Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB IMPLANT


PADA NY.S USIA 35 TAHUN P2A0
DI PMB TATIK WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAYUMAS

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan Praktik Kebidanan


Fisiologis Holistik KB dan Pelayanan Kontrasepsi
Program Studi Profesi Bidan

Disusun oleh:
Nama : Berliana Kartikasari
NIM : P27224022006
Kelas : Profesi Kebidanan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
PRODI PROFESI BIDAN
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2022
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB IMPLANT


PADA NY.S USIA 35 TAHUN P2A0
DI PUSKESMAS KAYUMAS

Disusun oleh:
Nama : Berliana Kartikasari
NIM : P27224022006
Kelas : Profesi Kebidanan

Tanggal Pemberian Asuhan 13 November 2022

Disetujui:

Pembimbing Lapangan
Tanggal :
Di :
(Rini Utami, S.ST.,Bdn)
NIP. 197105151993012002

Pembimbing Institusi
Tanggal :
Di :
(Ari Kurniarum, SSiT.,M.Kes)
NIP. 19750111 20011 2 001
TINJUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB IMPLANT


PADA NY.S USIA 35 TAHUN P2A0
DI PMB TATIK WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAYUMAS

I. PENGKAJIAN DATA
Hari/Tanggal : 13 November 2022
Jam : 16.00 WIB

A. Data Subjektif
1. Identitas

Nama Ibu : NY.S Nama Suami : Tn. E


Umur : 35 tahun Umur : 37 tahun
Agama : Hindu Agama : Hindu
Suku/bangsa : Jawa Suku/bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Porodesan

2. Keluhan utama:
Ibu mengatakan ingin menggunakan KB jangka panjang
3. Status perkawinan:
Ibu mengatakan menikah 3 tahun lebih yaitu sejak bulan Januari 2019
4. Data kebidanan
a. Riwayat Menstruasi:
1) Menarche : 13 tahun
2) Siklus menstruasi : 29 hari (teratur)
3) Lama menstruasi: 6 hari
4) Jumlah/ banyaknya (ganti pembalut/hari) : ganti pembalut 3-4
kali/hari
5) Bau : khas
6) Warna darah : khas

87
7) Flour albus : ibu mengatakan pernah mengalami keputihan tidak
berbau, berwaran putih cair, tidak lengket, tidak berlebihan dan
tidak gatal dan tidak mengganggu kenyamanan.
8) Dismenorhea : tidak ada nyeri haid
b. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

Hamil Persalinan Nifas


ke- Tgl UK Jenis Penolong Komp JK BBL Laktasi Komp
Lahir Persalinan
I 15-08- 39 Spontan Bidan Tida Pr 3100 ASI Tida
2019 mgg k ada gr k ada
II 27-03- 39 Spontan Bidan Tida Pr 3200 ASI Tida
2021 mgg k ada gr k ada
c. Riwayat kontrasepsi yang digunakan
Ibu mengatakan sebelumnya tidak pernah menggunakan alat
kontrasepsi.
5. Data kesehatan
a. Penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita : Tidak ada riwayat dan
tidak sedang menderita penyakit darah tinggi, Asma, Gula darah, dan
penyakit jantung
b. Penyakit yang pernah/sedang diderita: Tidak ada riwayat dan tidak
sedang menderita penyakit dan sebelumnya tidak pernah dirawat di
rumah sakit atau puskesmas.
c. Riwayat penyakit ginekologi : Tidak ada riwayat penyakit Kanker
Rahim, Kanker payudara, dan Penyakit Menular Seksual.
6. Data kebutuhan dasar
a. Nutrisi (makan, minum):
1) Ibu makan nasi dengan lauk dan sayur terakhir jam 08.00 WIB
2) Ibu minum susu 1 gelas terakhir jam 08.00 WIB dan air putih 1
gelas terakhir jam 10.00 WIB.
b. Eliminasi (BAK, BAB):
1) BAK 5-7 kali sehari terakhir jam 10.30 WIB dengan warna kuning,
bau khas
2) BAB 1 kali sehari terakhir jam 06.30 WIB dengan warna kuning
dan konsistensi lunak
3) Tidak ada nyeri pada saat BAK dan BAB
c. Pola tidur/ istirahat

88
Tidur malam hanya 4-5 jam karena menyusui anaknya.
d. Aktivitas
Aktivitas ibu jika di rumah memasak, menyapu, mengepel, dan
mencuci.
e. Pola seksual
Tidak ada keluhan dalam pola seksual
f. Personal hygiene
Mandi dan gosok gigi 2 kali sehari, keramas 2 kali seminggu, ganti baju
dan celana dalam 2 kali sehari tiap habis mandi atau sewaktu waktu
apabila basah setelah BAK/BAB.
7. Data psikososial
a. Dukungan suami/keluarga : Suami dan keluarga setuju apabila ibu
menggunakan kontrasepsi implan untuk menunda kehamilannya.
b. Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi : Ibu sudah mengetahui
beberapa kontrasepsi seperti suntik, pil, implan, dan IUD
c. Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi yang dipakai sekarang : Ibu
mengetahui bahwa alat kontrasepsi implan yang dipakainya tidak akan
mengganggu ASInya dan menggunakannya selama 3 tahun.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Berat badan : 55 kg,
d. Tinggi badan : 156 cm
e. Vital sign
1) Tekanan Darah : 110/80 mmHg
2) Nadi : 79 kali/menit
3) Pernapasan : 22 kali/menit
4) Suhu : 36,7˚C
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
1) Rambut warna hitam, bersih, pertumbuhan baik, kulit kepala tidak
ada lesi
2) Muka tidak ada oedem, simetris
3) Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada secret

89
4) Hidung bersih, tidak ada pembengkakan, simetris, tidak ada secret
5) Telinga bersih,tidak ada serumen
6) Mulut bersih, warna kemerahan, siemtris
b. Leher .
1) Kelenjar thyroid : tidak ada pembengkakan
2) Pembuluh lymfe : tidak ada pembengkakan
3) Bentuk : simetris
4) Massa : tidak ada massa
c. Mammae
1) Bentuk dan ukuran : simetris
2) Keadaan putting : menonjol
3) Pengeluaran : ASI
4) Hyeprpigmentasi : ada
5) Benjolan : tidak ada
d. Abdomen
1) Bentuk : simetris
2) Kelainan : tidak ada kelainan
3) Bekas luka OP : tidak ada
e. Genetalia/vulva, dan anus
1) Vulva : tidak dilakukan pemeriksaan
2) Anus tidak dilakukan pemeriksaan
f. Ekstremitas (atas dan bawah)
1) Atas : simetris, tidak oedema, jari-jari tangan lengkap, Kuku jari
kemerahan
2) Bawah : tidak ada Oedema dan varices, jari-jari kaki lengkap,
Kuku jari kemerahan, Reflek patella kanan dan kiri Positif (+/+)
3. Pemeriksaan ginekologis (periksa dalam, inspekulo, dll) : tidak dilakukan
4. Pemeriksaan penunjang : tidak di lakukan
II. INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa : NY.S P2A0 Akseptor KB Implan
B. Masalah :
1) Kecemasan efek samping KB implan
C. Kebutuhan
1. Dukungan spiritual, emosional dan sosial
2. Penkes tentang alat kontrasepsi

90
3. Mengatasi kecemasan
III.DIAGNOSA POTENSIAL
Masalah potensial yang mungkin terjadi adalah infertilitas sekunder.
IV. TINDAKAN SEGERA
1. Menjelaskan metode kontrasepsi kepada ibu dengan mengenalkan berbagai
jenis kontrasepsi dalam program Keluarga Berencana untuk membantu ibu
dalam membuat suatu pilihan (Informed Choice).
2. Melakukan persetujuan tindakan medis oleh pasangan suami istri (Informed
Consent).
3. Membuat perencanaan keluarga terhadap ibu dalam fase menjarangkan
kehamilan dan penapisan klien untuk menentukan apakah ada kehamilan, ada
keadaan yang membutuhkan perhatian khusus, dan adanya masalah.
4. Pencegahan infeksi dalam pelaksanaan tindakan
V. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan metode kontrasepsi kepada ibu dengan mengenalkan berbagai
jenis kontrasepsi dalam program Keluarga Berencana untuk membantu ibu
dalam membuat suatu pilihan (Informed Choice).
R : Klien yang Informed Choice akan lebih baik dalam menggunakan KB
karena Informed Choice adalah suatu kondisi peserta/calon peserta KB yang
memilih kontrasepsi didasari oleh pengetahuan yang cukup setelah mendapat
informasi (BKKBN, 2011).
E : Ibu dan suami memilih untuk memakai alat kontrasepsi Implan
2. Menjelaskan implant-2 merupakan salah satu kontrasepsi dengan efektivitas
yang tinggi.
R : Angka kehamilan pada tahun pertama hanya 0,2 per 100 kehamilan pada
tahun pertama hanya 02 per 100 perempuan dan angka kumulatif pada tahun
kelima hanya 1,6. Tidak ada kontrasepsi lain yang seefektif kontrasepsi
subdermal levonorgestrel. Pada tahun 1990, lebih dari 55.000 perempuan
pada 46 negara, termasuk Amerika telah ikut berpartisipasi dalam uji klinik.
Berdasarkan hasil dari seluruh Negara, indeks dari Pearl (yaitu jumlah
kehamilan per 100 pengguna dalam 1 tahun) adalah 0,2 dan 0,9 untuk dua
tahun pertama, 0,5 dan 1,1 per 100 perempuan untuk tahun ketiga
sampaitahun kelima (BKKBN, 2011).
Menurut jurnal penelitian yang direview oleh Power. J, dkk. (2012) tentang
semua jenis kontrasepsi implan adalah metode kontrasepsi yang sangat efektif

91
pada wanita. Mayoritas wanita yang menggunakan alat kontrasepsi implan
lebih dari 80% wanita.
E : Ibu dan suami mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
3. Menjelaskan kepada ibu yang boleh menggunakan alat
kontrasepsi implan adalah:
a. Menyukai metode jangka panjang
b. Tidak ingin tambah anak
c. Sedang menyusui
d. Merokok
R : Untuk memastikan bahwa kontrasepsi pilihan klien telah sesuai dengan
kondisi kesehatannya.
E : Ibu dan suami mengerti dengan penjelasan yang dilakukan dan merasa
lega karena alat kontrasepsi implan dapat digunakan untuk ibu menyusui.
4. Memberitahukan efek samping penggunaan implan adalah :
a) Perubahan perdarahan haid
b) Sakit kepala (1,9%)
c) Perubahan berat badan (biasanya meningkat) (1,7%)
d) Perubahan suasana hati (gugup atau cemas) (1,1%)
e) Depresi (0,9%)
f) Lain-lain (mual, perubahan selera makan, payudara lembek,
bertambahnya rambut di badan atau muka dan jerawat) (1,8%).
R : Agar klien mengetahui dengan benar apa yang diharapkan dari pemakaian
impan termasuk efek samping yang akan didapatnya.
E : Ibu mengerti terhadap apa yang dijelaskan
5. Menjelaskan kepada ibu bahwa alat kontrasepsi implan cepat
mengembalikan kesuburan setelah kapsul dicabut.
R : Setelah kapsul dicabut, kadar LNG serum dalam beberapa hari sudah
menghilang. Kesuburan perempuan akan cepat kembali pulih seperti saat
sebelum dipasang. Dari beberapa penelitian dilaporkan, setelah pencabutan
tidak ada efek jangka panjang untuk kesuburannya (BKKBN, 2011).
E : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
6. Melakukan persetujuan tindakan medis oleh pasangan suami
istri (Informed Consent)
R : Setiap tindakan medis yang mengandung risiko harus dengan persetujuan
tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan, yaitu

92
klien yang bersangkutan dalam keadaan sadar dan sehat mental (BKKBN,
2011).
E : Ibu dan suami setuju atas tindakan medis yang akan dilakukan serta sudah
mendatangani lembar (Informed Consent).
7. Mempersiapkan ibu serta memberitahukan langkah yang akan
dilakukan dalam pemasangan implan
R : Agar ibu mengetahui tindakan apa yang akan dilakukan terhadapnya
dalam pemasangan implant
E : Ibu sudah siap untuk pemasangan alat kontrasepsi implan dan ibu
mengerti dengan langkah-langkah yang sudah dijelaskan.
8. Mempersilakan ibu untuk mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang
mengalir serta membilas hingga bersih.
R : Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien dalam pemasangan
implant.
E : Ibu sudah mencuci lengannya.
9. Mempersiapkan alat untuk pemasangan implan.
R : Penting bahwa alat dalam kondisi yang baik (misalnya trocar dan scalpel
harus tajam). Selain itu, semua alat dan bahan lain telah disterilisasi atau di
DTT. Batang implant tersimpan dalam kemasan steril, beralas kertas, dan
terlindung dari panas.
E : Alat sudah siap dan alat lainnya sudah disterilisasi.
10. Melakukan pemasangan implan dibawah kulit, diatas lipat siku, di daerah
medial lengan atas. Kapsul dipasang superfisial tepat dibawah kulit (dermis).
R : Pemasanan yang dalam akan menyebabkan pencabutan menjadi sulit.
E : implan sudah terpasang.
11. Memberikan KIE pasca pemasangan alat kontrasepsi implant, yaitu :
a. Memberitahukan ibu mungkin akan timbul memar, pembengkakan dan
kulit kemerahan pada daerah pemasangan selama beberapa hari. tetapi
keadaan ini normal.
R : keadaan ini akan berkurang dan sembuh sendiri dalam waktu 1
minggu sehingga klien tidak perlu khawatir akan efek samping ini bila
dirasa tidak terlalu mengganggu.
b. Menjaga luka tetap kering dan bersih selama paling sedikit 48 jam.
Umumnya luka sembuh 3-5 hari.

93
R : Luka dapat mengalami infeksi bila basah saat mandi atau mencuci
pakaian
c. Ibu dapat segera bekerja setelah implant dipasang.
R : klien bisa segera bekerja seperti biasa selama tempat pemasangan
implant tidak terbentur maupun basah selama beberapa saat setelah
pemasangan
d. Bila terdapat tanda-tanda infeksi seperti demam, daerah luka kemerahan
dan panas atau sakit yang menetap selama beberapa hari segera periksa
kembali ke Rumah Sakit.
R : memberitahukan tanda-tanda infeksi kepada klien agar segera periksa
ke Rumah Sakit jika mengalami hal itu.
E : Ibu megerti dengan penjelasan yang diberikan.

94
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian asuhan kebidanan akseptor KB yang telah dilakukan
pada NY.S dari pengkajian data subjektif dan objektif didapatkan diagnosis
NY.S umur 35 tahun P2A0 akseptor KB implant. Penatalaksanaan asuhan sudah
sesuai dengan standar asuhan kebidanan pada akseptor KB implant yaitu
memberitahu ibu hasil pemeriksaan, menjelaskan pada ibu tentang KB implant,
mekanisme kerja KB implant, syarat yang boleh dan tidak boleh menggunakan
KB implant, keuntungan dan kerugian KB implant, efek samping KB implant
dan prosedur penggunaan KB implant, memberitahu ibu untuk menandatangani
lembar persetujuan (informed consent), dan melakukan konseling mengenai KB
implant.
Terkait asuhan yang dilakukan pada NY.S, penulis tertarik untuk
membahas topik masalah yaitu ibu khawatir tentang kembalinya kesuburan
setelah menggunakan KB implant.
B. Analisis Penyebab Masalah
1. Kekhawatiran ibu terhadapnya kegagalan KB implant
Sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan kontrasepsi, khususnya
kontrasepsi implant, alat kontrasepsi ini memiliki keuntungan diantaranya
yaitu sebagai alat kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi, tidak
mempengaruhi volume Air Susu Ibu (ASI), perlindungan jangka panjang
sampai 3 tahun, pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan,
tidak memerlukan pemeriksaan dalam, bebas dari pengaruh estrogen, tidak
mempengaruhi kegiatan senggama, kembali hanya jika ada keluhan, dan
dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan. Kerugian KB implant yaitu tidak
melindungi dari PMS, pemasangan dengan tenaga terlatih, lebih mahal, dan
sering timbul perubahan pola haid.
Pada pengkajian data subjektif didapatkan masalah yaitu NY.S merasa
khawatir jika setelah pencabutan terjadi pengembalian tingkat kesuburan
yang lama. Menurut Sogo Paulinus dalam Umi Salamah (2013), secara
subjektif penderita kecemasan selalu mengeluh adanya gelisah, tangan
selalu dikepal atau digosokkan, jalan mondar-mandir. Kecemasan dapat
menyebabkan fungsi tidur penderita terganggu, sukar konsentrasi, hilangnya

95
daya ingat, tiadanya minat terhadap lingkungan, tiada kegembiraan, mudah
marah dan tidur.
Pada segi urgency kekhawatiran ibu terhadap gagalnya KB implant
mendapat poin 4 dikarenakan akan menimbulkan gelisah yang berlebihan.
Pada segi seriousness mendapat poin 4 dan growth mendapat poin 3.
Menurut analisis dan pengkajian masalah dengan metode fishbone,
ditemukan beberapa akar permasalahan diantaranya:

Methods Man
Gagalnya saraf otak
mengontrol emosi dan takut,
Pengalaman, pendidikan
metode pemberian informasi
yang rendah, pengetahuan
yang salah

Kekhawatiran terhadap
pengembalian
Kesuburan setelah
pencabutan KB
Dukungan Tenakes,
teman sebaya keluarga,
Minimnya sumber lingkungan sekitar,
informasi, media kurang

Material Environment

Ketakutan dan kecemasan merupakan masalah yang membutuhkan


pengkajian yang lebih jauh dan perlu suatu perencanaan untuk
mengatasinya. Kebutuhan yang mungkin diperlukan pada kasus ini yaitu
memberikan informasi tentang keadaan yang dialami ibu dan motivasi ibu
untuk tidak terlalu cemas dengan keadaannya (Varney, 2012). Bidan perlu
memberikan dukungan fisik, psiko, sosial, dan spiritual kepada pasien dan
keluarga.

C. Alternatif Pemecahan Masalah


1. Kecemasan ibu

96
Dari kerangka fishbone di atas, ditemukan salah satu akar
permasalahan ialahnya minimnya sumber informasi tentang KB Implant.
Oleh karena itu, alternatif pemecahan masalahnya yaitu memberikan
informasi tentang keadaan yang dialami ibu dan motivasi ibu untuk tidak
terlalu cemas dengan keadaannya.
Kecemasan yang belebihan akan mempengaruhi produksi ASI dan
perasaan nyeri bahkan sakit pada rahim ibu. Sebab, dalam keadaan cemas,
hormon kortisol akan meningkat dan membuat ibu dalam keadaan tidak
nyaman bahkan tidak stabil akibat banyak pikiran negatif dalam pikiran ibu.
Dukungan dari lingkungan seperti keluarga dan tenaga kesehatan
sekitar memberikan andil bagi ibu untuk meyakinkan ibu bahwa pilihannya
menggunakan kontrasepsi implant sudah tepat. Beberapa penelitian
menjelaskan bahwa dukungan dari suami dalam penentuan KB menjadi
dukungan tersendiri bagi akseptor KB dan memberikan kenyamanan dalam
penggunaan KB itu sendiri.

97
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen
varney pada NY.S usia 35 tahun P1A0 Akeptor KB Implan di PMB Tatik,
maka penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikut:
1. Telah dilaksanakan pengkajian dan analisa data pada NY.S usia 35 tahun
P2A0 Akeptor KB Implan.
2. Telah dilakukan pengkajian untuk menegakkan diagnosa dan masalah pada
NY.S
3. Telah dilakukan pengkajian untuk melaksanakan tindakan segera pada NY.S.
4. Telah dilakukan pengkajian untuk merencanakan tindakan dalam asuhan
kebidanan pada NY.S dengan hasil peneliti merencanakan berdasarkan
diagnosa/masalah.
5. Telah dilakukan pengkajian untuk melaksanakan tindakan asuhan kebidanan
pada NY.S, yaitu semua tindakan yang telah direncanakan dapat
dilaksanakan seluruhnya dengan baik tanpa adanya hambatan
6. Telah dilakukan pengkajian untuk mengevaluasi hasil tindakan asuhan
kebidanan pada NY.S, dengan hasil studi yang tidak ditemukan hal-hal yang
menyimpang dari evaluasi tinjauan pustaka.
7. Telah dilakukan pengkajian untuk pendokumentasian semua temuan dan
tindakan yang telah dilaksanakan pada NY.S.

B. SARAN
1. Bagi Profesi
Diharapkan bidan lebih mampu melakukan tindakan segera dan
merencanakan asuhan kebidanan pada ibu akseptor KB Implan
2. Bagi Poliklinik
Agar lebih meningkatkan pelayanan dalam melakukan asuhan pada
akseptor KB Implan baik dari segi prasarana maupun tenaga kesehatan yang
ada di klinik.
3. Bagi Institusi Pendidikan

98
Agar lebih meningkatkan mutu pendidikan dalam proses pembelajaran baik
teori maupun praktik. Agar mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan
wawasan teori teori tentang kontrasepsi Implan.
4. Bagi Pasien
Pasien diharapkan setelah ini bisa mengerti tentang kontrasepsi implan dan
mengenali adanya efek samping umum yang biasanya terjadi pada
pemasangan kontrasepsi implant. Pasien mempunya hak untuk menyuarakan
sejelas jelasnya tentang hal-hal yang berhubungan dengan keadaan yang
dialaminya sekarang kepada tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan

99
CRITICAL APPRAISAL

Adjunctive Social Media for More Effective Contraceptive Counseling A


Randomized Controlled Trial
A. Apakah Hasil Penelitian Valid?
1. Apakah pasien pada penelitian dirandomisasi?
Ya, penelitian tersebut bersifat random. Hal ini dijelaskan pada beberapa
bagian diantaranya :
a. Judul penelitian : Adjunctive Social Media for More Effective
Contraceptive Counseling A Randomized Controlled Tria
b. Abstrak bagian metode penelitian ( halaman 1 baris ke-6 ) : English-
speaking women aged 18–45 years receiving care at an urban
academic center obstetrics and gynecology clinic were included and
randomized to a trial of standard contraceptive education and
pamphlet (n574) compared with standard contraceptive education
and Facebook (n569) information for contraception counseling
2. Apakah semua pasien yang masuk dalam kelompok control dan
eksperimen dicatat dengan benar dan dikaitkan dengan
kesimpulannya?
Ya, pasien dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dicatat
dengan benar dan dikaitkan dengan hasil baik yang primer maupun
sekunder. Hal ini dibuktikan pada data awal penelitian, dicatat secara
lengkap pada tabel 1 yang berisikan karakteristik subjek penelitian mulai
dari paritas, usia, etnis, status pendidikan, status pernikahan, pendapatan
per bulan, indikasi cesarean.
Participants who did not speak English or declined participation were
ineligible as well as currently pregnant participants; 32 participants were
thus excluded. There were no exclusion criteria outside of age, language,
currently pregnant status, and willingness to participate
3. Apakah follow-up kepada pasien cukup panjang dan lengkap?
Ya, pasien di follow up dengan jelas dan panjang.
4. Apakah pasien dianalisis di dalam grup di mana mereka
dirandomisasi?
Ya, pasien dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen
dianalisis dalam grup dimana mereka dirandomisasi. Hal ini dibuktikan
pada data awal penelitian, dicatat secara lengkap pada tabel 1 ,

100
selanjutnya dilakukan pengkajian baik untuk menilai outcome primer
maupun sekunder.
5. Apakah pasien, klinisi, dan peneliti blind terhadap terapi?
Tidak, pada penelitian ini tidak terdaat sistem blind, sebab setiap pasien
dan klinisi/peneliti tlah mengetahui program apa yang akan dilakukan
oleh pasien.
6. Apakah grup pasien diperlakukan sama, selain dari terapi yang
diberikan?
Ya, setiap grup mendapat intervensi yang sama.
7. Apakah karakteristik grup pasien sama pada awal penelitian?
Ya, karakteristik pasien sama dari pengkajian awal. Hal ini dijelaskan
pada bagian hasil, paragraph kedua, yang berbunyi :
Baseline characteristics were similar between the randomized groups
(Table 1). There were no significant differences in the baseline
characteristics of the women lost to follow-up compared to those women
for whom follow-up data were available.

B. Apa Hasil dari Penelitian Tersebut ?


1. Seberapa penting hasil penelitian ini ?
Penelitian ini penting sebab dapat menjadi referensi dalam memberi
asuhan pada perempuan usia subur tentang penggunaan alat kontrasepsi
2. Seberapa tepat estimasi dari efek terapi ?

Pamphlet Facebook

Received treatment 74 69

No treatment 3 21

90 90

CER 69/90 0,76


control event rate

101
EER 74/90 0.82
experiment event rate

RR = EER / CER 0.82/0.76 1.07 kemungkinan kelompok


relative risk eksperimen dengan menggukan
media facebook atau media sosial
lebih efektif 1.07 kali dari pada
menggunkan media pamphlet

RRI = ( CER – EER) / 0.1/0.82 0.12 RR tidak > 50 % sehingga tidak


CER menunjukkan perubahan
relative risk increase signifikan secara klinis.

ARI = CER – EER 0.76– 0.82 0.8


absolute risk increase

NNT = 1 / ARI 1 1/0.8 1.25


number need to treat

C. Apakah hasil penelitian yang valid dan penting tersebut applicable


(dapat diterapkan) dalam praktek sehari-hari?
1. Apakah hasilnya dapat diterapkan kepada pasien kita?
Ya, hasil tersebut sangat dapat diterapkan pada pasien kita.

2. Apakah karakteristik pasien kita sangat berbeda dibandingkan


pasien pada penelitian sehingga hasilnya tidak dapat diterapkan?
Ya, karakteristik pasien sama dengan subjek penelitian. Yakni perempuan
usia subur dengan usia berkisar 18 – 35 tahun.
3. Apakah hasilnya mungkin dikerjakan di tempat kerja kita?
Hasil penelitian cocok jika dilakukan di lingkungan praktek lahan.
Dengan meninjau kemudahan masyarakat untuk mendapatkan bahan
bahan yang dibutuhkan.

4. Apakah kita dan pasien kita mempunyai penilaian yang jelas dan
tepat akan value dan preferensi pasien kita?

102
Ya, pasien telah memahami value dari metode konseling tengtang alat
kontrasepsi
5. Apakah value dan preferensi pasien kita dipenuhi dengan terapi yang
akan kita berikan?
Ya

103

Anda mungkin juga menyukai