DISUSUN
OLEH
KELOMPOK I
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah laporan Manajemen Keperawatan di RSUD Labuang Baji Makassar ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini.Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.Namun
tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya.Oleh karena itu dengan
lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca
yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah manajemen keperawatan ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan berguna seta
bermanfaat bagi kita semua untuk menambah ilmu pengetahuan dan menambah
wawasan bagi kita sebagai mahasiswa.
Terima kasih kepada teman-teman kelompok yang membantu menyusun
tugas Manajemen keperawatan dan terima kasih kami ucapkan bagi semua sumber
dan informasi yang kami peroleh.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2015 Rumah Sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki
peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat derajat kesehatan
masyarakat Indonesia. Pemerintah telah bersungguh-sungguh dan terus-
menerus berupaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan baik yang
bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi.
Peran tersebut semakin dituntut akibat adanya perubahan-perubahan
epidemiologik penyakit, perubahan struktur organisasi, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, perubahan sosio-ekonomi masyarakat dan
pelayanan yang lebih efektif, ramah dan sanggup memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Menurut Nursalam (2015), keperawatan sebagai pelayanan yang
professional bersifat humanistik, menggunakan pendekatan holistik,dilakukan
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan
obyektif klien, mengacu pada standard professional keperawatan dan
menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan utama. Keperawatan
profesional secara umum merupakan tanggung jawab seorang perawat yang
selalu mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan, sehingga dituntut untuk
selalu melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar (rasional) dan baik
(etikal).
Manajemen keperawatan menurut Nursalam (2015), merupakan suatu
pelayanan keperawatan profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan
menjalankan empat fungsi manajemen antara lain perencanaan,
pengorganisasian, motivasi, dan pengendalian. Keempat fungsi tersebut
saling berhubungan dan memerlukan keterampilan-keterampilan teknis,
hubungan antar manusia, konseptual yang mendukung asuhan keperwatan
yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat. Hal ini
menunjukkan bahwa manajemen keperawatan perlu mendapat prioritas utama
dalam pengembangan keperawatan di masa depan, karena berkaitan dengan
tuntutan profesi dan global bahwa setiap perkembangan serta perubahan
memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap
perubahan yang terjadi.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan di
Ruang Baji Ampe RSUD Labuang Baji Makassar, mahasiswa diharapkan
dapat mengerti dan memahami prinsip manajemen keperawatan dan
model pemberian asuhan keperawatan profesional yang sesuai dengan
prinsip MPKP.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan Praktik manajemen keperawatan, mahasiswa
mampu :
a. Mengetahui dan mengaplikasikan gaya kepemimpinan yang efektif
saat memberikan pelayanan keperawatan maupun asuhan
keperawatan.
b. Mengetahui dan mengaplikasikan pembuatan perencanaan pelayanan
keperawatan maupun asuhan keperawatan.
c. Mengetahui dan mengaplikasikan pengarahan pelayanan
keperawatan maupun asuhan keperawatan.
d. Mengetahui dan mengaplikasikan penerapan teori perubahan pada
pelayanan keperawatan.
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Sebagai sumber informasi khususnya bagi mahasiswa program
profesi ners dalam aplikasi konsep kepemimpinan dan manajemen
keperawatan secara langsung.
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan bagi perawat khususnya di Ruang Baji
Ampe RSUD Labuang Baji Makassar untuk meningkatkan kualitas
pelayanan asuhan keperawatan yang mangacu kepada model praktek
keperawatan profesional (MPKP).
BAB II
TINJAUAN LAHAN
B. Pengumpulan data
1. Data umum ruangan
a. Tenaga dan pasien (M1 - Man)
Jumlah tenaga keperawatan di Ruang Baji ampe RSUD Labuang Baji
Makassar sebanyak 8 orang dimana terbagi menjadi 1 orang Kepala
Ruangan dan 7 orang Perawat Pelaksana.
Steoscope Litt
3. 2020 1 Buah Baik
Dewasa Mann
Troli
13. - 2020 1 Buah Baik
Emergency
1. Januari
2. Februari
3. Maret
4. April
5. Mei
6. Juni
7. Juli
8. Agustus
9. September
Total
C. Analisa Masalah
Dari hasil wawancara yang dilakukan di ruangan Baji Ampe didapatkan
masalah sebagai berikut :
NO MASALAH
1 Visi misi ruangan
2 Struktur organisasi
3 Ronde keperawatan
4 Supervisi
BAB III
PELAKSANAAN DAN PEMABAHASAN
A. Fungsi Perencanaan
1. Visi rumah sakit
“ Menjadi rumah sakit unggulan provinsi yang inovatif dan kompetitif
tahun 2023”
2. Misi
a. Mewujudkan pelayanan prima yang inovatif
b. Mewujudkan profesionalisme SDM yang kompetitif
c. Mewujudkan sarana dan prasarana yang berkualitas
d. Meningkatkan efektifitas dan efesiensi anggaran RS
Evaluasi Hasil :
Evaluasi Hasil :
Dari hasil wawancara di dapatkan perawat mengatakan ada SOP
namun perawat tidak dapat menunjukkan SOP tersebut dan menurut
kepala ruangan terdapat standart operasional prosedur di ruangan
4. Standar Asuhan Keperawatan
Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu,
keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun
sehat. Asuhan Keperawatan adalah rangkaian interaksi Perawat dengan
Klien dan lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan
dan kemandirian Klien dalam merawat dirinya. (Permenkes 2019).
Evaluasi Hasil :
Dari hasil wawancara di dapatkan perawat mengatakan ada asuhan
keperawatan dan asuhan keperawatan tersebut ditulis dalam buku laporan
pasien. Dan menurut kepala ruangan asuhan keperawatan yang diberikan
sudah mengacu pada standar asuhan keperawatan (SAK).
5. Standar Kinerja
Standar kinerja (performance standards) adalah persyaratan tugas,
fungsi atau perilaku yang ditetapkan oleh pemberi kerja sebagai sasarana
yang harus dicapai oleh seorang karyawan. Menurut Wirawan
(2009) Standar kerja adalah sebuah target, sasaran, tujuan serta
upaya kerja dari karyawan dalam jangka waktu tertentu.
Evaluasi Hasil :
Menurut hasil wawancara dengan kepala ruangan standart kinerja
perawat pelaksana ada.
B. Fungsi Pengorganisasian
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Ruang Perawatan Lantai 4 baji Ampe telah ada
dan dipajang diruangan. Struktur organisasi berjalan sesuai dengan tugas
masing-masing akan tetapi untuk bagan struktur organisasinya belum
optimal karena masih belum terdapat kepala tim keperawatan.
Evaluasi Hasil :
Ruang perawatan baji Ampe, selain kamar pasien memiliki ruang
khusus untuk kepala ruangan serta nurse station sebagai tempat
pengontrolan perawat kepada pasien. Ruang perawatan baji Ampe di
pimpin oleh kepala ruangan dengan kualifikasi pendidikan S1
Keperawatan (Ners), model Metode Asuhan Keperawatan yang
digunakan adalah MPKP (manajemen asuhan keperawatan profesional).
Perawat pelaksana bekerja di bawah kepala ruangan dan disupervisi oleh
kepala ruangan. Metode ini menggunakan modifikasi tim yang terdiri
atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap pasien. Perawat dibagi menjadi 1 tim/group yang terdiri atas
kepala ruangan dan perawat pelaksana dalam satu kelompok kecil yang
saling bekerja sama.
Evaluasi Hasil :
Struktur organisasi berjalan sesuai dengan tugas masing-masing
perawat akan tetapi untuk bagan struktur organisasi belum optimal,
karena belum terdapat nama ketua tim hanya terdapat perawat pelaksana
dan kepala ruangan yang termuat dalam satu bagan, sehingga apabila
dilihat secara sekilas, satu tim nampak tidak memiliki penanggung jawab.
2. Uraian Tugas
a. Tugas dan tanggung jawab kepala ruangan :
Dalam Perencanaan
1) Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing-
masing.
2) Mengikuti serah terima pasien pada shift sebelumnya.
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien bersama ketua tim.
4) Mengidentifikasi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan
berdasarkan aktifitas dan kebutuhan pasien bersama ketua tim,
mengatur penugasan/penjadwalan.
5) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.
6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan, dan
mendiskusikan dengan doketr tentang tindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien.
7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk
kegiatan membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan,
membimbing pelaksanaan proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan, mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah, serta
memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru
masuk.
Dalam Pengorganisasian
1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
2) Merumuskan tujuan metode penugasan.
3) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.
4) Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2 ketua tim,
dan ketua tim membawahi 2-3 perawat.
5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat
proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain.
6) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
7) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.
8) Mendelegasikan tugas saat kepala ruangan tidak berada di tempat
kepada ketua tim.
9) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi psien
10) Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya.
11) Identifikasi masalah dan cara penanganannya.
Dalam Pengarahan
1) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
2) Memberi pujian pada anggota tim 11 Kepala ruangan Ketua Tim
Ketua Tim Anggota Tim Anggota Tim Pasien Pasien
3) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap.
4) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berkaitan
dengan askep pasien.
5) Melibatkan bawahan dari awal hin gga akhir kegiatan.
6) Membimbing bawahan yang kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya.
7) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
Dalam Pengawasan
1) Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan ketua tim maupun perawat pelaksana mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan.
b. Tugas dan tanggung jawab perawat primer/ketua Tim :
1) Bertanggung jawab terhadap pengelolaan asuhan keperawatan
pasien sejak masuk sampai pulang.
2) Mengorientasikan pasien yang baru dan keluarganya.
3) Mengkaji kondisi kesehatan pasien dan keluarganya.
4) Membuat diagnose keperawatan dan rencana keperawatan.
5) Mengkomunikasikan rencana keperawatan kepada anggota tim.
f)Mengarahkan dan membimbing anggota tim dalam melakukan
tindakan keperawatan.
6) Mengevaluasi tindakan dan rencana keperawatan.
7) Melaksanakan tindakan keperawatan tertentu.
8) Mengembangkan perencanaan pulang.
9) Memonitor pendokumentasian tindakan keperawatan yang
dilakukan oleh anggota tim.
10) Melakukan/mengikuti pertemuan dengan anggota tim/tim
kesehatan lainnya untuk membahas perkembangan kondisi pasien.
l)Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota
kelompok dan memberikan bimbingan melalui konferensi.
11) Mengevaluasi pemberian askep dan hasil yang dicapai serta
pendokumentasiannya.
c. Tugas dan tanggung jawab perawat pelasana :
1) Melaksanakan tindakan keperawatan yang telah direncanakan
ketua tim.
2) Mendokumentasikan tindakan keperawatan yang dilakukan.
3) Membantu ketua tim melakukan pengkajian, menentukan diagnose
keperawatan dan membuat rencana keperawatan.
4) Membantu ketua tim mengevaluasi hasil tindakan keperawatan.
5) Membantu/bersama dengan ketua tim mengorientasikan pasien
baru.
6) Mengganti tugas perawat pelaksana keperawatan bila perlu.
Evaluasi Hasil :
Diruangan Baji ampe tugas ketua Tim diambil alih oleh Kepala
ruangan dan perawat pelaksana melakukan tugasnya sesuai dengan job
description yang diberikan, kadang melakukan pekerjaan/tindakan yang
diluar dari descriptionnya namun hal ini tetap sejalan dengan teori yang
didapatkan mengenai job deskription perawat.
3. Pengaturan Jadwal Dinas
Nurhasanah, SKM.,S.Kep.,Ns
Hasriyati, S.Kep.,Ns
Musfirayani, S.Kep.,Ns
Jamila, S.Kep
Selasa 1 2 1 4 0,17 0,14 0,10 0,54 0,3 0,14 0,3 0,3 0,2
Rabu 1 2 1 4 0,17 0,14 0,10 0,54 0,3 0,14 0,3 0,3 0,2
Kamis 1 2 1 4 0,17 0,14 0,10 0,54 0,3 0,14 0,3 0,3 0,2
Jumat 1 2 1 4 0,17 0,14 0,10 0,54 0,3 0,14 0,3 0,3 0,2
Sabtu 1 2 1 4 0,17 0,14 0,10 0,54 0,3 0,14 0,3 0,3 0,2
Jadi jumlah perawat per shift yang dibutuhkan adalah
a. Shift pagi 0,17 + 0,54 + 0,36 = ( 1 orang perawat)
b. Shift siang 0,14 + 0,30 + 0,30 = (1 orang perawat)
c. Shif malam 0,10 + 0,14 + 0,20 = (1 orang perawat)
(Douglas 1984 )
D. Fungsi Pengarahan
1. Operan
Operan dilakukan tiga kali dalam sehari, yaitu pada pergantian shift
malam ke shift pagi (pukul 07.00 wita), dari shift pagi ke shift sore
(13.30 wita), dan dari shift pagi ke shift malam (pukul 20.30 wita). Selalu
diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas di ruangan
Baji Ampe.
Operan merupakan suatu cara dalam menyampaikan dan menerima
suatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien, Triwibowo
(2013). Operan merupakan pengalihan tanggung jawab profesional dan
akuntabilitas untuk beberapa atau semua aspek perawatan pasien, atau
kelompok Pasien, kepada orang lain atau kelompok profesioanl secara
sementara atau permanen (AMA, 2006) dalam Triwibowo, 2013).
Operan pasien merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima suatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Pada
saat operan atau timbang terima anatarperawat, diperlukan suatu
komunikasi yang jelas tentang kebutuhan pasien, intervensi yang sudah
dan yang belum dilaksanakan, serta respons yang terjadi pada pasien.
Perawat melakukan operan bersama dengan perawat lainnya dengan cara
berkeliling ke setiap pasien dan menyampaikan kondisi pasien secara
akurat di dekat pasien. Cara ini akan lebih efektif daripada harus
nmenghabiskan waktu orang lain sekedar untuk membaca dokumentasi
yang telah kita buat, selain itu juga akan membantu perawat dalam
menerima operan secara nyata (Nursalam2015). operan adalah
komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh
perawat pada pergantian shift (Putra, 2016).
Evaluasi Hasil :
Berdasarkan hasil operan yang didapatkan di ruang baji Ampe lantai
4 Rumah Sakit Labuang Baji makassar sejalan dengan teori yang
dipaparkan oleh Nursalam (2017) Bahwa operan merupakan teknik atau
cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keadaan pasien dan keluhan pasien. Operan pasien
harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat,
jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif
yang sudah dan yang belum dilakukan serta perkembangan pasien saat
itu.
Operan di ruangan baji Ampe terdapat 2 sesi. pertama di ners station,
perawat yang shift pagi memberitahukan kondisi, keluhan terakhir
pasien, tindakan yang dilakukan, jenis terapi yang digunakan klien dan
tindakan yang belum dilakukan yang selanjutnya akan dilakukan oleh
perawat yang shift siang. Dan yang kedua dilakukan di ruangan pasien
sekaligus memberi tahu pasien bahwa jadwal shift pagi telah selesai dan
akan dilanjutkan oleh perawat shift siang.
Kendala dalam melakukan operan adalah pada saat operan memakan
waktu yang lama sehingga hanya pasien yang betul-betul memerlukan
perawatan atau perhatian penuh misalnya (pasien total care) yang di
operkan pada saat melakukan operan di ruangan, terdapat SOP operan.
Hasil operan di ruangan Baji Ampe yaitu operan di pimpin oleh
kepala ruangan atau penanggung jawab shift, kemudian masing-masing
perawat assosiate (PA) menyampaikan hasil yang telah dilakukan kepada
pasien. Setelah melakukan operan di ruangan dilanjutkan operan di
ruangan pasien sekaligus menginformasikan kepada keluarga pasien /
pasien bahwa ada pergantian shift dan dilanjutkan oleh perawat shift
selanjutnya. Perawat shift berikutnya memverifikasi hasil yang telah
disampaikan pada saat melakukan operan di ruang perawat. Dan
memberitahukan kepada pasien, perawat yang bertanggung jawab pada
shift selanjutnya hal ini sejalan dengan teori yang didapatkan bahwa
operan yang dilakukan dipimpin oleh kepala ruangan dan melakukan
verifikasi data pasien atau tindakan yang akan dilakukan diruangan
masing-masing pasien.
2. Pre Dan Post Conference
Menurut hasil wawancara kepala ruangan maupun perawat pelaksana
bahwa pre conference dilakukan setiap pergantian shift dan sebelum
operan serta membacakan hasil tindakan yang telah dilakukan, belum
dilakukan dan tindakan yang akan dilakukan untuk shift berikutnya.
Pre Conference adalah komunikasi kepala primer dan perawat
pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift
tersebut yang dipimpin oleh ka primer atau penanggung jawab primer.
Jika yang dinas pada primer tersebut hanya 1 (satu) orang, maka pre
conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat
(rencana harian) dan tambahan rencana dari kepala primer dan
penanggung jawab primer. (Modul MPKP, 2006)
kepala ruangan dan perawat pelaksana melakukan pre conference
setiap pergantian shift dan sebelum operan dilakukan hal ini sejalan
dengan teori yang telah didapatkan.
Menurut wawancara kepala ruangan dan perawat pelaksana post
conference dilakukan setiap pergantian shift dan setelah dilakukan
operan dikamar pasien dan dilanjutkan dengan pembacaan doa serta
dipimpin oleh kepala ruangan hal ini sejalan dengan teori yang telah
didapatkan.
Post Conference adalah komunikasi kepala primer dan perawat
pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan
kepada shift berikutnya. Isinya adalah hasil asuhan keperawatan tiap
perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post
conference dipimpin oleh kepala primer atau penanggung jawab primer
(Modul MPKP, 2006).
Evaluasi Hasil :
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan dengan
kepala ruangan, pre dan post confrence hanya dilakukan oleh perawat
pelaksana di ruangan baji ampe lantai 4. Pre dan post confrence
didapatkan bahwa pre conference dilakukan setelah operan dan post
confrence dilakukan sebelum operan pada setiap pergantian shift sebelum
dan setelah melakukan tindakan selalu dilakukan di ruang perawat dan
ruangan pasien hal tersebut sejalan dengan teori yang didapatkan.
3. Motivasi Kepada Perawat
Menurut (Mangkunegara, 2000 dalam nursalam, 2015) terdapat
beberapa prinsip dalam memotivasi kerja pegawai:pegawai perlu diberikan
kesempatan ikut berpartisipasi menentukan tujuan yang akan dicapai oleh
pemimpin dalam upaya memotivasi kerja, pemimpin mengkomunikasikan
segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas,
mengakui bahwa bawahan mempunyai andil dalam usaha pencapaian
tujuan, memberikan wewenang kepada bawahan untuk dapat mengambil
keputusan terhadap pekerjaan, pemimpin memberikan perhatian terhadap
apa yang diinginkan bawahannya.
Evaluasi Hasil :
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada kepala ruangan
biasanya kepala ruangan melakukan strategi dalam memberikan motivasi
kepada perawat yaitu dengan memberikan pujian secara verbal sebagai
motivasi dalam upaya meningkatkan kinerja perawat pelaksana
4. Pendelegasian
Delegasi adalah pendegasian penyelesaian pekerjaan yang
dikerjakan melalui orang lain untuk menyelesaikan tujuan organisasi
(Nursalam, 2015). Unsur-unsur dalam proses delegasi meliputi R-A-A,
yaitu :
a. Tanggung jawab (Responsibility), adalah pekerjaan-pekerjaan yang
harus diselesaikan oleh seseorang pada jabatan tertentu.
b. Kemampuan (Accountability), adalah kompeten dalam memberikan
pertanggung jawaban atas pelimpahan yang berikan kepadanya.
c. Kewenangan (Authority), adalah hak atau wewenang untuk
memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan fungsinya
dari uraian ketiga unsur diatas, jelas bahwa Authority (Kekuasaan)
dan Responsibility (Tugas) dapat didelegasikan, sedangkan
Accountability (Kemampuan) tidak dapat didelegasikan. Ini berarti
bahwa seseorang pemimpin yang mendelegasikan tugas dan
kekuasaan kepada bawahannya tidak berarti mendelegasikan
pertanggungjawaban, tetapi ia tetap bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan tugas yang didelegasikan kepada bawahannya.
Evaluasi Hasil :
Dari hasil wawancara yang didapatkan bahwa cara yang di lakukan
kepala ruangan dan perawat pelaksana sejalan dengan teori yang yang di
kemukakan oleh (Nursalam, 2015).
5. Supervisi
Supervisi dalam praktik keperawatan professional adalah suatu
proses pemberian berbagai sumber yang dibutuhkan perawat untuk
menyelesaikan tugas-tugas dalam mencapai tujuan organisasi . supervise
dapa dibedakan menjadi dua kategori, yaitu tugas teknis dan manajerial.
Evaluasi Hasil :
Berdasarkan Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan dan
perawat pelaksana, Ruang Perawatan baji ampe lantai 4 sebagian perawat
mengatakan bahwa kegiatan supervisi belum dilakukan dan akan
direncanakan oleh kepala ruangan untuk dilakukan supervisi.
6. Ronde Keperaawatan
Kozier et al. (2014) menyatakan bahwa ronde keperawatan
merupakan prosedur dimana dua atau lebih perawat mengunjungi pasien
untuk mendapatkan informasi yang akan membantu dalam merencanakan
pelayanan keperawatan dan memberikan kesempatan pada pasien untuk
mendiskusikan masalah keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan
keperawatan yang telah diterima pasien.
Ronde keperawatan di ruangan baji ampe untuk saat ini belum
diadakan ronde keperawatan di ruangan karena tidak memilki kasus yang
unik dan lama perawatan pasien yang tidak lebih dari 1 minggu.
Evaluasi Hasil :
Berdasarkan hasil wawancara dari kepala ruangan tentang
pelaksanaan ronde keperawatan di ruangan, didapatkan bahwa
pelaksanaan ronde keperawatan belum maksimal karena belum cukup
memiliki tenaga perawat dan baru akan dilakukan penambahan tenaga
keperawatan.
E. Pengendalian
1. Indikator Mutu
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dari Kepala Ruangan dan
perawat pelaksana keperawatan, didapatkan 4 permasalahan. Dari 4 masalah
tersebut ditentukan masalah tertinggi berdasarkan skala prioritas yang akan
dicoba untuk diatasi yaitu :
a. Visi misi ruagan belum terdapat visi misi ruangan yang ada hanya visi
misi rumah sakit yang di tempel di nurse station dengan desain dan
huruf dapat terbaca dengan mudah oleh semua orang yang melihat.
b. Struktur organisasi berjalan sesuai dengan tugas masing-masing akan
tetapi untuk bagan struktur organisasinya belum optimal karena belum
terdapat nama ketua tim hanya terdapat kepala ruangan dan perawat
pelaksana yang termuat dalam satu bagan, sehingga apabila dilihat
secara sekilas, satu tim nampak tidak memiliki penanggung jawab.
c. Ronde keperawatan belum optimal dilaksanakan karena keterbatasan
sarana dan tenaga keperawatan.
d. Kegiatan supervisi tidak berjalan dengan optimal di ruangan, karena
pada saat wawancara ada sebagian perawat yang mengatakan kegiatan
supervisi tidak dilakukan dan akan direncanakan untuk dilakukan
supervisi oleh kepala ruangan.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, disarankan kepada :
1. Pemimpin/kepala ruangan
a. Mengusulkan kepada kepala ruangan untuk mensosialisasikan visi
misi kembali kepada perawat di ruangan dengan bantuan media yang
mudah diingat dan dilihat
b. Dengan media baru pada struktur organisasi perawat ruangan baji
ampe tetap melakukan tugasnya sesuai dengan job description yang
telah diberikan.
c. Melakukan supervisi berkala untuk mengetahui perkembangan kinerja
anggota perawat
d. Melakukan kembali ronde keperawatan sehingga wawasan perawat
semakin meningkat.
2. Mahasiswa praktek yang akan datang di harapkan dapat melakukan hasil
praktek dan wawancara lebih mendetail sesuai dengan konsep MPKP dan
MAKP serta target praktek keperawatan manajemen terlaksana.
Daftar Pustaka
Erlangga.
Kozier. 2014. Buku Ajr Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik.
Jakarta. EGC
Mahkota.
Jakarta. TIM
LAMPIRAN
OPERAN
Selasa, 24 November 2020