Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT

Menurut WHO pengertian rumah sakit dan perannya adalah :

“The hospital is an integral part of social and medical organization, the function of
which is to provide for population complete health care both curative and preventive,
and whose out patient services reach out to the family and its home environment; the
training of health workers an for bio-social research.”

Yang artinya Rumah sakit merupakan bagian integral dari organisasi sosial dan medis, yang
fungsinya menyediakan perawatan kesehatan masyarakat sekaligus penyembuhan, dan
layanan pasien yang menjangkau keluarga dan lingkungan rumahnya; pelatihan petugas
kesehatan untuk penelitian bio-sosial.”)

Rumah sakit merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan
yang memberikan pelayanan kuratif maupun preventif serta menyelenggarakan gerakan
pelayanan rawat jalan dan rawat inap juga perawatan di rumah. Selaim itu fungsi rumah sakit
adalah sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan dan tempat penelitian.

Menurut peraturan Menteri Kesehatan Tahun 1988 No. 15b/Men-Kes/Kes/II/1988


BAB II Pasal tiga dinyatakan bahwa :

1.Rumah sakit dapat dimiliki dan diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta

2.Rumah sakit pemerintah dimiliki dan diselenggarakan oleh : Departemen Kesehatan ,


Pemerintah Daerah , ABRI , Badan Usaha Milik Negara.

3.Rumah sakit swasta dimiliki dan diselenggarakan oleh : yayasan dan badan hukum lain
yang bersifat social.

1. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit.

Zaman dahulu, kepercayaan dan pengobatan berhubungan sangat erat. Seperti contoh
institusi pengobatan tertua adalah kuil Mesir. Kuil Asclepius di Yunani juga dipercaya
memberikan pengobatan kepada orang sakit, yang kemudian juga diadopsi bangsa
Romawi sebagai kepercayaan.
Kuil Romawi untuk Æsculapius dibangun pada tahun 291 SM di tanah Tiber, Roma
dengan ritus-ritus hampir sama dengan kepercayaan Yunani.
Institusi yang spesifik untuk pengobatan pertama kali, ditemukan di India. Rumah
sakit Brahmanti pertama kali didirikan di Sri Lanka pada tahun 431 SM, kemudian
Raja Ashokajuga mendirikan 18 rumah sakit di Hindustanpada 230 SM dengan
dilengkapi tenaga medis dan perawat yang dibiayai anggaran kerajaan.
Rumah sakit pertama yang melibatkan pula konsep pengajaran pengobatan, dengan
mahasiswa yang diberikan pengajaran oleh tenaga ahli, adalah Akademi
Gundishapur di Kerajaan Persia.
Bangsa Romawi menciptakan valetudinariauntuk pengobatan budak, gladiator, dan
prajurit sekitar 100 SM. Adopsi kepercayaanKristiani turut memengaruhi pelayanan
medis di sana. Konsili Nicea I pada tahun 325 memerintahkan pihak Gereja untuk
juga memberikan pelayanan kepada orang-orang miskin, sakit, janda, dan musafir.
Setiap satu katedral di setiap kota harus menyediakan satu pelayanan kesehatan. Salah
satu yang pertama kali mendirikan adalah Saint Sampson di Konstantinopel dan Basil,
bishop of Caesarea. Bangunan ini berhubungan langsung dengan bagunan gereja, dan
disediakan pula tempat terpisah untuk penderita lepra.
Rumah sakit abad pertengahan di Eropa juga mengikuti pola tersebut. Di setiap
tempat peribadahan biasanya terdapat pelayanan kesehatan
oleh pendeta dan suster (Frase Perancis untuk rumah sakit adalah hôtel-Dieu, yang
berarti "hostel of God."). Namun beberapa di antaranya bisa pula terpisah dari tempat
peribadahan. Ditemukan pula rumah sakit yang terspesialisasi untuk penderita lepra,
kaum miskin, atau musafir.
Rumah sakit dalam sejarah Islam memperkenalkan standar pengobatan yang tinggi
pada abad 8 hingga 12. Rumah sakit pertama dibangun pada abad 9 hingga 10
mempekerjakan 25 staff pengobatan dan perlakuan pengobatan berbeda untuk
penyakit yang berbeda pula. Rumah sakit yang didanai pemerintah muncul pula dalam
sejarah Tiongkok pada awal abad 10.
Perubahan rumah sakit menjadi lebih sekuler di Eropa terjadi pada abad 16 hingga 17.
Tetapi baru pada abad 18 rumah sakit modern pertama dibangun dengan hanya
menyediakan pelayanan dan pembedahan medis. Inggris pertama kali
memperkenalkan konsep ini. Guy's Hospital didirikan di Londonpada 1724 atas
permintaan seorang saudagar kaya Thomas Guy. Rumah sakit yang dibiayai swasta
seperti ini kemudian menjamur di seluruh Inggris Raya. Di koloni Inggris di Amerika
kemudian berdiri Pennsylvania General Hospital di Philadelphia pada 1751. Setelah
terkumpul sumbangan £2,000, di Eropa Daratan biasanya rumah sakit dibiayai dana
publik. Namun secara umum pada pertengahan abad 19 hampir seluruh negara di
Eropa dan Amerika Utara telah memiliki keberagaman rumah sakit.

2.Defenisi Rumah Sakit

Beberapa pengertian rumah sakit menurut pengertian beberapa para ahli :

a.Tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran , perawat , dan berbagai
tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan.(Wolper dan Pena, 1987)

b.Rumah sakit adalah bagian yang integral dari keseluruhan system pelayanan kesehatan yang
dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan (Adikoesoesmo , Suparto(2003).

Perkembangan Rumah Sakit memiliki 4 macam menurut Azrul Azwar (1996):

a.Perkembangan pada fungsi yang dimilikinya

Zaman dulu paradigm masyarakat terhadap rumah sakit adalah upaya kuratif
dan rehabilitative tapi sekarang berkambang menjadi upaya promotif dan preventif
terhadap kesehatan masyrakat.

b.Perkembangan pada ruang lingkup kegiatan yang dilakukannya

Jika dahulu rumah sakit hanya untuk tempat beristirahat , tempat mengasuh
anak , tempat timggal panti jompo , maka pada saat ini berkembang menjadi institusi
kesehatan .

c.Perkembangan pada masing-masing fungsi dan peranan rumah sakit

Terdapat spesialistik yang lebih mengarah kepada sifat khusus.Contoh


speisalis mata ,spesialis anak , spesialis kandungan , dan lainnya.

d.Perkembangan pada rumah sakit yang dimiliki

Dahulu rumah sakit hanya dimiliki oleh lembaga social , sekarang rumah sakit
dimiliki oleh pihak swasta.

 Masyarakat Rumah Sakit


Masyarakat adalah sekumpulan orang yang berada pada lingkungan
masyarakat.Masyarakat rumah sakit adalah tenaga dokter dan pasien atau orang yang
berkunjung serta pemakai jasa pelayanan kesehatan rumah sakit.

Menurut Foster dan Anderson dalam buku administrasi kesehatan bahwa


orang yang memiliki keprihatinan terhadap rumah sakit dan mahasiswa kedokteran
juga menjadi bagian dari masyarakat rumah sakit secara keseluruhan.

3. Tugas dan fungsi rumah sakit

Tugas rumah sakit melaksanakan pelayanan kesehatan dengan mengutamakan kegiatan


penyembuhan penderita dan pemulihan keadaan cacat badan dan jiwa yang dilaksanakan
secara terpadu dengan upaya peningkatan (promotif) dan pencegahan (preventif) serta
melaksanakan upaya rujukan.

Terdapat dalam UU RI no. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, yakni :

(Pasal 4) Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna.

(Pasal 5) Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Rumah Sakit
mempunyai fungsi:

A. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar


pelayanan rumah sakit;

B. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang


paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;

C. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka


peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan

D. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang


kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu
pengetahuan bidang kesehatan.

4. Jenis – jenis Rumah Sakit

a.Menurut kepemilikan : rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta


b.Menurut Filisofi yang dianut :

 rumah sakit yang tidak mencari keuntungan

 rumah sakit yang mencari keuntungan.

c.Menurut jenis pelayanan yang diselenggarakan:

 rumah sakit umum

 Rumah sakit khusus.

d.Menurut lokasi rumah sakit :

 Rumah sakit pusat berlokasi di ibu kota negara

 Rumah sakit provinsi berlokasi di provinsi ,

 Rumah sakit kabupaten di kabupaten

e.Menurut manajemen rumah sakit dalam perspektif sejarah :

 Rumah sakit milik pemerintah ,

 Rumah sakit militer ,

 Rumah sakit yayasan ,

 Rumah sakit wasta milik dokter ,

 Rumah sakit swasta mencari keuntungan ,

 Rumah sakit BUMN.

5. Klasifikasi rumah sakit di indonesia

- Rumah sakit di Indonesia


Dari segi kepemilikannya, rumah sakit di Indonesia banyak macamnya, adapun
macam-macam tersebut adalah sebagai berikut;
a. Rumah sakit pemerintah
Rumah sakit pemerintah dibagi menjadi dua yaitu rumah sakit pemerintah pusat
dan pemerintah daerah. Rumah sakit pemerintah pusat dibedakan menjadi dua
lagi yaitu Departemen Kesehatan dan Departemen lainnya. Departemen lainnya
ini seperti departemen pertambangan, departemen keamanan dan departemen
keamanan dan pertahanan.
b. Rumah sakit swasta
Ditinjau dari kemampuan yang dimiliki Rumah Sakit di Indonesia dibedakan
menjadi lima macam, yaitu ;
1. Rumah sakit kelas A
Rumah sakit kelas A merupakan ruma sakit yang dapat memberikan
pelayanan kedoktoran spesialis dan subspesialis luas.
2. Rumah sakit kelas B
Rumah sakit kelas B mampu memberikan pelayanan kedoktoran spesialis dan
sub spesialis terbatas.
3. Rumah sakit kelas C
Hampir sama dengan rumah sakit kelas B, tetapi rumah sakit kelas C hanya
meyediakan 4 spesialis, yaitu spesialis penyakit bedah, spesialis penyakit
dalam, spesialis penyakit anak dan spesiaslis penyakit kandungan dan
kebidanan.
4. Rumah sakit kelas D
Rumah sakit kelas D dimaksudkan hanya untuk kedoktoran umum dan
kedoktoran gigi.
5. Rumah sakit kelas E
Rumah sakit yang hanya memiliki satu pelayanan saja yaitu pelayanan
kedoktoran.

 Strategi planning di rumah sakit

Dalam perkembangannya, sebuah rumah sakit membutuhkan suatu misi untuk bisa eksis.
Artinya harus menentukan tujuan usaha rumah sakit dalam mencapai derajat persaingan
kepemimpinan. Ini merupakan langkah awal untuk mencapai survival dan growth.

Rumah sakit juga membutuhkan suatu analisa dalam merencanakan Rumah sakit agar
tetap eksis terhadap pelayanan kesehatan masyarakat.

6. Syarat berdirinya Rumah sakit

A. PERSYARATAN IZIN MENDIRIKAN RUMAH SAKIT

Dalam permenkes tentang klasifikasi dan perizinan Rumah sakit pasal 1 dinayatakan.
 izin Mendirikan Rumah Sakit, yang selanjutnya disebut Izin Mendirikan
adalah izin yang diberikan oleh pejabat yang berwenang kepada instansi
Pemerintah, Pemerintah Daerah atau badan swasta yang akan mendirikan bangunan
atau mengubah fungsi bangunan yang telah ada untuk menjadi rumah sakit
setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri ini.

 Izin Operasional Rumah Sakit, yang selanjutnya disebut Izin Operasional


adalah izin yang diberikan oleh pejabat yang berwenang sesuai kelas rumah sakit
kepada penyelenggara/pengelola rumah sakit untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan di rumah sakit setelah memenuhi persyaratan dan standar yang ditetapkan
dalam Peraturan Menteri ini.

1. Studi Kelayakan Rumah Sakit pada dasarnya adalah suatu awal kegiatan perencanaan
rumah sakit secara fisik dan non fisik yang berisi tentang:

a. Kajian kebutuhan pelayanan rumah sakit, meliputi:

 Demografi, yang mempertimbangkan luas wilayah dan kepadatan penduduk, serta


karakteristik penduduk yang meliputi umur, jenis kelamin dan status perkawinan);
 Sosio-ekonomi, yang mempertimbangkan kultur/kebudayaan, tingkat pendidikan,
angkatan kerja, lapangan pekerjaan, pendapatan domestik rata-rata bruto;
 Morbiditas dan mortalitas, yang mempertimbangkan 10 penyakit utama (Rumah
Sakit, Puskesmas & Rawat jalan, Rawat inap), angka kematian (GDR, NDR), angka
persalinan, dan seterusnya;
 Sarana dan prasarana kesehatan yang mempertimbangkan jumlah, jenis dan kinerja
layanan kesehatan , jumlah spesialisasi dan kualifikasi tenaga kesehatan, jumlah dan
jenis layanan penunjang (canggih, sederhana dan seterusnya); dan
 Peraturan perundang-undangan yang mempertimbangkan kebijakan pengembangan
wilayah pembangunan sektor non kesehatan, kebijakan sektor kesehatan dan perumah
sakitan.

b. Kajian kebutuhan sarana/fasilitas dan peralatan medik/non medik, dana dan tenaga yang
dibutuhkan untuk layanan yang akan diberikan, meliputi:

 Sarana dan fasilitas fisik yang mempertimbangkan rencana cakupan, jenis layanan
dan fasilitas lain dengan mengacu dari kajian kebutuhan dan permintaan (program
fungsi dan pogram ruang);
 Peralatan medik dan non medik yang mempertimbangkan perkiraan peralatan yang
akan digunakan dalam kegiatan layanan;
 Tenaga / sumber daya manusia yang mempertimbangkan perkiraan kebutuhan tenaga
dan kualifikasi; dan
 Pendanaan yang mempertimbangkan perkiraan kebutuhan dana investasi.

c. Kajian kemampuan pembiayaan yang meliputi:

 Prakiraan pendapatan yang mempertimbangkan proyeksi pendapatan yang mengacu


dari perkiraan jumlah kunjungan dan pengisian tempat tidur;
 Prakiraan biaya yang mempertimbangkan proyeksi biaya tetap dan biaya tidak tetap
dengan mengacu pada perkiraan sumber daya manusia;
 Proyeksi Arus Kas (5 -10 tahun);dan
 Proyeksi Laba/Rugi (5 – 10 tahun).

2. Master plan adalah strategi pengembangan aset untuk sekurang-kurangnya sepuluh tahun
kedepan dalam pemberian pelayanan kesehatan secara optimal yang meliputi identifikasi
proyek perencanaan, demografis, tren masa depan, fasilitas yang ada, modal dan pembiayaan.

3. Status kepemilikan.

Rumah Sakit dapat didirikan oleh:

a. Pemerintah, harus berbentuk Unit Pelaksana Teknis dari Instansi yang bertugas di bidang
kesehatan dan instansi tertentu dengan pengelolaan Badan Layanan Umum ,

b. Pemerintah Daerah, harus berbentuk Lembaga Teknis Daerah dengan pengelolaan Badan
Layanan Umum Daerah, atau

c. Swasta, harus berbentuk badan hukum yang kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang
perumahsakitan:

 Badan hukum dapat berbentuk Yayasan, Perseroan, perseroan terbatas, Perkumpulan


dan Perusahaan Umum.
 Badan hukum dalam rangka penanaman modal asing atau penanaman modal dalam
negeri harus mendapat rekomendasi dari instansi yang melaksanakan urusan
penanaman modal asing atau penanaman modal dalam negeri.

4. Persyaratan pengolahan limbah meliputi Upaya Kesehatan Lingkungan (UKL), Upaya


Pemantauan Lingkungan (UPL) dan atau Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) yang
dilaksanakan sesuai jenis dan klasifikasi Rumah Sakit sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
5. Luas tanah untuk Rumah Sakit dengan bangunan tidak bertingkat, minimal 1½ (satu
setengah) kali luas bangunan dan untuk bangunan bertingkat minimal 2 (dua) kali luas
bangunan lantai dasar. Luas tanah dibuktikan dengan akta kepemilikan tanah yang sah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

6. Penamaan Rumah Sakit :

 harus menggunakan bahasa Indonesia, dan


 tidak boleh menambahkan kata ”internasional”, ”kelas dunia”, ”world class”,
”global” dan/atau kata lain yang dapat menimbulkan penafsiran yang menyesatkan
bagi masyarakat.

7. Memiliki Izin undang-undang gangguan (HO), Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Izin
Penggunaan Bangunan (IPB) dan Surat Izin Tempat Usaha (SITU) yang dikeluarkan oleh
instansi berwenang sesuai ketentuan yang berlaku.

B. PERSYARATAN IZIN OPERASIONAL RUMAH SAKIT

Untuk mendapatkan izin operasional RS harus memiliki persyaratan:

1. Memiliki izin mendirikan.

2. Sarana prasarana

Tersedia dan berfungsinya sarana dan prasarana pada rawat jalan, rawat inap, gawat darurat,
operasi/bedah, tenaga kesehatan, radiologi, ruang laboratorium, ruang sterilisasi, ruang
farmasi, ruang pendidikan dan latihan, ruang kantor dan administrasi, ruang ibadah, ruang
tunggu, ruang penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit; ruang menyusui, ruang
mekanik, ruang dapur, laundry, kamar jenazah, taman, pengolahan sampah, dan pelataran
parkir yang mencukupi sesuai dengan jenis dan klasifikasinya.

3. Peralatan

 Tersedia dan berfungsinya peralatan/perlengkapan medik dan non medik untuk


penyelenggaraan pelayanan yang memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu,
keamanan, keselamatan dan laik pakai sesuai dengan jenis dan klasifikasinya.
 Memiliki izin pemanfaatan dari instansi berwenang sesuai ketentuan yang berlaku
untuk peralatan tertentu, misalnya; penggunaan peralatan radiologi harus
mendapatkan izin dari Bapeten.
4. Sumberdaya Manusia

Tersedianya tenaga medis, dan keperawatan yang purna waktu, tenaga kesehatan lain dan
tenaga non kesehatan telah terpenuhi sesuai dengan jumlah, jenis dan klasifikasinya.

5. Administrasi manajemen

a) Memiliki organisasi paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah
Sakit,unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsure penunjang medis, komite medis,
satuan pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan keuangan.

 Kepala Rumah Sakit harus seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan
keahlian di bidang perumahsakitan.
 Tenaga struktural yang menduduki jabatan sebagai pimpinan harus
berkewarganegaraan Indonesia.

b) membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran atau kedokteran gigi dan
tenaga kesehatan lainnya.

c) Memiliki dan menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit (hospital by
laws dan medical staf by laws).

d) Memilik standar prosedur operasional pelayanan Rumah Sakit.

7. Analisis SWOT (Streng,Weakness,Opportunity,Threat) manajemen Rumah Sakit

 Streng merupakan analisa kekuatan apa saja yang ada pada rumah sakit .Seperti Lokasi,
SDM, keadaan keuangan fasilitas rumah sakit.

 Weakness merupakan analisa kelemahan dari rumah sakit, misalnya apakah kita
mengalami kesulitan dalam mencari tenaga dokter spesialis yang berkualitas.

 Opportunity yaitu analisa apa saja keuntungan kita dibanding rumah sakit lain.

 Threat yaitu analisa dalam bentuk apakah ada ancaman dari rumah sakit lain, misalnya
dalam waktu dekat akan muncul rumah skit baru dengan fasilitas yang lebih baik dan
tenaga medis yang lebih handal.

8. Formulasi Strategi
Proses perencanaan strategi dapat kita lihat berdasarkan hasil dari analisa SWOT.
Strategi yang akan dilakukan terkandung pada misi kita. Contohnya strategi dalam sumber
daya materil, SDM, sarana dan prasarana, serta target yang akan dicapai.

9. Pengorganisasian Rumah Sakit

DIREKTUR

Planning & Internal Audit


Development

KA. Medis KA. Penunjang KA KA SERVIS


Medis KEPERAWATAN ADM &
KEUANGAN

Sba U. Penyakit Sba U. Sba U. Sba U. Sba U. Sba U.


Dalam Anak Mata THT Bedah Kandungan

Struktus Organisasi Rumah Sakit Menurut Suparno Adikoesmono dalam manajemen Rumah
Sakit. Dalam organisasi rumah sakit terdapat beberapa struktur yang dipakai pada saat ini,
yaitu:

1. Organisasi Fungsional

Organisasi ini menitik beratkan kepada input adalah fungsi atau spesialisasi dari tugas
masing-masing .

2. Organisasi Divisional

Organisasi ini berdasarkan Output yang dihasilkan.


3. Organisasi Matrik

Merupakan organisasi yang terstruktur antara fungsional dan product divisional.

10. Pengarah (Actuating) Rumah Sakit

Teori Pengarahan SDM

 Teori X diartikan sebagai karyawan yang malas kalau tidak diawasi, tidak
punya kemauan,

 Teori Y diartikan sebagai karyawan yang senang bekerja sal diberi


rangsangan dan dihargai,mempunyai kemauan dan dedikasi yang tinggi asal
diajak dengan komunikasi yang baik,cenderung untuk mencapai sasaran yang
ditentukan atasan dan mempunyai tanggung jawab asal pemberi wewenang
dari atasan cukup baik

 Teoti Z diartikan peran dari semua karyawan adalah kunci suksesnya

Motivasi

Menager berupaya mendorong rasa keinginan dari bawahan supaya semangat untuk
bekerja

Kemampuan Diri

Sebelum mengangkat karyawan diperlukan seleksi kemmpuan baik IQ,EQ, dan


psikologisnya

11. Control (Pengendalian) Rumah Sakit

Pengendalian adalah bagian dari suatu penilaian terhadap rumah sakit. Dalam
Pengendalian penilaian terdapat berbagai macam pengendalian atau pengawasan yang
dilakukan, yaitu :

1. Pengendalian Pendahuluan, pengendalian ini terutama dipusatkan pada masalah


pencegahan timbulnya deviasi dari penggunaan sumer-sumber daya, baik SDM,
material ataupun dana keuangan.

2. Pengendalian pada saat Pekerjaan berlansung, pengendalian ini dengan cara


melakukan monitoring pada saat pekerjaan berlangsung dengan tujuan untuk
memastikan tujuan atau sasaran tercapai.
3. Pengendalian umpan balik, mengontrol dari tindakan yang telah dirampungkan.

Pengendalian yang tidak kalah pentingnya adalah pengendalian keuangan


rumah sakit. kenapa hal ini menjadi bagian sangat penting. Untuk menjawab
pertanyaan tersebut akan kita dibahas halhal sebagai berikut :

a. Perencanaan Keuangan/ Anggaran

Selain anggaran berfungsi sebagai perencanaan juga merupakan sebagai


pengendali organisasi. Dalam hal ini anggaran dibagi menjadi dua Yaitu anggaran
rutin dan anggaran investasi (anggaran pengembangan). Anggaran yang termasuk
rutin adalah pembayaran gaji pegawai atau karyawan sedangkan anggaran investasi
atau pengembangan ialah contoh seperti menambahan ruangan baru untuk Pasien dan
lain-lain sebagainya,

b Pengawasan Keuangan

c. Pemeriksa Keuangan

Pemeriksaan keuangan sangat baik untuk mengetahui kesehatan dari


pengelolaannya. Supaya rumah sakit tetap eksis atau survive maka dibutuhkan
pemeriksaan keuangan guna mengetahui apakah terjadi penyimpangan atau korupsi.
Dalam hal ini ada beberapa proses dalam melakukan pemeriksaan keuangan.

1. Auditing ialah hal-hal yang menyangkut memeriksa laporan keuangan, harta


rumah sakit, hutang piutang rumah sakit .

2. Internal Audit ialah merupakan kegiatan pemeriksaan yang dilakukan secara


bebas didalam organisasi sendiri oleh aparat dalam organisasi internal yang
ditunjuk lansung oleh pimpinan atau direktur.

3. External Auditing ialah pemeriksaan keuangan yang dilakukan oleh pihak luar
untuk rumah sakit swasta dan rumah sakit pemerintah atau rumah sakit BUMN
dilakukan oleh BPKP dengan tujuan untuk mengetahui secara objektif keadaan
keuangan dan hasil dari rumah sakit.

d. Laporan Keuangan
adapun dalam laporan rumah sakit yang perlu diperhatikan adalah lapran-laporan
sebagai berikut:

1. Neraca

Adalah laporan yang menggambarkan pada saat tertentu keuangan rumah sakit.
Dalam hal ini perlu diperhatikan aktiva,pasiva,modal dan hasil.

2. Laporan rugi laba

Adalah laporan menggambarkan tentang hasil ersih dari rumah sakit.

3. Cash Flow dan lain lain

Adalah aliran dana/ arus dana baik yang masuk maupun yang keluar dalam suatu
periode tertentu. Tujuan dari pengolahan arus dana adalah menjamin tersedianya dan
yang cukup pada saat dibutuhkan dan dana yang lebih pada saat digunakan secara
efektif, memberikan informasi yang akurat tepat waktu dan tepat guna kepada
manajemen untuk dipakai pada dasar dalam pengambilan keputusan yang berkenaan
dengan pendanaan. Laporan keuangan rumah sakit merupakan laporan yang disusun
oleh manajemen sebagai media penyampaian dan informasi laporan keuangan suatu
entitas
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Dedi. 2012. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Yogyakarta. Nuha medika.

Adisasmito, Wiku. (2009) Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit. Rajawali. Pers,
Jakarta.

PerMenKes No 147 tentang Perizinan Rumah Sakit

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Rumah_sakit

https://dyanchiby.wordpress.com/2011/11/30/prosedur-pendirian-rumah-sakit/

https://www.kebijakankesehatanindonesia.net/images/buku/MRS1/MRS_BAB%20II%20-
%20ASPEK%20PENDANAAN%20RUMAH%20SAKIT.pdf

https://www.scribd.com/doc/295571948/Manajemen-Lingkungan-Rumah-Sakit

http://indryqhy.blogspot.co.id/2013/03/makalah-limbah-rumah-sakit.html

Anda mungkin juga menyukai