Oleh:
Kelompok 3
Bayu Aprilia Yogi Putra 150070300011068
Rangga Andri Ekananta 150070300011050
Siti Nur Aliyatul Azizah 150070300011059
Lia Amalia Rizka 150070300011157
Mareta Deka Paraswati 150070300011158
Titik Dyah Selvia 150070300011141
Latifia Dewi Fatmawati 150070300011060
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyusun laporan praktik
manajemen keperawatan di Ruang Bougenville.
Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam praktik
Manajemen Asuhan Keperawatan Profesional. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa
yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan. Dengan
selesainya tugas ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
memberikan bantuan dan dorongan atas terselesaikannya laporan desiminasi
awal manajemen keperawatan ini:
1. Dr. dr. Sri Andarini, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya.
2. Dr. Ahsan, S.Kp., M.Kes selaku Ketua Jurusan Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Brawijaya.
3. Direktur Rs. Ngudi Waluyo Wlingi Blitar yang telah member kesempatan
kami untuk melakukan praktek profesi keperawatan.
4. Ns. Eko Yunaeti, S.Kep., MM.Kes selaku Kepala Bidang Keperawatan
RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar.
5. Ns. Wahono, S.Kep selaku kepala ruang Bougenville yang sudah
membimbing praktek manajemen profesi keperawatan.
6. Ns. Linda Wieke Noviyanti, S. Kep. M.Kep. selaku dosen pembimbing
akademik yang telah membimbing praktek manajemen profesi
keperawatan.
7. Ns. Dian Rosita Dewi, S.Kep selaku pembimbing klinik yang telah
membantu dan mengajarkan tentang manajemen keperawatan.
8. Perawat ruang Bougenville yang telah membantu dan mengajarkan
tentang manajemen keperawatan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat
(Permenkes, 2014). Hidayat (2009) menyatakan bahwa pelayanan
kesehatan yang bermutu menjadi kebutuhan dasar yang diperlukan bagi
setiap orang. Untuk itu, rumah sakit sebagai institusi pelayanan
kesehatan baik pemerintah maupun swasta dituntut untuk selalu
melakukan perbaikan dan penyempurnaan guna menghasilkan pelayanan
yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat. Gillies (2000)
menyatakan bahwa salah satu upaya yang sangat penting dalam
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan adalah meningkatkan
sumber daya manusia dan pengelolaan manajemen keperawatan
Manajemen pada dasarnya berfokus pada perilaku manusia untuk
mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan di suatu
kegiatan. Pada suatu instansi membutuhkan seorang manajer yang
terdidik dalam pengetahuan dan ketrampilan tentang perilaku manusia
untuk mengelola kegiatan. Manajemen merupakan serangkaian aktivitas
(termasuk perencanaan, pengambilan keputusan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian) yang diarahkan pada sumbersumber
daya organisasi (manusia, financial, fisik dan informasi) dengan maksud
mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif (Griffin, 2004).
Untuk dapat menjalankan peran dan fungsi tersebut, sesuai SK
Menteri Kesehatan RI No. 983/Menkes/ASK/SK/XI/1992 tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum, maka rumah sakit umum
harus menjalankan beberapa fungsi, satu diantaranya adalah fugsi
pelayanan manajemen keperawatan, sehingga untuk rumah sakit umum
ditetapkan seorang wakil direktur pelayanan medis dan keperawatan
yang mempunyai tugas melakukan bimbingan pelaksanaan
asuhan/pelayanan keperawatan, profesi keperawatan, logistik
keperawatan, serta etika dan mutu keperawatan (Sahar & Junati, 2000).
Menurut Ahsan (2012) setiap rumah sakit memiliki metode
pemberian asuhan keperawatan untuk menjalankan asuhan keperawatan
yang dilakukan. MAKP merupakan suatu system (struktur, proses dan
nilai-nilai professional) yang memungkinkan perawat profesional
mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk
menopang pemberian asuhan keperawatan. Tujuan utama MPKP adalah
untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, sehingga untuk
mencapai aplikasi MAKP terdapat tiga tahap antara lain tahap persiapan
(pra-implementasi), tahap pelaksanaan (intra-implementasi), dan tahap
evaluasi (paska implementasi). Dalam melaksanakan praktik profesi
departemen manajemen, penulis telah melakukan pengkajian pada
tanggal 29-31 Mei 2017 sehingga didapatkan hasil bahwa ruang
Bougenville menggunakan model pemberian asuhan keperawatan yang
saat ini sedang menjadi trend dalam keperawatan Indonesia adalah
Model Asuhan Keperawatan Profesional dengan metode Tim. Dalam
melaksanakan praktek profesi departemen manajemen, kelompok kami
akan mencoba mengidentifikasi dan menganalisis proses manajemen
keperawatan yang ada dan lebih cocok untuk diterapkan dalam
pemberian asuhan keperawatan di Ruang Bougenville Rumah Sakit
Ngudi Waluyo Wlingi Blitar.
1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Penulisan ini bertujuan untuk memberi gambaran dari seluruh kegiatan
praktik manajemen keperawatan yang telah dilaksanakan dan merupakan
pertanggungjawaban kepada pihak RS dan Jurusan Keperawatan FKUB
B. Tujuan Khusus
1. Mempelajari profil ruang Bougenville
2. Menganalisa situasi manajemen di ruang Bougenville
3. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah layanan kesehatan yang
terkait dengan manajemen keperawatan berdasarkan analisa
situasi nyata di ruang Bougenville
4. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen
keperawatan bersama pihak dari ruang Bougenville
5. Menyusun tujuan dan rencana alternatif pemenuhan kebutuhan
dan penyelesaian masalah yang telah ditetapkan
6. Mengusulkan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian
masalah yang bersifat teknik operasional bagi ruang Bougenville
7. Melaksanakan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian
masalah yang disepakati bersama pihak terkait di ruang
Bougenville
8. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek mauskan dan
proses pada manajemen keperawatan
9. Merencanakan tindak lanjut dari hasil yang dicapai berupa upaya
mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerjasama
dengan pihak terkait di ruang Bougenville
1.3 Manfaat
A. Rumah Sakit
1. Dapat dijadikan sebagai sarana dukungan, masukan atau
pengembangan fungsi perencanaan manajemen keperawatan ruang
Bougenville guna mempertahankan dan meningkatkan kualitas
pelayanan keperawatan di ruangan pada khususnya dan kualitas
pelayanan rumah sakit pada umumnya.
2. Alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah sesuai
dengan yang disepakati bersama berdasarkan analisis masalah
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan manajemen
keperawtaan di Ruang Bougenville RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar.
B. Institusi Pendidikan
1. Memberikan ilmu baru yang nantinya dapat dikembangkan sebagai
pedoman pendidikan di departemen manajemen
2. Meningkatkan kualitas pendidikan keperawatan khususnya
departemen manajemen dengan mengkombinasikan antara teori dan
praktik klinik manajemen keperawatan
C. Mahasiswa
1. Mengaplikasikan konsep pengkajian hingga evaluasi manajemen
keperawatan dalam tatanan praktek klinik dan pengembangan
wawasan pengetahuan.
2. Memberikan kesempatan untuk berfikir kritis dalam menganalisa
MAKP (Metode Asuhan Keperawatan Profesional)
3. Memberikan pengalaman pada mahasiswa dalam bidang manajemen
keperawatan.
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
2.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi Blitar
RSUD Ngudi Waluyo merupakan rumah sakit milik
Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar, yang terletak di Kecamatan
Wlingi, Kabupaten Blitar. RSUD Ngudi Waluyo Wlingi termasuk
rumah sakit tipe B non Pendidikan. Mempunyai kapasitas tempat
tidur klien sebanyak 250 tempat tidur, terdiri dari Ruang Anggrek
25, Ruang Bougenvil 39, Ruang Dahlia 1 22, Ruang flamboyan 34,
Ruang Dahlia 2 37, Ruang Cempaka 26, Ruang Edelweis 26,
Ruang Wijayakusuma 15 dan sudah didirikan unit stroke. Saat ini
digunakan sebagai lahan praktek mahasiswa DIII dan S1
Keperawatan, DIII dan S1 Kebidanan, S1 Kedokteran, dan
Pendidikan Dokter Spesialis. Beberapa pasien dan keluarga
mengatakan bahwa RSUD Ngudi Waluyo Wlingi sangat
membantu untuk mengoptimalkan kesehatan dengan jarak yang
terjangkau dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang mudah.
Sedangkan, untuk respon dari keluarga pasien sendiri
mengatakan bahwa dengan jarak yang begitu dekat bisa
membantu semua keluarga bisa menjenguk keluarganya yang
sedang sakit.
PEN PEMENUHAN
JABATA MASA
NO NAMA DIDI STANDAR PELATIHAN
N KERJA
KAN KUALIFIKASI
Guda
2.6 3.7 KM ng
3.7 2.6
3.6 KM KM 3.6
2.5 2.5
3.2 3.2
2.1 2.1
Nurse Station
C.1 C.1
1.1
1.2
T.1
1.3
1.4
T.5
T.4
T.3
T.2
Ruang Perawatan Bougenvil merupakan Instalasi Rawat Inap
yang memberikan pelayan kepada pasien dengan kasus – kasus
bedah anak, bedah laki – laki, bedah perempuan baik bedah umum
maupun bedah orto, kasus neurologi, kasus IPD no Kegawatan dan
Non Menular . Lokasi denah Bougenvil RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan ruang Dahlia I
b. Sebelah selatan berbatasan dengan ruang Mushola dan Mess
PPDS
c. Sebelah barat berbatasan dengan ruang Anggrek
d. Sebelah timur berbatasan dengan ruang Instalasi Gizi
Ruang Bougenvile terdiri dari Kelas I : 4 tempat tidur, Kelas II : 12
Tempat Tidur, Kelas III : 19 Tempat Tidur, ICU : 4 Tempat Tidur.
1. Perencanaan
a. Visi misiorganisasi
Visi misi Rumah Sakit
a) Visi :
Filosofi keperawatan
b. Tujuan organisasi
Tujuan keperawatan
c. Pengelolaan B3
f. Penggunaan APD
5. Program PMKP
6. Program Orientasi
KEPALA RUANGAN
ADMINISTRASI
KOORD ALAT KOORD KOORD OBAT KOORD KOORD MUTU KOORD PPIRS KOORD KOORD
MEDIS PKMRS INVENTARIS ASKEP PELAPORANKEBERSIHAN
Ket:
: garis koordinasi
:garis komand
1. Uraian Tugas Dan Tanggungjawab Kepala Ruangan
Rata-rata prosentase 96 %
Dilakuka
No Uraian Tugas Perawat Pelaksana
n
4. Tindakan Keperawatan
Operan
KETERANGAN:
Dari hasil wawancara kepada perawat pelaksana dan observasi
berdasarkan Standar Prosedur Operasional (SPO) ruangan yang dilakukan
selama 3 hari, didapatkan bahwa pelaksanaan timbang terima (operan) di
Ruang Bougenvil RSUD Ngudi Waluyo belum dilakukan secara optimal
terkait efisiensi waktu dan aspek-aspek apa saja yang perlu disampaikan
terkait kondisi pasien. Di ruang Bougenvil dilakukan operan sebanyak 3
kali dalam sehari yang meliputi shift pagi, shift siang, dan shift malam.
Pre-Post Conference
Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik
dan kegiatan konsultasi. Pre conference adalah diskusi tentang aspek
klinik sebelum melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Post
conference adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah melaksanakan
asuhan keperawatan pada pasien.
Tabel ceklist pelaksanaan pre-conference
No. Aspek Yang Diobservasi Presentase
1 Semua anggota tim hadir dalam diskusi awal (konferensi 100%
awal)
Keterangan :
: Dilakukan
: Tidak Dilakukan
KETERANGAN:
RondeRuangan
Tanggal
No Aspek yang Dinilai 29/05/2017 30/05/2017 31/05/2017
P S P S P S
A Persiapan
1 Membuat satuan acara ronde untuk - - - - - -
kegiatan bimbingan (dalam bentuk
tertulis)
2 Mempersiapakan tempat yang - - - - - -
cukup sesuai jumlah peserta ronde
3 Mendapatkan data mengenai - - - - - -
kondisi pasien yang akan dilakukan
ronde keperawatan serta meminta
ijin pasien
4 Menyiapkan alat yang diperlukan - - - - - -
5 Mengatur lingkungan fisik untuk - - - - - -
ronde keperawatan sehingga
mudah dilihat dan didengar oleh
peserta
B Pelaksanaan
Ruang Perawat
6 Membuka kegiatan ronde dengan - - - - - -
mengucapkan salam
7 Menjelaskan tentang kegiatan, - - - - - -
waktu, tujuan ronde keperawatan
8 Menjelaskan tentang hasil yang - - - - - -
diharapkan dari hasil ronde
9 Menjelaskan secara umum - - - - - -
pasiennya (data fokus, diagnosa
keperawatan, rencana tindakan,
catatan perkembangan, masalah
yang belum dipecahkan)
10 Mengajak peserta menuju ruang - - - - - -
pasien
Ruang Pasien
11 Mengucapkan salam, validasi - - - - - -
kontrak untuk ronde keperawatan
dan menanyakan kondisi kepada
pasien
12 Mereview masalah yang dikeluhkan - - - - - -
pasien, tindakan keperawatan dan
medis yang sudah dilakukan serta
perkembangan kondisi pasien
13 Memberi kesempatan untuk - - - - - -
bertanya dan berdiskusi pada
peserta yang lain, keluarga/ pasien
14 Memberikan pujian pada pasien/ - - - - - -
keluarga atas kerjasamanya dalam
melaksanakan kegiatan ronde
keperawatan
C Evaluasi
Ruang Perawat
15 Mereview hasil diskusi di ruangan - - - - - -
pasien
16 Menyimpulkan kegiatan ronde - - - - - -
keperawatan
17 Memnberikan pujian pada peserta - - - - - -
18 Rencana tindak lanjut setelah - - - - - -
kegiatan ronde keperawatan
19 Menutup kegiatan ronde - - - - - -
keperawatan
Total Nilai 0 0 0 0 0 0
Prosentase 0 0 0 0 0 0
Keterangan :
: Dilakukan
: Tidak Dilakukan
P : Operan
Malam ke
Pagi S :
Operan Pagi
ke Sore
KETERANGAN:
33%
100%
100%
100%
- Pencegahan jatuh
- Orang tidak dikenal
100%
- Penggunaan gelang identitas
- Pintu keluar jika terjadi kebakaran 33%
- Lokasi bahaya api
- Ijin bila meninggalkan bangsal 100%
- Hand hygiene 100%
100%
100%
100%
Perencanaan Pulang
Pendidikan Kesehatan
Supervisi
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat ruangan
didapatkan keterangan jika kegiatan supervisi akan dilakukan setiap
saat. Supervisi dilakukan oleh kepala ruang kepada perawat
ruangan terkait tindakan keperawatan yang dijalankan apakah
sesuai berdasarkan Standar Prosedur Operasional (SPO) atau
belum. Namun, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama
3 hari dari tanggal 29-31 Mei 2017, belum ada supervisi yang
dilakukan oleh kepala ruangan dan juga belum ada lembar
dokumentasinya.
Dokumentasi
Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan maupun belum
dilakukan harusnya didokumentasikan pada lembar dokumentasi
yang sudah disediakan oleh rumah sakit. Di ruang Bougenvil sudah
mengaplikasikan dokumentasi tindakan keperawatan yang sudah
dilakukan. Hal- hal yang sudah didokumentasikan pada rekam medik
pasien meliputi pengkajian awal rawat inap, diagnosa keperawatan,
rencana asuhan keperawatan, implementasi, blue red. Namun
pendokumentasian juga harus dinilai kelengkapannya untuk
menghindari hal- hal yang tidak diinginkan dan dapat dipertanggung
jawab
MAKP
Metode yang diterapkan di Ruang Bougenville Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi
adalah model TIM
Kepala Ruangan
Perawat pelaksana
Perawat pelaksana
Klien Klien
A. Anamnesa/Pengkajian
1. Tenaga medis mengisi asesmen dimulai dari keluhan saat ini
dengan kasiat PQRST, pemeriksaan fisik, data sosial budaya dan
spiritualserta hasil penunjang diagnostic
2. Bila tenaga medis belum lengkap dalam mengisi asesmen pasien
dapat dilakukan oleh tenaga perawat atau bidan yang harus 24
jam pertama atau sebaliknya bila belum lengkap oleh tenaga
perawat atau bidan dapat ditambahkan oleh tenaga medis
3. Anamsesa ulang untuk PPA mengisi pada masing-masing kolom
rekam medis:
Untuk PJP mengisis pada kolom profesi PJP yang diawali
dengan menulis A : baru mengisi asesmen, untuk tenaga perawat
atau bidan, nutrisionis dan farmasi diawali menulis S: sebagai data
subyektif hasil dari keluhan pasien dan O : sebagai data obyektif
dengan mengisi berdasarkan pemeriksaan fisik dan data diagnostik
B. Penegakkan Diagnosa
1. Setelah melakukan asesmen pasien maka tenaga
medismenegakkan diagnosa berdasarkan diagnosa berdasarkan
tanda dan gejala yang abnormal dari hasil pemeriksaan yang
ditulis dalam rekam medis yang sudah disediakan
2. Tenaga perawat menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan
data yang menyimpang dari data normaldari data subyektif dan
data obyektif dengan kaidah patologi, etiologi dan symptom yang
ditulis dalam rekam medisi yang sudah disediakan.
3. Tenaga bidan menentukan diagnosa kebidanan berdasarkan data
yang menyimpang barinormal dari data subyektif dan data obyektif
dengan kaidah gravida, partus ke dan anak ke serta ditambah
dengan penyakit penyerta yang ditulis dalam rekam medis yang
disediakan
4. Diagnosa ulang ditulis dalam masing-masing kolom rekam medis
sesuai dengan PPA: DPJP diawali dengan menulis D, kemudian
tulis diagnose bisa tetap atau diagnose baru. Untuk tenaga
perawat/bidan, nutrisionis dan farmasi ditulis A: isi diagnose baru
atau tetap.
C. Perencanaan dalam asuhan
Perencanaan asuhan ditulis dalam kolom perencanaan yang
terintegrasi dari beberapa PPA profesi yaitu medis, perawat/bidan gizi
farmasi.
1. DPJP mengisi perencanaan terapi dalam bentuk intruksi
2. Perawat/bidan mengisi perencanaan dalam asuhan keperawatan
mandiri ditambah dengan kolaborasi dan koordinasi
3. Nutrisionis menyusun perencanaan dari hasil asesmen dan
intruksi medis tentang nilai gizi yang harus diberikan kepada
pasien
4. Farmasi menyusun perencanaan berdasarkan asesmen dan
instrusi medis dakam pemberian obat
5. Dalam pengisian perencanaan sebaiknya menggunakan kalimat
perintah.
6. Perencanaan lanjutan PPA mengisi pada masing-masing profesi:
DPJP mengisi “I” (instruksi) kemudian diisi apa yang
direncanakan. Untuk perawat atau bida, nutrision dan farmasi
diawali menulis “P” (plam) baru isi perencanaan lanjutannya.
D. Implementasi
Implementasi ditulis dalam kolom medis masing-masing profesi
tentang pengisian implementasi.
1. DPJP, perawat/bidan, nutrisionis dan farmasi mengisi
implementasi langsung diisikan dalam rekam medis setelah
selesai tindakan pada kolom implementasi dengan ditambah
waktu tindakan dan paraf sebagai bukti telah melaksanankan.
2. Penulisan implementasi sebaiknya menggunakan kalimat aktif.
E. Evaluasi
Pengisian evaluasi dalam rekam medis adalah hasil dari evaluasi
perencanaan dan implementasi yang sudah dilakukan oleh masing-
masing profesidan ditanyakan kembalike pada pasien dan keluarga
pasien tentang keluhan yang dirasakan sebagai data subyektif dan
diperiksa baik fisik maupun penunjang diagnostic sebagai data obyektif
kemudian PPA mendiskusikan:
1. DPJP penanggung jawab bersama PPA profesi perawat/bidan
nutrisionis dan farmasi mendiskusikan hasil perkembangan atas
tindakan yang telah dilakukan
2. Hasil diskusi ditulis dalam rekam medis dapat berupa asuhan
keperawatan dihentikan atau dilanjutkan dengan dibutuhkan
perencanaan baru
F. Memberikan Informasi Perkembangan Keadaan Pasien Kepada Pasien
Dan Keluarga
PPA memberikan informasi tentang perkembangan pasien
tersebut baik pada pasien maupun kepala keluarga, dilakukan bisa sambil
visite atau dipanggil keluarga pasiennya pada ruangan tertentu bila
informasi perlu dirahasiakan kepada pasien.
1 Pengkajian 66%
4 Implementasi 91%
5 Evaluasi 100%
6. Ketenagaan
a. Rencana kebutuhan tenaga
Menggunakan metode penghitungan menurut Depkes, yang
dijelaskan lebih lanjut pada kebutuhan perawat. Kepala Ruangan
Bougenville menghitung tingkat kebutuhan pasien setiap hari,
sedangkan tingkat kebutuhan tenaga dihitung setiap tahun dengan
metode perhitungan menurt Depkes. Hasil perhitungan yang telah
dilakukan dimasukkan kedalam laporan tahunan ruangan.
b. Penerimaan pegawai baru (rekruitment)
Kepala ruangan Ruang Bougenville menyerahkan sepenuhnya
penerimaan pegawai baru baik itu medis maupun non medis kepada
Bagian Kepegawaian Daerah (BKD) di rumah sakit.
c. Sistem seleksi
Ruang Bougenville tidak memiliki persyaratan untuk pegawai
(perawat). Kepala Ruang Bougenville mengatakan bahwa sistem
seleksi pegawai baru dilakukan oleh Bagian Kepegawaian Daerah
dengan system kridensial atau pun uji kompetensi.
d. Penempatan
Ruang Bougenville masih belum bisa melakukan penempatan
tenaga kerja (perawat) sesuai dengan keahlian masing-masing di
bidangnya. Karena perawat Ruang Bougenville memiliki keahlian
yang hampir sama dan bersifat umum dan menyeluruh, dalam arti
perawat tidak menekuni hanya satu bidang khusus untuk dikuasai.
e. Orientasi ruangan
A. Latar Belakang
C. Sasaran
1. Tenaga baru rumah sakit yang melaksanakan orientasi di
ruanga Bougenvile
2. Tenaga baru yang dipindah tugaskan dari instansi atau unit
lain
D. Langkah-langkah
1. Menginventaris kebutuhan orientasi (sistem pengorganisasian
dan tata ruang, fasilitas dan peralatan yang tersedia,
perkenalan dengan semua staf di ruangan, tugas dan
tanggung jawab serta wewenangnya dalam ruangan, prosedur
administrasi, atau tindakan klinis keperawatan yang berlaku di
ruangan serta dokumen pendukung, model penugasan, kata
kerja dan hal-hal lain yang berlaku)
2. Membuat jadwal orientasi
3. Menyampaikan materi orientasi
4. Melakukan pendampingan dalam kegiatan awal pelayanan
5. Melakukan evaluasi
1. Plebitis
Dari observasi yang dilakukan selama 3 hari mulai dari
tanggal 29 - 31 Mei 2017 ditemukan 2 pasien mengalami
phlebitis pada daerah yang diinfus.
2. IDO
Dari observasi yang dilakukan selama 3 hari mulai tanggal
29 - 31 Mei 2017 tidak terjadi IDO
3. ISK
Dari observasi yang dialakukan selama 3 hari mulai dari
tanggal 29 - 31 Mei 2017 didapatkan bahwa dari 6 pasien
yang MRS menggunakan kateter sebanyak kurang lebih 5
pasien dan tidak terjadi ISK.
4. Pneumonia
Pneumonia tidak terjadi
Dari pengkajian yang telah dilakukan pengendalian infeksi
nosocomial dapat dilakukan dengan pelaksanaan five
moments hygiene dengan benar. Hasil yang telah dikaji
terkait dengan five moments hygiene perawat masih belum
terlaksana dengan baik.
Indikator Mutu Manajemen
1 Pengkajian 66%
4 Implementasi 91%
5 Evaluasi 100%
a) Standar Askep
b) Standar kinerja
Observasi
Ya Tidak
Prosedur
Pada kajian situasi yang telah dilakukan selama 3 hari, tanggal 29-31 Mei 2017,
terdapat 37,5% perawat yang tidak melakukan identifikasi pasien secara benar
saat akan melakukan perawatan luka, 25% perawat yang tidak memasang
pengalas, 100% yang tidak menuci tangan sebelum memakai sarung tangan
steril, dan 62,5% perawat yang tidak mengevaluasi respon pasien setelah
perawatan luka.
Observasi
Ya Tidak
Prosedur
Observasi
Prosedur Presentase
Ya Tidak
Menentukan port injeksi pada infuset port Y atau IV kateter, 30% 70%
membersihkan port tersebut dengan alhol swab. Jika obat
tidak kompatibel dengan larutan infus primer, hentikan infus
primer untuk sementara
Jika klien terpasang IV kateter, pemberian obat bisa dilakukan 30% 70%
melalui IV kateter dengan cara :
Jumlah
BOR
Hari
Bulan Period (∑HP / (∑Bed x
Bed Perawatan
e ∑Periode) x 100%)
(HP)
Januari 39 742 31 61,37%
Februari 39 638 28 58,42%
Maret 39 584 31 48,30%
April 39 619 30 52,90%
Mei 39 614 31 50,78%
Berdasarkan data diatas didapatkan rata-rata BOR dalam
5 bulan terakhir mulai bulan Januari 2017 – Mei 2017 adalah
54,35% dengan demikian jumlah BOR belum sesuai dengan
standar yaitu 60 - 85%.
JAWABAN
PERTANYAAN Ya Tidak
1. Basahi tangan dengan air 100%
Kepuasan Pasien
KURANG PUAS
29%
PUAS
71%
JumlahPasienJatuh
x100%
JumlahPasienYangBere sikoJatuh
PUAS
40%
CUKUP PUAS
60%