Anda di halaman 1dari 31

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

PERGURUAN ILMU BELADIRI KARATE


BANDUNG KARATE CLUB ( BKC )

MUKADIMAH

GERAK RASA DAN WIWAHA YANG BERSUMBER DARI JIWA DAN PIKIRAN YANG
BERSIH AKAN SENANTIASA MEMANCARKAN SINAR KASIH SAYANG BAGI
SESAMANYA.

SESEORANG YANG TELAH MENGENAL DIRINYA SENDIRI, TAHU AKAN ADANYA


LANGIT DAN BUMI BESERTA SEKALIAN ISINYA DAN YAKIN AKAN ADANYA
TUHAN SEBAGAI MAHA PENCIPTA, IA AKAN SELALU TERHINDAR DARI
MALAPETAKA.

ILMU BELADIRI ADALAH MERUPAKAN PENUNJANG HARKAT DERAJAT SERTA


MARTABAT SESEORANG SEBAGAI PENGIKUTNYA, HARUS DICAPAI DENGAN
SEGALA KEMAUAN YANG DIDASARI OLEH ITIKAD BAIK.

SESEORANG YANG TELAH MENGUSAI JIWA DAN AJARAN ILMU BELADIRI AKAN
SELALU SIAP MENGHADAPI LAWAN, SIAPAPUN, DIMANAPUN, DAN DALAM
KEADAAN BAGAIMANAPUN.

(Tuntunan Ajaran Jalaksana)


ANGGARAN DASAR
BANDUNG KARATE CLUB (BKC)

BAB I
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama
BKC adalah singkatan dari Bandung Karate Club dan Bina Kshatrya Cita dalam pengertian
yang sesungguhnya.
Pasal 2
Waktu
BKC didirikan di Kota Bandung, pada tanggal Enam Belas Juni tahun Seribu Sembilan ratus
enam puluh enam (16–06–1966), pendirinya ialah IWA RAHADIAN ARSANATA.
Pasal 3
Tempat Kedudukan
BKC merupakan Perguruan Ilmu Beladiri Karate yang berpusat di Kota Bandung, Jawa Barat,
Indonesia.Dengan Cabang-cabangnya tersebar di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Pasal 4
BKC didirikan untuk kurun waktu yang tidak terbatas.

BAB II
DASAR DAN SIFAT PERGURUAN
Pasal 5
Dasar
Ilmu Beladiri Karate yang diajarkan di BKC adalah berdasarkan kepada Tuntunan Ajaran
Jalaksana yang kemudian digabung dengan berbagai ilmu beladiri lain khususnya yang
bersumber dari budaya Bangsa Indonesia.
Pasal 6
Sifat Perguruan
Dasar Pendidikan, yaitu kekuatan fisik, ketrampilan beladiri, kedisiplinan, budi pekerti, dan
dilengkapi dengan pengetahuan umum tentang asal usul beladiri serta keagamaan berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa
Pasal 7
BKC menjalin kerjasama dengan berbagai Perguruan Beladiri, atas dasar kekeluargaan, hormat
menghormati, sesuai dengan prinsip BKC yang cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan.
Pasal 8
BKC tidak berafiliasi ke salah satu aliran karate dan tidak bernaung pada organisasi massa atau
pilitik, BKC hanya bergabung pada Induk Organisasi Karate yaitu Federasi Olaharaga Karate-
Do Indonesia (FORKI).

BAB III
TUJUAN PERGURUAN
Pasal 9
Menghimpun para pemuda, pelajar, mahasiswa, masyarakat umum, karyawan sipil/swasta
maupun TNI/POLRI yang mempunyai minat dalam Ilmu Beladiri Karate dan Olahraga
Beladiri lainnya.
Pasal 10
Mendidik dan membina setiap anggota dalam kekuatan fisik dan mental, kepribadian,
kedisiplinan dan ketrampilan agar kelak dengan ilmu yang diperolehnya dapat menyesuaikan
diri dalam lingkungan masyarakat serta bertanggung jawab demi kepentingan bangsa, Negara
dan kemanusiaan.
Pasal 11
Membantu dan berpartisipasi terhadap program pemerintah dalam bidang pendidikan olahraga
prestasi, serta turut membantu mensukseskan program pemerintah dalam pembangunan
manusia seutuhnya (nasions character building).

BAB IV
PANGADEG PEGURON DAN LIMA UTAMA
Pasal 12
Pangadeg Paguron
Pangadeg Paguron atau Pendiri Perguruan adalah sebagai Penanggung jawab Keilmuan,
mempunyai wewenang yang tidak terbatas, baik kedalan/intern maupun keluar/ekstern dengan
dilandasi oleh kebijaksanaan dan pemufakatan/musyawarah.
Masa bhakti Pengadeg Paguron tidak tak terbatas.

Pasal 13
Lima Utama
Lima Utama diangkat dan tunjuk langsung oleh Pangadeg Paguron, fungsi tugas Lima Utama
sebagai pendamping dan kepanjangan tangan dari Pangadeg Paguron antara Ketua Umum
Pengurus Pusat atau bidang lainnya dan sebagai penasehat/ Pengawasan Ketua Dewan Guru
dan Wakil Ketua Dewan Guru.
BAB V
DEWAN GURU
Pasal 14
Dewan Guru dipimpin oleh Ketua Dewan Guru Putra dan Ketua Dewan Guru Putri yang
mempunyai garis keturunan langsung dari Pangadeg Paguron, Ketua Dewan Guru Putra
bertanggungjawab di bidang Teknik, prestasi dan Pengembangan Perguruan, dan Ketua Dewan
Guru Putri bertanggung jawab di bidang Rumahtangga/Sekretariat Perguruan.
Pasal 15
1. Wakil Ketua Dewan Guru (WKDG) dan Anggota Dewan Guru (ADG) diangkat dan
diberhentikan oleh Pangadeg Paguron untuk membantu tugas-tugas Ketua Dewan
Guru.

2. Jika Ketua dewan Guru Putra maupun Putri berhalangan tetap, maka penggantinya akan
dimusyawarahkan oleh Pangadeg Paguron dan Lima Utama.
BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 16
Anggota perguruan adalah masyarakat yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, pemuda dan
karyawan sipil serta militer/POLRI yang mempunyai minat dan perhatian pada ilmu beladiri
karate dan ilmu tradisi perguruan (Jalaksana) serta terdaftar secara resmi.
Pasal 17
Anggota Perguruan terdiri dari Anggota Biasa, Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan.
Pasal 18
1. Perguruan dapat memberikan Pengahargaan kepada anggota yang berprestasi dan tokoh
masyarakat yang berjasa dalam memajukan/ mengembangkan perguruan.
2. Perguruan akan memberikan sanksi kepada anggota yang terbukti melanggar AD &
ART serta Peraturan Perguruan.
3. Ketentuan mengenai keanggotaan, pemberian pengahargaan dan sanksi diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
BAB VII
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 19
Struktur Organisasi BKC terdiri dari : Pangadeg Peguron, Dewan Pembina, Dewan Penasehat,
Ketua umum/Ketua, Ketua Dewan Guru, Kepala staf Pelatih, Sekretaris Umum/Sekretaris,
Bendahara Umum/Bendahara, Ketua Majelis Sabuk Hitam, Majelis Penghayatan Pengamalan
Keilmuan, dan Bidang-bidang yang lain disesyuaikan dengan kebutuhan.

BAB VIII
KEPENGURUSAN
Pasal 20
1. Pengurus dipilih dari para anggota berdasarkan prestasi, aktifitas, loyalitas dan dedikasi
terhadap perguruan.
2. Khusus untuk Ketua Umum, Dewan Pembina dan Dewan Penasehat, bila belum
memungkinkan dipilih dari para anggota, maka dapat diambil dari orang luar perguruan
berdasarkan pencalonan dan atas usulan pengurus, dengan syarat yang bersangkutan
bersedia serta memiliki komitment dan mampu mengembangkan perguruan.
Pasal 21
Pengurus Perguruan terdiri dari Pengurus Pusat ditingkat Pusat, Pengurus Provinsi ditingkat
Provinsi, Pengurus Cabang ditingkat Kota/Kabupaten, Pengurus Ranting Kecamatan atau
Instansi Pemerintah, Militer/POLRI, Perusahaan, Perguruan Tinggi, dan Pengurus Dojo
ditingkat Desa atau Sekolah (SD, SMP, SMA/SMK atau selevel).
Pasal 22
Masa Bhakti (Periode), kepengurusan diatur sebagai berikut :
1. Pengurus Pusat (PP), selama 4 (empat) tahun.
2. Pengurus Provinsi (PengProv), selama 4 (empat) tahun.
3. Pengurus Cabang (PengCab), selama 3 tahun.
4. Pengurus Ranting (PengRan), selama 2 tahun.
5. Pengurus Dojo, selama 1 tahun.
BAB IX
MUSYAWAH DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 23
1. Musyawarah merupakan pertemuan seluruh komponen pengurus dari tingkat pusat,
daerah, cabang/ranting, terdiri dari Musyawarah Nasional, Musyawarah Provinsi, dan
Musyawarah Cabang.
2. Rapat merupakan pertemuan pengurus ditingkat pusat, provinsi, cabang, dan
ranting/dojo.
3. Ketentuan tentang musyawarah dan rapat-rapat diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 24
Atas usulan Pangadeg Paguron dan/atau pengurus tingkat yang lebih rendah sesuai dengan
struktur organisasi, Musyawarah Luar Biasa dapat diadakan sewaktu-waktu di luar jadwal yang
ditentukan baik ditingkat pusat, Provinsi maupun cabang, untuk membahas dan
penyempurnaan susunan pengurus, AD/ART, atau kebijakan perguruan, atau jika ada hal-hal
yang dianggap penting dan mendesak
BAB X
DASAR, TEKNIK, DAN PRINSIP PELAJARAN
Pasal 25
1. BKC merupakan dasar-dasar Aliran Karate afiliasi FORKI dengan ciri-ciri khas
tersendiri, berdiri sendiri dengan tidak menginduk kepada salah satu aliran/perguruan
karate lain, baik yang ada di Indonesia maupun di luar negeri.
2. Dasar pendidikan serta kedisiplinan Jepang diterapkan, akan tetapi disesuaikan dengan
alam kepribadian Indonesia sebagai bahasa pengantar sehari-hari dalam latihan di
samping bahasa Jepang sebagai pengetahuan.
Pasal 26
Teknik pelajaran sepenuhnya berdasarkan kepada Tuntunan Ajaran Jalaksana yang merupakan
Ilmu Teturunan Pangadeg Paguron BKC.
Pasal 27
1. Mengutamakan mutu dan prestasi di bidang teknik, kekuatan, fisik dan mental dengan
menerapkan teknik penggemblengan disesuaikan dengan kondisi fisik, tingkatan, usia,
jenis kelamin, serta norma susila dan keagamaan.
2. Mempunyai corak dan ciri khas yang tersendiri, yaitu mengutamakan ilmu beladiri dari
pada sekedar seni, dengan prinsip-prinsip :

a. Beladiri merupakan milik pribadi seseorang sebagai penunjang harkat serta


martabat dirinya.
b. Beladiri hanya dipergunakan khusus untuk melindungi dan mempertahankan
kehormatan diri dan bukan untuk kesombongan.
BAB XI
TINGKATAN DAN PENGGUNAAN SABUK
Pasal 28
- KYU VII, disebut tingkat CALON , mengenakan sabuk berwarna Putih.
- KYU VI, disebut tingkat JAGABAYA I, mengenakan sabuk berwarna Kuning.
- KYU V, disebut tingkat JAGABAYA II, mengenakan sabuk berwarna Oranye.
- KYU IV, disebut tingkat JAGABAYA III, mengenakan sabuk berwarna Hijau.
- KYU III, disebut tingkat YUDHA, mengenakan sabuk berwarna Biru.
- KYU II, disebut tingkat WIWAHA, mengenakan sabuk berwarna Coklat strip 1 (satu)
Putih diujung sabuknya.
- KYU I, disebut tingkat KSHATRYA, mengenakan sabuk berwarna Coklat strip 2 (dua)
Putih diujung sabuknya.
- DAN I disebut tingkat PURAGABAYA I, mengenakan sabuk berwarna Hitam strip 1
(satu) kuning diujung sabuknya dan untuk tingkat Junior strip 1 (satu) Putih diujung
sabukanya.
- DAN II disebut tingkat PURAGABAYA II, mengenakan sabuk berwarna Hitam strip 2
(dua) Kuning diujung sabuknya.
- DAN III disebut tingkat PURAGABAYA III, mengenakan sabuk berwarna Hitam strip
3 (tiga) Kuning diujung sabuknya.
- DAN IV disebut tingkat PURAGABAYA IV, mengenakan sabuk berwarna Hitam 4
(empat) strip Kuning diujung sabuknya.
- DAN V disebut tingkat PURAGABAYA V, mengenakan sabuk berwarna Hitam 5
(lima) strip Kuning atau bertuliskan 5 (lima) diujung sabuknya.
- DAN VI disebut tingkat PURAGABAYA VI, mengenakan sabuk berwarna Hitam 6
(enam) strip Kuning atau bertuliskan 6 (enam) diujung sabuknya.
- DAN VII disebut tingkat PURAGABAYA UTAMA, mengenakan sabuk berwarna
Hitam bertuliskan 7 (tujuh) diujung sabuk dan Karate-Gi ujung sebelah kiri.
Pasal 29
1. Tingkatan dan sabuk dapat terus berubah, meningkat sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan keilmuan.
2. Perubahan tingkatan dan sabuk diatur dan ditetapkan oleh Pangadeg Paguron dengan
Ketua Dewan Guru.
BAB XII
MASA LATIHAN DAN UJIAN KENAIKAN TINGKAT
Pasal 30
1. Kegiatan operasional yang berhubungan dengan pendidikan peningkatan prestasi
dipimpin oleh Ketua dewan Guru dengan dibantu oleh Wakil Ketua Dewan Guru,
Anggota Dewan Guru dan Kepala staf Pelatih.
2. Kepala staf Pelatih (Kestafpel), membantu secara teknik kegiatan operasional Ketua
Umum dan Dewan Guru dalam mengkoordinir, mengawasi, membina, dan
mengendalikan pelatih dalam memimpin latihan dan pelaksanaan materi ujian kenaikan
tingkat (KYU) di cabang masing-masing.
Pasal 31
Masa latihan dalam tingkatan KYU, adalah minimal 4 (empat) bulan dengan masa latihan
aktif, latihan minimal 2 (dua) kali dalam se-minggu.
Pasal 32
1. Latihan Umum, latihan gabungan atau latihan alam, dilaksanakan oleh Kepala Staf
Pelatih (Kestafpel), setelah koordinasi dengan Pangadeg Paguron atau Ketua Dewan
Guru.
2. Latihan Umum, Latihan Gabungan atau latihan alam, dipimpin oleh Pangadeg Paguron
atau Ketua Dewan Guru dan atau Wakil Ketua Dewan Guru yang ditunjuk dan
berkemampuan untuk memimpin.
3. Latihan khusus Kewiraan dan Pemantapan (LKKP) BKC diadakan secara terpusat di
Pondok Puragabaya BKC, dalam waktu dua tahun sekali.
Pasal 33
1. Ujian Kenaikan Tingkat pada tingkatan KYU dan Ujian Promosi ke Tingkat DAN
diadakan diadakan 2 (dua) kali dalam setahun di daerah masing-masing dan
dilaksanakan bentuk kepanitiaan.
2. Ujian dilaksanakan dibawah pengawasan Ketua Dewan Guru atau Wakil Ketua Dewan
Guru, dan Kepala staf Pelatih yang ditunjuk.
3. Ujian Ketingkat DAN dan Ujian Masa Bina diadakan 1 (satu) kali dalam setahun, dan
dilaksanakan secara terpusat di Pondok Puragabaya BKC.
4. Ujian Persamaan diadakan secara khusus bagi para anggota peralihan dan bagi para
anggota pada tingkatan usia tertentu serta jabatan tertentu.
5. Ketentuan tentang ujian-ujian diatur dalam peraturan tersendiri oleh Ketua Dewan Guru
atas arahan Pangadeg Paguron.
BAB XIII
KEJUARAAN, WASIT/JURI, ADMINSTRASI PERTANDINGAN
Pasal 34
1. Kejuaraan Nasional (Kejurnas) diselenggarakan 2 (dua) tahun sekali.
2. Jika diperlukan dapat juga diselenggarakan Kejuaraan Provinsi (KejurProv) dan
Kejuaraan Cabang (Kejurcab).
3. Ketentuan tentang penyelenggaraan kejuaraan dan pertandingan-pertandingan diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 35
1. Untuk memimpin pertandingan pada setiap kejuaraan diperlukan wasit/ juri dan
administrasi pertandingan.
2. Ketentuan tentang wasit juri dan administrasi pertandingan diatur dalam anggaran
rumah tangga.

BAB XIV
LAMBANG, BENDERA DAN ATRIBUT
Pasal 36
1. Lambang Perguruan terdiri dari :
- Ditengah-tengah ada bulatan dengan dasar putih dan garis lingkaran kuning.
- Menyerupai bentuk baling-baling berwarna merah.
- Memakai tulisan dan huruf diatas bulatan dalam garis lingkaran kuning dengan kata
Bandung Karate Club.
- Disamping lambing ada tulisan Karate dalam tulisan Kata-Kana.
- Dibawah bulatan dalam garis lingkaran kuning ada tulisan PRAJA KSHATRYA
DHARMA.
2. Bendera perguruan berbentuk empat persegi panjang dengan warna dasar Biru Tua,
dtengahnya terdapat lambing perguruan.
3. Atribut-atribut perguruan dan penggunaannya ditetapkan oleh Pengurus Pusat (PP)
Bandung Karate Club.

BAB XV
DANA PERGURUAN
Pasal 37
1. Dana Perguruan BKC diperoleh dari Anggota, sumbangan bersifat yang tidak mengikat
baik dari pemerintah, swasta maupun perorangan.
2. Ketentuan mengenai penerimaan dan penggunaan dana perguruan diatur oleh Pengurus
Pusat Bandung Karate Club.
3. Harta kekayaan berupa uang tunai maupun barang-barang bergerak atau tidak bergerak,
habis pakai, tagihan dan invetaris yang terjadi karena adanya pembelian pengurus,
maupun sumbangan atau hibah dari pihak manapun, menjadi milik perguruan.
4. Pengaturan, pengelolaan dan pemanfaatan harta perguruan diatur oleh Pengurus Pusat
BKC dengan Pangadeg Paguron.

BAB XVI
PEMBUBARAN PERGURUAN
Pasal 38
1. Pembubaran perguruan hanya dapat dilakukan oleh Pangadeg Paguron (Pendiri
Perguruan).
2. Jika Pangadeg Paguron (Pendiri Perguruan) berhalangan tetap, maka pembubaran
perguruan dilakukan melalui Musyawarah Luar Biasa.

BAB XVII
PENUTUP
Pasal 39
Anggaran Rumah Tangga
Hal-hal yang belum atau diatur dalam Anggran Dasar ini, diatur dalam Angaran Rumah
Tangga dan Peraturan Perguruan BKC yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar.
Pasal 40
Berlakunya Anggaran Dasar
Anggaran Dasar ini merupakan perubahan dan penyempurnaan dari Anggaran Dasar yang
masih berlaku hingga saat ini, ditetapkan dan disahkan dalam kembali Musyawarah Nasional
(MUNAS) dan Sarasehan Paguron BKC 2019 yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 14
September 2019, berlaku sejak tanggal ditetapkan dan disahkan.

----------OOOOO-----------
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BANDUNG KARATE CLUB (BKC)
BAB I
PENGERTIAN UMUM
Pasal 1
Pengertian Umum
1. Suatu perguruan, perkumpulan atau organisasi kemasyarakatan membutuhkan
dukungan dana yang memadai untuk menjalankan kegiatannya.
2. Kriteria dukungan untuk menjalankan suatu kegiatan/aktifitas perguruan beladiri
Bandung Karate Club (BKC) ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB II
TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 2
Sesuai riwayat asal mula berdirinya BKC, maka tempat kedudukan perguruan beladiri BKC
tidak dapat dipindahkan ke daerah manapun, selain Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, tapi
dapat dibentuk Sekretariat Perwakilan di Ibukota Negara Republik Indonesia.
Pasal 3
Pusat Pendidikan dan Latihan bertempat di Pondok Puragabaya BKC, Kp.Garduh, Desa
Sagaracipta, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
BAB III
PANGADEG PAGURON
Pasal 4
Kewenangan Pangadeg Paguron
1. Pangadeg Paguron (Pendiri Perguruan) mempunyai kewenangan penuh dalam
pengaturan dan pengembangan keilmuan serta tradisi perguruan termasuk teknik dan
tata cara latihan.
2. Untuk membantu pelaksanaan tugas pokoknya, ditangani oleh Ketua Dewan Guru
Putra dan Ketua Dewan Guru Putri.
BAB IV
DEWAN GURU
Pasal 5
Tugas Pokok KDG, WKDG dan ADG
1. Bersama-sama dengan Pangadeg Paguron mendalami dan menghayati keilmuan
Jalaksana dan Ilmu Beladiri Karate.
2. Membantu tugas-tugas Pangadeg dalam merencanakan, mengawasi, dan
mengendalikan kegiatan operasional yang berkaitan dengan pendidikan peningkatan
prestasi atlet/anggota perguruan.
3. Membantu Pangadeg dalam menyelenggarakan ujian kenaikan tingkat, LKKP,
Gashuku, dan acara syukuran/peringatan hari-hari besar perguruan, terutama mengenal
materi kegiatan.
4. Memantau dan membantu Kepala staf Pelatih dalam mengawasi dan mengendalikan
sikap dan prilaku pelatih dalam menjalankan tugas pokoknya.
5. Memberikan saran yang baik diminta maupun tidak terhadap berbagai persoalan yang
dihadapi Pangadeg dalam menjalankan tugasnya

Pasal 6
Masa Bhakti WKDG dan ADG
1. Masa Bhakti WKDG dan ADG adalah 4 (empat) tahun, dan ditetapkan berdasarkan
surat keputusan Ketua Dewan Guru.
2. Pangadeg dapat memberhentikan WKDG dan ADG antar waktu, jika WKDG dan ADG
yang bersangkutan lalai tidak mampu melaksanakan tugasnya atau karena alasan
tertentu demi menjaga nama baik perguruan.
3. WKDG dan ADG yang telah ditetapkan oleh Pangadeg, kemudian dikukuhkan dan
dipublikasikan kepada anggota pada acara tertentu.

BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 7
Persyaratan Anggota
1. Anggota BKC adalah terdiri dari pemuda/pemudi. Pelajar, mahasisiwa/i, karyawan sipil
maupun TNI/POLRI, yang berminat menimba ilmu beladiri di Perguruan BKC.
2. Memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Telah berusia sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun.
b. Warga Negara Indonesia.
c. Beragama dan ber-Ketuhanan Yang Maha Esa.
d. Mempunyai pengetahuan serendah-rendahnya melek huruf.
e. Sehat Jasmani dan Rohani.
f. Beritikad baik dan sedia patuh pada peraturan perguruan.
3. Khusus untuk Warga Negara Asing yang bertempat tinggal di Indonesia atau di luar
negeri diatur dalam peraturan khusus untuk itu.
4. Keanggotaan gugur atau hilang apabila :
a. Anggota yang bersangkutan meninggal dunia.
b. Anggota yang bersangkutan mengundurkan diri.
c. Anggota yang bersangkutan dibehentikan.
Pasal 8
Hak dan Kewajiban Anggota
1. Setiap Anggota berhak :
a. Memperoleh pendidikan ilmu beladiri Karate.
b. Mengikuti latihan-latihan rutin dan latihan gabungan.
c. Mengikuti pertandingan baik di Indonesia maupun di luar negeri.
d. Mengikuti latihan/pembinaan untuk meningkatkan prestasi mengikuti pertandingan
(apabila memenuhi persyaratan).
2. Setiap Anggota berkewajiban :
a. Melaksanakan isi dan makna Panca Dharma Kshatrya BKC.
b. Mematuhi seluruh peraturan perguruan BKC.
c. Mematuhi aturan disiplin latihan.
d. Saling menolong antar sesama anggota perguruan BKC.
e. Membayar Iuran Bulanan sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh PP BKC atau
Provinsi/Cabang-nya masing-masing.
Pasal 9
Tanggung Jawab Anggota
1. Seluruh Warga BKC, harus menjaga keharuman BKC dalam arti segala-galanya.
2. Mematuhi Undang-undang Negara Republik Indonesia dan Peraturan Pemerintah.
3. Percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa yang berdasarkan Agama dan kepercayaan
masing-masing.
4. Hormat-menghormati, cinta mencintai, bijak dan bajik terhadap sesama.
5. Dilarang menjadi anggota pada perguruan yang sejenis, kecuali dari tugas sekolah atau
jabatan.
Pasal 10
Larangan Bagi Anggota
1. Setiap anggota dan pengurus dilarang :
a. Melalaikan kewajiban Anggota, serta prinsip Panca Dharma Kshatrya BKC.
b. Latihan di perguruan lain tanpa ijin PP BKC.
c. Pindah perguruan lain tanpa ijin PP BKC.
d. Melatih dan membuka tempat latihan (Dojo) tanpa ijin Pengurus Cabang atau
Pengurus setempat.
e. Berkelahi kecuali untuk mempertahankan diri.
f. Menggunakan obat-obatan pshicotropyca, minum-minuman keras, candu, ganja,
dan sejenisnya.
g. Melakukan tindakan-tindakan tercela yang dilarang oleh Hukum dan Agama.
2. Setiap anggota BKC yang melanggar dari keanggotaan perguruan BKC, akan
dikenakan sanksi berupa : teguran, dan/atau peringatan keras, dan/atau diskualifikasi
dari keanggotaan perguruan BKC melalui mekanisme organisasi.
3. Keputusan mengeluarkan anggota MSH, dari keanggotaan perguruan BKC, diambil
dalam rapat Majelis Sabuk Hitam yang dipimpin oleh
Ketua Majelis Sabuk Hitam Pengprov, mendengarkan pembelaan diri dari yang bersangkutan,
hasilnya diajukan pada Pangadeg Paguron dan Ketua Umum PP/Pengprov untuk
dipertimbangkan melalui mekanisme organisasi.
Pasal 11
Kartu Anggota
1. Kartu Anggota Sabuk Hitam, dikeluarkan oleh PP BKC, untuk masa berlaku selama 4
(empat) tahun, dan wajib dimiliki oleh setiap anggota Majelis Sabuk Hitam.
2. Kartu Anggota Biasa dikeluarkan oleh Kepengurusan di-tingkat Provinsi/ Cabang,
masa berlaku 2 (dua) tahun.
3. Kartu anggota dapat dicabut atau dinyatanya tidak berlaku jika yang bersangkutan telah
mengundurkan diri atau dikeluarkan dengan tidak hormat dari perguruan.
Pasal 12
Pemberian Penghargaan
Bagi para anggota yang berprestasi atau tokoh masyarakat yang berjasa terhadap
perkembangan integritas dan eksistensi Perguruan BKC, akan diberikan Penghargaan secara
resmi.
Pasal 13
Ketentuan-ketentuan pemberian penghargaan dan sanksi akan diatur dalam ketetapan tersendiri
oleh Pengurus Pusat Bandung Karate Club.
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 14
Hak Otonomi
1. Tingkat provinsi dan Cabang mempunyai Hak Otonomi dalam mengatur
daerah/cabang-nya sampai batas-batas tertentu, sehingga pengelolaan tentang
organisasi meliputi bidang keanggotaan, keuangan, kegiatan latihan dan ujian, diatur
serta dilaksanakan sendiri oleh masing-masing tingkat kepengurusan, yang kemudian
secara periodik dilaporkan ke PP BKC, kecuali ujian kenaikan tingkat diselaraskan
dengan jadwal PP BKC.
2. Tingkat Ranting dan Group (Dojo) diatur oleh tingkat cabang.
Pasal 15
Pengurus Pusat
Struktur Pengurus Pusat (PP) terdiri antara lain :
1. Pangadeg Paguron
2. Lima Utama
3. Pembina (Ketua dan Anggota)
4. Penasehat (Ketua dan Anggota)
5. Ketua Umum
6. Para Wakil Ketua Umum atau Ketua Harian
7. Ketua Dewan Guru
8. Sekretaris Umum/Sekretaris Jenderal (wakil-nya)
9. Bendahara Umum (wakil-nya)
10.Ketua Bidang Organisasi
11.Ketua Bidang Hukum.
12.Ketua Bidang Dana & Usaha.
13.Ketua Bidang Prestasi.
14.Ketua Dewan Wasit.
15.Ketua Bidang Pertandingan.
16.Ketua Bidang Diklat & Pengembangan
17.Ketua Majelis Sabuk Hitam.
18.Ketua Bidang Pengawasan
19.Ketua Bidang Penghayatan Pendalaman Keilmuan.
20.Ketua Bidang Kesekretariatan dan Rumah Tangga Perguruan.
Pasal 16
Pengurus Provinsi, Cabang, dan Ranting/Dojo
Struktur Pengurus Provinsi :
1. Pembina (Ketua dan Anggota)
2. Penasehat (Ketua dan Anggota)
3. Ketua Umum
4. Ketua Harian/Wakil Ketua Umum
5. Sekretaris Umum
6. Bendahara Umum
7. Kepala staf Pelatih (Kestafpel)
8. Ketua Majelis Sabuk Hitam
9. Ketua Majelis Penghayatan Pendalaman Keilmuan.
10.Ketua Bidang Organisasi
11.Ketua Bidang Teknik
12. Bidang-bidang lainnya sesuai kebutuhan
Struktur Organisasi Pengurus Cabang terdiri antara lain :
1. Pembina
2. Penasehat
3. Ketua
4. Wakil Ketua
5. Sekretaris
6. Bendahara
7. Kepala staf Pelatih (Kestafpel)
8. Ketua Majelis Sabuk Hitam
9. Ketua Majelis Penghayatan Pendalaman Keilmuan
10.Ketua Bidang Organisasi
11.Ketua Bidang Teknik
12.Bidang-bidang lainnya sesuai kebutuhan
Struktur Organisasi Pengurus Ranting/Dojo terdiri antara lain :
1. Pembina/Penasehat
2. Ketua
3. Sekretaris
4. Bendahara
5. Pelatih
6. Seksi-seksi yang sesuai dengan kebutuhan dan pengembangan organisasi
BAB VII
KEPENGURUSAN
Pasal 17
Persyaratan Pengurus
1. Ketua Umum dipilih dan dari anggota BKC tingkat senior atau dari orang luar
berdasarkan pencalonan, dan rekomendasi Pangadeg Paguron dan sesuai keputusan
MUNAS.

2. Pangadeg Paguron selama dijabat oleh pendiri perguruan mempunyai wewenang yang
tidak tak terbatas, dan tidak dapat diganggu gugat dalam masalah pengelolaan
perguruan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan mekanisme organisasi.
3. Penggantian Pengurus, baik antar waktu maupun karena berakhir masa
kepengurusannya dilakukan melalui mekanisme organisasi MUNAS/
MUSPROV/MUSCAB.
Pasal 18
Pengangkatan Pengurus
1. Penyusunan Pengurus Pusat lengkap ditetapkan oleh Ketua Umum terpilih selaku
formatur tunggal dan anggota formatur daru unsur Lima Utama, selanjutnya disahkan
berdasarkan Surat Keputusan PB FORKI.
2. Penyusunan Pengurus Provinsi lengkap ditetapkan oleh Ketua Umum terpilih selaku
formatur tunggal dan 2 (dua) orang anggota formatur dari unsur Senior di Daerah
tersebut, selanjutnya disahkan berdasarkan Surat Keputusan PP BKC.
3. Pengurus Cabang ditetapkan oleh Ketua Umum dan 2 (dua) anggota formatur dari
unsur Senior di Cabang tersebut, selanjutnya disahkan berdasarkan Surat Keputusan
Pengprov BKC.
4. Pengurus Ranting dan Dojo ditetapkan oleh Ketua dan Sekretaris, selanjutnya disahkan
berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Cabang BKC.
Pasal 19
Tugas Pokok Pengurus
1. Tugas Pokok Pengurus Pusat (PP), sebagai berikut :
a. Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan aktifitas dan
eksistensi perguruan secara keseluruhan, baik kedalam/ Internal maupun
Keluar/eksternal.
b. Merumuskan dan menetapkan kebujakan implementasi dari AD/ART, Arah
Kebijakan Umum (AKU), dan ketetapan/keputusan hasil Musyawarah Nasional.
c. Memberi pertimbangan, persetujuan dan pengesahan terhadap kepengurusan
daerah, program kerja daerah dan hal-hal yang dianggap penting yeng terjadi dalam
kepengurusan daerah.
d. Melakukan koordinasi dengan Pangadeg Paguron dan Lima Utama atau dengan
pihal-pihak yang kompeten dan relevan mengenai perkembangan organisasi, teknik,
prestasi dan kinerja organisasi secara keseluruhan.
e. Menilai, mengkoreksi dan menerima laporan pertanggungjawaban Pengurus
Provinsi secara rutin dan periodik.
2. Tugas Pokok Pengurus Provinsi (Pengprov), sebagai berikut :
a. Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan aktifitas dan
eksistensi perguruan secara keseluruhan, baik kedalam/internal maupun
keluar/eksternal.
b. Merumuskan dan menetapkan kebijakan implementasi dari AD/ART, Arah
Kebijakan Umum (AKU), dan ketetapan/keputusan hasil MUNAS dan MUSPROV
secara kebijakan/keputusan PP BKC.
c. Memberikan pertimbangan, persetujuan dan pengesahan terhadap kepengurusan
cabang, program kerja cabang dan hal-hal lain yang dianggap penting yang terjadi
dalam kepengurusan cabang.
d. Melakukan kordinasi dengan Pangadeg Paguron dan Lima Utama atau pihak-pihak
yang kompeten dan relevan mengenai perkebangan organisasi, teknik, prestasi dan
kinerja organisasi dilingkungan daerah.
e. Menilai, mengoreksi dan menerima laporan pertanggungjawaban Pengurus Cabang
secara rutin dan periodik.
f. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban Kepengurusan Daerah dalam bentuk
tertulis secara periodik rutin kepada Pengurus Pusat.
3. Tugas Pokok Pengurus Cabang (Pengcab), sebagai berikut :
a. Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan aktifitas dan
eksistensi perguruan secara keseluruhan, baik kedalam/ internal maupun
keluar/eksternal.
b. Merumuskan dan menetapkan kebijakan implementasi dari AD/ART. Arah
Kebijakan Umum (AKU), dan ketetapan/keputusan hasil MUNAS, MUSPROV dan
MUSCAB.
c. Memberikan pertimbangan, persetujuan dan pengesahan terhadap kepengurusan
ranting/dojo, program kerja ranting/dojo dan hal-hal lain yang dianggap penting
yang terjadi dalam kepengurusan ranting/ dojo.
d. Melakukan koordinasi dengan Ketua Dewan Guru dan pihak-pihak yang kompeten
dan relevan mengenai perkembangan organisasi, teknik, prestasi dan kinerja
organisasi dilingkungan cabang
e. Menilai, mengoreksi dan menerima laporan pertanggungjawaban pengurus
ranting/dojo secara rutin dan periodik.
f. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepengurusan cabang secara rutin dan
periodik.
4. Tugas Pokok Pengurus Ranting (Pengran), sebagai berikut :
a. Tugas Pokok Pengurus Ranting (Pengran) dan Dojo, sebagai berikut
:Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan aktifitas dan
eksistensi perguruan secara keseluruhan, baik kedalam/internal maupun
keluar/eksternal.
b. Melaksanakan seluruh kebijakan organisasi, mulai AD/ART, dan
ketetapan/keputusan hasil MUNAS, MUSPROV dan MUSCAB dan keputusan
Pengcab lainnya.
c. Membina, mengembangkan dan mengevaluasi kegiatan latihan dan ujian
anggota/atlet agar berprestasi secara optimal sampai ketingkat
nasional/internasional.
d. Melakukan koordonasi dengan Dewan Guru, Kestafpel dan pihak-pihak lain yang
kompeten dan relevan mengenai perkembangan organisasi, teknik, prestasi dan
kinerja organisasi tingkat ranting/dojo.
e. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepengurusan ranting/ dojo dalam
bentuk tertulis kepada pengurus cabang secara rutin dan periodik.
5. Uraian tugas yang lebih rinci kepengerusan (Job Description) diatur dalam tata tertib
organisasi sesuai dengan tingkatan kepengurusan.
Pasal 20
Pengurus Berhalangan
1. Bila mana Ketua Umum berhalangan tetap, maka tugas baktinya langsung dijabat oleh
salah seorang Wakil Ketua Umum/Ketua Harian atau pengurus yang ditunjuk
berdasarkan rapat pengurus inti dan Pembina.
2. Apabila Ketua Dewan Guru berhalangan, maka tugas dilaksanakan oleh pengganti
Wakil Ketua Dewan Guru dan Anggota Dewan Guru.
3. Bila terjadi kemelut kepengurusan di cabang, maka Ketua Umum Pengda dan Ketua
dewan Guru berhak mengambil alih ataupun membekukan kepengurusan cabang.
4. Bila terjadi kemelut kepengurusan di Provinsi, maka Ketua Umum PP dan Ketua
dewan Guru berhak mengambil alih ataupun membekukan Kepengurusan Provinsi.
5. Bila terjadi kemelut kepengurusan di tingkat PP, maka Pangadeg Paguron dan Lima
Utama beserta Ketua Dewan Pembina berhak mengambil satu keputusan untuk
mempertahankan eksistensi dan citra perguruan.
Pasal 21
Pertanggungjawaban
1. Pengurus Pusat bertanggungjawab penuh kepada perguruan sebagai pengayom seluruh
anggota keluarga besar BKC.
2. Para pengurus di tingkat provinsi bertanggungjawab kepada PP BKC.
3. Pengurus Cabang bertanggungjawab kepada Pengprov BKC.
4. Pengurus Ranting/Dojo bertanggungjawab kepada Pengurus Cabang.
5. Secara keseluruhan, setiap anggota BKC bertanggungjawab terhadap kelangsungan
perguruan.
Pasal 22
Laporan Pengurus
1. Setiap pimpinan provinsi/cabang/ranting/dojo, wajib menyampaikan laporan kegiatan
untuk waktu 6 (enam) bulan sekali, dengan format yang ditetapkan oleh PP BKC.
2. Apabila dalam waktu dua kali berturut-turut tidak mengirimkan laporan, maka
daerah/cabang/ranting/dojo yang dipimpinnya akan diberikan teguran/sanksi.
3. Ketentuan mengenai sanksi diatur dalam ketentuan tersendiri.
BAB VIII
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 23
Penyelenggaraan Musyawarah
1. Musyawarah Nasional (Munas) diselenggarakan 4 (empat) tahun sekali oleh Pengurus
Pusat (PP) BKC, yang dihadiri oleh Pengurus Pusat (PP), Pengurus Provinsi
(Pengprov), Pengurus Cabang (Pengcab).
2. Musyawarah Provinsi (Musprov) diselenggarakan 4 (empat) tahun sekali oleh Pengurus
Provinsi BKC, yang dihadiri oleh Pengurus Provinsi (PengProv), Pengurus Cabang
(Pengcab), Pengurus Ranting (Pengran) dan Dojo, dan Pengurus Pusat (PP) BKC
sebagai peninjau.
3. Musyawarah Cabang (Muscab), diselenggarakan 3 (tiga) tahun sekali oleh Pengurus
Cabang (Pengcab), yang dihadiri oleh Pengurus Cabang (Pengcab) dan Pengurus
Ranting (Pengran) dan Dojo, dan Pengurus Provinsi sebagai peninjau.
Pasal 25
Materi Musyawarah
1. Materi Munas, antara lain : peninjau dan penyempurnaan AD/ART, Arah Kebijakan
Umum (AKU) BKC, pertanggungjawaban Pengurus Besar dan Pemilihan Ketua Umum
Pengurus Pusat.
2. Materi Musprov antara lain : peninjauan dan penyempurnaan Program Kerja Daerah,
pertanggungjawaban Pengda dan Pemilihan Ketua Umum Pengda.
3. Materi Muscab antara lain : peninjauan dan penyempurnaan Program Kerja Pengcab
dan Pemilihan Ketua Pengcab.
Pasal 25
Ketentuan Penyelenggaraan Musyawarah
1. Ketentuan penyelenggaraan musyawarah diatur oleh Pengurus Pusat Bandung Karate
Club.
2. Panitia penyelenggara musyawarah ditentukan sesuai dengan tingkatan kepengurusan
(PP/PENGPROV/PENGCAB)
Pasal 26
Musyawarah Luar Biasa
1. Dalam hal pengurus menyimpang dari AD/ART, atau peraturan-peraturan perguruan,
atau tidak mampu lagi menjalankan tugas pokoknya, maka dapat diselenggarakan
musyawarah luar biasa.
2. Muslub dapat diselenggarakan atas usul Pangadeg Paguron dan/atau pengurus tingkatan
dibawahnya, minimal ½ n 1 dari jumlah pengurus yang berada pada tingkatan tersebut.
3. Ketentuan penyelenggaraan Muslub diatur dalam peraturan tersendiri oleh Pengurus
Pusat.
4. Jika diperlukan untuk perubahan atau penyempurnaan AD/ART hanya dapat
dilaksanakan dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) atau Musyawarah Nasional Luar
Biasa (MUNASLUB).
Pasal 27
Pengertian dan Jenis Rapat
Rapat-rapat organisasi terdiri dari Rapat Pengurus, Rapat Dewan Guru, Rapat Kerja, Rapat
Konsultasi dan Rapat Koordinasi.
Pasal 28
Rapat Pengurus
1. Rapat Pengurus terdiri dari rapat pengurus inti, rapat pengurus harian, dan rapat
lengkap/pleno.
2. Rapat pengurus inti dihadiri oleh Ketua Umum/Ketua, Sekretaris Umum/ Sekretaris
dan Bendahara Umum/Bendahara untuk membahas maslah rutin, kebijakan, dan hal-hal
yang dianggap penting sesuai dengan kewenangan dan tugas pokoknya.
3. Rapat pengurus harian dihadiri oleh Ketua Umum/Ketua, Sekretaris Umum/Sekretaris.
Bendahara Umum/Bendahara, KDG/Kestafpel, dan Ketua-ketua bidang/seksi untuk
membahas masalah rutin yang lebih luas sesuai dengan kewenangan dan tugas
pokoknya.
Rapat lengkap/pleno dihadiri oleh seluruh pengurus lengkap untuk membahas masalah umum
dan strategis sesuai dengan kewenangannya.
Pasal 29
Rapat Dewan Guru
1. Rapat Dewan Guru dihadiri oleh Pangadeg Paguron, Ketua Dewan Guru, Wakil Ketua
Dewan Guru dan Anggota Dewan Guru untuk membahas masalah keilmuan dan
penyelenggaraan kegiatan operasional yang berhubungan dengan pendidikan
peningkatan prestasi, atau masalah penting lainnya sesuai dengan kewenangan dan
tugas pokok Dewan Guru.
2. Dalam kaitan masalah tersebut pada butir (1) diatas, Pangadeg Paguron atau Ketua
dewan Guru dapat mengundang pengurus inti dan/atau Kestafpel atau pihak yang lain
yang berkepentingan dengan itu.
Pasal 30
Rapat Kerja
1. Rapat kerja terdiri dari Rapat Kerja Nasional (Rakernas), Rapat Kerja Provinsi
(Rakerprov), dan Rapat Kerja Cabang (Rakercab).
2. Rakernas diselenggarakan selaki dalam 2 (dua) tahun oleh Pengurus Pusat (PP) BKC,
dihadiri oleh Pangadeg Paguron, Pengurus Pusat (PP), Pengprov, Pengcab, dan Dewan
Guru untuk membahas Program Kerja dan Kalender Kegiatan Nasional selama 2 (dua)
tahun
3. Rakerda diselenggarakan sekali dalam 2 (dua) tahun oleh Pengda, dihadiri oleh Pengda,
Pengcab, dan Pengran untuk membahas Program Kerja Daerah selama 2 (dua) tahun,
dan Pengurus Besar atau Dewan Guru hadir sebagai peninjau.
4. Rakercab diselenggarakan sekali dalam 1 (satu) tahun oleh Pengcab, dihadiri oleh
Pengcab, Pengran dan Pengurus Dojo untuk membahas Program Kerja Cabang selama
1 (satu) tahun, dan Pengurus Daerah hadir sebagai peninjau.
Pasal 31
Rapat Pimpinan
1. Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) terdiri dari Pangadeg Paguron, Lima Utama,
unsur Pengurus Pusat, Pengurus Provinsi dan Cabang.
2. Rapat Pimpinan terbatas diselenggarakan oleh Pengurus yang dihadiri Pengurus Inti
dengan Pangadeg Paguron dan/atau Pengurus lainnya untuk membahas pelaksanaan
kegiatan atau masalah khusus atau mendesak.
3. Rapat Pimpinan diperluas diselenggarakan oleh pengurus, dihadiri oleh pengurus harian
dengan pihak-pihak yang terkait untuk membahas hal-hal yang bersifat umum dan
strategis demi kemajuan perguruan.
Pasal 32
Tata Cara Rapat
1. Tata cara rapat diatur lebih rinci oleh PP BKC dalam ketentuan tersediri.
2. Pelaksana/pengundang rapat adalah Ketua Umum dan Sekretaris Umum, kecuali rapat
Dewan Guru langsung oleh Pangadeg Paguron.
BAB IX
LATIHAN DAN PELATIH
Pasal 33
Pembukaan dan Penutupan Latihan
1. Pembukaan dan Penutupan Latihan, baik latihan Karate maupun latihan tradisi
perguruan (pernapasan) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan PP BKC atas usulan
Pangadeg Paguron.
2. Pembukaan dan penutupan latihan sehari-hari dipimpin pelatih atau anggota yang
ditunjuk untuk itu.
3. Pembukaan dan penutupan latihan bersama (LKKP, Gashuku, dll) dipimpin oleh
Pangadeg Paguron atau yang ditunjuk untuk itu.
4. Setiap pembukaan latihan pelatih yang memimpin WAJIB secara ber-sama-sama
membacakan “PANCA DHARMA KSHATRYA BKC” :
1. Sanggup Mempertinggi Kejujuran.
2. Sanggup Mempertahankan Kebenaran.
3. Sanggup Mempertinggi Prestasi.
4. Sanggup Menguasai Diri.
5. Sanggup Menjaga Nama Baik Perguruan.
Dan :
“KAMI BKC” :
- Bina Khsatria Cita, adalah Dasar Pendidikan Kami.
- Bhakti Karsa Citra, adalah Tugas Mulia Kami.
- Bintang Kembar Cemerlang, adalah Penuntun Kami.
- Bersinar Kemilau Cahaya, adalah Kehidupan Kami.
- Bersaudara Kasih Cinta, adalah Niatan Kami.
- Bandung Karate Club, adalah Tempat Kami Menuntut Ilmu.

Pasal 34
Pelatih
1. Untuk melaksanakan latihan sehari-hari sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan
oleh PP BKC atas persetujuan Pangadeg Paguron diperlukan pelatih yang
menguasainya.
2. Pelatih ditunjuk dan ditetapkan oleh Pengcab atas rekomendasi Kestafpel dengan syarat
minimal tingkatan DAN I Senior, dan ditempatkan di ranting dan/atau dojo.
3. Prosedur rekrutmen, seleksi dan penetapan pelatih diatur oleh PP BKC.
4. Pelatih diwajibkan menambah pengetahuan, pengalaman, ketrampilan (skill) dengan
mengikuti penataran pelatih baik diselenggarakan oleh perguruan maupun FORKI.
5. Surat Tanda Ijin atau Surat Tugas Melatih dikeluarkan oleh PP BKC atas ajuan Pengda
BKC dan diberikan kepada anggota yang telah lulus mengikuti latihan khusus
kepelatihan yang diselenggarakan 2 tahun sekali oleh Perguruan.
6. Para anggota yang berhak memperoleh Surat Tanda Ijin atau Surat Tugas Melatih
adalah minimal tingkatan DAN I Senior.
7. Pemantauan, pengawasan, dan pengendalian pelatih dalam melaksanakan tugasnya
dilakukan oleh Kepala staf Pelatih (Kestafpel).
BAB X
UJIAN KENAIKAN TINGKAT
Pasal 35
Persiapan Ujian
1. Satu bulan sebelum ujian dilaksanakan, pengurus telah memberitahukan kepada
anggota melalui surat resmi.
2. Panitia ujian tingkat KYU dibentuk oleh pengurus cabang/daerah dengan
pemberitahuan kepada Ketua Dewan Guru.
3. Panitia ujian ke tingkatan DAN/Puragabaya dibentuk oleh PP BKC dengan persetujuan
Pangadeg Peguron dan Ketua Dewan Guru.
Pasal 36
Pelaksanaan Ujian
1. Ujian dapat dilaksanakan dalam ruangan atau tempat terbuka, siang atau malam hari,
asalkan tidak membahayakan bagi peserta.
2. Ujian dinyatakan sah apabila memenuhi persyaratan sesuai dengan persetujuan Ketua
Dewan Guru melalui proses pendaftaran yang ditentukan.
Pasal 37
Pelaksanaan Ujian Khusus
1. Ujian khusus dilaksanakan untuk keperluan dan kebutuhan tertentu oleh Ketua Dewan
Guru atas persetujuan dari Pangadeg Paguron.
2. Pelaksanaan ujian khusus terpusat di Pondok Puragabaya BKC.
3. Persyaratan dan prosedur ujian khusus ditetapkan oleh Ketua Dewan Guru.
Pasal 38
Persyaratan Mengikuti Ujian
1. Setiap anggota yang ingin mengikuti ujian harus memenuhi persyaratan tehnik,
administrasi, dan biaya ujian.
2. Ketentuan tentang persyaratan teknik, administrasi dan biaya ujian ditetapkan oleh
Ketua Dewan Guru dengan persetujuan PP BKC.
Pasal 39
Pemberian Sabuk Kehormatan
1. Sabuk Kehormatan tingkatan DAN (Puragabaya) hanya dapat oleh diberikan oleh
Pangadeg Paguron, kepada Pejabatan Sipil/ Militer/POLRI, dan Tokoh Masyarakat
yang akan dilibatkan dalam kepengurusan.
2. Tata cara pemberian sabuk kehormatan ditetapkan oleh Pangadeg Paguron, Ketua
dewan Guru atau yang ditunjuk.
Pasal 40
Gashuku
1. Gashuku Nasional BKC (Pekan Persaudaraan BKC) diadakan setahun sekali, bertempat
di Pusdiklat BKC “Pondok Puragabaya BKC”, Kp. Garduh – Desa Sagaracipta –
Kecamatan Ciparay – Kabupaten Bandung – Jawa Barat.
2. Ketentuan mengenai Gashuku Nasional BKC diatur dalam ketentuan yang bersifat
khusus yang disusun oleh PP BKC dan Ketua dewan Guru, dan akan dibentuk
Kepanitian.
BAB XI
KEJUARAAN
Pasal 41
1. Kejuaraan Nasional (Kejurnas) diselenggarakan oleh suatu kepanitiaan yang dibentuk
oleh PP BKC.
2. Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) diselenggarakan oleh suatu kepanitiaan yang dibentuk
oleh Pengda dan seijin PP BKC.
3. Kejuaraan Cabang (Kejurcab) diselenggarakan oleh suatu kepanitiaan yang dibentuk
oleh Pengcab dan seijin Pengprov BKC.
Pasal 42
1. Kejuaraan mempertandingkan Kata, Kumite, baik perorangan maupun beregu untuk
kelas pemula, kadet, junior dan senior.
2. Kejuaraan dapat juga mempertandingkan Ilmu Tradisi Perguruan yaitu Tata Gerak.
Pasal 43
Pedoman tentang penyelenggaraan kejuaraan diterbitkan oleh PP BKC.
Pasal 44
Disamping kejuaraan yang diselenggarakan perguruan, pengurus juga mempersiapkan Tim
Atlet mengukuti kejuaraan yang diselenggarakan oleh PB FORKI atau penyelenggara
kejuaraan karate baik tingkat Nasional/daerah maupun internasional.
Pasal 45
Prosedur rekrutmen, seleksi dan penetapan Tim Atlet BKC ditentukan oleh pengurus.
BAB XIII
WASIT JURI dan ADMINISTRASI PERTANDINGAN
Pasal 46
Wasit Juri
1. Wasit Juri diambil dari atlet dan/atau anggota Majelis Sabuk Hitam yang berminat dan
berkemampuan untuk menjadi wasit juri.
2. Prosedur rekrutmen, seleksi dan penetapan wasit juri diatur oleh Dewan Wasit PP
BKC.
3. Wasit juri yang telah ditetapkan oleh Dewan Wasit PP BKC berhak dan berkewajiban
memimpin pertandingan-pertandingan pada setiap kejuaraan.
4. Wasit juri diwajibkan mengikuti penataran wasit juri baik yang diadakan oleh
perguruan maupun FORKI.
5. Tugas dan wewenang wasit juri mengacu kepada ketentuan PB FORKI dan WKF
(Word Karate Federation).
Pasal 47
Administrasi Pertandingan
1. Staf administrasi pertandingan berasal dari anggota atau dari luar perguruan.
2. Prosedur rekrutmen, seleksi dan penetapan administrasi pertandingan diatur oleh PP
BKC.
3. Pedoman administrasi pertandingan mengacu kepada ketentuan PB FORKI.
4. Staf administrasi pertandingan diwajibkan mengikuti penataran administrasi
pertandingan, baik yang diadakan oleh perguruan maupun PB FORKI.
BAB XIV
SYUKURAN DAN PRINGATAN-PERINGATAN
Pasal 48
Acara Syukuran
1. Acara syukuran sebagai kenangan berdirinya BKC diadakan di Pusat, daerah ataupun
cabang yaitu setiap tanggal 16 Juni.
2. Kejuaraan Nasional BKC dalam rangka memperingati hari ulang tahun BKC dapat
diadakan di daerah-daerah secara bergilir sesuai dengan permintaan daerah yang
bersangkutan atau dipusatkan di Pondok Puragabaya BKC.
3. Dalam rangka memperingati hari bersejarah yang bersifat nasional seluruh warga BKC
diharuskan mengikuti dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah.
Pasal 49
Kegiatan Bersifat Kemasyarakatan
Setiap anggota keluarga BKC harus selalu aktif dalam setiap kegiatan yang bersifat
kemasyarakatan sesuai dengan lingkungan dan tempat tinggalnya untuk meningkatkan
kepedulian sosial.
Pasal 50
Pedoman Upacara
Pedoman teknis upacara peringatan hari ulang tahun, upaca pelatikan, dan upacara-upacara lain
ditetapkan oleh PP BKC berdasarkan arahan dari Pangadeg Paguron dan Ketua Umum.
BAB XV
PENGERTIAN LAMBANG (LOGO), BENDERA DAN ATRIBUT PERGURUAN
Pasal 51
Makna Lambang
Pengertian/makna lambing sebagai berikut :
1. Dasar Biru Tua, menyiratkan tenang, damai, dan alamiah.
2. Tulisan BKC, Karate dan Praja Kshatrya Dharma, ditulis dalam warna putih,
mengartikan bahwa cita-cita berdirinya perguruan adalah untuk mencapai
kebersihan/kesucian jiwa.
3. Tulisan BKC, mengartikan dua pengertian, yaitu Bandung Karate Club dan Bina
Kshatrya Cita pada pengertian yang sebenarnya.
4. Tulisan kata-kana Karate, mengartikan bahwa ajaran ilmu beladiri ditonjolkan Karate.
5. Tulisan Paraja Kshatrya Dharma, mengartikan pembinaan setiap anggota BKC untuk
menjadi pemimpin yang berjiwa kshatrya dan tanpa pamrih.
6. Warna Kuning, mengartikan keyakinan akan keagungan jiwa.
7. Warna Putih, mengartikan kebersihan/kesucian jiwa.
8. Warna Merah, mengartikan keberanian.
10.Lingkaran, mengartikan putaran jiwa dan pikiran dalam kehidupan
Yang harus penuh dengan perhitungan.
11.Lingkaran Putih, mengartikan jiwa yang bersih.
Pasal 52
Bendera
1. Bendera BKC sehari-hari dipasang di kantor/sekretariat, pengurus berdampingan
dengan bendera FORKI dan Sang Saka Merah Putih.
2. Bendera BKC berdampingan dengan Bendera FORKI dan Sang Saka Merah Putih
selalu dipasang pada setiap upacara dan kejuaraan yang diselenggarakan perguruan.
Pasal 53
1. Bentuk dan corak pakaian latihan beserta atribut yang dikenakan pada pakaian latihan
sehari-hari, beserta simbol-simbul perguruan BKC diatur lebih lanjut oleh PP BKC.
2. Tata cara dan pemakaian atribut BKC disebalah dada kiri baju dan lambang FORKI
disebelah dada kanan.
Pasal 54
Pakaian Latihan
Seluruh anggota BKC diharuskan mengenakan pakaian latihan karate sesuai dengan telah
ditentukan dan ditetapkan oleh perguruan, sebagai berikut :
1. Tingatan KYU VI s/d I, menggunakan pakaian karate baju putih dan celana putih
(Karate-Gi biasa).
2. Tingkatan DAN I s/d IV, mengunakan pakaian karate baju putih dan celana hitam.
3. Tingkatan DAN V keatas, menggunakan pakaian karate baju hitam dan celana
hitam.

4. Khusus bagi atlet/anggota yang mengikuti pertandingan karate atau kegiatan karate
diluar perguruan dapat menggunakan pakaian standard karate-Gi biasa (putih
putih).
5. Mengenakan ikat pinggang (sabuk) sesuai dengan tingkatan dan mengenakan tanda-
tanda sesuai dengan yang ditentukan.
Pasal 55
Pakaian Tradisi
Selain pakaian latihan karate, BKC memiliki juga pakaian disebut Pakaian Tradisi yang biasa
dipakai pada latihan khusus pendalaman pernapasan atau dalam acara-acara keilmuan. Pakaian
ini dengan model baju putih dengan putaran leher sampai ke pinggang sebelah kanan pakai
strip hitam dan ujung lengan kanan kiri strip hitam serta celana warna hitam, dengan ikat
pinggang (sabuk) putih.
Pasal 56
Pengadaan Atribut
1. Pengadaan atribut perguruan hanya disediakan oleh PP BKC.
2. Pengadaan atribut perguruan yang menampilkan ciri/identitas provinsi dapat dilakukan
oleh Pengprov.
3. Pengadaan atrubut-atribut perguruan yang menampilkan identitas cabang dapat
dilakukan oleh Pengcab.
4. Pengprov dan Pengcab tidak dibenarkan mengadakan/membuat barang-barang
keperluan perguruan yang bersifat vital.

BAB XVI
DANA PERGURUAN
Pasal 57
Dana perguruan diperoleh dari :
1. Uang pangkal dan daftar ulang anggota
2. Iuran bulanan anggota/Iuran Kesadaran Anggota (Ikesa)
3. Uang ujian kenaikan tingkat.
4. Sumbangan yang tidak mengikat, dan
5. Usaha-usaha lain yang dibenarkan oleh perguruan.
Pasal 58
Kewajiban daerah/cabang untuk menyetor sebagian pendapatan dari hasil uang pangkal, ujian
dan uang iuran anggota, diatur dan ditetapkan oleh PP BKC.
Pasal 59
Pemungutan uang sumbangan untuk kegiatan dan waktu tertentu yang dianggap penting harus
seijin dan sepengetahuan PP BKC.
Pasal 60
Pendapatan keuangan dari kegiatan yang dibenarkan, adalah penyelenggaraan dari pasar seni
dan penjualan barang-barang/atribut perguruan yang kesemuanya dikoordinir oleh PP BKC.

BAB XVI
PEDOMAN ADMINISTRASI PERGURUAN
Pasal 61
System Administrasi :
1. Pedoman system administrasi terpadu perguruan ditetapkan oleh PP BKC.
2. Penetapan sisitem administrasi Pengprov, Pengcab, Pengran dan Dojo harus mengacu
kepada system administrasi PP BKC.
Pasal 62
Format Administrasi
PP BKC menyediakan format administrasi terpadu untuk melihat kegiatan Pengprov, Pengcab
dan Pengran dari aspek kuantitas maupun kualitas.
BAB XVII
HARTA KEKAYAAN PERGURUAN
Pasal 63
1. Pengurus mengelola dan memanfaatkan kekayaan perguruan termasuk barang
inventaris untuk kemajuan dan eksistensi perguruan.
2. Tidak dibenarkan memanfaatkan kekayaan perguruan termasuk barang inventaris untuk
kepentingan pribadi pengurus, termasuk memilikinya.
3. Ketua Umum PP BKC dan Pangadeg Paguron akan memberikan sanksi kepada pribadi
pengurus yang menyalahgunakan penggunaan harta kekayaan perguruan melalui
mekanisme organisasi.
Pasal 64
1. Pembubaran perguruan dapat dilakukan oleh Pangdeg Paguron (Pendiri Perguruan)
karena alasan tertentu yang menjadi hak prerogative Pendiri.
2. Pada prinsipnya seluruh anggota tidak berkehendak untuk membubarkan perguruan
mengingat olahraga dan membangun Nation Character Building Generasi Muda
Indonesia.
BAB XVIII
PENUTUP
Pasal 65
Perubahan Anggaran Rumah Tangga
Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilaksanakan berdasarkan Keputusan
MUNAS atau MUNASLUB.
Pasal 66
Lain - Lain
1. Hal-hal yang belum diatur atau tidak diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini, akan
ditetapkan dan diatur lebih lanjut dalam Pedoman Ketatalaksanaan Organisasi dan
Pengurus Pusat BKC dalam surat keputusan atau peraturan tersendiri yang tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggran Rumah Tangga dan
dipertanggungjawabkan pada Munas.
2. Dalam hal yang menjadi pengaturan yang dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda,
maka menurut aturannya berturut-turut
yang berlaku untuk menjadi pegangan adalah Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, Pedoman Ketatalaksanaan Organisasi, Keputusan Munas, Keputusan
Rapimnas dan Peraturan-Peraturan Keputusan PP BKC.

Pasal 67
Berlakunya Anggaran Rumah Tangga
Anggaran Rumah Tangga ini merupakan perubahan dan penyempurnaan dari Anggaran Rumah
Tangga yang masih berlaku hingga saat ini, ditetapkan dan disahkan kembali dalam
Musyawarah Nasional (MUNAS) dan Sarasehan Paguron BKC di Jakarta pada tanggal 14
September 2019, berlaku sejak tanggal ditetapkan dan disahkan.

------------OOOOO-----------

Anda mungkin juga menyukai