-kemampuan meliputi :
a. Menggunakan algoritma, meliputi kemampuan melakukan operasi
hitung, operasi himpunan, dan operasi lainya. Juga menghitung ukuran
tendensi sentral dari data yang banyak dengan cara manual.
9

b. Belakukan manipulasi secara matematika, meliputi kemampuan


menggunakan sifat-sifat atau rumus-rumus atau prinsip-prinsip atau
teorema-teorema kedalam pernyataan matematika.
c. Mengorganisasikan data.
d. Memanfaatkan simbol, tabel, grafik, dan membuatnya.
e. Mengenal dan menemukan pola.
f. Menarik kesimpulan.
g. Membuat kalimat atau model matematika.
h. Membuat interpretasi bangun geometri.
i. Memahami pengukuran dan satuanya.
j. Menggunakan alat hitung dan alat bantu lainya dalam matematika,
seperti tabel matematika, kalkulator, dan komputer.
Dalam setiap jenjang pendidikan, matematika selalu termuat dalam
matapelajaran di sekolah. Materi pelajaran yang disampaikan guru di sekolah,
tentunya memiliki kegunaan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari. Berikut ini adalah kegunaan matematika di sekolah menurut Ruseffendi
(1990, hlm 56).
1. Dengan belajar matematika, manusia dapat menyelesaikan persoalan
yang ada di masyarakat yatu dalam berkomunikasi sehari-hari seperti
dapat berhitung, menghitung luas, isi dan berat, dapat mengumpulkan,
mengolah, menyajikan, dan menafsirkan data, dll.
2. Matematika diajarkan di sekolah karena matematika dapat membantu
bidang studi lain seperti fisika, kimia, arsitektur, farmasi, geografi,
ekonomi, statistika, dll.
3. Dengan mempelajari geometri ruang, siswa dapat meningkatkan
kemampuan pemahaman ruang sehingga berpikir logik dan tepat di
dimensi tiga. Dengan mempelajari aljabar dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis, logis, dan sistematis dalam merumuskan
asumsi, definisi, generalisasi, dll.
4. Matematika selain dapat digunakan untuk memperlihatkan fakta dan
menjelaskan persoalan, juga dapat dipakai sebagai alat ramal/perkiraan
seperti perkiraan cuaca, pertumbuhan penduduk, keberhasilan belajar, dll.
5. Matematika berguna sebagai penunjang pemakaian alat-alat canggih
seperti kalkulator dan komputer.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika
memiliki berbagai kegunaan dalam segala bidang yang tentunya sangat membantu
manusia dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya. Matematika dapat berguna
dalam penemuan dan pengembangan ilmu-ilmu lainnya, matematika sebagai alat
pemecah masalah-masalah dalam kehidupan manusia, matematika berguna dalam
bidang teknologi, kehidupan masyarakat, serta berguna dalam bidang pendidikan
atau di sekolah.
E. Pembelajaran Matematika di SD

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa matimatika merupakan ilmu


yang bersifat deduktif dan abstrak. Tetapi untuk pembelajaran di SD ini
berbeda karena dilihat dari objek yang akan menerima materi yaitu siswa SD.
10

Siswa SD yang pada uumumnya berusia 7 sampai 12 tahun oleh piaget


diklasifikasikan masih berada pada tahap operasional konkret. Dimana siswa
sudah bisa mulai berpikir logis dengan benda-benda yang konkrit, yang
artinya siswa masih sulit mengenai berpikir abstrak. Sehingga jika guru
memberika pengajaran yang tanpa memperhatikan perkembangan siswa maka
akan mengakibatkan siswa kesulitan dalam menerima materi karena apa yang
disajikan pada siswa tidak sesuai dengan kemampuan dalam menyerap materi
yang diberikan. Hal ini harus diperhatikan oleh guru yang akan memberikan
pembelajaran mateamtika di SD. Oleh karena itu, dalam pembelajaran
matematika di SD guru harus mengetahui bagaimana cara pengajaran yang
harus dilakukan terhadap siswa.

Dalam memberikan pengajaran matematika di SD guru harus mengetahui


ciri-ciri pembelajaran di SD yang tidak terlepas dari hakikat matematika dan
hakikat anak didik di SD agar pembelajaran matematika dapat dipahami oleh
anak SD.
F. Ciri-Ciri Pembelajaran Matematika di SD

1. Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral.

Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral yaitu mengaitkan


suatu konsep dengan konsep yang lainnya. Konsep yang diberikan diawal
akan menjadi prasyarat untuk memahami konsep selanjutnya, karena kosep
yang selanjutnya merupakan penjelasan lebih dalam dari konsep yang
sebelumnya. Untuk menjelaskan suatu konsep harus menggunakan benda-
benda konkrit kemudian diajarkan kembali dengan konsep yang lebih abstrak.

Contohnya pembelajan pada materi operasi pecahan, anak harus sudah


memahami pecahan senilai. Karena dalam mengoperasikan penjumlahan
pecahan yang berpenyebut tidak sama maka anak harus mengubah suatu
pecahan yang senilai sampai penyebutnya sama dengan pecahan yang
satunya. Sebelumnya guru memberikan gambar arsiran dengan nilai pecahan.
Tentunya dimulai dengan benda konkret seperti kertas lipat, kue yang di
potong.

2. Pembelajaran matematika bertahap

Pembelajaran matematika yang bertahap dimulai dari penjelasan sederhana


kemudian ke penjelasan yang lebih sulit. Menjelaskan suatu konsep kepada
anak bisa dimulai dari benda-benda yang nyata (tahap konkrit), kemudian
dilanjutkan dengan gambar-gambar (tahap semi konkrit) dan yang terakhir
anak dikenalkan dengan simbol-simbol matematika (tahap abstrak).

Contohnya pembelajaran pada materi operasi penjumlahan menggunakan


pensil. Anak diminta untuk menghitung jumlah pensil yang ia miliki,
kemudian menjumlahkan dengan pensil yang dimiliki teman sebangkunya.
11

Setelah itu masing-masing anak membuat gambarnya berupa turus. Sebelum


dilanjutkan dalam bentuk simbol angka, sebaiknya anak diberikan latihan
dalam menghitung benda-benda sekitar dan mengubahnya ke dalam turus.
Setelah diberikan latihan lanjutkan ke tahap abstrak yaitu dengan
dikenalkannya simbol angka dan operasi penjumlahannya.

3. Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif.

Dilihat dari perkembangan anak yang masih pada tahap operasional konkrit
maka pembelajaran matematika di SD menggunakan metode induktif. Metode
induktif itu sendiri menjelaskan suatu konsep dengan pembuktian atau analisa
benda oleh anak, kemudian disimpulkan oleh anak sehingga didapat suatu
pemahaman dari konsep tersebut.

Contohnya dalam membuktikan jumlah sudut dalam segitiga. Anak diberikan


kertas berbentuk segitiga dengan berbeda ukuran dan sembarang. Setiap
kelompok yang terdiri dari dua orang anak (teman sebangkunya) memiliki
segitiga yang berbeda ukuran. Setiap kelompok memberikan tanda pada
ketiga sudut dalam segitiga. Kemudian segitiga itu dirobek menjadi tiga
bagian dengan memperhatikan posisi sudutnya agar tetap utuh. Akhirnya
setiap kelompok menyatukan kembali potongan segitiga seperti puzzle tepat
pada garis lurus.

4. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi.

Kebenaran yang konsisten artinya kebenaran yang didasarkan pada kebenaran


yang sebelumnya. Kebenaran konsisten juga berarti bahwa tidak ada
pertentangan dari kebenaran satu dengan kebenaran yang lainnya.

5. Pembelajaran matematika hendaknya bermakna.

Pembelajaran matematika diharapkan dimengerti oleh anak. Untuk


menciptakannya maka dibutuhkan pembelajaran yang bermakna. dalam
belajar bermakna digunakan metode induktif sehingga anak akan menemukan
sendiri ciri-ciri, aturan-aturan, pengertian dari suatu konsep.

Contohnya pembelajaran pada materi bangun ruang salah satunya volume


kerucut. Pembelajaran akan lebih bermakna apabila anak dapat menemukan
sendiri rumus dari volume kerucut dengan memindahkan pasir menggunakan
kerucut ke dalam tabung yang ketinggian dan luas alasnya sama dengan
kerucut.
12

G. Prinsip dalam Melaksanakan Pembelajaran Matematika di SD

Ada beberapa prinsip pembelajaran matematika di SD sesuai dengan


Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004 (dalam X thun xxxx ,hlm. ?) ,
yaitu :

1. Guru di Sekolah Dasar dapat menyusun Silabus atau perencanaan


pembelajaran dengan mengacu dan berpedoman kepada Kurikulum Berbasis
Kompetensi tahun 2004.
2. Kecakapan matematika atau kemahiran matematika yang perlu dimiliki oleh
siswa. Pembelajarannya tidak diberikan tersendiri tetapi harus diintegrasikan
dengan materi matematika. Kemahiran matematika yang disajikan secara
eksplisit dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi dapat menjadi perhatian dan
pertimbangan guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dan penilaian
hasil belajar siswa. Kecakapan matematika atau kemahiran matematika yang
harus, dicapai siswa dalam belajar matematika mulai dari SD / MI sampai
SMA / MA adalah sebagai berikut :
a. Menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari,
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau
algoritma (secara lu hitung) secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam
pemecahan masalah.
b. Memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,
grafik, atau dugaan untuk memperjelas keadaan atau masalah.
c. Menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau
menjelaskan gagasan atau pernyataan matematika.
d. Menyusun kemampuan strategi dalam membuat atau merumuskan,
menafsirkan dan menyelesaikan model matematika dalam pemecahan
masalah.
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.
3. Kompetensi Dasar yang tertuang dalam Standar Kompetensi dalam
Kurikulum Berbasis Kompetensi Merupakan kemampuan minimal yang dapat
dikembangkan oleh sekolah. Guru dapat memberikan pembelajaran dengan
mengkaitkan materi-materi matematika mulai dari kelas 1 sampai dengan
kelas 6 pada Standar Kompetensi ini atau dapat menambah dan memperluas
materi tersebut.
4. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran matematika adalah :
a. Guru hendaknya mengkondisikan siswa untuk menemukan kembali rumus,
konsep atau prinsip dalam matematika melalui bimbingan guru agar siswa
terbiasa melakukan penyelidikan dan menemukan sesuatu.
b. Pembelajaran matematika berfokus kepada pendekatan pemecahan
masalah. Pemecahan masalah ini mencakup masalah tertutup, mempunyai
solusi tunggal, terbuka atau masalah dengan berbagai cara penyelesaian.
c. Beberapa keterampilan untuk meningkatkan kemampuan memecahkan
masalah adalah:
13

1) Memahami soal : memahami dan mengidentifikasikan apa yang


diketahui, apa yang ditanyakan, diminta untuk dicari atau dibuktikan.
2) Memilih pendekatan atau strategi pemecahan : Misalnya masalah dalam
bentuk diagram, memilih dan menggunakan pengetahuan aljabar yang
diketahui dan konsep yang relevan untuk membentuk model atau
kalimat matematika.
3) Menyelesaikan model : melakukan operasi hitung secara benar dalam
menerapkan strategi, untuk mendapatkan solusi dari masalah.
4) Menafsirkan solusi : menerjemahkan hasil operasi hitung dari model
atau kalimat matematika untuk menentukan jawaban dari masalah
semula.
a. Pada setiap pembelajaran, guru hendaknya memperhatikan penguasaan
materi
1. Untuk mengetahui tingkat keberhasilandan efisiensi suatu pembelajaran guru
perlu melakukan penilaian.
2. Guru dapat menggunakan teknologi komputer, alat peraga atau media lainnya
untuk meningkatkan efisiensi pembelajaran.
Aku gak tau cara ngutip nya hehe
http://fajarhardiyanto.blogspot.com/2012/01/6-prinsip-dasar-
matematika-sekolah.html
Tuesday, 10 January 2012
(9 februari 2014, )
6 Prinsip Dasar Matematika Sekolah

1. Prinsip Kesetaraan ; Peran yang kuat dari prinsip kesetaraan adalah harapan
yang tinggi untuk semua siswa. Semua siswa harus mempunyai kesempatan
dan dukungan yang cukup untuk belajar matematika “tanpa memandang
karakteristik persoalan, latar belakang atau hambatan fisik”. 
2. Prinsip Kurikulum; Koheren berkaitan dengan pentingnya membangun atau
mengembangkan pengajaran seputar ide-ide baik didalam kurikulum maupun
pengajaran didalam kelas. Para siswa harus dibantu untuk melihat bahwa
matematika merupakan sesuatu yang utuh dan terjalin. Bukan kumpulan
bagian-bagian yang terlepas. Ide-ide matematika itu penting jika ide-ide itu
berguna bagi pengembangan yang lain, menghubungkan ide yang satu dengan
yang lainnya, atau membantu mengilustrasikan mata pelajaran matematika
sebagai usaha manusia. 
3. Prinsip Pengajaran; Apa yang siswa pelajari hampir seluruhnya tergantung
pada pengalaman guru mengajar di dalam kelas setiap hari. Untuk mencapai
pendidikan yang berkualitas para guru harus
a. memahami secara mendalam matematika yang mereka ajarkan
b. memahami bagaimana siswa belajar matematika, termasuk didalamnya
mengetahui perkembangan matematika siswa secara individu, dan
14

c. memilih tugas-tugas dan strategi yang akan meningkatkan mutu proses


pengajaran. Tugas para guru adalah mendorong siswanya untuk berfikir,
bertanya, menyelesaikan soal, dan mendiskusikan ide-ide juga strategi. 
4. Prinsip Pembelajaran; Prinsip ini didasari pada dua ide dasar, yang pertama,
belajar matematika dengan pemahaman, adalah penting. Belajar matematika
tidak hanya memerlukan keterampilan menghitung tetapi juga memerlukan
kecakapan untuk berfikir. Yang kedua prinsip-prinsip ini dengan sangat jelas
menyetakan bahwa siswa dapat belajar matematika dengan pemahaman.
Belajar ditingkatkan dalam kelas dengan cara para siswa diminta untuk
memuilai ide-ide mereka atau ide-ide temannya, di dorong untuk membuat
dugaan tentang matematika lalu mengujinya dan mengembangkan
keterampilan memberi alasan yang logis. 
5. Prinsip Penilaian; Penilaian harus tidak semata-mata untuk menilai siswa,
akan tetapi lebih pada menilai diri sendiri sebagai guru dan harus
dimanfaatkan juga untuk siswa yakni untuk menggairahkan untuk
meningkatkan belajarnya. Penilaian yang melibatkan pengamatan yang terus
menerus dan interaksi siswa, akan mendorong siswa untuk menyampaikan
dan menjelaskan gagasan dengan lancer. Umpan balik dari penilaian harian
akan membantu siswa mencapai tujuannya dan menjadikan mereka tidak
selalu bergantung kepada orang lain. 
6. Prinsip Teknologi; Kalkulator dan computer harus dilihat sebagai alat yang
penting dalam belajar dan mengerjakan matematika di kelas. Tehnologi
memungkinkan siswa untuk memfokuskan diri pada ide-ide matematika,
pemahaman, dan menyelesaikan soal, yang tidak mungkin dikerjakan tampa
bantuan kalkulator atau computer. Tehnologi meningkatkan proses belajar
matematika karena memungkinkan eksplorasi yang lebih luas dan
memperbaiki penyajian ide-ide matematika. Dengan tehnologi lebih banyak
soal dapat dipecahkan. Dengan tehnologi juga memungkinkan siswa tertentu
untuk mengesampingkan bagian yang kurang penting sehingga waktunya
dapat dipakai memahami bagian matematika yang penting.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan prinsip-prinsip dalam


melaksanakan pembelajaran matematika di Sd yaitu
1. Guru harus membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Matematika Sesuai dengan kurikulum. Dan pembelajaran bisa lebih
dikembangkan oleh guru itu sendiri.
2. Semua siswa memiliki kesempatan untuk belajar matematika dan
mendapat dorongan, fasilitas dari guru untuk membuat siswa mahir
dan cakap matematika sehingga dapat mengimplementasikannya di
kehidupan sehari-hari.
3. Pengajaran yang diberikan oleh guru harus mempertimbangkan
perkembangan siswa dan sesuai dengan cici pembelajaran yang
sudah dijelaskan di pembahasan sebelumnya.
15

4. Penilaian yang bukan hanya di hasil atau akhir pembelajaran tetapi


penilaian proses juga dimana aktivitas siswa dalam berpikir,
menanggapi, berinteraksi yang berkaitan dengan pembelajaran.
5. Peran tekhnologi sebagai alat bantu dalam memecahkan masalah
sehingga dapat meingkatkan efisien pembelajaran. Seperti
kalkulator dapat membantu dengan cepat untuk soal perhitungan.
tetapi dalam penggunaannya tidak dijadikan kebiasaan karena
adakalanya siswa dalam ujian tidak diperbolehkan menggunakan
kalkulator. Tapi siswa penting untuk mengetahuinya perannya.
4

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Matematika telah muncul beribu-ribu tahun yang lalu, seiring dengan
peradaban manusia. Seiring dengan waktu yang telah dilalui semua perkembangan
matematika semakin kompleks. Sehingga dapat dikatan bahwa matematika
merupakan ilmu pengetahuan yang terintergasi dengan kehidupan manusia dan
cabang ilmu lainnya, yang didalamnya terkandung unsur-unsur yang terdefinisi
dan tidak terdefinisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil. Serta memuat suatu cara
berfikir dan bernalar tentang bagaimana memperoleh kesimpulan-kesimpulan
yang tepat dari berbagai keadaan. Hakikat matematika diantaranya yaitu
matematika sebagai ilmu deduktif, ilmu terstruktur, ilmu tentang pola dan
hubungan, bahasa simbol, ratu dan pelayan ilmu, dan seni.
Matematika memiliki berbagai kegunaan dalam segala bidang yang tentunya
sangat membantu manusia dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya.
Matematika dapat berguna dalam penemuan dan pengembangan ilmu-ilmu
lainnya, matematika sebagai alat pemecah masalah-masalah dalam kehidupan
manusia, matematika berguna dalam bidang teknologi, kehidupan masyarakat,
serta berguna dalam bidang pendidikan atau di sekolah.
Pada hakikatnya matematika adalah ilmu dedktif tetapi berbeda dengan
pembelajaran matematika di SD yaitu menggunakan pendekatan induktif. Hal ini
dikarenakan pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan siswa yang
masih belum bisa berpikir secara abstrak. Sehingga pembelajaran matematika
disesuaikan dengan perkembangan siswa yaitu bersifat bertahap, induktif,
bermakna. Meskipun pada jenjang pendidikan selanjutnya pembelajaran
matematika secara deduktif.
Dalam memberikan pembelajaran matematika di SD guru harus
memperhatikan ciri-ciri dari pembelajaran di SD diantaranya bersifat spiral,
bertahap, menggunakn metode induktif, menganut kebenaran konsistensi, dan
hendaknya bermakna. dan prinsip-prinsip dalam melaksanakan pembelajaran
matematika di SD yaitu sesuai kurikulum, membuat siswa umahir dan cakap
matematika, pengajaran yang sesuai, penilaian dan peran tekhnologi.

B. Saran
5

DAFTAR PUSTAKA

Reynold Basrie, Reynold. (2013). Mengenal Matematika dan Kegunaannya.


[Online]. Tersedia pada: http://www.sharing-informasi.com/2013/09/
mengenal-matematika-dan-kegunaannya.html. (9 Februari 2014)
Ruseffendi. (1992). Materi Pokok Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud
Suwangsih, Erna., Tiurlina. (2006). Model Pembelajaran Matematika. Bandung:
UPI PRESS

Anda mungkin juga menyukai