Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTEK MANAJEMEN

DI RUANG BAJI AMPE RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

DISUSUN
OLEH

KELOMPOK I

ANUGRAH CIPTA DWIJAYA 19.04.032


DARMAWANSYAH 19.04.037
ITA PUSMITA SARI 19.04.015
CINDY INDRIYANI 19.04.036
SRI MULIYATI 19.04.026
NURFADILLAH 19.04.020
RAHMANIA 19.04.051
IRMAYANTI 19.04.012
RAHMATANG 19.04.023

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PRODI PROFESI NERS
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah laporan Manajemen Keperawatan di RSUD Labuang Baji Makassar ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini.Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.Namun
tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya.Oleh karena itu dengan
lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca
yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah manajemen keperawatan ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan berguna seta
bermanfaat bagi kita semua untuk menambah ilmu pengetahuan dan menambah
wawasan bagi kita sebagai mahasiswa.
Terima kasih kepada teman-teman kelompok yang membantu menyusun
tugas Manajemen keperawatan dan terima kasih kami ucapkan bagi semua sumber
dan informasi yang kami peroleh.

Makassar, 24 November 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2015 Rumah Sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki
peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat derajat kesehatan
masyarakat Indonesia. Pemerintah telah bersungguh-sungguh dan terus-
menerus berupaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan baik yang
bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi.
Peran tersebut semakin dituntut akibat adanya perubahan-perubahan
epidemiologik penyakit, perubahan struktur organisasi, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, perubahan sosio-ekonomi masyarakat dan
pelayanan yang lebih efektif, ramah dan sanggup memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Menurut Nursalam (2015), keperawatan sebagai pelayanan yang
professional bersifat humanistik, menggunakan pendekatan holistik,dilakukan
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan
obyektif klien, mengacu pada standard professional keperawatan dan
menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan utama. Keperawatan
profesional secara umum merupakan tanggung jawab seorang perawat yang
selalu mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan, sehingga dituntut untuk
selalu melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar (rasional) dan baik
(etikal).
Manajemen keperawatan menurut Nursalam (2015), merupakan suatu
pelayanan keperawatan profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan
menjalankan empat fungsi manajemen antara lain perencanaan,
pengorganisasian, motivasi, dan pengendalian. Keempat fungsi tersebut
saling berhubungan dan memerlukan keterampilan-keterampilan teknis,
hubungan antar manusia, konseptual yang mendukung asuhan keperwatan
yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat. Hal ini
menunjukkan bahwa manajemen keperawatan perlu mendapat prioritas utama
dalam pengembangan keperawatan di masa depan, karena berkaitan dengan
tuntutan profesi dan global bahwa setiap perkembangan serta perubahan
memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap
perubahan yang terjadi.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan di
Ruang Baji Ampe RSUD Labuang Baji Makassar, mahasiswa diharapkan
dapat mengerti dan memahami prinsip manajemen keperawatan dan
model pemberian asuhan keperawatan profesional yang sesuai dengan
prinsip MPKP.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan Praktik manajemen keperawatan, mahasiswa
mampu :
a. Mengetahui dan mengaplikasikan gaya kepemimpinan yang efektif
saat memberikan pelayanan keperawatan maupun asuhan
keperawatan.
b. Mengetahui dan mengaplikasikan pembuatan perencanaan pelayanan
keperawatan maupun asuhan keperawatan.
c. Mengetahui dan mengaplikasikan pengarahan pelayanan
keperawatan maupun asuhan keperawatan.
d. Mengetahui dan mengaplikasikan penerapan teori perubahan pada
pelayanan keperawatan.
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Sebagai sumber informasi khususnya bagi mahasiswa program
profesi ners dalam aplikasi konsep kepemimpinan dan manajemen
keperawatan secara langsung.
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan bagi perawat khususnya di Ruang Baji
Ampe RSUD Labuang Baji Makassar untuk meningkatkan kualitas
pelayanan asuhan keperawatan yang mangacu kepada model praktek
keperawatan profesional (MPKP).
BAB II
TINJAUAN LAHAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit Dan Ruang


1. Sejarah singkat
Rumah Sakit Umum Labuang Baji didirikan pada tahun 1938 oleh
Zending Gereja Geroformat Surabaya, Malang dan Semarang sebagai
Rumah Sakit Zending. Rumah sakit ini di resmikan pada tanggal 12 juli
1938 dengan kapasitas tempat tidur yang tersdia pada saat itu adalah 15
buah.
Pada masa Perang Dunia II, Rumah Sakit ini digunakan oleh
Pemerintah Kotapraja Makassar untuk menampung para penderita korban
perang tahun 1946 – 1948.Rumah Sakit Umum Labuang Baji mendapat
bantuan dari pemerintah Indonesia Timur, dengan merehabilitasi gedung
– gedung yang hancur akibat perang, dan digunakan untuk menampung
korban akibat perang tersebut.
Pada tahun 1949 – 1951, Zending mendirikan bangunan
permanent, sehingga kapasitas tempat tidur menjadi 120 buah.
Pada tahun1952 – 1955, oleh Pemerintah Daerah Kotapraja
Makassar diberikan tambahan beberapa bangunan ruang sehingga
kapasitas tempat tidur menjadi 190 buah.
Sejak tahun 1955 Rumah Sakit Labuang Baji dibiayai oleh
Pemerintah Daerah Tingkat I Sualawesi Selatan.
Pada tahun 1960 oleh Zending Rumah Sakit Umum Labuang Baji
diserahkan dan menjadi milik PemerintahDaerah Tingkat I Sulawesi
Selatan dengan klasifikasi Rumah Sakit Kelas C.
Terhitung mulai tanggal 16 januari 1996 melalui Peraturan Daerah
Propinsi Dati I Sulawesi Selatan Nomor; 2 tahun 19996 kelas Rumah
Sakit ditingkatkan dari Rumah Sakit kelas C menjadi kelas B non
pendidikan. Peraturan daerah tersebut oleh mentri Dalam Negeri bulan
agustus 1996.
Untuk struktur kelas B non pendidikan tersebut Direktur sebagai
Pemimpin Rumah Sakit dilantik dan dilakukan pada tanggal 13 juni 1998,
sedangkan Pesonalia yang mengisi struktur tersebut dilantik dan
dikukuhkan pada tanggal12 mei 1999, terekreditasi 5 ( lima ) bidang
pelayanan Rumah Sakit pada tahun 2000. Dengan SK Gubernur No
821.22.107 tanggal 23 Juli 2001.
Pada tanggal 13 September 2002 mulai Perda Prov. Sulsel No. 6
Tahun 2002 Rumah Sakit Labuang Baji berubah status nama dari Rumah
Sakit Umum Labuang Baji Propensi Sulawesi Selatan dan Pimpinan
Seorang Kepala Badan Pengelolah RSUD Labuang Baji. Kepala badan
serta pejabat yang mengisi struktur oeganisasi badan pengelolah tersebut
di angkat melalui SK Gubernur Sulsel No. 821.22.158 yang ditetapkan di
Malassar pada tanggal 14 November 2002 dan dilantik tanggal 22
Desember 2002.
2. Falsafah, motto, visi, misi dan tujuan
a. Motto
”SIPAKABAJI” Siap dengan pelayanan, komunikatif bermutu aman
jujur dan ikhlas
b. Visi
“ Menjadi rumah sakit unggulan provinsi yang inovatif dan kompetitif
tahun 2023”
c. Misi
1) Mewujudkan pelayanan prima yang inovatif
2) Mewujudkan profesionalisme SDM yang kompetitif
3) Mewujudkan sarana dan prasarana yang berkualitas
4) Meningkatkan efektifitas dan efesiensi anggaran RS
3. Tujuan
a. Tersedianya pelayanan kesehatan spesialisasi yang lengkap dan sesuai
dengan standar akreditasi
b. Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meminimalisir komplain
guna meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada RSUD Labuang
Baji
c. Meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan standar akreditasi
d. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme SDM
e. Menjaga kuantitas SDM secara ideal sesuai dengan beban dan
ancaman tugas
f. Meningkatkan kesejahteraan dan etos kerja SDM
g. Terwujudnya transparansi dan akuntabilitas dibidang keuangan
h. Terwujudnya pengelolaan seluruh sumber daya lainnya secara efektif,
efisien dan akuntabel
4. Kedudukan, tugas dan fungsi
a. Kedudukan
RSUD Labuang baji adalah lembaga teknis daerah yang dipimpin oleh
seorang direktur, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
gubernur melalui sekretis daerah.
b. Tugas dan fungsi
1) Melaksanakan upaya kesehatan serta berdaya guna dan berhasil
guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan
yang dilaksanakan secara terpadu dengan upaya peningkatan serta
pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan.
2) Melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan
rumah sakit.
5. Jenis-jenis pelayanan kesehatan
a. Pelayanan rawat jalan meliputi :
1) Klinik mata
2) Klinik bedah
3) Klinik bedah ortopedi
4) Klinik paru dan tb
5) Klinik kebidanan dan kandungan/kb
6) Klinik kia dan laktasi
7) Klinik penyakit dalam
8) Klinik saraf
9) Klinik kardiologi
10) Klinik gigi dan mulut
11) Klinik fisoterapi
12) Klinik endokrin
13) Klinik tht
14) Klinik kulit dan kelamin
15) Klinik konsultasi gizi
16) Klinik jiwa
17) Klinik anak
18) Unit hemodialisa
19) General cek up
b. Pelayanan rawat inap
Pelayanan rawat inap RSUD Labuang Baji terdiri dari 14 ruang
perawatan umum dan 6 ruang perawatan khusus seperti ruang bedah
sentral, bedah kebidanan/ kandungan, perawatan khusus /RPK, rawat
intensif, hemodialisa dan kamar bersalin serta terdiri dari kelas utama
(VIP), Kelas I, Kelas II dan kelas III.
c. Pelayanan rawat intensif
Pelayanan rawat intensif terdiri dari ruang perawatan ICU (Intensif
Care Unit) dan ruang perawatan hemodialisa
d. Pelayanan rawat darurat
Pelayanan rawat darurat (IRD) melayani penderita yang tergolong
gawat darurat selama 24 jam, namun tidak menutup kemungkinan
merawat penderita yang bukan gawat darurat. ruang pelayanan rawat
darurat terdiri dari:
1) Ruang penerimaan penderita
2) Ruang triase
3) Ruang resusitasi
4) Ruang tindakan
5) Ruang obserfasi bedah
6) Ruang cito operasi
7) Ruang laboratorium cito
8) Ruang bedah
9) Ruang non bedah

B. Pengumpulan data
1. Data umum ruangan
a. Tenaga dan pasien (M1 - Man)
Jumlah tenaga keperawatan di Ruang Baji ampe RSUD Labuang Baji
Makassar sebanyak 8 orang dimana terbagi menjadi 1 orang Kepala
Ruangan dan 7 orang Perawat Pelaksana.

No. Nama Pegawai Jabatan

1. Hj. Agustiawati A.D.S.Kep., Ns Kepala Ruangan

2. Nurhasanah, SKM., S.Kep., Ns Perawat Pelaksana

3. Hasriati, S.Kep., Ns Perawat Pelaksana

4. Musfirayani, S.Kep., Ns Perawat Pelaksana

5. Rasma rasyima, S. Kep Perawat Pelaksana

6. Irmasari hasyim, S.Kep., Ns Perawat Pelaksana

7. Jamila, S.Kep Perawat Pelaksana

8. Fauchia usfar, AMK Perawat Pelaksana

b. Bangunan, Sarana dan Prasarana (M2 - Material)


Ruangan Baji Ampe terletak di lantai 4 bangunan B RSUD
Labuang Baji Makassar. Letak gendung dapat dicapai melalui tangga
atau lift yang ada di lobby Rumah Sakit. Sarana dan Prasarana yang
terdapat pada Ruangan Baji Ampe RSUD Labuang Baji Makassar
yaitSu :
1) Alat Linen di Ruang Baji Ampe RSUD Labuang Baji Makassar
Merek Jumlah Status
No. Nama Barang Tahun Keterangan
Barang Barang Barang
1. Seprei - 2020 5 Buah Baik
2. Sarung bantal - 2020 5 Buah Baik
3. Sarung guling - 2020 5 Buah Baik
4. Bantal - 2020 3 Buah Baik
5. Guling - 2020 - Buah Baik

2) Alat Rumat Tangga di Ruang Baji Ampe RSUD Labuang Baji


Makassar
No Merek Jumlah Status
Nama Barang Tahun Keterangan
. Barang Barang Barang
1. Tempat Tidur - 2020 Buah Baik
2. AC Day wind 2020 3 Buah Baik
3. Televisi Samsung 2020 11 Buah Baik
4. Sofa Futura 2020 8 Buah Baik
5. Kulkas Sharp 2020 11 Buah Baik
6. Lemari pasien - 2020 11 Buah Baik
7. Meja - 2020 11 Buah Baik
8. Dispenser - 2020 1 Buah Baik
9. Galon - 2020 1 Buah Baik
10. Tempat sendal - 2020 1 Buah Baik

3) Alat Medik di Ruang Baji Ampe RSUD Labuang Baji Makassar


No Merek Jumlah Status
Nama Barang Tahun Keterangan
. Barang Barang Barang
1. GV Set -  2020 1 Buah Baik
Tensi Meter
2. One Med 2020 2 Buah Baik
Dewasa

Steoscope Litt
3. 2020 1 Buah Baik
Dewasa Mann

4. Kursi Roda Gea 2020 1 Buah Baik

7. Tourniquet One Med 2020 1 Buah Baik

8. Nirbekken  - 2020 1 Buah Baik

9. Urinal  - 2020 5 Buah Baik

10. Pispot  - 2020 5 Buah Baik

11. Tiang Infus  - 2020 5 Buah Baik


Com Tempat
12.  - 2020 1 Buah Baik
Kapas

Troli
13.  - 2020 1 Buah Baik
Emergency

14. Flowmeter  - 1 Buah Baik

15. Thermometer  - 1 Buah Baik

16. Gunting  - 2 Buah Baik

17. Nebulizer  - 1 Buah Baik


Timbangan
18. Gea 1 Buah Baik
Dewasa

19. Baki Injeksi  - 2 Buah Baik

c. Metode Pemberi Asuhan Keperawatan (M3 - Methode)


1) Penerapan Model
Metode Pemberi Asuhan Keperawatan yang diterapkan di
Ruangan Baji Ampe RSUD Labuang Baji Makassar adalah Model
Praktek Keperawatan Profesional (MPKP), dimana jabatan
tertinggi dipimpin oleh Kepala Ruangan, Perawat Pelaksana
dibagi menjadi 1 tim yang masing-masing beranggotakan 7 orang
dan dipimpin oleh ketua tim dan menjalankan tugasnya masing-
masing.
2) Timbang terima
Operan yang dilakukan di di Ruang Baji Ampe RSUD
Labuang Baji Makassar dilakukan di nurse station dan di ruangan
pasien. Dimana di nurse station perawat melaporkan jumlah pasien
tanggungannya, nama pasien, ruangan, dokter yang bertanggung
jawab dan status pasien.
3) Ronde keperawatan
Ronde keperawatan di Ruang Baji Ampe RSUD Labuang
Baji Makassar tidak pernah dilakukan, namun biasanya apabila
ada masalah keperawatan yang tidak teratasi kepada pasien ketua
tim dan perawat pelaksana yang bertanggung jawab akan
menyelesaikan masalah bersama untuk menyelesaikan masalah
tersebut.
4) Sentralisasi obat
Untuk sentralisasi obat resep yang diterima oleh perwat dari
dokter kemudian di berikan ke instalasi farmasi, setelah obat
didapatkan obat di simpan dilemari obat yang ada didalam
ruangan perawat sesuai dengan laci obat pasien.
d. Pembiayaan (M4 - Money)
1) Pembayaran pasien umum / Secara pribadi
Setelah biaya rawat inap dan obat dirincikan, hasil rincian
akan diserahkan kepada bagian loket pembayaran disana akan
diurus untuk biaya rawat inap dan obat, kemudian pasien/keluarga
akan melakukan pembayaran di bank. Setelah selesai, bagian loket
pembayaran akan memberikan bukti pembayaran tersebut untuk
diberikan kepada pasien dan perawat di Ruangan baji Ampe di
RSUD Labuang Baji Makassar
2) Pembayaran pasien dengan asuransi
Setelah biaya rawat inap dan obat dirincikan, hasil rincian
akan diserahkan kepada bagian asuransi (mis. BPJS) disana akan
diurus untuk biaya rawat inap dan obat.
e. Pemasaran (M5 - Marketing)
1) Jumlah pasien
Jumlah pasien yang dirawat di Ruang Baji Ampe RSUD Labuang
Baji Makassar di akumulasi setiap bulan seperti dibawah ini :

No. Bulan Jumlah Pasien

1. Januari
2. Februari
3. Maret

4. April
5. Mei

6. Juni
7. Juli

8. Agustus
9. September

Total

2) Evaluasi kepuasan pasien


Evaluasi kepuasan pasien tidak dilakukan diruangan Baji
Ampe RSUD Labuang Baji Makassar, pasien yang sudah selesai
menyelesaikan administrasi dan perawat selesai melakukan
discharge planning kemudian klien dipersilakan untuk pulang.

2. Data Khusus Ruangan


a. Fungsi Perencanaan
1) Visi dan misi
Wawancara : Menurut kepala ruangan saat ini belum ada visi misi
ruangan dan baru akan dibuatkan visi misi ruangan untuk
diorientasikan pada semua perawat yang ada diruangan Baji Ampe.
Observasi : Hasil pengamatan diruangan Baji Ampe terlihat visi
misi Rumah sakit yang di tempel diruangan nurse station namun
dengan desain dan tulisan yang dapat terbaca dengan muda oleh
semua orang yang melihat.
Masalah : Perumusan visi misi ruangan belum ada
2) Standar operasional prosedur
Wawancara : Menurut kepala ruangan terdapat standart
operasional prosedur di ruangan.
Observasi : Terdapat SOP pada status pasien
Masalah :
3) Standart asuhan keperawatan
Wawancara : Menurut kepala ruangan asuhan keperawatan yang
diberikan sudah mengacu pada standar asuhan keperawatan (SAK).
Observasi : Terdapat standart asuhan keperawatan pada status
pasien.
Masalah : Tidak ada masalah
4) Standar kinerja
Wawancara : Menurut kepala ruangan standart kinerja perawat
pelaksana ada
Observasi : Hasil pengamatan di ruangan baji Ampe terlihat baik.
Masalah :Tidak ada masalah
b. Pengorganisasian
1) Struktur organisasi
Wawancara : Menurut kepala ruangan didapatkan informasi
bahwa struktur pengorganisasian yang ada sudah terbentuk 1 tim
sebagai struktur organisasi dari konsep MPKP di ruangan baji
ampe.
Observasi : Adanya struktur organisasi yang di pasang di nurse
station namun tidak jelas pembagian tugas pada struktur organisasi
nya.
Masalah : Struktur organisasi ada namun tidak jelas pembagian
tugasnya.
2) Uraian tugas
Wawancara : Menurut kepala ruangan uraian tugas perawat
pelaksana terarah.
Observasi : Hasil pengamatan di ruangan walet uraian tugas di
laksanakan dengan baik.
Masalah : Tidak terpasang uraian tugas perawat
3) Pengaturan jadwal dinas
Wawancara : Menurut kepala ruangan jadwal dinas di ruangan
baji ampe dibuat oleh kepala ruangan sendiri dan dibagikan kepada
perawat lainnya untuk diterapkan.
Observasi : Hasil pengamatan di ruangan baji ampe pengaturan
jadwal dinas sudah terjadwal.
Masalah : Tidak ada masalah
4) Pengaturan daftar pasien
Wawancara : dari hasil wawancara dengan kepala ruangan
tentang daftar pasien di ruangan, daftar pasien dibuat dalam buku
laporan keperawatan, yang terdiri dari nama pasien, keluhan,
tanda-tanda vital, terapi.
Observasi : dari hasil observasi di ruangan, daftar pasien di buat
dalam buku laporan dan sesuai dengan standar daftar pasien di
ruangan.
Masalah : Tidak ada masalah
5) Pengorganisasian perawatan klien
Wawancara : dari hasil wawancara dengan kepala ruangan
tentang pengorganisasian perawatan klien di ruangan baji ampe di
klasifikasikan sesuai dengan ruangan yang fasilitas ruangannya
lengkap karena ruangan baji ampe masih dalam perbaikan fasilitas.
Observasi : dari hasil observasi di ruangan baji ampe kamar yang
sering digunakan adalah kamar 406, 408 dan 410.
Masalah : Tidak ada masalah
6) Sistem perhitungan tenaga
Wawancara : dari hasil wawancara dengan kepala ruangan
tentang system perhitungan tenaga perawat yang bekerja di
ruangan baji ampe tidak di tugaskan sesuai klasifikasi klien namun
penugasaan dilakukan sesuai dengan SDM yang tersedia.
Observasi : dari hasil observasi di ruangan system perhitungan
tenaga tidak ada system perhitungan.
Masalah : Tidak ada masalah
c. Fiungsi Pengarahan
1) Operan
Wawancara : Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan
tentang operan isi operan yaitu keluhan pasien, tindakan yang telah
dilakukan, tindakan yang belum dilakukan, hambatan, terapi dan
tindak lanjut pada pasien.
Observasi : dari hasil observasi isi operan yaitu keluhan pasien,
tindakan yang telah dilakukan, tindakan yang belum dilakukan
serta hambatan, terapi-terapi pada pasien, dan tindak lanjut.
Perawat juga menjelaskan jadwal dinas telah berakhir dan akan
digantikan oleh perawat yang jaga selanjutnya
Masalah : Tidak ada masalah
2) Pre dan post conference
Wawancara : dari hasil wawancara dengan kepala ruangan post
dan pre conference di laksanakan di ruangan sebelum datang ke
kamar pasien dan pada saat di kamar pasien dilakukan hanya
menyampaikan terkait dengan keluhan-keluhan pasien, sedangkan
untuk obat-obatannya di lakukan di nurse stasion. Pre dan post
dilakukan setiap shift namun belum ada SOP operan pre dan post
di ruangan. Pre conference berisi tentang perencanaan sedangkan
post conference merupakan evaluasi dari implementasi.
Observasi : dari hasil observasi nampak adanya dilakukan pre
conference
Masalah : Tidak ada masalah
3) Motivasi kepada perawat
Wawancara : dari hasil wawancara dengan kepala ruangan
tentang strategi dalam menciptakan motivasi, kepala ruangan
memberikan pujian secara verbal.
Observasi : dari hasil observasi kepala ruangan tampak akrab
dengan perawat di ruangan, perawat di ruangan memberikan
asuhan keperawatan dengan baik.
Masalah : Tidak ada masalah
4) Pendelegasian
Wawancara : Menurut kepala ruangan didapatkan informasi
bahwa pendelegasian diruangan sudah ada dan di isi sesuai format
yang telah di tentukan oleh kepala ruangan.
Observasi : Format pendelegasian di ruangan sudah ada
Masalah : Tidak ada masalah
5) Supervise
Wawancara : dari hasil wawancara dengan karu tentang
supervise, supervise di lakukan langsung ke pasien dan tidak
terjadwal. Tidak ada format supervise di ruangan sehingga perawat
tidak memiliki laporan dan format penilaian hasil supervise.
Supervisi diruangan di lakukan dengan cara pendampingan, hasil
supervise atau evaluasi disampaikan oleh kepala ruangan dan
memberikan bimbingan serta arahan-arahan kepada perawat
pelaksana.
Observasi : Mahasiswa belum sempat melihat secara langsung
proses supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan karena
keterbatasan waktu.
Masalah : Supervise belum dilakukan
6) Ronde keperawatan
Wawancara : Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan ronde
keperawatan belum pernah dilakukan karena ruangan baji ampe
belum memiliki tenaga kesehatan yang cukup untuk melakukan
ronde keperawatan.
Observasi : Mahasiswa belum pernah melihat secara langsung
proses ronde keperawatan yang dilakukan karena keterbatasan
waktu.
Masalah : Ronde belum di lakukan sesuai standar SOP.
d. Pengedalian
1) Indicator mutu
a) Hasil penghitungan tempat tidur terpakai (BOR)
 Bulan Novembe

2) Audit dokumentasi asuhan keperawatan


Hasil pengkajian dan observasi kelengkapan dokumentasi asuhan
keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa, rencana asuhan
keperawatan, implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan
3) Survey kepuasaan
Wawancara : dari hasil wawancara dengan kepala ruangan
tentang survey kepuasaan pasien sering di lakukan namun
terkadang terkendala dengan waktu.
Observasi : Mahasiswa belum pernah melihat secara langsung
proses survey kepuasaan secara langsung.
Masalah : Survey kepuasaan belum dilakukan sesuai dengan SOP.
4) Survey masalah pasien
Wawancara : dari hasil wawancara dengan kepala ruangan
tentang survey masalah pasien sering dilakukan.
Observasi : Mahasiswa pernah melihat secara langsung proses
survey masalah pasien.
Masalah : Tidak ada masalah

C. Analisa Masalah
Dari hasil wawancara yang dilakukan di ruangan Baji Ampe didapatkan
masalah sebagai berikut :

NO MASALAH
1 Visi misi ruangan
2 Struktur organisasi
3 Ronde keperawatan
4 Supervisi

BAB III
PELAKSANAAN DAN PEMABAHASAN

A. Fungsi Perencanaan
1. Visi rumah sakit
“ Menjadi rumah sakit unggulan provinsi yang inovatif dan kompetitif
tahun 2023”
2. Misi
a. Mewujudkan pelayanan prima yang inovatif
b. Mewujudkan profesionalisme SDM yang kompetitif
c. Mewujudkan sarana dan prasarana yang berkualitas
d. Meningkatkan efektifitas dan efesiensi anggaran RS

Evaluasi Hasil :

Menurut hasil wawancara hal ini sejalan dengan teori karena di


ruangan baji ampe, hanya memiliki visi misi rumah sakit saja yang
mengacu pada visi misi di rumah sakit. Dimana menurut teori adalah
salah satu fungsi dari perencanaan kepala ruangan (bulanan, tahunan
dan perencanaan jangka panjang), adalah menyusun visi dan misi
ruangan (Asmuji, 2012)
Hasil pengamatan diruangan baji ampe terlihat visi misi rumah sakit
yang di tempel di nurse station dengan desain dan tulisan yang dapat
terbaca dengan muda oleh semua orang yang melihat.
3. Stantar Operasional Prosedur
Standar Operasional Prosedur atau disingkat dengan SOP adalah
dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara
kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk
memperoleh hasil kerja yang paling efektif dari para pekerja dengan biaya
yang serendah-rendahnya.

Evaluasi Hasil :
Dari hasil wawancara di dapatkan perawat mengatakan ada SOP
namun perawat tidak dapat menunjukkan SOP tersebut dan menurut
kepala ruangan terdapat standart operasional prosedur di ruangan
4. Standar Asuhan Keperawatan
Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu,
keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun
sehat. Asuhan Keperawatan adalah rangkaian interaksi Perawat dengan
Klien dan lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan
dan kemandirian Klien dalam merawat dirinya. (Permenkes 2019).
Evaluasi Hasil :
Dari hasil wawancara di dapatkan perawat mengatakan ada asuhan
keperawatan dan asuhan keperawatan tersebut ditulis dalam buku laporan
pasien. Dan menurut kepala ruangan asuhan keperawatan yang diberikan
sudah mengacu pada standar asuhan keperawatan (SAK).
5. Standar Kinerja
Standar kinerja (performance standards) adalah persyaratan tugas,
fungsi atau perilaku yang ditetapkan oleh pemberi kerja sebagai sasarana
yang harus dicapai oleh seorang karyawan. Menurut Wirawan
(2009) Standar kerja adalah sebuah target, sasaran, tujuan serta
upaya kerja dari karyawan dalam jangka waktu tertentu.
Evaluasi Hasil :
Menurut hasil wawancara dengan kepala ruangan standart kinerja
perawat pelaksana ada.

B. Fungsi Pengorganisasian
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Ruang Perawatan Lantai 4 baji Ampe telah ada
dan dipajang diruangan. Struktur organisasi berjalan sesuai dengan tugas
masing-masing akan tetapi untuk bagan struktur organisasinya belum
optimal karena masih belum terdapat kepala tim keperawatan.

Evaluasi Hasil :
Ruang perawatan baji Ampe, selain kamar pasien memiliki ruang
khusus untuk kepala ruangan serta nurse station sebagai tempat
pengontrolan perawat kepada pasien. Ruang perawatan baji Ampe di
pimpin oleh kepala ruangan dengan kualifikasi pendidikan S1
Keperawatan (Ners), model Metode Asuhan Keperawatan yang
digunakan adalah MPKP (manajemen asuhan keperawatan profesional).
Perawat pelaksana bekerja di bawah kepala ruangan dan disupervisi oleh
kepala ruangan. Metode ini menggunakan modifikasi tim yang terdiri
atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap pasien. Perawat dibagi menjadi 1 tim/group yang terdiri atas
kepala ruangan dan perawat pelaksana dalam satu kelompok kecil yang
saling bekerja sama.

Evaluasi Hasil :
Struktur organisasi berjalan sesuai dengan tugas masing-masing
perawat akan tetapi untuk bagan struktur organisasi belum optimal,
karena belum terdapat nama ketua tim hanya terdapat perawat pelaksana
dan kepala ruangan yang termuat dalam satu bagan, sehingga apabila
dilihat secara sekilas, satu tim nampak tidak memiliki penanggung jawab.
2. Uraian Tugas
a. Tugas dan tanggung jawab kepala ruangan :
 Dalam Perencanaan
1) Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing-
masing.
2) Mengikuti serah terima pasien pada shift sebelumnya.
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien bersama ketua tim.
4) Mengidentifikasi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan
berdasarkan aktifitas dan kebutuhan pasien bersama ketua tim,
mengatur penugasan/penjadwalan.
5) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.
6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan, dan
mendiskusikan dengan doketr tentang tindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien.
7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk
kegiatan membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan,
membimbing pelaksanaan proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan, mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah, serta
memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru
masuk.
 Dalam Pengorganisasian
1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
2) Merumuskan tujuan metode penugasan.
3) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.
4) Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2 ketua tim,
dan ketua tim membawahi 2-3 perawat.
5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat
proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain.
6) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
7) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.
8) Mendelegasikan tugas saat kepala ruangan tidak berada di tempat
kepada ketua tim.
9) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi psien
10) Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya.
11) Identifikasi masalah dan cara penanganannya.
 Dalam Pengarahan
1) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
2) Memberi pujian pada anggota tim 11 Kepala ruangan Ketua Tim
Ketua Tim Anggota Tim Anggota Tim Pasien Pasien
3) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap.
4) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berkaitan
dengan askep pasien.
5) Melibatkan bawahan dari awal hin gga akhir kegiatan.
6) Membimbing bawahan yang kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya.
7) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
 Dalam Pengawasan
1) Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan ketua tim maupun perawat pelaksana mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan.
b. Tugas dan tanggung jawab perawat primer/ketua Tim :
1) Bertanggung jawab terhadap pengelolaan asuhan keperawatan
pasien sejak masuk sampai pulang.
2) Mengorientasikan pasien yang baru dan keluarganya.
3) Mengkaji kondisi kesehatan pasien dan keluarganya.
4) Membuat diagnose keperawatan dan rencana keperawatan.
5) Mengkomunikasikan rencana keperawatan kepada anggota tim.
f)Mengarahkan dan membimbing anggota tim dalam melakukan
tindakan keperawatan.
6) Mengevaluasi tindakan dan rencana keperawatan.
7) Melaksanakan tindakan keperawatan tertentu.
8) Mengembangkan perencanaan pulang.
9) Memonitor pendokumentasian tindakan keperawatan yang
dilakukan oleh anggota tim.
10) Melakukan/mengikuti pertemuan dengan anggota tim/tim
kesehatan lainnya untuk membahas perkembangan kondisi pasien.
l)Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota
kelompok dan memberikan bimbingan melalui konferensi.
11) Mengevaluasi pemberian askep dan hasil yang dicapai serta
pendokumentasiannya.
c. Tugas dan tanggung jawab perawat pelasana :
1) Melaksanakan tindakan keperawatan yang telah direncanakan
ketua tim.
2) Mendokumentasikan tindakan keperawatan yang dilakukan.
3) Membantu ketua tim melakukan pengkajian, menentukan diagnose
keperawatan dan membuat rencana keperawatan.
4) Membantu ketua tim mengevaluasi hasil tindakan keperawatan.
5) Membantu/bersama dengan ketua tim mengorientasikan pasien
baru.
6) Mengganti tugas perawat pelaksana keperawatan bila perlu.

Evaluasi Hasil :

Diruangan Baji ampe tugas ketua Tim diambil alih oleh Kepala
ruangan dan perawat pelaksana melakukan tugasnya sesuai dengan job
description yang diberikan, kadang melakukan pekerjaan/tindakan yang
diluar dari descriptionnya namun hal ini tetap sejalan dengan teori yang
didapatkan mengenai job deskription perawat.
3. Pengaturan Jadwal Dinas

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu


NAMA
23/11/2018 24/11/2018 25/11/2018 26/11/2018 27/11/2018 28/11/2018

Hj. Agustiawati A. D.S.Kep.,Ns

Nurhasanah, SKM.,S.Kep.,Ns

Hasriyati, S.Kep.,Ns

Irmasari Hasyim, S.Kep.,Ns

Musfirayani, S.Kep.,Ns

Jamila, S.Kep

Rasma Rasyima, S.Kep

Fauchia Usfar, Amk

4. Pengaturan Daftar Pasien


Klasifikasi Pasien
Klasifikasi Pasien
Jumlah
Hari Minimal Parsial Total
Pasien

Minimal Parsial Total P S M P S M P S M

Selasa 1 2 1 4 0,17 0,14 0,10 0,54 0,3 0,14 0,3 0,3 0,2

Rabu 1 2 1 4 0,17 0,14 0,10 0,54 0,3 0,14 0,3 0,3 0,2

Kamis 1 2 1 4 0,17 0,14 0,10 0,54 0,3 0,14 0,3 0,3 0,2

Jumat 1 2 1 4 0,17 0,14 0,10 0,54 0,3 0,14 0,3 0,3 0,2

Sabtu 1 2 1 4 0,17 0,14 0,10 0,54 0,3 0,14 0,3 0,3 0,2
Jadi jumlah perawat per shift yang dibutuhkan adalah
a. Shift pagi 0,17 + 0,54 + 0,36 = ( 1 orang perawat)
b. Shift siang 0,14 + 0,30 + 0,30 = (1 orang perawat)
c. Shif malam 0,10 + 0,14 + 0,20 = (1 orang perawat)
(Douglas 1984 )
D. Fungsi Pengarahan
1. Operan
Operan dilakukan tiga kali dalam sehari, yaitu pada pergantian shift
malam ke shift pagi (pukul 07.00 wita), dari shift pagi ke shift sore
(13.30 wita), dan dari shift pagi ke shift malam (pukul 20.30 wita). Selalu
diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas di ruangan
Baji Ampe.
Operan merupakan suatu cara dalam menyampaikan dan menerima
suatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien, Triwibowo
(2013). Operan merupakan pengalihan tanggung jawab profesional dan
akuntabilitas untuk beberapa atau semua aspek perawatan pasien, atau
kelompok Pasien, kepada orang lain atau kelompok profesioanl secara
sementara atau permanen (AMA, 2006) dalam Triwibowo, 2013).
Operan pasien merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima suatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Pada
saat operan atau timbang terima anatarperawat, diperlukan suatu
komunikasi yang jelas tentang kebutuhan pasien, intervensi yang sudah
dan yang belum dilaksanakan, serta respons yang terjadi pada pasien.
Perawat melakukan operan bersama dengan perawat lainnya dengan cara
berkeliling ke setiap pasien dan menyampaikan kondisi pasien secara
akurat di dekat pasien. Cara ini akan lebih efektif daripada harus
nmenghabiskan waktu orang lain sekedar untuk membaca dokumentasi
yang telah kita buat, selain itu juga akan membantu perawat dalam
menerima operan secara nyata (Nursalam2015). operan adalah
komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh
perawat pada pergantian shift (Putra, 2016).
Evaluasi Hasil :
Berdasarkan hasil operan yang didapatkan di ruang baji Ampe lantai
4 Rumah Sakit Labuang Baji makassar sejalan dengan teori yang
dipaparkan oleh Nursalam (2017) Bahwa operan merupakan teknik atau
cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keadaan pasien dan keluhan pasien. Operan pasien
harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat,
jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif
yang sudah dan yang belum dilakukan serta perkembangan pasien saat
itu.
Operan di ruangan baji Ampe terdapat 2 sesi. pertama di ners station,
perawat yang shift pagi memberitahukan kondisi, keluhan terakhir
pasien, tindakan yang dilakukan, jenis terapi yang digunakan klien dan
tindakan yang belum dilakukan yang selanjutnya akan dilakukan oleh
perawat yang shift siang. Dan yang kedua dilakukan di ruangan pasien
sekaligus memberi tahu pasien bahwa jadwal shift pagi telah selesai dan
akan dilanjutkan oleh perawat shift siang.
Kendala dalam melakukan operan adalah pada saat operan memakan
waktu yang lama sehingga hanya pasien yang betul-betul memerlukan
perawatan atau perhatian penuh misalnya (pasien total care) yang di
operkan pada saat melakukan operan di ruangan, terdapat SOP operan.
Hasil operan di ruangan Baji Ampe yaitu operan di pimpin oleh
kepala ruangan atau penanggung jawab shift, kemudian masing-masing
perawat assosiate (PA) menyampaikan hasil yang telah dilakukan kepada
pasien. Setelah melakukan operan di ruangan dilanjutkan operan di
ruangan pasien sekaligus menginformasikan kepada keluarga pasien /
pasien bahwa ada pergantian shift dan dilanjutkan oleh perawat shift
selanjutnya. Perawat shift berikutnya memverifikasi hasil yang telah
disampaikan pada saat melakukan operan di ruang perawat. Dan
memberitahukan kepada pasien, perawat yang bertanggung jawab pada
shift selanjutnya hal ini sejalan dengan teori yang didapatkan bahwa
operan yang dilakukan dipimpin oleh kepala ruangan dan melakukan
verifikasi data pasien atau tindakan yang akan dilakukan diruangan
masing-masing pasien.
2. Pre Dan Post Conference
Menurut hasil wawancara kepala ruangan maupun perawat pelaksana
bahwa pre conference dilakukan setiap pergantian shift dan sebelum
operan serta membacakan hasil tindakan yang telah dilakukan, belum
dilakukan dan tindakan yang akan dilakukan untuk shift berikutnya.
Pre Conference adalah komunikasi kepala primer dan perawat
pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift
tersebut yang dipimpin oleh ka primer atau penanggung jawab primer.
Jika yang dinas pada primer tersebut hanya 1 (satu) orang, maka pre
conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat
(rencana harian) dan tambahan rencana dari kepala primer dan
penanggung jawab primer. (Modul MPKP, 2006)
kepala ruangan dan perawat pelaksana melakukan pre conference
setiap pergantian shift dan sebelum operan dilakukan hal ini sejalan
dengan teori yang telah didapatkan.
Menurut wawancara kepala ruangan dan perawat pelaksana post
conference dilakukan setiap pergantian shift dan setelah dilakukan
operan dikamar pasien dan dilanjutkan dengan pembacaan doa serta
dipimpin oleh kepala ruangan hal ini sejalan dengan teori yang telah
didapatkan.
Post Conference adalah komunikasi kepala primer dan perawat
pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan
kepada shift berikutnya. Isinya adalah hasil asuhan keperawatan tiap
perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post
conference dipimpin oleh kepala primer atau penanggung jawab primer
(Modul MPKP, 2006).
Evaluasi Hasil :
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan dengan
kepala ruangan, pre dan post confrence hanya dilakukan oleh perawat
pelaksana di ruangan baji ampe lantai 4. Pre dan post confrence
didapatkan bahwa pre conference dilakukan setelah operan dan post
confrence dilakukan sebelum operan pada setiap pergantian shift sebelum
dan setelah melakukan tindakan selalu dilakukan di ruang perawat dan
ruangan pasien hal tersebut sejalan dengan teori yang didapatkan.
3. Motivasi Kepada Perawat
Menurut (Mangkunegara, 2000 dalam nursalam, 2015) terdapat
beberapa prinsip dalam memotivasi kerja pegawai:pegawai perlu diberikan
kesempatan ikut berpartisipasi menentukan tujuan yang akan dicapai oleh
pemimpin dalam upaya memotivasi kerja, pemimpin mengkomunikasikan
segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas,
mengakui bahwa bawahan mempunyai andil dalam usaha pencapaian
tujuan, memberikan wewenang kepada bawahan untuk dapat mengambil
keputusan terhadap pekerjaan, pemimpin memberikan perhatian terhadap
apa yang diinginkan bawahannya.
Evaluasi Hasil :
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada kepala ruangan
biasanya kepala ruangan melakukan strategi dalam memberikan motivasi
kepada perawat yaitu dengan memberikan pujian secara verbal sebagai
motivasi dalam upaya meningkatkan kinerja perawat pelaksana
4. Pendelegasian
Delegasi adalah pendegasian penyelesaian pekerjaan yang
dikerjakan melalui orang lain untuk menyelesaikan tujuan organisasi
(Nursalam, 2015). Unsur-unsur dalam proses delegasi meliputi R-A-A,
yaitu :
a. Tanggung jawab (Responsibility), adalah pekerjaan-pekerjaan yang
harus diselesaikan oleh seseorang pada jabatan tertentu.
b. Kemampuan (Accountability), adalah kompeten dalam memberikan
pertanggung jawaban atas pelimpahan yang berikan kepadanya.
c. Kewenangan (Authority), adalah hak atau wewenang untuk
memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan fungsinya
dari uraian ketiga unsur diatas, jelas bahwa Authority (Kekuasaan)
dan Responsibility (Tugas) dapat didelegasikan, sedangkan
Accountability (Kemampuan) tidak dapat didelegasikan. Ini berarti
bahwa seseorang pemimpin yang mendelegasikan tugas dan
kekuasaan kepada bawahannya tidak berarti mendelegasikan
pertanggungjawaban, tetapi ia tetap bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan tugas yang didelegasikan kepada bawahannya.
Evaluasi Hasil :
Dari hasil wawancara yang didapatkan bahwa cara yang di lakukan
kepala ruangan dan perawat pelaksana sejalan dengan teori yang yang di
kemukakan oleh (Nursalam, 2015).
5. Supervisi
Supervisi dalam praktik keperawatan professional adalah suatu
proses pemberian berbagai sumber yang dibutuhkan perawat untuk
menyelesaikan tugas-tugas dalam mencapai tujuan organisasi . supervise
dapa dibedakan menjadi dua kategori, yaitu tugas teknis dan manajerial.
Evaluasi Hasil :
Berdasarkan Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan dan
perawat pelaksana, Ruang Perawatan baji ampe lantai 4 sebagian perawat
mengatakan bahwa kegiatan supervisi belum dilakukan dan akan
direncanakan oleh kepala ruangan untuk dilakukan supervisi.

6. Ronde Keperaawatan
Kozier et al. (2014) menyatakan bahwa ronde keperawatan
merupakan prosedur dimana dua atau lebih perawat mengunjungi pasien
untuk mendapatkan informasi yang akan membantu dalam merencanakan
pelayanan keperawatan dan memberikan kesempatan pada pasien untuk
mendiskusikan masalah keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan
keperawatan yang telah diterima pasien.
Ronde keperawatan di ruangan baji ampe untuk saat ini belum
diadakan ronde keperawatan di ruangan karena tidak memilki kasus yang
unik dan lama perawatan pasien yang tidak lebih dari 1 minggu.
Evaluasi Hasil :
Berdasarkan hasil wawancara dari kepala ruangan tentang
pelaksanaan ronde keperawatan di ruangan, didapatkan bahwa
pelaksanaan ronde keperawatan belum maksimal karena belum cukup
memiliki tenaga perawat dan baru akan dilakukan penambahan tenaga
keperawatan.
E. Pengendalian
1. Indikator Mutu
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah melaksanakan kegiatan praktek Manajemen Keperawatan di


Ruang baji ampe RSUD Labuang Baji Makassar dari tanggal 23 - 28 November
2020, maka kami mengambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dari Kepala Ruangan dan
perawat pelaksana keperawatan, didapatkan 4 permasalahan. Dari 4 masalah
tersebut ditentukan masalah tertinggi berdasarkan skala prioritas yang akan
dicoba untuk diatasi yaitu :
a. Visi misi ruagan belum terdapat visi misi ruangan yang ada hanya visi
misi rumah sakit yang di tempel di nurse station dengan desain dan
huruf dapat terbaca dengan mudah oleh semua orang yang melihat.
b. Struktur organisasi berjalan sesuai dengan tugas masing-masing akan
tetapi untuk bagan struktur organisasinya belum optimal karena belum
terdapat nama ketua tim hanya terdapat kepala ruangan dan perawat
pelaksana yang termuat dalam satu bagan, sehingga apabila dilihat
secara sekilas, satu tim nampak tidak memiliki penanggung jawab.
c. Ronde keperawatan belum optimal dilaksanakan karena keterbatasan
sarana dan tenaga keperawatan.
d. Kegiatan supervisi tidak berjalan dengan optimal di ruangan, karena
pada saat wawancara ada sebagian perawat yang mengatakan kegiatan
supervisi tidak dilakukan dan akan direncanakan untuk dilakukan
supervisi oleh kepala ruangan.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, disarankan kepada :

1. Pemimpin/kepala ruangan
a. Mengusulkan kepada kepala ruangan untuk mensosialisasikan visi
misi kembali kepada perawat di ruangan dengan bantuan media yang
mudah diingat dan dilihat
b. Dengan media baru pada struktur organisasi perawat ruangan baji
ampe tetap melakukan tugasnya sesuai dengan job description yang
telah diberikan.
c. Melakukan supervisi berkala untuk mengetahui perkembangan kinerja
anggota perawat
d. Melakukan kembali ronde keperawatan sehingga wawasan perawat
semakin meningkat.
2. Mahasiswa praktek yang akan datang di harapkan dapat melakukan hasil
praktek dan wawancara lebih mendetail sesuai dengan konsep MPKP dan
MAKP serta target praktek keperawatan manajemen terlaksana.
Daftar Pustaka

Asmuji. (2012). Manajemen keperawatan, konsep dan aplikasi. Jogjakarta:

Erlangga.

Gilles. (2006). Manajemen keperawatan suatu pendekatan system edisi kedua.

Jakarta: Terjemahan Illionis W. B. Saunders Company.

Kozier. 2014. Buku Ajr Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik.

Jakarta. EGC

Nursalam. (2015). Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan.

Jakarta: Salemba medika.

Tim MPKP. (2006). Panduan Praktis Mengelola Pelatihan. Jakarta: Edsa

Mahkota.

Triwibowo, Cecep.2013. Manajemen Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit.

Jakarta. TIM
LAMPIRAN
OPERAN
Selasa, 24 November 2020

Rabu, 25 November 2020


Kamis, 26 November 2020

Anda mungkin juga menyukai