Anda di halaman 1dari 20

Lampiran : KEPUTUSAN KONGRES ASOSIASI GURU SEJARAH INDONESIA

Nomor : 007/KONGRES III/AGSI/IX/2022


Tentang : PENGESAHAN HASIL SIDANG – SIDANG KOMISI KONGRES ASOSIASI
GURU SEJARAH INDONESIA (AGSI) KE - 3 TAHUN 2022

ANGGARAN DASAR PEMBUKAAN


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 mengamanatkan upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional mengupayakan peningkatan kehidupan masyarakat serta
meningkatkan masyarakat untuk mengembangkan dirinya baik secara jasmani maupun
rohani berdasarkan Pancasila dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen mengamanatkan
bahwa guru dalam menjalankan tugasnya berhak memiliki kebebasan untuk berserikat
dalam organisasi profesi yang bersifat independen. Organisasi profesi tersebut adalah
perkumpulan yang berbadan hukum yang didirikan dan diurus oleh guru untuk
mengembangkan profesionalitas guru. Undang-Undang ini juga mengamanatkan
kewajiban guru untuk memiliki kualifikasi akademik, kompetensi dan sertifikat
pendidik, adanya hak-hak dan kewajiban guru serta hak guru untuk memperoleh
penghargaan dan perlindungan.

Sejalan dengan berlakunya Undang Undang Guru dan Dosen maka Guru Sejarah yang
merupakan bagian dari profesi pendidik yang mempunyai peran penting dalam
membangun kecerdasan dan karakter bangsa, membangun kesadaran akan
keberagaman dalam semangat keIndonesiaan, dan tetap menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa, mempunyai kepentingan untuk membangun kapasitas organisasi
profesinya sesuai dengan perubahan dan perkembangan zaman dengan tetap mengasah
sikap kritis dan tetap membangun tradisi yang mendorong demokratisasi pendidikan,
menjunjung Hak Asasi Manusia, membangun profesionalisme dan melakukan
perubahan.

Dalam rangka meningkatkan peran strategis guru sejarah maka atas berkat rahmat
Tuhan Yang Maha Esa Asosiasi Guru Sejarah Indonesia menetapkan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga sebagai berikut :

BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama
Secara historis pada saat awal pendirian organisasi ini bernama Asosiasi Guru Sejarah
Indonesia yang disingkat AGSI, namun pada saat pengajuan pembentukan badan
hukum melalui notaris dan Kementrian Hukum dan HAM serta merujuk pada sistem
Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) online tidak ditemukan
penggunaan kata/bentuk ”Asosiasi”, melainkan ”Perkumpulan”, ”Yayasan”, dan

1
”Perseroan Terbatas” dalam pembentukan sebuah organisasi berbadan hukum.
Sehingga untuk menyesuaikan dengan sistem AHU online, diputuskan untuk
menggunakan kata/bentuk Perkumpulan dalam organisasi yang kemudian dalam
Keputusan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor
AHU0001090.AH.01.07.Tahun 2019 disebut sebagai Perkumpulan Guru Sejarah
Indonesia. Perkumpulan Guru Sejarah Indonesia yang dimaksud adalah serupa atau
sama dengan Asosiasi Guru Sejarah Indonesia. Mempertimbangkan landasan historis,
melalui hasil rapat umum anggota perkumpulan atau musyawarah pengurus, tanpa
mengabaikan keputusan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia, setelah
berkonsultasi dengan Saefulloh, S.H, M.Kn dan Satri Yani, S.H, M.Kn selaku notaris,
dan diperkuat oleh penjelasan yang dimuat dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga maka diputuskan untuk penyebutan serta penulisan nama organisasi
tetap menggunakan Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI).

Pasal 2
Waktu
AGSI dideklarasikan pada tanggal Satu Bulan September Tahun Dua Ribu Tujuh di
Hostel Wisata SMKN 57 Jakarta untuk waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 3
Kedudukan
AGSI Pusat berkedudukan di Ibu Kota Negara, AGSI Provinsi di Provinsi, dan AGSI
Kabupaten/Kota di Kabupaten/Kota.

BAB II
AZAS DAN SIFAT
Pasal 4
Azas
AGSI berazaskan pada Pancasila, UUD 1945 dan menjunjung tinggi Kode Etik Guru
Sejarah

Pasal 5
Sifat
AGSI adalah organisasi profesi yang bersifat profesional, terbuka, independen, mandiri,
dan bukan partai politik.

BAB III
VISI, MISI DAN TUJUAN
Pasal 6
Visi
Terwujudnya guru sejarah yang profesional, berkompeten, berdedikasi tinggi,
bermartabat, dan mencintai keberagaman dalam semangat ke-Indonesiaan.

2
Pasal 7
Misi AGSI meliputi :
(1) Meningkatkan prinsip-prinsip profesionalitas guru sejarah;
(2) Mengembangkan keprofesionalan guru sejarah berbasis iman dan taqwa
(IMTAQ), Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), dan semangat
keIndonesiaan;
(3) Mengembangkan sikap kritis, kreatif, inovatif, kolaboratif, progresif, dan
transformatif;
(4) Mengembangkan budaya literasi berbasis kekaryaan;
(5) Menjunjung tinggi hak asasi manusia;
(6) Berperan aktif dalam memajukan dunia pendidikan, kesejarahan, dan
kebudayaan.
Pasal 8
Tujuan
AGSI bertujuan untuk :
(1) Meningkatkan keprofesionalan anggota;
(2) Memperjuangkan hak-hak anggota;
(3) Memberikan perlindungan kepada anggota;
(4) Meningkatkan peran serta anggota dalam menanamkan semangat nasionalisme,
jiwa patriotisme, dan rela berkorban dalam mengisi kemerdekaan;
(5) Meningkatkan peran serta anggota dalam menanamkan kesadaran tentang
keberagaman sebagai sumber kekuatan persatuan dan kesatuan bangsa;
(6) Meningkatkan peran serta anggota dalam berkontribusi terhadap pemajuan
dunia pendidikan, kesejarahan, dan kebudayaan.

BAB IV
KEDAULATAN DAN KEANGGOTAAN
Pasal 9
Kedaulatan
Kedaulatan AGSI sepenuhnya berada ditangan anggota dan dilaksanakan melalui
Kongres.

Pasal 10
Keanggotaan
(1) Keanggotaan AGSI terdiri dari anggota biasa, anggota khusus, dan anggota
kehormatan.
(2) Anggota biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah guru sejarah yang
mengampu mata pelajaran sejarah di seluruh Indonesia yang memiliki komitmen
bersama untuk pemajuan pendidikan, kesejarahan, dan kebudayaan.
(3) Anggota khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah guru IPS dan
Sejarah Kebudayaan Islam yang memiliki latar belakang pendidikan sejarah atau
sejarah yang memiliki komitmen bersama untuk pemajuan pendidikan,
kesejarahan, dan kebudayaan.

3
(4) Anggota kehormatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) adalah pakar
yang sesuai dengan bidang keahliannya atau perorangan yang memiliki
komitmen bersama untuk pemajuan pendidikan, kesejarahan, dan kebudayaan.
(5) Mekanisme keanggotaan akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga
atau aturan khusus.

Pasal 11
Hak Dan Kewajiban Anggota
Kewajiban dan Hak anggota diatur dalam Anggaran Rumah Tangga

BAB V
ORGANISASI DAN TATALAKSANA
Pasal 12
(1) Kepengurusan AGSI terdiri dari :
1. Dewan Pengurus Pusat
2. Dewan Pengurus Daerah Provinsi
3. Dewan Pengurus Daerah Kabupaten/Kota
(2) Periode kepengurusan AGSI adalah 5 tahun.
(3) Pemilihan, pelantikan, dan jabaran tugas pengurus diatur lebih lanjut dalam
anggaran rumah tangga dan/atau aturan tersendiri
(4) Selain Dewan Pengurus, Keorganisasian AGSI juga terdiri dari :
1. Dewan Pembina
2. Dewan Pakar
3. Dewan Penasihat

Pasal 13
Dewan Pengurus Pusat
(1) Dewan pengurus pusat diketuai oleh Presiden
(2) Ketua Umum AGSI disebut dengan Presiden AGSI
(3) Mengenai Pemilihan, Kriteria, Tugas, dan Jabatan Presiden diatur pada Anggaran
Rumah Tangga;
(4) Struktur Dewan Pengurus Pusat terdiri dari :
a. Presiden
b. 5 Ketua
c. Sekretaris Jenderal
d. 2 Wakil Sekretaris Jenderal
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara
g. Sekretaris
h. Departemen-departemen terdiri dari :
1. Departemen Profesi dan Kompetensi
2. Departemen Kerjasama Dalam dan Luar Negeri
3. Departemen Hukum dan Advokasi
4. Departemen Penelitian dan Pengembangan
5. Departemen Hubungan Masyarakat
6. Departemen Pelatihan dan Multimedia

4
7. Departemen Kewirausahaan dan Kesejahteraan Sosial

Pasal 14
Dewan Pengurus Daerah Tingkat I (Provinsi)
(1) Dewan Pengurus Daerah Tingkat I (Provinsi) dipimpin oleh Ketua Provinsi
(2) Mengenai Pemilihan, Kriteria, Tugas, dan Jabatan Ketua Provinsi diatur pada
Anggaran Rumah Tangga;
(3) Struktur Dewan Pengurus Daerah Tingkat I (Provinsi) terdiri dari :
a. Ketua Provinsi
b. 2 Wakil Ketua
c. Sekretaris Provinsi
d. Wakil Sekretaris Provinsi
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara
g. Departemen-departemen terdiri dari :
1. Departemen Profesi dan Kompetensi
2. Departemen Kerjasama Dalam dan Luar Negeri
3. Departemen Hukum dan Advokasi
4. Departemen Penelitian dan Pengembangan
5. Departemen Hubungan Masyarakat dan Multimedia,
6. Departemen Kewirausahaan dan Kesejahteraan Sosial

Pasal 15
Dewan Pengurus Daerah Tingkat II (Kabupaten/Kota)
(1) Dewan Pengurus Daerah Tingkat II (Kabupaten/Kota) dipimpin oleh Ketua
Kabupaten/Kota
(2) Mengenai Pemilihan, Kriteria, Tugas, dan Jabatan Ketua Kabupaten/Kota diatur
pada Anggaran Rumah Tangga;
(3) Struktur Dewan Pengurus Daerah Tingkat II (Kabupaten/Kota) terdiri dari :
a. Ketua Kabupaten/Kota
b. Wakil Ketua
c. Sekretaris Kabupaten/Kota
d. Bendahara
e. Wakil Bendahara
f. Departemen-departemen terdiri dari :
1. Departemen Profesi dan Kompetensi
2. Departemen Kerjasama Dalam dan Luar Negeri
3. Departemen Hukum dan Advokasi
4. Departemen Penelitian dan Pengembangan
5. Departemen Hubungan Masyarakat dan Multimedia,
6. Departemen Kewirausahaan dan Kesejahteraan Sosial

Pasal 16

5
Dewan Pembina
(1) Dewan Pembina Pusat dibentuk dalam Kongres
(2) Dewan Pembina Daerah (Provinsi / Kota/ Kabupaten dibentuk dalam
Musyawarah Kerja Daerah)
(3) Dewan Pembina sekurang-kurangnya beranggotakan 3 orang yang berasal dari
unsur pemerintah dan/atau pejabat terkait di bidang pendidikan yang
berkomitmen untuk memajukan AGSI
(4) Tugas dan kewenangan Dewan Pembina diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
dan/atau aturan tersendiri

Pasal 17
Dewan Pakar
(1) Dewan Pakar dibentuk dalam Kongres
(2) Dewan Pakar Daerah (Provinsi / Kota/ Kabupaten dibentuk dalam Musyawarah
Kerja Daerah
(3) Dewan Pakar beranggotakan sekurang-kurangnya 5 orang yang berasal dari
akademisi dan/atau ahli
(4) Tugas dan Kewenangan Dewan Pakar diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
dan/atau aturan tersendiri

Pasal 18
Dewan Penasehat
(1) Dewan Penasehat dibentuk dalam Kongres
(2) Dewan Penasihat Daerah (Provinsi / Kota/ Kabupaten dibentuk dalam
Musyawarah Kerja Daerah
(3) Dewan Penasehat sekurang-kurangnya beranggotakan 3 orang yang berasal dari
pendiri AGSI, pengurus periode sebelumya, tokoh masyarakat atau tokoh
pendidikan yang berkomitmen untuk memajukan AGSI

Pasal 19
Keterwakilan Perempuan
(1) Dewan Pengurus Pusat dan/atau daerah wajib melibatkan keterwakilan
perempuan sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari jumlah pengurus
(2) Jika dalam kondisi tertentu jumlah pengurus perempuan tidak mencapai 20% (dua
puluh persen) sesuai dengan ayat 1, maka keputusan diberikan kepada Presiden
terpilih bagi Dewan Pengurus Pusat atau Ketua Daerah bagi Dewan Pengurus
Daerah

BAB VI
KODE ETIK DAN DEWAN KEHORMATAN
Pasal 20
Kode Etik
(1) Kode Etik merupakan seperangkat aturan atau norma yang wajib dipatuhi
oleh Anggota
(2) Kode Etik ditetapkan didalam kongres

6
(3) Pengawasan terhadap pelaksanaan kode etik dilakukan oleh dewan
kehormatan dibantu oleh dewan pengurus

Pasal 21
Dewan Kehormatan
(1) Dewan Kehormatan dibentuk atas rekomendasi dari dewan pengurus
(2) Dewan Kehormatan bertugas mengawasi pelaksanaan kode etik anggota.
(3) Dewan Kehormatan berwenang memberikan rekomendasi sanksi atas
pelanggaran Kode Etik yang dilakukan oleh anggota.
(4) Dewan Kehormatan dapat berasal dari Dewan Pakar, Dewan Penasihat, dan
Pengurus AGSI yang berjumlah 5 (lima) orang
(5) Dewan Kehormatan terdiri dari Dewan Kehormatan di Tingkat Pusat dan di
Tingkat Daerah
(6) Dewan Kehormatan di Tingkat daerah dibentuk atas rekomendasi dari dewan
pengurus daerah
(7) Tugas, kewenangan dan jumlah Dewan Kehormatan diatur lebih lanjut dalam
peraturan tersendiri.

BAB VII
PERMUSYAWARAHAN
Pasal 22
(1) Permusyawaratan terdiri dari :
a. Kongres
b. Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas)
c. Musyawarah Daerah (Musda)
d. Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda)
(2) Tata Cara Permusyawaratan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga
dan/atau aturan tersendiri.

BAB VIII
KEUANGAN
Pasal 23
(1) Keuangan AGSI diperoleh dari:
a. Iuran anggota
b. Kas organisasi
c. Sumber-sumber lain yang sah, halal, tidak mengikat, dan tidak bertentangan
dengan hukum
(2) Tata Cara administrasi keuangan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah
Tangga dan/atau aturan tersendiri.

BAB IX

7
LAMBANG DAN BENDERA AGSI
Pasal 24
Lambang AGSI
(1) Lambang AGSI berbentuk lingkaran yang terdiri dari tulisan Asosiasi Guru
Sejarah Indonesia dan Historia Magistra Vitae disusun melingkar. Dalam
lingkaran terdapat bangunan berundak lima dengan gerbang melengkung yang di
tengahnya terdapat tulisan AGSI berlatar belakang warna merah putih.
(2) Gambar dan penjelasan makna lambang diatur lebih lanjut dalam Anggaran
Rumah Tangga dan/atau lampiran tersendiri.

Pasal 25
Bendera AGSI
Bendera AGSI berwarna dasar biru dengan lambang AGSI ditengahnya.

BAB X
PERUBAHAN
Pasal 26
Perubahan Anggaran Dasar
Penetapan dan Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan melalui Kongres
AGSI.

BAB XI
PENUTUP
Pasal 27
Ketentuan Penutup

(1) Hal yang belum diatur dalam anggaran dasar akan ditentukan dalam anggaran
Rumah Tangga serta aturan-aturan lain.
(2) Anggaran Dasar ini berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di : Makasar
Pada Tanggal : 23 September 2022

8
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)

BAB I
KEORGANISASIAN DAN TATALAKSANA
Pasal 1
Presiden
(1) Ketua Umum AGSI disebut dengan Presiden AGSI
(2) Presiden dipilih dan ditetapkan dalam Kongres
(3) Presiden tidak menjabat posisi yang sama pada Organisasi profesi lainnya

Pasal 2
Kewajiban Umum Dewan Pengurus Pusat AGSI
(1) Melaksanakan keputusan-keputusan Kongres
(2) Melaksanakan konsolidasi organisasi
(3) Menyusun dan menetapkan aturan-aturan pelaksanaan yang belum ditetapkan
dalam Anggaran Rumah Tangga
(4) Melaksanakan Mukernas dan Kongres
(5) Memberikan rekomendasi penerimaan dan pemberhentian anggota
(6) Menjalin hubungan dengan pihak lain
(7) Memperhatikan saran dan pendapat Dewan Pembina, Dewan Pakar, dan Dewan
Penasehat
(8) Bertanggungjawab kepada Kongres

Pasal 3
Tugas dan Kewajiban Dewan Pengurus Pusat AGSI
(1) Presiden AGSI mempunyai tugas, kewajiban dan tanggung jawab sebagai berikut
:
a. Memimpin Organisasi secara menyeluruh berdasarkan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.
b. Membuat dan melaksanakan Rencana dan Program Kerja berdasarkan Garis -
garis Besar Kebijaksanaan Organisasi hasil Mukernas.
c. Membuat laporan berkala.
d. Mengangkat dan/atau memberhentikan Pengurus lain bila diperlukan.
e. Dapat mengangkat dan mengadakan Penggantian Ketua, Ketua Departemen,
Sekretaris Jenderal, Wakil Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum, Wakil
Bendahara Umum, Sekretaris, Ketua AGSI Daerah Tingkat 1 berdasarkan
pertimbangan Dewan Penasihat;
f. Dalam bidang teknis dan operasional juga bertanggungjawab kepada Kongres
g. Menyelenggarakan Kongres dan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas)
tepat pada waktunya.
h. Bertanggungjawab kepada Kongres.

(2) Ketua AGSI mempunyai tugas, kewajiban dan tanggung jawab sebagai berikut:

9
a. Membantu Presiden AGSI dalam penyelenggaraan tugas pimpinan sehari –
hari sesuai dengan wilayah kerjanya.
b. Mewakili Presiden AGSI apabila berhalangan dalam kegiatan dan hubungan
ke dalam dan keluar.
c. Menjabat Presiden AGSI apabila Presiden AGSI tidak dapat menjalankan
tugasnya secara tetap sampai dengan Kongres.
d. Bertanggungjawab kepada Presiden AGSI.

(3) Ketua Departemen dan Wakil Ketua Departemen mempunyai tugas, kewajiban
dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Membantu Presiden AGSI dalam penyelenggaraan tugas pimpinan sehari –
hari sesuai bidang tugasnya.
b. Mewakili Presiden AGSI apabila berhalangan dalam kegiatan dan hubungan
ke dalam dan ke luar sesuai bidangnya masing – masing.
c. Menyusun serta menentukan kegiatan - kegiatan pada pelaksanaan Rencana
dan Program kerja dalam bidangnya sesuai dengan Kebijaksanaan Presiden
AGSI dan/atau Keputusan Musyawarah Kerja Nasional.
d. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan kegiatan - kegiatan Organisasi
dalam bidangnya masing - masing.
e. Membuat laporan berkala kepada Presiden AGSI.
f. Bertanggungjawab kepada Presiden AGSI.

(4) Sekretaris Jenderal dan Wakil Sekretaris Jenderal mempunyai tugas, kewajiban
dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Membantu Presiden AGSI dalam penyelenggaraan tugas pimpinan sehari –
hari sesuai bidang tugasnya.
b. Mewakili Presiden AGSI apabila berhalangan dalam kegiatan dan hubungan
ke dalam dan ke luar atas dasar mandat yang diberikan.
c. Menyelenggarakan administrasi umum.
d. Menyelenggarakan tata usaha kepengurusan AGSI Pusat.
e. Menyusun dan melaksanakan Rencana dan Program kerja di bidangnya.
f. Membuat laporan berkala kepada Presiden AGSI
g. Bertanggungjawab kepada Presiden AGSI.

(5) Bendahara Umum dan Wakil Bendahara Umum berkewajiban sebagai berikut:
a. Menyusun anggaran serta belanja Organisasi.
b. Menyelenggarakan administrasi keuangan dan akuntansi sesuai dengan
Kebijaksanaan Presiden AGSI dan Ketentuan - ketentuan Organisasi.
c. Mengurus iuran anggota.
d. Membuat laporan berkala kepada Presiden AGSI dengan tembusan kepada
DPP AGSI.
e. Menyusun dan melaksanakan Rencana dan Program kerja di bidangnya.
f. Bertanggungjawab kepada Presiden AGSI.

(6) Sekretaris berkewajiban sebagai berikut :


a. Melaksanakan tugas administrasi dan kesekretariatan Dewan Pengurus Pusat
b. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh Presiden AGSI.
c. Bertanggungjawab kepada Presiden AGSI

10
Pasal 4
Kewajiban Umum Dewan Pengurus Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota)
(1) Melaksanakan keputusan-keputusan Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda)
(2) Melaksanakan konsolidasi organisasi
(3) Melaksanakan Musyawarah Daerah dan Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda)
(4) Memberikan rekomendasi penerimaan dan pemberhentian anggota
(5) Menjalin hubungan dengan pihak lain
(6) Memperhatikan saran dan pendapat Pengurus Pusat, Dewan Pembina, Dewan
Pakar
(7) Bertanggung jawab kepada Pengurus Pusat melalui Musyawarah Kerja Daerah
(Mukerda)

Pasal 5
Tugas dan Kewajiban Dewan Pengurus Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota)

(1) Ketua AGSI Daerah mempunyai tugas, kewajiban dan tanggung jawab sebagai
berikut :
a. Memimpin Dewan Pengurus Daerah berdasarkan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.
b. Membuat dan melaksanakan Rencana dan Program Kerja AGSI Daerah,
berdasarkan Rencana dan Program kerja AGSI Pusat serta Kebijaksanaan
Umum hasil Muskerda.
c. Membuat laporan berkala kepada Presiden AGSI
d. Mengangkat dan/atau memberhentikan Pengurus lain bila diperlukan.
e. Ketua AGSI Provinsi dapat mengangkat dan mengadakan Penggantian Wakil
Ketua, Ketua Bidang Organisasi, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara,
Wakil Bendahara, Ketua AGSI Kabupaten/Kota berdasarkan pertimbangan
Dewan Penasihat Daerah Provinsi
f. Ketua AGSI Kabupaten/Kota dapat mengangkat dan mengadakan Penggantian
Wakil Ketua, Ketua Bidang Organisasi, Sekretaris, Wakil Sekretaris,
Bendahara, Wakil Bendahara berdasarkan pertimbangan Dewan Penasihat
Daerah Kabupaten/Kota
g. Ketua AGSI Provinsi bertanggungjawab kepada Presiden AGSI atas
pelaksanaan Keputusan, Kebijaksanaan dan Instruksi - instruksi yang
dikeluarkan oleh Dewan Pengurus Pusat.
h. Ketua AGSI Kabupaten/Kota bertanggungjawab kepada Ketua AGSI Provinsi
atas pelaksanaan Keputusan, Kebijaksanaan dan Instruksi - instruksi yang
dikeluarkan oleh Dewan Pengurus Pusat.
i. Menyelenggarakan Musyawarah Daerah dan Musyawarah Kerja Daerah tepat
pada waktunya.
j. Bertanggungjawab kepada Musyawarah Daerah.

11
(2) Wakil Ketua AGSI Daerah mempunyai tugas, kewajiban dan tanggung jawab
sebagai berikut :
a. Membantu Ketua AGSI Daerah dalam penyelenggaraan tugas pimpinan sehari
- hari.
b. Mewakili Ketua AGSI Daerah apabila berhalangan dalam kegiatan dan
hubungan ke dalam dan keluar.
c. Menjabat Ketua AGSI Daerah apabila Ketua AGSI Daerah tidak dapat
menjalankan tugasnya secara tetap sampai dengan Musda.
d. Bertanggungjawab kepada Ketua AGSI Daerah.
(3) Ketua Departemen mempunyai tugas, kewajiban dan tanggung jawab sebagai
berikut :
a. Membantu Ketua AGSI Daerah dalam penyelenggaraan tugas pimpinan sehari
- hari di bidang-nya masing - masing.
b. Mewakili Ketua AGSI Daerah dalam kegiatan dan hubungan ke dalam dan
keluar sesuai bidangnya masing - masing.
c. Menyusun dan menentukan kegiatan - kegiatan pada pelaksanaan Rencana dan
Program Kerja dalam bidangnya, sesuai dengan Kebijaksanaan Ketua AGSI
Daerah dan/atau Keputusan Musyawarah Kerja Daerah.
d. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan kegiatan - kegiatan Organisasi
dalam bidangnya masing - masing.
e. Membuat laporan berkala kepada Ketua AGSI Daerah.
f. Bertanggungjawab kepada Ketua AGSI Daerah.
(4) Sekretaris mempunyai tugas, kewajiban dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Membantu Ketua AGSI Daerah dalam penyelenggaraan tugas pimpinan sehari
– hari sesuai bidang tugasnya.
b. Mewakili Ketua apabila berhalangan dalam kegiatan dan hubungan kedalam
dan keluar. atas dasar mandat yang diberikan
c. Menyelenggarakan administrasi umum.
d. Menyelenggarakan tata usaha kepengurusan AGSI Daerah.
e. Menyusun dan melaksanakan Rencana dan Program Kerja di bidangnya.
f. Membuat laporan berkala kepada Ketua AGSI Daerah
g. Bertanggungjawab kepada Ketua AGSI Daerah.
(5) Bendahara dan Wakil Bendahara mempunyai tugas, kewajiban dan tanggung
jawab sebagai berikut :
a. Menyusun anggaran serta belanja Organisasi.
b. Menyelenggarakan administrasi keuangan dan akuntansi sesuai dengan
Kebijaksanaan Ketua AGSI Daerah dan Ketentuan - ketentuan Organisasi.
c. Mengurus iuran anggota.
d. Membuat laporan berkala kepada Ketua AGSI Daerah
e. Bertanggungjawab kepada Ketua AGSI Daerah.

12
Pasal 6
Tugas dan Kewenangan Dewan Pembina

(1) Memberikan bimbingan, arahan, dan pertimbangan kepada pengurus AGSI baik
diminta maupun tidak diminta, khususnya terkait dengan keorganisasian, dan
aspek-aspek lain yang dianggap perlu untuk kemajuan AGSI.
(2) Menyelenggarakan Rapat Koordinasi sekurang-kurangnya sekali dalam 6 bulan.
(3) Mengangkat seorang Ketua dan Sekretaris.

Pasal 7
Tugas dan Kewenangan Dewan Pakar
(1) Dewan Pakar berfungsi memberikan nasehat, pertimbangan dan pandangan yang
bersifat akademis kepada Dewan Pengurus baik diminta atau tidak.
(2) Menyelenggarakan Rapat Koordinasi sekurang-kurangnya sekali dalam 6 bulan
(3) Mengangkat seorang Ketua dan Sekretaris.

Pasal 8
Tugas dan Kewenangan Dewan Penasehat
(1) Dewan Penasehat berfungsi memberikan masukan, nasehat, dan pertimbangan
pertimbangan dalam pengembangan organisasi sesuai dengan AD/ART dan visi
misi organisasi.
(2) Menyelenggarakan Rapat Koordinasi sekurang-kurangnya sekali dalam 6 bulan.
(3) Mengangkat seorang Ketua dan Sekretaris.

BAB II
KEPENGURUSAN
Pasal 9
Syarat dan Kewajiban Pengurus
(1) Syarat Kepengurusan :
a. Berprofesi sebagai guru sejarah
b. Mempunyai komitmen untuk memajukan AGSI
c. Mempunyai komitmen untuk memajukan Pendidikan Sejarah
d. Memiliki pengetahuan dasar tentang keorganisasian
e. Memiliki pengetahuan dasar tentang Pendidikan Sejarah
f. Menjaga dan menjadi teladan dalam menjalankan Kode Etik Profesi dan
Organisasi
g. Wajib mematuhi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
h. Syarat menjadi pengurus akan ditentukan dalam aturan tersendiri.
(2) Kepengurusan berhenti :
a. Meninggal dunia
b. Mengajukan permohonan untuk berhenti sebagai pengurus
c. Melanggar Kode Etik Profesi dan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
d. Tidak menjalankan kepengurusan lebih dari enam bulan berturut-turut
e. Sudah tidak mengajar sebagai guru sejarah

13
(3) Hak Pengurus :
a. Berhak mengatur jalannya roda organisasi sesuai AD/ART
b. Berhak mewakili anggota atas nama organisasi didalam maupun diluar
pengadilan
c. Mengadakan kerjasama dengan pihak-pihak lain yang sesuai dengan
ketentuan AD/ART
(4) Kewajiban Pengurus :
a. Wajib menjalankan AD/ART
b. Menjaga dan menjadi teladan dalam menjalankan Kode Etik organisasi
c. Memberikan perlindungan kepada semua anggota

BAB III
PERMUSYAWARAHAN
Pasal 10
Kongres
(1) Kongres merupakan musyawarah anggota yang mempunyai kekuasaan tertinggi.
(2) Kongres dilaksanakan 5 tahun sekali.
(3) Peserta Kongres terdiri dari :
a. Pengurus Pusat;
b. Pengurus Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota yang diberi mandat;
c. Undangan;
d. Peninjau.
(4) Jumlah Utusan Peserta Kongres yang terdiri dari Pengurus Pusat, Pengurus
Provinsi, Pengurus Kabupaten/Kota
a. Pengurus Pusat berjumlah maksimal 25 orang minimal 9 orang
b. Pengurus Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota maksimal 4 orang dan minimal 1
orang
(5) Untuk pertama kalinya atau dalam keadaan tertentu maka peserta Kongres adalah
guru sejarah yang diundang sebagai peserta Kongres dan undangan.

Pasal 11
Kongres Luar Biasa (KLB)
(1) Dalam keadaan tertentu dapat dilaksanakan KLB.
(2) KLB dapat dilaksanakan jika :
a. Lebih dari setengah Dewan Pengurus Pusat melanggar AD/ART, tidak dapat
melaksanakan tugas dan/atau melanggar ketentuan hukum yang berlaku.
b. Diusulkan oleh lebih dari separuh jumlah Pengurus Daerah.

Pasal 12
Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas)
(1) Mukernas dilaksanakan minimal 1 kali dalam 1 periode kepengurusan Dewan
Pengurus Pusat, yang diikuti oleh Dewan Pengurus Pusat, Dewan Pakar, Dewan
Kehormatan dan utusan Pengurus Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota.
(2) Mukernas dianggap sah jika diikuti oleh separuh dari jumlah peserta yang
diundang.

14
Pasal 13
Musyawarah Daerah (Musda)
(1) Musda merupakan musyawarah daerah yang mempunyai kekuasaan tertinggi.
(2) Musda dilaksanakan 5 tahun sekali.
(3) Peserta Musda terdiri dari :
a. Pengurus Daerah;
b. Undangan;
c. Peninjau.
(4) Jumlah Utusan Peserta Musda yang terdiri dari
a. Pengurus Daerah berjumlah maksimal 11 orang minimal 6 orang
b. Anggota AGSI Daerah

Pasal 14
Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda)
(1) Mukerda dilaksanakan minimal 1 kali dalam 1 periode kepengurusan Dewan
Pengurus Daerah yang masing-masing diikuti oleh Dewan Pengurus Daerah
Provinsi atau Kabupaten/Kota.
(2) Mukerda diadakan oleh Pengurus Provinsi atau Pengurus Kabupaten/Kota
dengan mengundang Perwakilan Pengurus Pusat.

Pasal 15
Rapat Dewan Pengurus Pusat
(1) Rapat Dewan Pengurus Pusat dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 kali dalam
setahun.
(2) Dalam keadaan tertentu rapat DPP dapat dilakukan dengan menggunakan
telekomunikasi jarak jauh atau teknologi internet.

BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 16
(1). Syarat Keanggotaan :
a. Warga Negara Indonesia yang menjalankan tugas sebagai guru sejarah pada
jenjang SMA/SMK/MA/MAK/Sederajat, guru IPS, Sejarah Kebudayaan Islam
SMP/MTs/Sederajat, yang berlatar belakang pendidikan sejarah, dan bekerja
pada sistem pendidikan di Indonesia.
b. Memiliki komitmen untuk memajukan pendidikan nasional melalui tugas
profesinya sebagai guru.
c. Mengisi formulir pendaftaran anggota secara tertulis maupun online.

(2). Keanggotaan berhenti karena :


a. Meninggal dunia;
b. Tidak aktif lagi menjalankan profesi guru sejarah.
c. Mengajukan pemberhentian diri sebagai anggota.
d. Diberhentikan karena melanggar kode etik.

15
e. Kode etik lebih lanjut diatur dalam aturan tersendiri

Pasal 17
Kewajiban
Setiap anggota berkewajiban :
(1) Mematuhi Anggaran Dasar /Anggaran Rumah Tangga.
(2) Menjaga dan menjunjung nama baik AGSI.
(3) Menjalankan profesinya sesuai dengan kode etik AGSI.

Pasal 18
Hak
Setiap anggota berhak :
(1) Mempunyai kedudukan yang sama dalam organisasi.
(2) Mendapatkan perlindungan.
(3) Mempunyai hak menyatakan pendapat, memilih, dan dipilih.
(4) Mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan keprofesionalan.
(5) Mendapatkan penghargaan, tanda jasa, tanda kehormatan, dan lain-lain.

BAB V
KEUANGAN
Pasal 19
(1). Besaran iuran anggota ditentukan berdasarkan musyawarah dan kesepakatan di
masing-masing Kepengurusan Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota.
(2) Kepengurusan Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota wajib memiliki perangkat
administrasi terkait urusan legal-formal yang menunjang keuangan organisasi
seperti :
a. Akta Notaris;
b. Akta Kemenkumham;
c. AD/ART;
d. SK Kepengurusan;
e. Surat keterangan domisili (kantor sekretariat);
f. NPWP atas nama organisasi;
g. Rekening Bank atas nama organisasi.
(3) Akta Notaris, Akta Kemenkumham dan AD/ART merujuk pada AGSI Pusat.
(4) SK Kepengurusan menjadi tanggung jawab Presiden AGSI Pusat untuk
menerbitkannya.
(5) Surat keterangan domisili (kantor sekretariat), NPWP, dan Rekening Bank
menjadi tanggung jawab masing-masing Pengurus Pusat,
Provinsi, Kabupaten/Kota untuk mengurusnya.
(6). Tata Cara dan pertanggungjawaban keuangan :
a. Keuangan digunakan sesuai kebutuhan, transparan, dan akuntabel.
b. Pertanggungjawaban Keuangan harus disertai dengan bukti yang jelas sesuai
dengan stándar akuntansi.
c. Pertanggungjawaban keuangan dilaporkan sekurang – kurangnya 1 tahun
sekali secara transparan dan berkala kepada anggota.

16
BAB VI
KEGIATAN

Pasal 20
Kegiatan AGSI ini meliputi :
(1) Mewujudkan keprofesionalan anggota.
(2) Memperjuangkan hak-hak profesi dan kesejahteraan anggota.
(3) Memberikan perlindungan kepada anggota.

BAB VII
SERAGAM, MARS, dan HIMNE
Pasal 21
Seragam
(1) Seragam AGSI wajib digunakan dalam setiap kegiatan AGSI
(2) Seragam AGSI menggunakan kain batik dengan motif seperti yang terdapat dalam
Lampiran Anggaran Rumah Tangga

Pasal 22
Mars dan Himne
(1) Mars dan Himne AGSI diciptakan oleh Ibu Ana Maria dari AGSI Sumatera Selatan
(2) Mars AGSI diperdengarkan dalam setiap pembukaan kegiatan AGSI
(3) Himne AGSI diperdengarkan dalam setiap penutupan kegiatan AGSI
(4) Lirik Mars dan Himne AGSI terlampir dalam lampiran Anggaran Rumah Tangga

BAB VIII
PERUBAHAN ART
Pasal 23
Penetapan dan perubahan ART hanya dapat dilakukan melalui Kongres.

BAB IX
PENUTUP
Pasal 24
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam ART akan ditentukan dalam peraturan-
peraturan tersendiri.
(2) Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Makasar
Pada Tanggal : 23 September 2022

17
Lampiran Anggaran Rumah Tangga Tentang Lambang dan makna AGSI :

A. GAMBAR

B. ARTI LOGO DAN WARNA


- Merah : Keberanian
- Putih : Kesucian
- Hitam : Keabadian
- Bangunan Berundak 5 : Nilai-nilai luhur Pancasila
- Gerbang Melengkung : Gerak yang dinamis

C. MOTTO AGSI
Historia Magistra Vitae : Sejarah Guru Kehidupan

D. MAKNA LAMBANG AGSI


Dengan semangat yang menggelora, membangun kehidupan manusia menjadi lebih
baik melalui pembelajaran sejarah yang dimaknai sebagai guru kehidupan. Secara tulus,
konsisten, dan berkesinambungan berjuang mewariskan narasi masa lalu, menanamkan
kesadaran sejarah, menumbuhkembangkan karakter bangsa, dan menghargai
keberagaman dalam semangat ke-Indonesiaan, serta persatuan dan kesatuan
berdasarkan Pancasila.

18
Lampiran Anggaran Rumah Tangga Tentang Batik Resmi AGSI :

BATIK AGSI

Makna dibalik motif Batik Nasional AGSI

Sejarah berkisah mengenai kehidupan manusia sejak masa pra-aksara yang


ditandai dengan peninggalan benda-benda purbakala, dimana dimensi waktu yang
dianalogikan dalam bentuk jam pasir juga membawa kita pada keindonesiaan sebagai
gambaran ruang yang mengikat kita sebagai sebuah bangsa.
Goresan warna hijau pada peta Indonesia menunjukan jatidiri sebagai bangsa
agraris, goresan warna putih menunjukan daerah kita kaya akan hasil tambang, dan
goresan warna biru menunjukan jatidiri kita juga sebagai bangsa maritim.
Sejarah juga diidentikan dengan buku dan lembaran dokumen yang menunjukan
sinyal agar Guru Sejarah sebagai ujung tombak peradaban harus literasi serta berpijak
pada sumber-sumber masa lalu dalam setiap laku tindakannya.
Lahirnya AGSI merupakan salah satu bukti bahwa bangsa Indonesia masih peduli
dengan sejarahnya dan tidak akan pernah melupakan sejarahnya (ditandai dengan
keberadaan lambang AGSI serta bingkai yang terdapat pada peta dan benda-benda
purba).
Warna merah sebagai latar dipilih karena identik dengan makna semangat dan
berani. Juga ragam warna lain yang digunakan sebagai pendukung mengandung spirit
bahwa AGSI menjunjung tinggi kemajemukan, seraya dalam doa kita berharap agar
seluruh keluarga besar AGSI selalu diberikan kebaikan dan petunjuk yang dilukiskan
dengan motif pengisi titik tujuh

19
Lampiran Anggaran Rumah Tangga AGSI

Lirik Lagu Mars AGSI

ASOSIASI GURU SEJARAH INDONESIA


ORGANISASI PROFESI
BERDASAR PANCASILA UUD 1945
WUJUDKAN PROFESIONALISME
BERBASIS IMAN DAN TAQWA
ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI
JUNJUNG TINGGI HAK ASASI MANUSIA
BERJIWA SEMANGAT GOTONG ROYONG
Reef :
LESTARIKAN ADAT ISTIADAT
JAGALAH KERAGAMAN BANGSA
PERAN AKTIF MAJUKAN BUDAYA
JAGALAH HARKAT MARTABAT BANGSA

TINGKATKAN DUNIA PENDIDIKAN


TANAMKAN JIWA NASIONALISME
WUJUDKAN PERSATUAN KESATUAN
JAYALAH REPUBLIK INDONESIA

End

Lirik Lagu Hime AGSI

KAMI GURU SEJARAH INDONESIA


MEWUJUDKAN GENERASI BANGSA
BERDASAR PANCASILA
UU DASAR 1945
MEWUJUDKAN SMANGAT KEBANGSAAN
MENGGALANG PERSATUAN
MELESTARIKAN BUDAYA NASIONAL
MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA
Reff:
DARI SABANG KE MERAUKE
NEGARA KITA
DARI MIANGAS PULAU ROTE
TERBENTANG SEJARAH BANGSA
SEMANGAT RELA BERKORBAN
RASA CINTA TANAH AIR
BERKOBARLAH DALAM DADA
UNTUKMU INDONESIA
UNTUKMU INDONESIA
end

20

Anda mungkin juga menyukai