Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah motivasi merujuk pada sebuah keadaan internal yang
mengaktifkan dan memberikan petunjuk kepada pikiran kita. Seseorang
mulai lapar apabila melihat iklan makanan di televisi mengingatkannya
bahwa dia memiliki makanan di kulkas dan menuju ke dapur. Jika motiv
rasa lapar tidak diaktifkan,mungkin motifnya untuk berhasil di sekolah
dapat memberikan arahan yang berbeda kepadanya-mungkin membaca
buku psikologi. Jika semua motifnya tidak diaktifkan,dia tidak akan
melakukan apa apa. Motif adalah pusat kehidupan kita yang
membangkitkan dan mengarahkan apa yang kita pikirkan,rasakan,dan kita
lakukan.

Sekian banyak upaya yang telah diarahkan untuk memahami


manusia. Tetapi tidak semua upaya tersebut membawa hasil, namun upaya
pemahaman tentang manusia tetap memiliki arti penting dan tetap harus
dilaksanakan. Bisa dikatakan bahwa kualitas hidup manusia, tergantung
kepada peningkatan pemahaman kita tentang manusia. Dan psikologi, baik
secara terpisah maupun sama-sama dengan ilmu-ilmu lain, sangat berperan
secara mendalam dalam penganganan masalah kemanusiaan ini.

Sedangkan manusia adalah makhluk paling sempurna diantara


makhluk-makhluk ciptaan Allah SWT di bumi ini. Diberinya daya cipta,
rasa dan karsa yang memungkinkan manusia untuk berbuat lebih besar
dari pada otak mereka yang kecil. Kekuatan berpikir itulah yang sering
disebut-sebut dengan intelegensi. Manusia yang mempunyai intelegensi
yang tinggi, tentulah mereka lebih unggul daripada manusia yang memiliki
intelegesi yang rendah. Intelegensi merupakan kemampuan yang dibawa
sejak lahir, bukan timbul secara tiba-tiba. Yang memungkinkan seseorang
berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Intelegensi juga dapat dipahami
sebagai kemampuan yang bersifat umum untuk mengadakan penyesuaian
terhadap suatu situasi atau masalah.

1
Mengingat betapa urgensinya persoalan psikologi dalam kehidupan
manusia khususnya dalam dunia pendidikan, maka factor ini mendorong
psikologi terus dikaji dan dipelajari banyak orang. Psikoogi ini merupakan
sebuah ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Dimana ilmu ini sangat
penting untuk kita pelajari sebagai mahasiswa dan mahasiswi

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah yang dimaksud dengan konsep kepribadian?
2. Bagaimanakah yang dimaksud dengan konsep motivasi?
3. Bagaimanakah yang dimaksud dengan konsep kecerdasan?
C. Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami konsep-konsep dalam psikologi meliputi
konsep kepribadian, motivasi dan kecerdasan serta evidence basednya
D. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep kepribadian
2. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep motivasi
3. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep kecerdasan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP KEPRIBADIAN
1. Pengertian Kepribadian
Menurut gordon Alport (1951) kepribadian atau personality
didifinisikan sebagai suatu kesatuan organisasi dinamis dalam diri
individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas
dalam penyesuaian diri dengan atau terhadap lingkungannya.
Berbicara kepribadian kita harus membicarakan temperamen, sifat,
karakter, kebiasaan.
a. Temperament adalah gejala karakteristik dari setiap emosi
individu, termasuk juga mudah atau tidaknya terkena rangsangan
emosi, kekuatan serta kecepatannya beraksi, kualitas kekuatan
suasana hatinya dan gejala ini tergantung kepada faktor
konstitusional dan terutama berasal dari keturunan.
b. Sifat/trait adalah sistem neuropsikis yang digeneralisasikan dan
diarahkan dengan kemampuan untuk menghadapi bermacam-
macam perangsang secara sama, serta melalui membimbing
tingkah laku adaptif dan ekspresif secara sama.
c. Watak atau karakter lebih bersifat stabil, herediter atau bawaan dan
bersifat normatif.
d. Kebiasaan adalah sama dengan trait hanya perbedaan situasi yang
dicocoki atau direspon yang terjelma dari kondisi itu.

2. Tipologi Kepribadian
a. Tipe Kepribadian
Kontruksi ideal si pengamat dan seseorang dapat
disesuaikan dengan type itu tetapi dengan konsekuensi diabaikan
sifat-sifat khas individualnya. Perkembangan kepribadian dimulai
masa remaja dengan ciri-ciri aktualisasinya dengan kematangan
individu itu sendiri dan motivasi memang sudah dibawa pada masa

3
kanak-kanak semata-mata kepribadian itu belum dimiliki. Anak
dilengkapi dengan dorongan nafsu-nafsu dan reflek-reflek. Dari
lahir anak sudah memiliki potensi dan sifat. Pada tahun pertama
akhir, anak telah menunjukkan sifat yang khas itu.
b. Pembentukan Kepribadian
Membentuk kepribadian menurut Sigmmund Freud dimulai
dari Id, Ego, Super Ego, karena Id adalah sumber dari motif yang
paling dalam, sedangkan motivasi merupakan motor berprilaku
seseorang yang akan mencerminkan kepribadiannya. Menurut
Murray Ego adalah kenamaan kebudayaan dan nilai kesatuan yang
mengatur tingkah lalu/aktifitas dan akan menunjukkan kepribadian
seseorang. Murray penganut pembentukan kepribadian itu
berdasarkan analisa motif yang tentunya tidak bisa terlepas dari
alam kebutuhan seseorang.
c. Perkembangan Kepribadian
Anak 2-3 tahun belum begitu tertari pada nilai-nilai. Anak
lahir memiliki dorongan- dorongan naluri dan reflek-reflek dan
belum punya kepribadian. Usia 2,5 tahun belum mempunyai
kepribadian, tetapi sudah terlihat perbedaan kualitas kepribadian
meliputi; deferensiasi, integrasi, kematangan, imitasi, belajar dan
pengembangan diri. Anak usia 5 tahun keatas mulai mempunyai
kualitas kepribadian. Anak mulai mengenal nilai, berdasarkan
faktor pertambahan usianya, berarti bertambah pula
kematangannya, otomatis kepribadian semakin berkembang.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap Kepribadian
Faktor sikap, bakat, kecakapan, minat dan perasaan (instrinsik
faktor) sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian
seseorang. Juga kebutuhan dan motivasi serta tujuan seseorang
berperilaku sangat menentukan kepribadian seseorang. Demikian
pula dengan persepsi seseorang. Faktor ekstrinsik atau faktor yang
datangnya dari luar seperti; sosialisasi seseorang (hubungan inter
atau antar personal). Faktor budaya, nilai, ideologi, politik, dan

4
Hankam akan pula berpengaruh terhadap kepribadian. Karena
kepribadian seseorang itu berkembang dan dinamis maka dapat
berubah atas pengaruh faktor belajar, pengalaman, instrospeksi dan
tingkat energi dalam tubuh ( faktor Biologis).
e. Aplikasi Teori Perkembangan Kepribadian Bagi Perawat Dan
Keperawatan
1) Perawat dapat mengembangkan kepribadiannya sesuai profil
pribadi perawat tanpa harus melalui pendidikan formal.
2) Perawat dalam melaksanakan tugasnya dalam Asuhan
Keperawatan sesuai dengan teori kepribadian, pembentukan
kepribadian, perkembangan kepribadian, tipe dan jenis
kepribadian.
Menurut Hartman (2004), setiap orang memiliki
kepribadian dasar. Kepribadian seseorang telah terbentuk sejak
nafas pertama ditiupkan di dalam kandungan. Kepribadian
seseorang memang dapat berkembang tetapi tidak akan keluar
dari sifat-sifat inti atau dasarnya. Kepribadian adalah inti
pikiran dan perasaan di dalam diri seseorang yang memberitahu
bagaimana ia membawa diri. Kepribadian merupakan daftar
respon berdasarkan nilai-nilai dan kepercayaan yang dipegang
kuat. Kepribadian akan mengarahkan reaksi emosional
seseorang disamping rasional terhadap setiap pengalaman
hidup. Dengan kata lain, kepribadian adalah proses aktif
didalam setiap hati dan pikiran seseorang yang menentukan
bagaimana ia merasa, berpikir dan berperilaku.
Taylor Hartman (2004) membagi tipe kepribadian menurut
empat aspek dominan didalam alam; api, tanah, air dan udara.
Atas dasar ini kemudian ia membedakan empat tipe
kepribadian orang menurut kode warna, yaitu tipe kepribadian
merah, biru, putih dan kuning. Kepribadian merah
merepresentasikan sifat-sifat api memiliki semangat yang
membara dalam kehidupan; kepribadian biru

5
merepresentasikan sifat-sifat tanah kuat dan teguh dalam
pendirian; kepribadian putih merepresentasikan sifat-sifat dasar
air mengalir dan mengikuti arus; kepribadian kuning
merepresentasikan sifat-sifat angin bertiup kesana kemari.
Masing-masing tipe kepribadian memiliki keunikan sendiri
yang merupakan gabungan antara kekuatan dan kelemahan.
Kepribadian memang bersifat unik, sehingga tidak ada satu
orangpun yang sama persis dengan orang yang lain, meski
terlahir kembar satu telur. Memang ada jutaan variasi
kepribadian, namun menurut Hartman (2004) kepribadian
setiap orang dapat digolongkan menurut motif dasar, kebutuhan
dan keinginan yang cenderung stabil sepanjang hayat. Di
pandang dari sudut perbedaan motif dasar, kebutuhan dan
keinginan maka setiap orang dapat digolongkan kedalam tipe
kepribadian merah, biru, putih dan kuning. Penggolongan
berdasarkan warna ini dengan maksud agar lebih mudah untuk
diingat.
Kepribadian merah menjalani hidup dengan penuh
kekuatan. Merah sangat berkomitmen pada tujuan dan bertekad
untuk menyelesaikan apapun yang disodorkan kehidupan di
hadapannya. Kepribadian merah begitu penuh tekad dan
produktif sehingga keintiman diabaikan atau disangkal sebagai
bukan hal penting.
Kehidupan adalah rangkaian komitmen bagi biru.
Berkomitmen pada hubungan mungkin merupakan kekuatan
biru yang terbesar. Biru senang bersama orang lain dan dengan
sukarela mengorbankan keuntungan pribadi demi memiliki
hubungan yang akrab. Biru memberi diri dengan murah hati
dalam hubungan bernilai. Karena kesediaan untuk komit dalam
hubungan, biru menjalin persahabatan mendalam yang
seringkali berlangsung seumur hidup. Biru sangat bisa
diandalkan dan memandang janji verbal sama mengikatnya

6
seperti kontrak tertulis manapun, bangga akan kemampuan
mempertahankan hubungan jangka panjang. Sifat
mengagumkan ini memberi kredibilitas konsep bahwa biru
biasanya menikmati hubungan yang jauh lebih kaya daripada
tipe kepribadian manapun. Biru sepenuhnya setia pada orang.
Biru tetap setia dalam masa senang dan susah. Ketika orang
menyadari dalamnya komitmen biru, mudah dipahami
mengapa cuaca baik dan buruk tidak banyak berdampak pada
kesetiaan biru.
Biru dan putih sama-sama mampu sangat komit pada
satu sama lain. Biru dan putih menghargai rasa aman dan
menemukan hubungan dalam komitmen sebagai cara paling
alamiah untuk menikmati hidup. Biru cenderung merasakan
komitmen emosional yang mendalam pada orang, sementara
putih merasa mudah menerima dan mencintai orang-orang
yang dijumpai. Putih toleran dan menerima orang lain. Putih
komit tanpa banyak ribut dalam hubungan.
Tidak ada kepribadian lain yang mengejar kesenangan
seperti kuning. Kuning seringkali hidup untuk bermain. Ketika
kuning tertekan ditempat kerja atau dirumah, hobi yang
membangkitkan energi atau liburan singkat menggantikan
wajah lusuh dengan semangat kemudaan. Kuning tidak
mengerti mengapa ada yang mau komit pada sesuatu yang
tidak mengandung kesenangan didalamnya. Karena menyukai
kesenangan dan tidak suka dikekang, kuning jarang mau terikat
dalam suatu pernikahan.

3. Pribadi yang Menyenangkan


Pribadi yang menyenangkan itu adalah kepribadian yang baik
merupakan kunci sukses diterima atau tidaknya kita dalam pergaulan,
baik itu di rumah, kampus, kantor atau dimanapun. Coba saja kita
perhatikan hanya mereka yang berkepribadian menariklah yang

7
memiliki banyak teman dan sahabat. Orang-orang dengan kepribadian
yang baik selalu dikelilingi oleh orang-orang yang peduli padanya.
Memang kepribadian merupakan watak dasar atau karakter seseorang
yang sudah terbentuk dalam dirinya. Karena itu kepribadian setiap
orang jelas tidak sama. Namun bukan berarti kepribadian yang buruk
tidak bisa dirubah. Jika selama ini kepribadian dinilai kurang baik,
tidak ada salahnya kita mulai merubahnya dari sekarang.
Bagaimanapun juga memperbaiki kepribadian bukanlah sesuatu yang
merugikan. Justru sebaliknya, merubah hal menjadi baik adalah suatu
jalan menuju kebenaran. Nah, kita tentu ingin menjadi pribadi yang
disukai banyak orang. Apalagi kalau kita berada di lingkungan kerja
yang menuntut anda selalu berinteraksi dengan orang lain .

4. Langkah-langkah menjadi pribadi yang menyenangkan


Kepribadian manusia selalu menjadi tema yang menarik untuk
dicari tahu, apalagi kepribadian kita sendiri. Rasa ingin tahu
tersebutlah yang lantas membuat banyak orang pergi ke psikolog untuk
menjalani tes-tes kepribadian. Semua ini dilakukan demi mengetahui
seperti apa sesungguhnya diri kita ini?
a. Jadilah Pemberi yang Tulus
Pribadi yang menyenangkan adalah pribadi yang menjadi pemberi
yang tulus, memberikan apapun yang terbaik, bermanfaat,
membawa inspirasi untuk hidup yang lebih baik bagi orang lain.
Kita jangan pernah pelit, jangan menghitung untung-rugi, jangan
terbiasa menggantungkan hidup dari pemberian orang lain.
Memberikan yang terbaik untuk orang lain, terutama yang benar-
benar membutuhkan kita.
b. Memiliki Kemauan yang Kuat
Orang yang tidak memiliki kemauan kuat tidak akan pernah sukses.
Ini akan bertambah buruk ketika kita mengandalkan pemikiran
orang lain. Bila kita selalu bergantung pada orang lain, berarti kita
selamanya menjadi bawahan; orang yang hanya menjadi

8
pelaksana kerja tanpa pernah menjadi pemimpin bagi diri sendiri
dan orang lain. Jadilah pribadi yang berkemauan kuat untuk
merasakan keberhasilan dan kebahagiaan. Percaya diri, jangan
mudah menyerah, perbesar motivasi untuk sukses adalah kunci atau
kiat untuk mencapai keberhasilan.
c. Jadilah Diri Sendiri
Gampang-gampang susah menjadi diri sendiri, yang memiliki
kelebihan dan keunikan di banding orang lain. Namun faktanya kita
bisa menjadi diri kita sendiri; kita bisa memiliki kelebihan di
bidang yang kita geluti, dan memancarkan keunikan karena kita
berbeda dari orang lain. Syukuri apa pun keadaan kita saat ini,
yakinlah pada apa yang kita perbuat; selama perbuatan kita baik
dan memancarkan kasih pada sesama. Dan, miliki standar penilaian
untuk diri sendiri; orang yang tepat menilai diri kita adalah kita
sendiri. Orang lain memang dapat menilai kita, namun
ketepatannya tidaklah sama bila kita menilai diri kita sendiri.
d. Memiliki Etika
Pergaulan yang sehat mudah diciptakan bila setiap pribadi memiliki
etika yang tinggi. Sebaliknya pribadi yang amburadul, tidak
menghargai aturan bersama, akan merusak citra diri dan kelompok,
termasuk dilingkungan kita berada atau bekerja. Menghargai orang
lain seperti kita menghargai diri kita sendiri akan mempermudah
kita menyesuaikan diri dengan orang lain. Menghargai sistem yang
berlaku dilingkungan pergaulan, dan mempelajari seluk-beluk etika
yang melingkupi kita. Dengan perilaku seperti ini, kita akan mudah
memiliki etika yang diterima lingkungan, baik lingkungan kerja
maupun keluarga.
e. Pribadi yang Sederhana
Kesederhanaan hati dalam berperilaku mencerminkan kerendahan
jiwa yang memesona bagi diri sendiri dan orang lain. Sebaliknya,
kesombongan dan sikap selalu meninggikan diri lebih sering
merusak interaksi dengan sesama. Sebuah kesuksesan sering kali

9
bermula dari kesederhanaan sikap dan langkah. Oleh karena itu,
apabila kita ingin menciptakan keberhasilan yang tidak melukai
orang lain, milikilah jiwa yang sederhana. Kita tidak akan pernah
merasalebih tinggi dan lebih hebat dari orang lain apabila kita
selalu merendah, mengedepankan kesederhanaan yang
mengagumkan.
f. Selalu tahu Berterima Kasih
Suatu kesuksesan dalam hidup ini tidak pernah datang sendirian.
Kesuksesan sering kali menghampiri kita bersama jasa orang
lain. Dengan kata lain, kita tidak akan bisa meraih kesuksesan
sendirian; ada andil orang lain. Oleh karena itu, bangunlah pribadi
yang tahu berterima kasih agar kita menyenangkan mereka yang
turut memberi peran dalam kesuksesan kita.
g. Lancarlah Berkomunikasi
Mengabaikan komunikasi sama halnya dengan mengabaikan
keberhasilan. Oleh karena itu, secepatnyalah membangun pribadi
yang lancar berkomunikasi agar keberhasilan tidak lewat begitu
saja dihadapan kita. Dengan lancar berkomunikasi, kita kita akan
mudah memandu diri sendiri dan orang lain yang berada di lingkup
kesuksesan kita untuk bersama-sama memahami kesulitan atau
tantangan yang harus dipecahkan, tanpa perlu terjadi salah paham
dalam suatu beban tugas.
h. Kendalikan Diri
Untuk membangun diri dengan baik kita harus mengendalikan diri
sendiri dalam segala hal. Pengendalian diri yang baik juga akan
memandu kita dalam menentukan bidang keberhasilan yang kita
inginkan. Suasana apapun yang sedang melingkupi kita saat ini,
buatlah suasana itu menyenangkan bagi diri sendiri. Apabila kita
sedang mengalami duka yang mendalam, anggaplah hal itu sebagai
pemanis hidup. Jangan beranggapan bahwa kita akan selamanya
mengalami situasi pahit itu. Sebaliknya, bila kita sedang
bersukacita, jangan terbawa emosi untuk merayakan secara

10
berlebihan. Kita harus dapat menendalikan diri untuk secara wajar
menikmati kebahagian yang kita rasakan. Penendalian diri itulah
kuncinya. Dalam situasi apa pun, kendalikanlah diri kita.
i. Jujurlah pada Diri Sendiri
Meski kadang menyakitkan, kejujuran tetap harus kita utamakan.
Jangan biarkan diri kita rusak hanya karena ketidakjujuran,
kelicikan, suka berkelit, atau karena perbuatan-perbuatan tidak
kesatria lainya. Kita harus berdiri di atas kejujuran dalam setiap hal
yang berkaitan dengan impian menuju keberhasilan. Ada beberapa
cara yang dapat kita lakukan untuk menanamkam rasa jujur dalam
diri kita sendiri; biasakan berbuat sesuatu sesuai dengan ucapan
anda, jangan menyembunyikan diri dibalik kelemahan, akuilah
kelemahan yang ada pada diri kita, dan yang terakhir, ingatlah
bahwa orang lain sakit hati ketika kita bohongi.
j. Bersikaplah Percaya Diri
Apa yang dapat kita lakukan tanpa kepercayaan diri? Mungkin kita
hanya terombang-ambing dalam sebuah keadaan tanpa bisa berbuat
apa-apa. Mungkin kia hanya menggantungkan nasib tanpa memiliki
keputusan terbaik demi diri sendiri. Lebih berbahaya lagi, seluruh
hidup kita ketergantungan pada orang lain yang lebih memiliki
kepercayaan diri. Jadi sangatlah pantas bila kita melihat dan
mengukur seberapa besar kepercayaan diri yang kita miliki?
Apabila kita belum memiliki kepercayaan diri, galilah dengan
cerdas dari dasar hati dan pikiran. Sebaliknya, apabila kita telah
memilikinya, gunakan untuk meraih impian dan kesuksesan dalam
diri kita. Rasa percaya diri bisa membuat kita mudah untuk
menentukan sikap, mampu untuk mengatasi kesulitan hidup, dan
rasa percaya diri menuntun kita menuju apa yang kita impikan.
k. Bersikaplah Cepat Tanggap
Mungkin tidak ada tempat untuk orang yang berjalan lamban di
jalur kesuksesan. Tidakan yang lamban selain membuang waktu,
juga terasa membosankan apabila kita tipe pribadi yang ingin cepat

11
dan cerdas dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Mungkin juga
kita merasa gerah bila melihat orang-orang di sekitar yang menyia-
nyiakan waktu dan tenaga hanya karena mereka kurang cekatan
dalam menyelesaikan pekerjaan atau tugas-tugas. Orang yang cepat
tanggap tidak akan meremehkan waktu dan kesempatan yang
datang menghampirinya. Sebaliknya, apa pun tantangan atau
kesempatan yang menghampiri, dengan tanggap dan cekatan akan
diambilnya; hasilnya pun cepat mereka nikmati. Ada beberapa kiat
yang bisa dilakukan untuk menjadi pribadi yang cepat tanggap:
1) Jangan terbiasa membuang waktu dengan percuma. Kebiasaan
menghabiskan waktu tanpa tindakan yang bermakna hanya
akan merugikan diri sendiri.
2) Kembangkan Imajinasi. Semakin kaya imajinasi, semakit cepat
kita menanggapi setiap hal yang menghampiri.
3) Mulailah sekarang, karena hari esok belum tentu berpihak pada
kita. Apabila kita beranggapan bahwa inilah saatnya untuk
memulai, maka mulailah segera, jangan ditunda-tunda.
l. Buat daftar perilaku anda yang terdiri dari kebaikan dan keburukan.
Kemudian coba bandingkan mana yang lebih banyak kebaikan atau
keburukan. Lalu pikirkan apa yang mendorong anda bersikap baik
dan apa yang mendorong anda berperilaku buruk. Berjanjilah pada
diri sendiri untuk merubah hal-hal buruk pada diri anda. Setiap saat
anda berhasil merubahnya, berjanjilah untuk tidak kembali menjadi
buruk. Dengan demikian, perlahan-lahan sikap dan sifat buruk anda
akan hilang sama sekali.
m. Jagalah ucapan anda
Pepatah mengatakan lidah lebih tajam daripada pedang. Memang
kadang kata-kata dan ucapan yang pedas terasa lebih menyakitkan
daripada perbuatan buruk sekalipun. Kalau selama ini anda dikenal
sebagai orang yang nyinyir dan ketus cobalah untuk merubahnya
perlahan-lahan. Tahan keinginan anda untuk melontarkan komentar

12
buruk, celaan, dan sindiran terhadap orang lain yang tidak anda
sukai, sekalipun anda sangat ingin.
n. Dengarkan orang lain
Salah satu hal yang membuat anda disukai banyak orang adalah
anda bisa menjadi pendengar yang baik. Coba anda cermati setiap
kali anda berinteraksi. Apakah anda terlalu mendominasi
percakapan jika berbincang dengan orang lain?. Jika ya cobalah
untuk belajar mendengar. Jangan terlalu sibuk memuji diri sendiri.
Berikan respon yang positif atas percakapannya dengan anda.
o. Jangan menunjukkan sikap tidak setuju pada orang lain secara
frontal, sekalipun memang anda tidak setuju.
Pada moment tertentu seperti rapat kantor atau diskusi, anda
memang boleh mengungkapkan kebenaran dengan menyanggah
pendapat orang lain yang anda anggap salah. Tetapi pada obrolan
santai seperti saat makan siang, anda tidak perlu terlalu
menunjukkan sikap tidak setuju pada pendapat teman anda.
Anggukkan kepala setiap kali teman anda berbicara.
p. Jangan biarkan orang lain merasa tidak nyaman dengan kehadiran
anda.
Selama ini anda yang tergolong pemarah, sensitif, sering mengeluh,
dan jarang tersenyum membuat orang lain merasa enggan berada di
dekat anda. Orang lain merasa tidak nyaman, karena khawatir
sewaktu-waktu anda akan melibatkan dia dalam emosi anda. Coba
kendalikan emosi dengan lebih memahami kehadiran orang-orang
di sekeliling anda. Belajarlah untuk berpikir positif dan
tersenyumlah pada orang-orang yang menyapa anda. Ciptakan
suatu sikap yang membuat orang lain merasa nyaman dengan
kehadiran anda.

13
B. KONSEP MOTIVASI
1. Pengertian Motivasi
Motif atau motivasi berasal dari kata latin moreve yang berarti
dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku.
Motivasi tidak terlepas dari kata kebutuhan atau needs atau want,
kebutuhan adalah suatu potensi dalam diri manusia yang perlu
ditanggapi atau direspon. Tanggapan terhadap kebutuhan tersebut dan
hasilnya orang akan merasa puas. Apabila kebutuhan tersebut belum
direspon atau dipenuhi, maka akan berpotensi untuk muncul kembali
sampai terpenuhinya kebutuhan yang diinginkan (Notoatmodjo,
2007).
Setiap individu memiliki kondisi internal, dimana kondisi tersebut
ikut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari
kondisi internal tersebut adalah motivasi. Motivasi adalah dorongan
dasar yang menggerakan seseorang untuk bertingkah laku. Dorongan
tersebut berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk
melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya.
Motivasi juga dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat
melaksanakan dan mau melaksanakan. Motivasi adalah kekuatan, baik
dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Dapat
diartikan juga sebagai dorongan mental terhadap perorangan atau
orang-orang sebagai anggota masyarakat (Uno, 2008).
Menurut Purwanto (1998) motif adalah penggerak, alasan-alasan
atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan
seseorang berbuat sesuatu. Motif manusia merupakan dorongan,
keinginan atau tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam diri
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif-motif tersebut memberi
tujuan dan arah kepada perilaku manusia, juga kegiatan yang
dilakukan setiap hari mempunyai motif-motif tertentu.
Niewhof, dkk (2004) dalam tulisan Indie (2009), menggambarkan
motivasi sebagai why of human behavior, yang berarti bahwa

14
motivasi yang ada dalam diri seseorang merupakan satu dorongan
dasar yang menjadi alasan seseorang untuk memutuskan melakukan
sesuatu atau tidak.
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
motivasi adalah suatu dorongan atau keinginan dalam diri manusia
yang menyebabkan individu melakukan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhannya.

2. Teori Motivasi
Menurut Notoatmodjo (2007), para ahli merumuskan konsep atau
teori tentang motivasi, diantaranya yaitu:
a. Teori Mc Clelland
Teori ini menjelaskan bahwa dalam diri manusia ada dua motivasi,
yakni motif primer atau motif yang yang tidak dipelajari, dan
motif skunder atau motif yang dipelajari melalui pengalaman serta
interaksi dengan orang lain. Motif ini sering disebut dengan motif
sosial. Motif primer atau motif yang tidak dipelajari ini secara
alamiah timbul pada setiap manusia secara biologis, sehingga
mendorong seseorang untuk terpenuhinya kebutuhan biologis
seperti makan, minum, seksualitas dan kebutuhan-kebutuhan
biologis yang lain. Motif sekunder adalah motif yang ditimbulkan
karena dorongan dari luar akibat interaksi sosial. Motif sosial ini
dapat dibedakan menjadi 3 motif yaitu:
1) Motif Berprestasi
Berprestasi adalah suatu dorongan yang ada pada setiap
manusia untuk mencapai hasil kegiatannya atau hasil kerjanya
secara maksimal. Dalam memperoleh hasil yang lebih baik
realitanya tidak mudah dan banyak kendala, oleh sebab itu
perlu dorongan untuk berusaha mengatasi kendala tersebut
dengan memelihara semangat belajar yang tinggi, sehingga
motif berprestasi adalah dorongan untuk sukses dalam situasi

15
kompetisi yang didasarkan kepada ukuran keunggulan
dibanding dengan standar ataupun orang lain.
2) Motif Berafiliasi
Motif berafiliasi adalah kebutuhan atau dorongan manusia
untuk menjadi bermakna interaksinya dengan manusia yang
lain (sosial). Agar kebutuhan berafiliasi ini terpenuhi, maka
harus menjaga hubungan baik dengan orang lain.
3) Motif Berkuasa
Motif berkuasa adalah dorongan manusia untuk berusaha
mengarahkan perilaku seseorang atau manusia lain untuk
mencapai kepuasan melalui tujuan tertentu, seperti kekuasaan
dengan cara mengontrol atau mengawasi orang lain.
b. Teori Mc Gregor
Dalam penelitiannya, Mc Gregor menyimpulkan teori
motivasi itu dalam teori X dan Y. Teori ini didasarkan pada
pandangan konvensional atu klasik (teori X) dan pandangan baru
atau modern (teori Y). Teori X yang bertolak dari pandangan
klasik ini bertolak dari anggapan bahwa : 1) Pada umumnya
manusia itu tidak senang bekerja; 2) pada umumnya manusia
cenderung sesedikit mungkin melakukan aktivitas atau bekerja; 3)
pada umumnya manusia bersifat egois dan kurang acuh terhadap
organisasi. Oleh sebab itu, dalam melakukan pekerjaan harus
diawasi denga ketat.
Teori Y yang bertumpu pada pandangan atau pendekatan
baru ini beranggapan bahwa; 1) Pada dasarnya manusia itu tidak
pasif, tetapi aktif; 2) pada dasarnya manusia itu tidak malas kerja,
tapi suka bekerja; 3) pada umumnya manusia itu dapat berprestasi
dalam menjalankan pekerjannya; 4) pada umumnya manusia
selalu berusaha mencapai sasaran atau tujuan organisasi; 5) pada
umumnya manusia selalu mengembangkan diri untuk mencapai
tujuan atau sasaran.

16
c. Teori Herzberg
Teori motivasi ini dikenal dengan teori motivasi dua
faktor (Herzbergs two factors motivation theory). Jadi menurut
teori ini, ada dua faktor yang mempengaruhi seseorang dalam
tugas atau pekerjaannnya, antara lain:
1) Faktor-faktor penyebab kepuasaan (Satisfierr) atau faktor
motivasional.
Faktor ini menyangkut kebutuhan psikologis seseorang
seperti serangkaian kondisi intrinsik. Apabila kepuasaan
belajar tercapai, maka akan menggerakkan tingkat motivasi
atau kepuasan ini antara lain; prestasi (achievement),
penghargaan (recognition), tanggung jawab (responsibility),
kesempatan untuk maju (possibility of growth), dan pekerjaan
itu sendiri (work).
2) Faktor-faktor penyebab ketidakpuasan (dissastifaction) atau
hygiene factor.
Faktor ini menyangkut kebutuhan akan pemeliharaan atau
maintenance factor yang merupakan hakikat manusia yang
ingin memperoleh kesehatan badaniyah. Hilangnya faktor-
faktor ini akan menimbulkan ketidakpuasan bekerja
(dissatisfaction). Faktor higienes ini meliputi kondisi fisik
lingkungan (physical environment), hubungan interpersonal
(interpersonal relationship) kebijakan dan administrasi (policy
and administration), dan pengawasan (supervision), reward,
dan keamanan.\
d. Teori Maslow
Teori motivasi ini merupakan lanjutan atau pengembangan
dari teori Eltom Mayo (1880-1949) dengan mendasarkan pada
kebutuhan manusia yang dibedakan antara kebutuhan biologis dan
kebutuhan psikologis, atau disebut kebutuhan materi (biologis)
dan kebutuhan non materi (psikologis). Maslow menyatakan
bahwa kebutuhan manusia secara hierarkis semuanya laten pada

17
diri manusia. Kebutuhan tersebut mencakup kebutuhan fisiologis
(sandang pangan), kebutuhan rasa aman (bebas cahaya),
kebutuhan kasih sayang, kebutuhan dihargai dan dihormati, dan
kebutuhan aktualisasi diri. Teori ini dikenal sebagai teori
kebutuhan (needs) yang digambarkan seperti berikut:
1) Aktualisasi Diri
2) Penghargaan/penghormatan
3) Rasa memiliki dan cinta/sayang
4) Perasaan aman dan nyaman
5) Kebutuhan Fisiologis
Teori ini mempunyai makna serta peranan kognisi dalam
kaitannya dengan perilaku seseorang yang menjelaskan adanya
peristiwa internal yang terbentuk sebagai perantara dari stimulus
tugas dan tingkah laku berikutnya (Uno, 2008).

3. Jenis jenis motivasi


Menurut Suhardi (2013) motivasi terbagi menjadi 2 (dua) jenis
yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang datangnya dari
dalam diri seseorang. Motivasi ini terkadang muncul tanpa
pengaruh apa pun dari luar. Biasanya orang yang termotivasi
secara intrinsik lebih mudah terdorong untuk mengambil
tindakan. Bahkan, mereka bisa memotivasi dirinya sendiri tanpa
perlu dimotivasi orang lain. Semua ini terjadi karena ada prinsip
tertentu yang mempengaruhi mereka (Suhardi, 2013).
Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi intrinsik yaitu :
1) Kebutuhan (need)
Seseorang melakukan aktivitas (kegiatan) karena adanya
faktor-faktor kebutuhan baik biologis maupun psikologis

18
2) Harapan (Expectancy)
Seseorang dimotivasi oleh karena keberhasilan dan adanya
harapan keberhasilan bersifat pemuasan diri seseorang,
keberhasilan dan harga diri meningkat dan menggerakkan
seseorang ke arah pencapaian tujuan.
3) Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada
suatu hal tanpa ada yang menyuruh.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikannya motivasi intrinsik,
yaitu motivasi yang muncul karena pengaruh lingkungan luar.
Motivasi ini menggunakan pemicu untuk membuat seseorang
termotivasi. Pemicu ini bisa berupa uang, bonus, insentif,
penghargaan, hadiah, gaji besar, jabatan, pujian dan sebagainya.
Motivasi ekstrinsik memiliki kekuatan untuk mengubah kemauan
seseorang. Seseorang bisa berubah pikiran dari yang tidak mau
menjadi mau berbuat sesuatu karena motivasi ini (Suhardi, 2013).
Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi ekstrinsik adalah :
1) Dorongan keluarga
Dorongan keluarga khususnya suami merupakan salah satu
faktor pendorong (reinforcing factors) yang dapat
mempengaruhi perilaku istri dalam berperilaku. Dukungan
suami dalam upaya pencegahan kanker serviks, merupakan
bentuk dukungan nyata dari kepedulian dan tanggung jawab
para anggota keluarga.
2) Lingkungan
Lingkungan adalah tempat dimana seseorang tinggal.
Lingkungan dapat mempengaruhi seseorang sehingga dapat
termotivasi untuk melakukan sesuatu. Selain keluarga,
lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam
memotivasi seseorang dalam merubah tingkah lakunya.

19
Dalam sebuah lingkungan yang hangat dan terbuka, akan
menimbulkan rasa kesetiakawanan yang tinggi.
3) Imbalan
Seseorang dapat termotivasi karena adanya suatu imbalan
sehingga orang tersebut ingin melakukan sesuatu.

4. Tujuan Motivasi
Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan
seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan
sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan mencapai tujuan. Setiap
tindakan motivasi seseorang mempunyai tujuan yang akan dicapai.
Makin jelas tujuan yang diharapkan atau akan dicapai, maka semakin
jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan. Tindakan
memotivasi akan lebih dapat berhasil apabila tujuannya jelas dan
didasari oleh yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan
memberikan motivasi pada seseorang harus mengenal dan memahami
benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan serta kepribadian
orang yang akan dimotivasi (Taufik, 2007).

5. Fungsi Motivasi
Menurut Notoatmodjo (2007), motivasi mempunyai tiga fungsi yaitu :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan
yang sudah direncanakan sebelumnya.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut. Pilihan perbuatan yang sudah ditentukan atau

20
dikerjakan akan memberikan kepercayaan diri yang tinggi karena
sudah melakukan proses penyeleksian.

C. KONSEP KECERDASAN
1. Pengertian Kecerdasan
Beberapa ahli menekankan fungsi inteligensi untuk membantu
penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungannya. Beberapa ahli lain
menekankan struktur inteligensi dengan menggambarkan sebagai suatu
kecakapan.[1]
a. Menurut bahasa, inteligensi diartikan sebagai kemampuan umum
dalam memahami hal-hal yang abstrak.
b. Menurut istilah, inteligensi didefinisikan sebagai kesanggupan
seseorang untuk beradaptasi dengan berbagai situasi dan dapat
diabstraksikan pada suatu kualitas yang sama.
Definisi dari beberapa ahli:
a. Definisi kecerdasan menurut Howard Gardner:
1) Kecakapan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupannya.
2) Kecakapan untuk mengembangkan masalah baru untuk
dipecahkan.
3) Kecakapan untuk membuat sesuatu atau melakukan sesuatu
yang bermanfaat di dalam kehidupannya.
b. William Stern
Inteligensi adalah kesanggupan jiwa untuk menghadapi dan
mengatasi kesulitan-kesulitan baru dengan sadar, dengan berfikir
cepat dan tepat.

2. Macam-macam dan Ciri-ciri Kecerdasan


Prof. Dr. Howard Gardner, seorang psikolog dan ahli pendidikan dari
Universitas Harvard AS merumuskan teori Multiple Intelligences
( kecerdasan ganda / majemuk ). Dalam teori ini ia memetakan lingkup
kemampuan manusia yang luas menjadi sembilan kategori kecerdasan
dasar, antara lain:
a. Kecerdasan Linguistik
Kemampuan untuk menggunakan bahasa untuk mendeskripsikan
kejadian, membangun kepercayaan dan kedekatan,

21
mengembangkan argumen logika dan retorika, atau
mengungkapkan ekspresi dan metafora.
Ciri-ciri :
1) Dapat berargumentasi, meyakinkan orang lain, menghibur atau
mengajar dengan efektif lewat kata-kata
2) Gemar membaca dan dapat mengartikan bahasa tulisan dengan
jelas
Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan
linguistik adalah wartawan dan reporter, tenaga penjual, penyair,
copywriter, penulis dan pengacara.
b. Kecerdasan Logika-Matematika
Kemampuan menggunakan angka-angka untuk menghitung dan
mendeskripsikan sesuatu, menggunakan konsep matematis,
menganalisa berbagai permasalahan secara logis, menerapkan
matematika pada kehidupan sehari-hari, peka terhadap pola
tertentu, serta menelaah berbagai permasalahan secara ilmiah.
Ciri-ciri :
1) Mudah membuat klasifikasi dan kategorisasi
2) Berpikir dalam pola sebab akibat, menciptakan hipotesis
3) Pandangan hidupnya bersifat rasional
Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan logika
matematika adalah : akuntan, ahli statistik, insinyur, penemu,
pedagang, dan pembuat program komputer.
c. Kecerdasan Musikal
Kemampuan untuk mengerti dan mengembangkan teknik musikal,
merespon terhadap musik, menggunakan musik sebagai sarana
untuk berkomunikasi, menginterpretasikan bentuk dan ide musikal,
dan menciptakan pertunjukan dan komposisi yang ekspresif.
Ciri-ciri :
1) Peka nada dan menyanyi lagu dengan tepat
2) Dapat mengikuti irama
3) Mendengar music dengan tingkat ketajaman lebih
Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan musical
adalah guru musik, pembuat instrumen atau alat musik, pemain
band atau konduktor, DJ, kritikus musik, kolektor musik, pencipta
lagu atau penyanyi.
d. Kecerdasan Spasial

22
Kemampuan untuk mengenali pola ruang secara akurat,
menginterpretasikan ide grafis dan spasial serta menterjemahkan
pola ruang secara tepat.
Ciri-ciri :
1) Kepekaan tajam untuk detail visual, keseimbangan, warna,
garis, bentuk dan ruang
2) Mudah memperkirakan jarak dan ruang
3) Membuat sketsa ide dengan jelas
Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan spasial
adalah photographer, decorator ruang, perancang busana, arsitek,
pembuat film.
e. Kecerdasan Kinestetik (Bodily-Kinesthetic )
Kemampuan untuk menggunakan seluruh atau sebagian dari tubuh
untuk melakukan sesuatu, membangun kedekatan untuk
mengkonsolidasikan dan meyakinkan serta mendukung orang lain,
dan menggunakannya untuk menciptakan bentuk ekspresi baru.
Ciri-ciri :
1) Menikmati kegiatan fisik (olahraga)
2) Cekatan dan tidak bias tinggal diam
3) Berminat dengan segala sesuatu
Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan ini adalah
mekanik, pelatih, pengrajin, atlet, aktor, penari atau koreografer.
f. Kecerdasan Interpersonal
Kemampuan untuk mengorganisasikan orang lain dan
mengkomunikasikan secara jelas apa yang perlu dilakukan,
berempati kepada orang lain, membedakan dan
menginterpretasikan berbagai jenis komunikasi dengan orang lain,
dan memahami intensi, hasrat, dan motivasi orang lain.
Ciri-ciri :
1) Menghadapi orang lain dengan penuh perhatian, terbuka
2) Menjalin kontak mata dengan baik
3) Menunjukan empati pada orang lain
4) Mendorong orang lain menyampaikan kisahnya
Beberapa jenis pekerjaan yang menggunakan kecerdasan
interpersonal adalah manajer, politisi, pekerja sosial, pemimpin,
psikolog, guru atau konsultan.
g. Kecerdasan Intrapersonal
Kemampuan untuk menilai kekuatan kelemahan, bakat,
ketertarikan diri sendiri serta menggunakannya untuk menentukan

23
tujuan, menyusun dan mengembangkan konsep dan teori
berdasarkan pemeriksaan kedalam diri sendiri, memahami
perasaan, intuisi, temperamen, dan menggunakannya untuk
mengekpresikan pandangan pribadi.
Ciri-ciri :
1) Membedakan berbagai macam emosi
2) Mudah mengakses perasaan sendiri
3) Menggunakan pemahamannya untuk memperkaya dan
membimbing hidupnya
4) Mawas diri dan suka meditasi
5) Lebih suka kerja sendiri
Beberapa jenis pekerjaan yang menggunakan kecerdasan ini adalah
perencana, pemuka agama, atau ahli filosofi.
h. Kecerdasan Naturalis
Kemampuan untuk mengenali dan mengelompokkan dan
menggambarkan berbagai macam keistimewaan yang ada di
lingkungannya.
Ciri-ciri :
1) Mencintai lingkungan
2) Mampu mengenali sifat dan tingkah laku binatang
3) Senang kegiatan di luar (alam)
Beberapa pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan naturalis ini
adalah ahli biologi atau ahli konservasi lingkungan.
i. Kecerdasan Eksistensial
Kemampuan untuk menikmati pemikiran-pemikiran dan ingin tahu
mengenai kehidupan, kematian dan realita yang ada. Anak-anak
dengan tingkat kecerdasan eksistensial yang tinggi mungkin akan
menunjukkan keingintahuan mengenai bagaiman bumi bertahun-
tahun yang lalu, mengapa kita ada di bumi, apakah ada kehidupan
di planet lain, kemana mahluk hidup setelah mati, apakah ada
dimensi kehiduapn lain dan berbagai pertanyaan sejenis.
Ciri-ciri :
1) Mempertanyakan hakekat segala sesuatu
2) Mempertanyakan keberadaan peran diri sendiri di alam/
dunia
Beberapa Pekerjaan di bidang ini adalah Filsuf dan Teolog

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan


a. Hereditas atau Pembawaan

24
Salah satu faktor penentu tinggi rendahnya inteligensi seseorang
ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir.
Pandangan ini dipengaruhi oleh aliran filsafat (nativisme) yang
beranggapan bahwa setiap manusia dilahirkan sudah membawa
potensi-potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi lingkungan.
Taraf Inteligensi seseorang ialah 75-80% keturunan, juga adanya
rangkaian hubungan antara pertalian keluarga dengan ukuran IQ.
[16] Dengan demikian, taraf inteligensi relatif sama ditentukan
pada individu-individu yang mempunyai pertalian keluarga yang
kuat.
b. Lingkungan
Pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya
inteligensi ditentukan oleh lingkungan (pendidikan dan
pengalaman) dipengaruhi teori empirisme John Locke. Ia
berpendapat bahwa manusia dilahirkan dalam kondisi suci
(tabularasa). Lingkungan dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Lingkungan fisik, meliputi segala sesuatu dari molekul yang
ada di sekitar janin sebelum lahir
2) Lingkungan sosial, meliputi seluruh manusia yang secara
potensial mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perkembangan
individu.

4. Cara mengukur dan Melatih Kecerdasan


a. Cara mengukur kecerdasan
Pengukuran kecerdasan ada tiga yaitu IQ ( kecerdasan intelektual ),
EQ ( Kecerdasan emosional ), SQ ( Kecerdasan spiritual ).
Keceerdasan intelektual bisa diukur karena bersifat kuantitatif.
Beberapa alat ukur yang digunakan untuk mengetahui tingkat
kecerdasan seseorang yaitu:
1) Test Binet Simon
Alat ukur kecerdasan kognitif pertama kali dibuat oleh Alfred
Binet dan Theodore Simon pada tahun 1905 atas permintaan
pemerintah Perancis, berkenaan dengan kasus kegagalan
belajar murid-murid sekolah. Tes yang mereka buat
diperuntukkan anak usia 2 sampai dengan 15 tahun. Cara yang
mereka tempuh untuk mengukur kemampuan tersebut adalah

25
dengan membandingkan usia mental (mental age) dengan usia
kronologis (chronological age).
2) Konsep Intelligence Quotient ( IQ )
Teori ini mengadopsi teori Simon Binet yang menggunakan
rumus:

Keterangan:
IQ = intelligence quotient atau kecerdasan
MA : mental age atau usia mental. Diperoleh dari sekelompok
pertanyaan yang dijawab betul oleh sejumlah besar individu
dengan umur yang sama.
CA : chronological age atau usia kalender
100 : konstanta atau bilangan tetap, diusulkan oleh Stern dan
Terman untuk menghindari angka pecahan dalam satuan IQ
Sedangkan untuk kecerdasan emosi (EQ) dan kecerdasan
spiritual (SQ), hingga saat ini belum ada alat yang dapat
mengukurnya dengan jelas karena dua kecerdasan tersebut
bersifat kualitatif bukan kuantitatif.
3) Wechsler
Tes pertama disusun tahun 1939 dan diberi nama Wechsler
Belleveu Intelligence Scale disingkat WBIS, dan direvisi tahun
1955 dengan nama Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS).
Tes ini diperuntukkan untuk dewasa. Untuk anak-anak,
Wechsler juga mengembangkan tes sejenis yang diberi nama
Wechsler Intelligence Scale for Children atau WISC,
diterbitkan tahun 1949. Tes ini terdiri atas dua bentuk yaitu
berbentuk verbal dijawab dengan bahasa, tulis dan lisan, dan
tes perbuatan berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan, seperti
menyusun balok, menyusun guntingan gambar dan lain-lain.
4) Tes Progressive Matrices (PM)
Ada yang berwarna, yaitu untuk anak kecil (s.d 10 tahun) dan
tidak berwarna untuk anak besar (11 s.d 14 tahun). Untuk
dewasa juga disediakan Advance Progressive Matrices atau
APM. Kategori kecerdasan berdasarkan teori ini yaitu:
IQ Kategori

26
140 ke atas Genius
130 139 Sangat cerdas
120 129 Cerdas
110 119 Di atas normal
90 109 Normal
80 89 Di bawah normal
70 79 Bodoh (dull)
50 69 Debil (moron)
25 49 Imbecil
Di bawah 25 Idiot

b. Cara melatih kecerdasan


Beberapa cara sederhana untuk melatih kecerdasan yang dapat
meningkatkan kecerdasan otak antara lain:
1) Latih kemampuan mengamati
Perhatikan lingkungan sekitar. Rekam dalam pikiran apa yang
Anda lihat, mulai dari yang paling sederhana dan diteruskan
dengan observasi yang lebih rumit.
2) Asah indra
Bisa dilatih dengan membedakan rasa makanan yang disukai
dan yang tidak. Menyadari bau dan aroma di sekitar atau
bunyi-bunyian yang ada di jalan atau mungkin rasa panas atau
dingin udara di sekitar Anda.
3) Menghafal
Hafalkan nama teman-teman dan pasangkan nomor teleponnya.
Ada berapa yang bisa diingat? Latih supaya bisa mengingat
lebih banyak.
4) Pelajari sesuatu yang baru
Banyak membaca dan berkenalan dengan hal-hal lain yang
mungkin bukan bidang Anda, bisa bahasa asing, pengetahuan
tentang komputer, dan lain-lain.
5) Pelajari dan hafalkan tanggal-tanggal penting
Pelajari dan hafalkan tanggal-tanggal penting, menyangkut
anggota keluarga, teman, atau perayaan tertentu.
6) Hafalkan sesuatu yang Anda sukai
Hafalkan sesuatu yang Anda sukai. Bisa jadi itu puisi, lagu,
kalimat dari sebuah buku atau kata-kata seseorang. Sebisa

27
mungkin juga usahakan agar kalimat yang digunakan adalah
bahasa asing.
7) Menghafal urutan berderet panjang
Latihan menghafal urutan angka berderet panjang, misalnya
32145687390282930498. Ini adalah bentuk latihan
memperbaiki daya ingat jangka pendek. Lakukan dengan
mengelompokkan atau memecah bilangan itu menjadi beberapa
bagian, misalnya 3214568 kemudian 7390282 dan terakhir
930498.

D. PERBEDAAN GENDER DARI SISI KEPRIBADIAN DAN MOTIVASI


Pernyataan 1
Pada umumnya pria mengambil keputusan tanpa dipengaruhi emosi dan
lebih mengedepankan logika dalam berfikir, sedangkan wanita pada
umumnya lebih mempertimbangkan faktor-faktor yang terkait dengan
peerasaan, seperti emosi.
Evidence Based
Para ahli psikologi membedakan pria dan wanita dari otaknya.
Otak manusia terdiri dari dua bagian, yaitu sisi yang kanan dengan sisi
yang kiri. Setiap sisi bertanggung jawab untuk fungsi yang berbeda. Dalam
otak wanita, lebih banyak serat penghubung dan serat ini lebih besar
dibanding yang terdapat pada otak pria. Hal ini membuat wanita memiliki
kecenderungan lebih besar untuk menggunakan kedua sisi otak secara
bersamaan. Sehingga wanita lebih pandai berbicara, open minded juga
lebih pandai menjalin hubungan atau berinteraksi dengan individu lain.
Tetapi, wanita cenderung menggunakan emosi ketika memproses
informasi dan saat berkomunikasi.Tidak mengherankan bukan, kalau
wanita bisa melakukan dua pekerjaan sekaligus seperti berbelanja di
tukang sayur sambil bergosip ria atau memasak sambil menelepon.

Sebaliknya, pria memiliki kecenderungan lebih banyak


menggunakan sisi kiri otaknya. Dengan demikian, mereka lebih banyak
menggunakan logika dan pemikiran rasional. Pria juga cenderung
mempunyai koordinasi mata-tangan yang lebih baik, hal ini sangat
membantu di saat berolahraga dan melakukan kegiatan mekanis ataupun

28
membaca peta. Jika pria sedang melakukan satu aktifitas, maka pria tidak
akan bisa konsentrasi terhadap hal lainnya. Berbeda dengan wanita,
mereka bisa mencampur semua pemikirannya dalam satu waktu, sehingga
emosi, logika, percintaan, dan komunikasi bercampur menjadi satu.Sejak
lahir bayi laki-laki umumnya lebih tertarik pada benda-benda, sedangkan
bayi perempuan cenderung pada wajah manusia.

Salah satu tahapan dalam mengukur sebuah Teori Kepribadian atau


yang biasa dikenal sebagai MBTI ( Myers-BriggsType Indicator) yaitu
Thinking vs Feeling memiliki pengertian : Orang berkarakter Thinking
biasanya lebih cenderung menggunakan logika dalam menghadapi suatu
masalah. Mereka lebih dipengaruhi oleh kepala ketimbang hati. Mereka
juga cenderung impersonal dan objektif. Orang berkarakter Thinking
umumnya lebih suka memberikan kritik daripada pujian kepada orang lain.
Inilah yang membuat mereka dipandang dingin oleh orang-orang karena
analitis. Sedangkan orang berkarakter Feeling adalah orang yang
cenderung menggunakan perasaan dalam menghadapi suatu masalah.
Mereka lebih dipengaruhi oleh hati ketimbang kepala. Biasanya, dalam
menilai orang mereka cenderung subyektif . Daripada memberikan kritik,
mereka lebih suka memberi pujian pada orang. Mereka sering dianggap
lembut karena tidak mau melukai perasaan orang lain.

E. PENGARUH BUDAYA DALAM PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN


DAN PEMBENTUKAN MOTIVASI
Pernyataan 1
1. Masyarakat pedesaan memiliki nilai-nilai gotong royong, tolong
menolong serta toleransi sesama individu maupun kelompok yang
lebih tinggi dibanding masyarakat perkotaan
2. Semakin besar nilai budaya yang ada di suatu masyarakat semakin
tinggi pula nilai kepribadian baik yang dimiliki oleh masyarakat
tersebut
Evidence Based
Menurut William H. Haviland kebudayaan adalah seperangkat peraturan
dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika
dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang

29
dipandang layak dan dapat diterima oleh masyarakat serta menjadi
pedoman bagi masyarakat dalam bersikap dan berperilaku secara individu
maupun kelompok
Pernyataan 2
Kebudayaan yang dimiliki suku Jawa merupakan kebudayaan yang paling
baik dibandingkan dengan kebudayaan-kebudayaan lainnya karena mampu
menciptakan kepribadian yang menjunjung tinggi sopan santun dan etika.
Evidence based
Kebudayaan adalah keseluruhan perilaku dan hasil cipta, rasa dan karsa
manusia, semua itu tersusun dalam tata kehidupan masyarakat. Keragaman
suku bangsa merupakan sumber kebudayaan nasional . suku bangsa
merupakan suatu kelompok masyarakat yang terikat suatu kesatuan
budaya, bahasa dan tempat tinggal. Oleh karena itu, setiap suku bangsa
memiliki bahasa, tradisi dan kebudayaan yang berbeda dan merupakan
suatu keunikan masing-masing.

30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan
berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering
dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan
oleh seseorang. Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam
memberikan rumusan tentang kepribadian.
Motivasi adalah merupakan sejumlah proses- proses psikologikal, yang
menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi
kegiatan - kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan
tertentu, baik yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang
individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan
persistensi.
Kecerdasan ialah istilah yang digunakan untuk menjelaskan fikiran
yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan
merencanakan, memecahkan masalah, berfikir abstrak, memahami
gagasan, menggunakan bahasa dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu.
B. Saran
Setelah penyusun membuat makalah ini, penyusun menjadi tahu
pentingnya motivasi dalam keberhasilan pendidikan seseorang, karena
dapat meningkatkan semangat seseorang untuk meraih tujuan dan cita
citanya. Oleh karena itu penyusun menyarankan agar setiap orang,
khususnya mahasiswa memilki motivasi dalam belajar.
Bidan diharapkan semaksimal mungkin memfasilitasi perbedaan
kecerdasan para klien agar serta harus bijaksana dalam menyikapi
perbedaan kecerdasan para klien agar mampu mencapai keberhasilan
dalam tujuan yang akan dicapai.

31
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. 9 Macam Kecerdasan Menurut Howard Gardner.


http://www.kesah.com/ 2012/07/9-macam-kecerdasan-menurut-
howard.html. Diakses tanggal: 21 Oktober 2013.

Anonim. 2010. 9 Jenis Kecerdasan. Termasuk Manakah Anda?


http://www.meandconfucius. com/2010/08/9-jenis-kecerdasan-termasuk-
manakah.html. Dakses tanggal : 21 Oktober 2013.

Ahmad Multazam. 2013. Makalah Kecerdasan Manusia: Intelligence Quotient


(IQ). http://multazam-einstein.blogspot.com/2013/03/makalah-kecerdasan-
manusia-intelligence.html. Online: 21 Oktober 2013.

Gardner, Howard. 2003. Kecerdasan Majemuk, Teori Dalam Praktek. Batam:


Interaksara.

Azwar, Saifuddin. 2006. Pengantar Psikologi Inteligensi. Edisi I, Cetakan V.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Abadi, Karya. 2012. 11 Cara Meningkatkan Kecerdasan Otak. http://www.cara-


tips.com/cara_cara_meningkatkan_kecerdasan.htm. Diakses tanggal: 21
Oktober 2013.

32

Anda mungkin juga menyukai