Berbagai bencana telah menimbulkan korban dalam jumlah yang besar. Banyak korban yang selamat menderita sakit dan cacat. Rumah, tempat kerja, ternak, dan peralatan menjadi rusak dan hancur. Korban juga mengalami dampak psikologi akibat bencana, misalnya ketakutan, kecemasan akut, perasaan mati rasa secara emosional, dan kesedihan yang mendalam. Bagi sebagaimn orang, dampak ini memudar dengan berjalannya waktu. Tapi untuk banyak orang alin, bencana memberikan dampak psikologi jangka panjang, baik yang terlihat jelas misalnya depresi, psikosomatis (keluhan fisik yang diakibatkan oleh masalah psikis) ataupun yang tidak langsung : konflik, hingga perceraia. Akibat dari bencana tersebut akan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat paska bencana, sebagai akibat perubahan yang terjadi dalam hidup mereka yang terjadi secara drastis dan tiba– tiba, dan pada akhirnya menimbulkan kelainan atau gangguan pada mental atau gangguan kejiwaan sebagai buntut bencana. Pada fase awal bencana, akan membuat para korban menjadi khawatir dan bahkan mungkin menjadi panik. Kepanikan itu berupa, seseorang akan merasa sangat down, shock , karena kehilangan harta benda dan sanak saudara. Demikian pula, mereka akan merasakan berbagai macam emosi seperti ketakutan, kehilangan orang dan benda yang dicintainya, serta membandingkan keadaan tersebut dengan kondisi sebelum bencana, mereka kembali mengingat harta benda yang telah hilang atau rusak sekaligus merasakan kesedihan yang mendalam. Hingga pada akhirnya merasa kecewa, frustasi, marah, dan merasakan pahitnya hidup 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengelolaan Kegawatdaruratan Bencana
2.1.1 Tahapan Bencana Disaster atau bencana dibagi beberapa tahap yaitu : tahap pra-disaster,tahap serangan atau saat terjadi bencana (impact), tahap emergensi dan tahaprekonstruksi. Dari ke-empat tahap ini, tahap pra disaster memegang peranyang sangat strategis. a. Tahap Pra-Disaster Tahap ini dikenal juga sebagai tahap pra bencana, durasi waktunyamulai saat sebelum terjadi bencana sampai tahap serangan atau impact.Tahap ini dipandang oleh para ahli sebagai tahap yang sangat strategiskarena pada tahap pra bencana ini masyarakat perlu dilatih tanggapterhadap bencana yang akan dijumpainya kelak. Latihan yang diberikankepada petugas dan masyarakat akan sangat berdampak kepada jumlah besarnya korban saat bencana menyerang (impact), peringatan dinidikenalkan kepada masyarakat pada tahap pra bencana b. Tahap Serangan atau Terjadinya Bencana (Impact phase) Pada tahap serangan atau terjadinya bencana (Impact phase)merupakan fase terjadinya klimaks bencana. Inilah saat-saat dimana,manusia sekuat tenaga mencoba ntuk bertahan hidup. Waktunya bisaterjadi beberapa detik sampai beberapa minggu atau bahkan bulan. Tahapserangan dimulai saat bencana menyerang sampai serang berhenti. c. Tahap Emergensi Tahap emergensi dimulai sejak berakhirnya serangan bencana yang pertama.Tahap emergensi bisa terjadi beberapa minggu sampai beberapa bulan. Pada tahap emergensi, hari-hari minggu pertama yang menolongkorban bencana adalah masyarakat awam atau awam khusus yaitumasyarakat dari lokasi dan sekitar tempat bencana.Karakteristik korban pada tahap emergensi minggu pertama adalah :korban dengan masalah Airway dan Breathing (jalan nafas dan pernafasan), yang sudah ditolong dan berlanjut ke masalah lain, korbandengan luka sayat, tusuk, terhantam benda tumpul, patah tulangekstremitas dan tulang belakang, trauma kepala, luka bakar bila ledakan bom atau gunung api atau ledakan pabrik kimia atau nuklir atau gas. Padaminggu ke dua dan selanjutnya, karakteristik korban mulai berbeda karenaterkait dengan kekurangan makan, sanitasi lingkungan dan air bersih, atau personal hygiene. Masalah kesehatan dapat berupa sakit lambung (maag),diare, kulit, malaria atau penyakit akibat gigitan serangga d. Tahap Rekonstruksi Pada tahap ini mulai dibangun tempat tinggal, sarana umum sepertisekolah, sarana ibadah, jalan, pasar atau tempat pertemuan warga. Padatahap rekonstruksi ini yang dibangun tidak saja kebutuhan fisik tetapi yanglebih utama yang perlu kita bangun kembali adalah budaya. Kita perlumelakukan rekonstruksi budaya, melakukan re-orientasi nilai- nilai dannorma-norma hidup yang lebih baik yang lebih beradab. Denganmelakukan rekonstruksi budaya kepada masyarakat korban bencana, kita berharap kehidupan mereka lebih baik bila dibanding sebelum terjadi bencana. Situasi ini seharusnya bisa dijadikan momentum oleh pemerintahuntuk membangun kembali Indonesia yang lebih baik, lebih beradab, lebihsantun, lebih cerdas hidupnya lebih memiliki daya saing di duniainternasional. 2.1.2 Definisi manajemen bencana Penanggulangan bencana atau yang sering didengar dengan manajemen bencana (disaster management) adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi Konsep manajemen bencana saat ini telah mengalami pergeseran paradigma dari pendekatan konvensional menuju pendekatan holistik(menyeluruh). Pada pendekatan konvensial bencana itu suatu peristiwa ataukejadian yang tidak terelakkan dan korban harus segeramendapatkan pertolongan, sehingga manajemen bencana lebih fokus padahal yang bersifat bantuan (relief) dan tanggap darurat (emergency response). Selanjutnya paradigma manajemen bencana berkembang ke arah pendekatan pengelolaan risiko yang lebih fokus pada upaya-upaya pencegahan danmitigasi, baik yang bersifat struktural maupun non- struktural di daerah-daerahyang rawan terhadap bencana, dan upaya membangun kesiap-siagaan. 2.1.3 Tahapan dan Kegiatan dalam Manajemen Bencana Dalam melaksanakan penanggulangan bencana, maka penyelenggaraan penanggulangan bencana meliputi tahap prabencana, tahap tanggap darurat,dan tahap pasca bencana. 1. Pada Pra Bencana Pada tahap pra bencana ini meliputi dua keadaan yaitu : a. Situasi Tidak Terjadi BencanaSituasi tidak ada potensi bencana yaitu kondisi suatu wilayah yang berdasarkan analisis kerawanan bencana pada periode waktutertentu tidak menghadapi ancaman bencana yang nyata.Penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam situasi tidakterjadi bencana meliputi : - perencanaan penanggulangan bencana; - pengurangan risiko bencana; - pencegahan; - pemaduan dalam perencanaan pembangunan; - persyaratan analisis risiko bencana; - pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang; - pendidikan dan pelatihan; dan - persyaratan standar teknis penanggulangan bencana b. Situasi Terdapat Potensi BencanaPada situasi ini perlu adanya kegiatan-kegiatan: - Kesiapsiagaan. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatanyang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. - Peringatan Dini. Peringatan dini adalah serangkaiankegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepadamasyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana padasuatu tempat oleh lembaga yang berwenang - Mitigasi Bencana. Mitigasi adalah serangkaian upaya untukmengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunanfisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuanmenghadapi ancaman bencana