PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Protozoa
berkembang biak dalam sel darah merah manusia penyakit ini secara
air yang cukup, sehingga menyebabkan air menggenang dan dapat dijadikan
di 106 negara di dunia tropis dan semi tropik (Afrika; Amazon, Amerika
Tengah dan Asia Selatan, Tengah dan Asia Tenggara; Pasifik) yang
merupakan rumah bagi lebih dari setengah penduduk dunia. Pada sebagian
660 juta infeksi (kasus) dan lebih dari satu juta kematian (kebanyakan
bahwa jumlah kasus malaria meningkat dari 233 juta pada tahun 2000
menjadi 244 juta pada tahun 2005, tetapi menurun sampai 225 juta tahun
2009 dan 216 juta pada tahun 2010. Menurut laporan yang sama,
jumlah kematian karena malaria menurun dari 985.000 di tahun 2000
menjadi 781.000 pada tahun 2009 dan 655. 000 pada tahun 2010
Roll Back Malaria (RBM) untuk mengurangi jumlah kasus dan kematian
akibat malaria yang tercatat pada tahun 2000 sebesar 50% atau lebih pada
akhir tahun 2010 dan sebesar 75% atau lebih pada tahun 2015 belum
meningkat 2-3-kali lipat dan kebangkitan ini terus datang dari beberapa
di Indonesia, dimana tahun 2009 terdapat 1.100.000 kasus klinis dan tahun
tertular malaria. Dari 484 kabupaten atau kota merupakan daerah endemis
malaria
dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan
0,02 – 27,66%. Angka ini jauh menurun dibandingkan API tahun 1990
Devoloment Goals (MDGs), angka API 2009 sudah memenuhi target. Kasus
kasus. Sebesar 75,5% dari kasus tersebut diperiksa sedian darahnya, dan
Incidence (AMI). Pada tahun 2005 AMI di luar Jawa-Bali sebesar 24,75%.
Angka ini terus turun hingga 12,27% pada tahun 2009. Namun, pada tahun
2004-2009 pencapain AMI masih belum menuhi target, karena pada kurun
yang sering terjadi kejadian luar biasa (KLB). Pada tahun 2008, Annual
kesadaran, kejang, panas yang sangat tinggi, mata dan kulit kuning,
perdarahan di hidung, gusi dan saluran pencernaan, nafas cepat atau sesak,
warna air seni seperti teh tua sampai kehitaman, telapak tangan sangat pucat
dan meninggal. Anak balita rentan tertular malaria karena daya tahan yang
tahun 2010 sebanyak 437 pasien dan yang positif malaria 140 kasus,
tahun 2010 yang jumlah penderita begitu banyak. Di tahun 2011 yang
9 tahun dan ditas >15 tahun dan penderita yang terbanyak yaitu
Kejadian malaria bukan hanya dipandang dari sekedar sakit atau tidak
lebih luas baik dari segi pencegahan maupun pengobatan terhadap penyakit
ini sendiri. Untuk itu, masyarakat harus tetap melakukan upaya-upaya yang
dan preventif agar masyarakat turut merasa terlibat dalam upaya mencegah
permasalahan kesehatan misalnya dengan melakukan upaya-upaya
pencegahan yang dikemukakan oleh Leavel and Clark dalam Five level
prevention.
Perilaku yang berhubungan dengan kejadian malaria itu bisa dilihat dari
segi tindakan yang diambil untuk mencegah kejadian malaria itu sendiri
pelindungan khusus.
luar rumah pada malam hari dan menonton televisi sampai larut malam dan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah yaitu :
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat penelitian.
ini.
2. Manfaat Praktis
3. Manfaat Ilmiah
pengetahuan serta bisa manjadi salah satu bahan acuan bagi peneliti
malaria.
1. Pengertian malaria
berasal dari bahasa italia dari 2 suku kata yaitu “Mal” yang artinya
buruk dan “Aria” yang artinya udara sehingga malaria berarti udara
buruk (Bad Air). Hal ini disebabkan karena malaria dahulu banyak
manusia dan juga sering ditemukan pada hewan berupa burung, kera,
2005).
2. Penyebab Malaria
vagus, dan lain-lain). Pada manusia terdapat empat spisies dari ganus
1) Plasmodium Falciparum
maligna (ganas) atau juga sering disebut malaria tropika yang sering
2) Plasmodium vivax
beligna (jinak).
3) Plasmodium malarie
Siklus hidup nyamuk malaria terbagi atas dua fase atau siklus
yaitu fase atau siklus aseksual atau yang sering dikenal sebagai
schizogoni dan fase atau siklus seksual atau yang dikenal sebagi
sporogoni.
a. Stadium hati
darah masuk ke dalam sel hati dan segera menginfeksi sel hati.
Selama 5-16 hari dalam sel-sel hati (hepatosis) sporozoit
b. Stadium darah
gametosit dalam sel darah merah, yang terdiri dari gametosit jantan
darah.
4. Penularan Malaria
plasenta.
2) Secara mekanik
sunti. Penularan melalui jarum suntik yang tidak steril lagi. Cara
lain.
a) terasa lemas dan pucat karena kekuranga darah dan berkeringat, nafsu
maka menurun.
pembesaran limpa
penurunan.
f) Pada anak, makin muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya
Untuk P. falciparum demam tiap 24-48 jam, P.Vivax demam tiap hari
Five Level Prevention yang dikemukan oleh Leavel and Clark (dalam
Soekidjo, 2007) dimensi tingkat pelayanan kesehatan, promosi kesehatan
prevention) yaitu:
treatment)
masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini
yang layak. Oleh sebab itu, promosi kesehatan sangat diperlukan dalam
tahap ini.
5. Rehabilitasi (Rehabilitation)
kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut, tetapi
informasi.
membunuh kuman.
imunisasi.
terjadinya penularan penyakit dengan cara yang dapat dilakukan mulai dari
keberadaan parit atau selokan dengan kejadian malaria Selain itu, dan
menular.
2. Untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan
kadang masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya.
yang layak oleh sebab itu pendidikan kesehatan sangat diperlukan pada
tahap ini.
BAB III
KERANGKA KONSEP
dari ketidak seimbangan yang terjadi antara tiga faktor yang dikenal sebagai
faktor lingkungan. Dari ketidak seimbangan yang terjadi antara ketiga faktor
tindakan yang nyata pun harus dilakukan oleh masyarakat dalam upaya
Promosi Kesehatan
Perilaku
pencegahan
Perlindungan Khusus
Malaria
Gambar 3.1 Adaptasi teori leavel and clark (1965) dalam Soekidjo, 2007
C. Definisi konsep
tindakan atau cara dan upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk
2. Promosi kesehatan
3. Perlindungan khusus
sekitar kita, dalam hal ini penyakit malaria yang dapat dilakukan oleh
sekitar.
4. Diagnosis dini dan pengobatan segera
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
makna atas fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi
1. Waktu Penelitian
2. Lokasi penelitian
Serut kota Bengkulu, yang memiliki jumlah kasus malaria yaitu sebesar
C. Informan penelitian
Data tentang informan pertama diperoleh melalui Laporan Puskesmas
bulan Januari sampai Maret tahun 2014 yang positif malaria yaitu 12
pengelolah malaria.
keluhan dan gejala yang dialami. Dan dari data tersebut diambil
Informan pada penelitian ini yang terdiri dari masyarakat yang tinggal di
malaria (Penderita rawat jalan atau yang telah berda dirumah) yang
pada bulan januari sampai maret 2014 dan 4 orang pernah mengalami
penyakit malaria dari bulan Juni sampai Desember 2013. Dan terdapat
pedoman wawancara.
Sebelum melakukan wawancara mendalam kepada informan peneliti
yaitu 3 orang ibu rumah tangga, 1 orang belum bekerja, 1 orang tukang
bangunan, 1 orang yang bekerja sebagai pegawai negri sipil dan 1 orang
tersiana.
D. Instrumen Penelitian
wawancara, alat perekam, alat tulis menulis, dan kemera. Selain itu juga
1. Data Primer
door). Selain itu juga dilakukan observasi untuk menambah validitas data
yang dibutuhkan dan mendukung akurasi dari penelitian ini. Penelitian ini
dengan penyakit malaria yang telah menjadi informan dalam penelitian ini.
yang dalam hal ini ditemui adalah penderita Malaria dan Keluarga Penderita.
2. Data Sekunder
mengecek data yang telah diperoleh melalui triangulasi sumber yaitu dengan
informasi yang diperoleh pada penelitian ini, sumber tidak hanya berasal
dari penderita, tetapi juga dari keluarga penderita serta petugas kesehatan
Data yang diperoleh dari hasil wawancara dilakukan secara manual sesuai
kemudian diinterprestasikan dan disajikan dalam bentuk narasi Kajian isi (content
analysis) menurut Holsti adalah tehnik apapun yang digunakan untuk menarik
kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan dan dilakukan secara
1. Karakteristik Informan
sebanyak 7 orang, 3 orang penderita malaria (Ard, Rn, dan Tn) di tahun
perlindungan khusus, mulai dari kebiasaan keluar pada waktu malam hari,
penggunaan pelindung diri dari gigitan nyamuk, serta cara lain yang
berada diluar rumah saat malam hari. Infomran tersebut biasa keluar
observasi bahwa pada saat informan keluar malam hari, tidak ada yang
menggunakan alat pelindung dari gigitan nyamuk seperti jaket, lotion anti
adalah penggunaan obat anti nyamuk atau semacamnya apada saat tidur.
tidur tiba maka dia segera membakar obat nyamuk dan tanpa menggunakan
B. PEMBAHASAN
indakan. Dari hasil uji regresi logistik maka diperoleh faktor yang paling
komunikator.
kejadian yang rendah ini tetap dan masyarakat tetap paham dan
tertentu.
informan berada diluar rumah pada waktu malam hari (jam 19.00 –
02.00 dini hari. Ini juga menandakan bahwa masyarakat tersebut rentan
terhadap malaria.
pelindung diri dari gigitan nyamuk seperti jaket atau lotion. Mereka
angka kejadian malaria. Ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan
Hal ini dapat disimpulkan bahwa kebiasaan keluar rumah pada malam
hari berpeluang terkanal malaria 5, 54 kali dibandingkan orang yang
and clark yang lebih menfokus kan kepada cara orang atau
informasi bahwa dia malaria dari tetangganya dan kerabat karena melihat
Hasil penelitian Santoso, dkk. (2012) bahwa gejala klinis yang ditemukan
dan nyeri otot. Menurut Arsin (2012) bahwa ada dua gejala malaria.
teh tua, nafas cepat, muntah terus, dan pingsan bahkan sampai koma.
demam. Selain itu, informan menyatakan bahwa ketika dia sakit, orang
sebagai bahan obat malaria dan menambah nafsu makan. Akar dan biji
kadar AST dan ALT pada tikus galur Wistar setelah pemberian obat TBC
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan diperoleh, maka
dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut :
Pencegahan pada tingkat promosi kesehatan pada masyarakat di wilayah
kerja pukesmas Sungai serut adalah penyuluhan kesehatan, meskipun
belum maksimal secara keseluruhan karena hanya sebagian yang pernah
mendapatkan penyuluhan.
2. Pencegahan pada tingkat perlindungan khusus adalah dengan melakukan
pengasapan (membakar dedaunan kering, kayu) pada waktu sore hari
dari jam
17.00 – 19.00 untuk mengusir vektor nyamuk. Sedangkan penggunaan
kelambu dan obat nyamuk sangat jarang dilakukan.
3. Pencegahan pada tingkat diagnosis dini yang lebih mengarah kepada
pemahaman masyarakat menemukan gejala dan pengobatan sendiri
dengan membeli paracetamolberdasarkan pengalaman dan pengetahuan
mereka. Ada juga yang berobat dipuskesmas serta pengobatan
tradisional (memakan daun papaya yang suda di goreng).
B. Saran
1. Kepada Pemerintah dan Dinas Kesehatan Kota Bengkulu dan Petugas
Kesehatan Puskesmas Sungai serut untuk perlu adanya penyuluhan yang
dilakukan kepada masyarakat mengenai malaria ini lebih sering lagi
untuk lebih menambah pengetahuan dan informasi masyarakat
tentang malaria sehingga masyarakat bisa melakukan upaya-upaya
pencegahan penyakit sedini mungkin terkait malaria, walaupun tingkat
kejadian malaria telah mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
2. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian
lebih lanjut mengenai keberhasilan perilaku masyarakat terhadap
pencegahan malaria disarankan agar dapat mengembangkan variabel-
variebel yang belum ada, serta
dapat melakukan penelitian yang mendalam dan terarah yang terkait
dengan perilaku penderita terhadap pencegahan dan pengobatan Malaria
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Supri. 2008. Faktor Risiko Kejadian Malaria Di Desa Lubuk Nipis
Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim. Tesis Program
Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang 2008
Astuti, Dwi, Santi. 2009. Efek Ekstrak Etanol 70% Daun Pepaya (Carica
papaya, Linn.) Terhadap Aktivitas Ast & Alt Pada Tikus Wistar Setelah
Pemberian Obat Tuberkulosis (Isoniazid & Rifampisin). Skripsi
Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi.
Ernawati, K., dkk. 2011. Hubungan Faktor Risiko Individu Dan Lingkungan
Rumah Dengan Malaria Di Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran
Provinsi Lampung Indonesia 2010. MAKARA, KESEHATAN, VOL. 15,
NO. 2, DESEMBER 2011:
51-57.
Friaraiyani, dkk. 2006. Pengaruh Lingkungan Dan Perilaku Masyarakat
Terhadap Kejadian Malaria Di Kab. Barito Selatan Propinsi Kalimantan Tengah.
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 2, No.2, Januari 2006:121-126
Lampiran 1
I. Identitas Informan
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Jabatan :
Lama menjabat :
Tanggal Wawancara :
II. Garis-garis besar pertanyaan wawancara
a. Promosi kesehatan
Tindakan yang dilakukan dalam hubungannya dengan upaya pencegahan
penyakit malaria misalnya penyuluhan :
1. Ada tidaknya Informasi kesehatan yang diberikan terkait penyakit
malaria kepada masyarakat?
2. Bentuk Informasi seperti apa yang bapak/ibu berikan kepada
masyarakat terkait penyakit malaria ?
3. Bagaimana harapan bapak/ibu setelah pemberian informasi yang
diberikan kepada masyarakat terkait penyakit malaria?
b. Perlindungan khusus
Tindakan yang dilakukan oleh puskesmas dalam upaya pencegahan penyakit
malaria terkait dengan perlindungan khusus
1. Apakah ada program-program khusus yang diberikan kepada masyarakat
dalam upaya pencegahan malaria?
c. Diagnosis dini dan pengobatan segera
Upaya yang telah dilakukan dalam hubungannya mencegah penyakit malaria adalah
1. Bagaimana upaya atau tindakan yang dilakukan oleh puskesmas untu mencegah
terjadi penyebaran penyakit malaria?
PERILAKU MASYARAKAT DALAM UPAYA
PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS SUNGAI SERUT KOTA
BENGKULU
TAHUN
2014
: Umur
: Jenis Kelamin
: Pekerjaan :
Pendidikan :
Tanggal Wawancara
: Riwayat terkena
malaria :
b. Perlindungan khusus
pribadi misalnya :
dilakukan?
3. Jenis obat anti nyamuk atau kelambu apa yang anda gunkan ?