Anda di halaman 1dari 15

EPIDEMIOLOGI PENYEBAB KEMATIAN IBU PADA

SAAT HAMIL, MELAHIRKAN DAN PADA MASA


NIFAS
ASRIATI
PENYEBAB KEMATIAN IBU SAAT HAMIL, MELAHIRKAN DAN MASA NIFAS

• Pada tahun 2017, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat rata-rata 810 wanita meninggal dunia setiap harinya akibat
komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan maupun persalinan.
• Menurut WHO, penyebab kematian ibu hamil yang paling sering adalah komplikasi yang terjadi saat kehamilan dan
melahirkan. Berikut ini beberapa komplikasi yang dimaksud:
1) Perdarahan hebat saat proses persalinan
2) Infeksi saat kehamilan atau setelah persalinan
3) Hipertensi dalam kehamilan yang mengarah ke preeklampsia dan eklampsia
4) Komplikasi pada masa nifas
5) Melakukan tindakan aborsi yang tidak memenuhi standar medis
6) Adanya penyakit lain yang mendasari, seperti diabetes dan penyakit jantung
• Selain yang telah disebutkan, ada pula beberapa faktor lain yang turut berperan menjadi penyebab
kematian ibu hamil, antara lain:
a) Kehamilan di bawah umur
b) Jarak kehamilan yang terlalu dekat
c) Tidak adanya pemeriksaan kehamilan (antenatal care) dan perawatan masa nifas
d) Kurangnya tenaga medis dan tidak ditangani di fasilitas kesehatan yang memadai
e) Kurangnya pendidikan seputar kesehatan reproduksi
f) Tidak adanya sistem transportasi yang baik
g) Kurangnya peran serta masyarakat dalam meningkatkan kesehatan ibu, biasanya terkait dengan
budaya dan kultur setempat.
di Indonesia, penyebab kematian ibu hamil yang masih tinggi disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
 Perdarahan
• Perdarahan merupakan salah satu komplikasi yang paling sering terjadi saat persalinan. Meski
demikian, kondisi ini juga bisa terjadi selama kehamilan dan merupakan suatu kondisi gawat darurat.
• Perdarahan setelah proses persalinan terjadi akibat tidak adanya kontraksi rahim (atonia uteri),
robekan jalan lahir, gangguan pembekuan darah, maupun adanya sisa jaringan di dalam rahim.
• Sementara itu, perdarahan saat kehamilan biasanya terjadi akibat plasenta previa.
 Preeklampsia dan Eklampsia
• Preeklampsia dan eklampsia merupakan kondisi yang sering menjadi perhatian saat kehamilan berlangsung.
• Preeklampsia didefinisikan sebagai hipertensi atau tekanan darah tinggi yang muncul setelah usia kehamilan
20 minggu (140/90 mmHg). Kondisi ini biasanya disertai dengan adanya protein dalam urine.
• Sedangkan, eklampsia adalah kondisi lanjutan atau komplikasi dari preeklampsia. Kondisi ini menyebabkan
terjadinya kejang atau penurunan kesadaran pada ibu hamil.
 Infeksi
• Infeksi juga dapat menjadi penyebab kematian ibu hamil di Indonesia. Beberapa infeksi yang sering terjadi
pada ibu hamil dan membahayakan, antara lain malaria,  infeksi saluran kemih, dan demam berdarah dengue.
• Risiko infeksi setelah tindakan aborsi dan masa nifas juga rentan terjadi, terutama jika ibu hamil melakukan
tindakan tersebut di fasilitas kesehatan yang tidak terjaga kebersihannya.
• Mirror syndrome, atau juga disebut ballantyne syndrome, merupakan penyakit yang
menyerang janin dan turut memengaruhi kesehatan ibu hamil.
• Penyakit ini terjadi ketika janin dalam kandungan mengalami penumpukan cairan
berlebih (edema) dan ibu hamil mengalami preeklamsia alias tekanan darah tinggi saat
kehamilan
• Mirror syndrome memang sangat jarang terjadi, namun sangat mungkin mengakibatkan
terjadinya kematian.
• Meski sangat berbahaya, penyebab pasti mirror syndrome masih belum diketahui hingga saat ini.
Kendati demikian, para peneliti berhipotesis bahwa kondisi ini berhubungan dengan fetal
hydrops. 
• fetal hydrops adalah kondisi ketika janin tidak dapat meregulasi cairan, sehingga cairan akan terus
terakumulasi dan menumpuk di organ dalam janin. Terjadinya fetal hydrops dihubungkan dengan
kondisi genetik, infeksi, gangguan jantung dan metabolik.
• Fetal hydrops yang diduga berperan pada terjadinya mirror syndrome dapat dideteksi melalui 
pemeriksaan kehamilan (USG), di mana akan ditemukan penumpukan cairan berlebih pada janin. 
• Pada pemeriksaan kehamilan secara umum, ibu hamil juga akan didapati mengalami tekanan darah
tinggi /preeklamsia, urine yang mengandung protein dan kenaikan berat badan secara signifikan
tanpa sebab yang jelas.
• Pada beberapa kasus, bisa di temukan adanya kondisi hemodilusi pada ibu hamil yang
melakukan pemeriksaan darah. 
• Hemodilusi merupakan kondisi yang terjadi ketika darah terlalu encer, akibat jumlah sel
darah merah sedikit lantaran kadar plasma yang tinggi. Kondisi ini terjadi akibat teralu
banyak cairan yang menumpuk di dalam tubuh.
PENCEGAHAN

• Risiko penyakit ini bisa diturunkan dengan mendapatkan kecukupan gizi, olahraga secara
teratur, cukup istirahat, kelola stres dengan baik, dan hindari rokok maupun alkohol
selama hamil.
PENYEBAB UMUM

• Umumnya penyebabnya adalah penanganan tiga terlambat: terlambat membawa


ke fasilitas kesehatan, terlambat mendiagnosa atau merujuk, dan terlambat
penanganan di fasilitas kesehatan, (kemenkes,2013)
• Penyebab utama tiga terlambat ini antara lain karena permasalahan klinis, dengan
banyaknya kasus seperti perdarahan (20,4%), eklampsi (16,2%), hipertensi (9,2%)
dan aborsi (4,1%).
• Penyebab lainnya karena fasilitas kesehatan, ditunjukkan pada kurang
memadainya tempat persalinan (63,2%) dan tidak tersedianya rumah tenaga medis
dan non fasilitas kesehatan lainnya. Hal ini ditambah lagi sulitnya akses wilayah
• pertolongan kehamilan, dan kunjungan nifas tidak berjalan, terutama di daerah-
daerah terisolir.
• permasalahan administrasi dan sumber daya manusia seperti rendahnya
kapasitas petugas kesehatan, kurangnya pelatihan, kurangnya peralatan
pendukung, gaji yang sering terlambat atau dirapel enam bulan sekali, insentif
yang tidak memadai, masalah keamanan, dan lain sebagainya.
• penyebab non-kesehatan, seperti budaya seperti tidak mau diperiksa tenaga
medis laki-laki, faktor tetua adat seperti lebih percaya berobat ke dukun, tingkat
pendidikan, biaya, dan lain sebagainya
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai