TINJAUAN PUSTAKA
A. Kemitraan
1. Konsep Kemitraan
partnership, dan berasal dari akar kata partner. Partner dapat diterjemahkan
pihak atau lebih yang membentuk suatu ikatan kerjasama atas dasar
kapasitas dan kapabilitas di suatu bidang usaha tertentu, atau tujuan tertentu,
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata mitra adalah teman,
13
Ambar Teguh Sulistiyani. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Gaya Media.
Yogyakarta. 2004. hal. 129.
18
adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam
pelanggan berniaga satu sama lain untuk mencapai tujuan bisnis bersama.15
antara mitra yang kuat dari segi permodalan, pasar, dan kemampuan
14
Muhammad Jafar Hafsah, Kemitraan Usaha, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1999, hal. 43.
15
Ibid, hal. 10.
16
Ibid, hal. 12.
19
Kesemua definisi tersebut di atas, ternyata belum ada satu definisi yang
disebabkan karena para sarjana mempunyai titik fokus yang berbeda dalam
sebagai suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih,
17
Mia Nur damayanti, Kajian Pelaksanaan Kemitraan Dalam Menigkatkan Pendapatan Antara
Petani Semangka di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah dengan CV. Bimandiri, IPB Press, Bogor,
2009, hal. 18.
18
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pasal 1 ayat
(3)
20
dengan adanya perbedaan pendapat diantara para sarjana ini maka akan
saling melengkapi diantara pendapat sarjana yang satu dengan yang lainnya,
merupakan strategi bisnis yang dilakukan antara dua pihak atau lebih
pembinaan dan pengembangan, hal ini dapat terlihat karena pada dasarnya
melengkapi dalam arti pihak yang satu akan mengisi dengan cara
Jalan Pagar Alam. Kemitraan yang dimaksud adalah hubungan yang terjadi
VII yaitu PTPN 7 Peduli. Pendapat para ahli di atas memaparkan bahwa
bisnis yang dilakukan antara dua pihak atau lebih dengan prinsip saling
kemitraan dalam penelitian ini bukan strategi bisnis tetapi lebih kepada
Kota Bandar Lampung dengan PT. Perkebunan Nusantara VII dan Pengrajin
Keripik di Sentra Industri Keripik Jalan Pagar Alam dengan prinsip saling
2. Prinsip-Prinsip Kemitraan
3. Tujuan Kemitraan
Pada dasarnya maksud dan tujuan dari kemitraan adalah “win-win solution
kekuatan yang sama, tetapi yang lebih dipentingkan adalah adanya posisi
19
Yusuf Wibisono. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Fascho Publishing. Gresik. 2007. hal.
103.
22
Dalam kondisi yang ideal, tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan
nasional;
Pola ini akan terjadi jika perusahaan masih berpijak pada pola
konvensional yang hanya mengutamakan kepentingan shareholders
yaitu mengejar profit sebesar-besarnya. Fokus perhatian perusahaan
memang lebih bertumpu pada bagaimana perusahaan bisa meraup
keuntungan secara maksimal, sementara hubungan dengan
pemerintah dan komunitas atau masyarakat hanya sekedar pemanis
belaka. Perusahaan berjalan dengan targetnya sendiri, pemerintah
juga tidak ambil peduli, sedangkan masyarakat tidak memiliki akses
apapun kepada perusahaan. Hubungan ini hanya menguntungkan
beberapa oknum saja, misalnya oknum aparat pemerintah atau
preman ditengah masyarakat. Biasanya, biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan hanyalah digunakan untuk memelihara orang-orang
tertentu saja. Hal ini dipahami, bahwa bagi perusahaan yang penting
adalah keamanan dalam jangka pendek.
20
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pasal 11
24
B. Pemerintah Daerah
Pemerintahan Daerah:
Republik Indonesia;
23
Hanif Nurcholis, Teori dan Praktek Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Grafindo, Jakarta,
2005, hal. 20.
26
24
Ibid, hal. 33.
25
Ibid.
27
26
Ibid, hal 29.
27
Sedarmayanti, Good Governance (Tata Kepemerintahan Yang Baik), Mandar Maju, Bandung,
2004, hal. 76.
28
fungsi antara negara, pasar dan masyarakat.28 Menurut Miftah Thoha good
dan rakyat secara seimbang, tidak sekedar jalan melainkan harus masuk
28
http://www.bappenas.go.id diakses pada Minggu, 08 April 2012 pukul 16.00 WIB
29
Ibid.
30
Ibid.
31
http://www.transparansi.or.id diakses pada Minggu, 08 April 2012, pukul. 15.30 WIB
32
Ari Dwipayana, Membangun Good Governance di Desa, IRE Press, Yogyakarta, 2003, hal. xxiv.
29
masyarakat.35
33
Miftah Thoha, Birokrasi dan Politik di Indonesia, Raja Grafindo, Jakarta, 2004.
34
Robert Acher (1994) dan Robman Achwan (2000) dalam Ari Dwipayana, Good Governance di
Desa, IRE Press, Yogyakarta, 2003, hal.18.
35
Sedarmayanti, Op. Cit, hal. 43.
30
Menurut dua pakar manajemen Jill Solomon dan Aris Solomon dalam
36
Siswanto Sutojo & E Jhon Adridge, Good Corporate Governance, PT. Damar Mulia Pustaka,
Jakarta, 2005, hal. 2.
37
Joni Emirzon, Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance, Genta Press, Yogyakarta, 2007. hal.
90
31
38
Ibid, hal. 91
39
Ibid, hal. 92
40
Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-117/M-MBU?2002, tanggal 01 Agustus 2002 tentang
Penerapan Praktek GCG pada BUMN.
32
perusahaan.
Good Corporate Governance memiliki lima prinsip yang telah disusun oleh
41
Joni Emirzon, Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance, Genta Press, Yogyakarta, 2007, hal.
96-99.
33
tersebut adalah:
PEMERI NTAH
(NEGARA)
SWASTA MASYARAKAT
42
Komite Nasional Kebijakan Governance, Pedoman Umum Good Corporate Governance
Indonesia, 2006. Hal. 3-4.
43
Miftah Thoha, Birokrasi dan Politik di Indonesia, Raja Grafindo, Jakarta, 2004.
35
dihindari. Oleh karena itu, dalam mewujudkan good governance dan good
dengan baik. Tidak hanya pemerintah tetapi juga swasta dan masyarakat pun
D. Kebijakan Publik
Menurut Bridgman dan Davis dalam Suharti bahwa, kebijakan publik pada
do or not to do.‟. Artinya, kebijakan publik adalah „apa saja yang dipilih poleh
rangka mencapai suatu tujuan, atau merealisasikan suatu sasaran atau suatu
maksud tertentu.45
kebijakan publik sebagai apa yang tidak dilakukan maupun apa yang dilakukan
oleh pemerintah.46 Maka harus ada tujuannya dan kebijakan publik atau
44
Edi Suharto, Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik, Alfabeta, Bandung, 2008, hal. 3.
45
Budi Winarno, “Apakah Kebijakan Publik ?” dalam Teori dan Proses Kebijakan Publik, Media
Pressindo,Yogyakarta, 2002, hal 16.
46
Drs. Hessel Nogi S. Tangkilisan, “Teori dan Konsep Kebijakan Publik” dalam Kebijakan Publik
36
sangat berpengaruh karena didalamnya terdapat apa yang harus dilakukan dan
apa yang tidak harus dilakukan oleh pemerintah. Dalam proses peenetuan itu,
business acts in socially responsible manner when its decision and actions
tindakan yang diambil oleh para pelaku bisnis melalui perilaku yang secara
yang Membumi, konsep, strategi dan kasus, Lukman Offset dan YPAPI, Yogyakarta 2003, hal 1.
47
A. B. Susanto, Reputation-Driven Corporate Social Responsibility, Esensi Erlangga Group,
2009, hal. 10-11.
37
(planet).48
tanggung jawab sosial ini diarahkan baik kedalam (internal) maupun keluar
mengenai:
48
Ibid, hal. 11.
49
Ibid.
50
Nor Hadi, Corporate Social Responsibility, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2011, hal. 47-48.
38
dari etika bisnis suatu perusahaan yang juga merupakan implementasi dari
jawab kepada pemerintah baik sebagai pembayar pajak dan sebagai salah
Corporate Social Responsibility (CSR) lahir dari salah satu prinsip good
karena sebagai perwujudan dari prinsip responsibility oleh sebab itu CSR
memiliki teori-teori dan konsep yang jelas. Para ahli dari bidang ekonomi
konsep CSR.
Tahun 2007 memang belum memberikan secara langsung tentang tata cara
dan Bina Lingkungan). Pada dasarnya PKBL adalah bentuk dari CSR
perseroan terbatas BUMN, jadi PKBL adalah sebuah nama program yang
PKBL tidak memiliki konsep dan juga bukan sebuah konsep. PKBL adalah
bentuk tanggung jawab sosial perusahaan BUMN yang jelas aturannya yaitu
memiliki kesamaan makna dengan CSR yaitu tanggung jawab sosial jadi
PKBL menggunakan teori dan konsep CSR karena pada dasarnya sama
yaitu tanggung jawab sosial. Perbedaan hanya pada yang menjalankan kalau
dijalankan hanya oleh BUMN. PKBL dapat menggunakan teori yang sama
dengan CSR karena masih memiliki kesamaan makna yaitu tanggung jwab
sosial perusahaan dan juga PKBL tidak memiliki konsep yang dapat
dijadikan acuan karena PKBL lahir dari peraturan menteri yang wajib
41
dijalankan oleh BUMN. PKBL terdiri dari dua program yaitu Program
Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Menengah dan Program Bina
Lingkungan.
a. Program Kemitraan
usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana
53
Peraturan Menteri Negara No. Per-05/MBU/2007 Tentang Tentang Program Kemitraan Badan
Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Pasal 1 ayat 6
42
a. Sasaran Pembinaan
Pengusaha : Usaha Kecil Perorangan / Kelompok Tani
(KT) / Kelompok Usaha Bersama (KUB) dan Koperasi
Bidang Usaha : Agribisnis dan Non Agribisnis serta
Agroindustri dan Non Industri (Industri, Perdagangan, Jasa,
Pertanian, Perikanan, Perkebunan, dan Koperasi)
Tempat Usaha : Daerah sekitar wilayah kerja Perusahaan
Perseroan (PERSERO) PT. Perkebunan Nusantara VII
b. Bentuk Pembinaan
Pendidikan, pelatihan, dan sutdy banding untuk
meningkatkan kemampuan berwirausaha, manajemen serta
keterampilan teknis produksi.
Pinjaman modal kerja dan investasi dengan jasa dan
administrasi yang disesuaikan dengan ketentuan untuk
meningkatkan produksi dan penjualan/omzet.
Pemasaran dan promosi hasil produksi55
Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina
54
Pedoman Pelaksanaan Program Kemitraan BUMN dengan UKM PT. Perkebunan Nusantara VII
(PERSERO)
55
Ibid.
43
56
Peraturan Menteri Negara No. Per-05/MBU/2007 Tentang Tentang Program Kemitraan Badan
Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Pasal 1 ayat 7
44
57
Rahmatullah & Trianita Kurniati, Panduan Praktis Pengelolaan CSR (Corporate Social
Responsibility), Yogyakarta, Samudra Biru, 2011, hal. 14.
46
Merujuk pada Saidi dan Abidin sedikitnya ada empat model atau pola CSR
58
Wibisono, Op. Cit., hal. 99.
47
isu sosial yang yang berhubungan sangat dekat dengan perusahaan dan
yang didapat dari program CSR yang dijalankan itu sekarang yang harus
bahwa ada enam program CSR yang mungkin untuk dijalankan sebuah
perusahaan:
1. Cause Promotion
Perusahaan menyediakan dana atau menyediakan resources lainya
seperti tenaga sukarela atau mendukung kegiatan pengumpulan
dana untuk membiayai suatu program CSR. Contoh, Body Shop
mendukung kampanye untuk anti pengunaan binatang sebagai
percobaan untuk produk-produk kosmetik;
2. Cause-Related Marketing
Peresahaan mendukung suatu program CSR tertentu dengan cara
menyumbangkan dana dari hasil penjualan produk perusahaan,
biasanya dilakukan untuk jenis produk tertentu dan untuk periode
tertentu saja. Contoh, Avon and The Avon Foundation mendukung
59
Zaim Saidi dan Hamid Abidin, Menjadi Bangsa Pemurah: Wacana dan Praktek Kedermawanan
Sosial di Indonesia, Piramedia, Jakarta, 2004, hal. 64-65.
48
60
http://www.csrindonesia.com/standard.php, diakses Minggu, 9 April 2012, Pukul 17.50 WIB.
61
Abu Hurairah, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat, Humaniora, Bandung, 2008.
49
Alat untuk mengukur keberhasilan CSR sulit sekali, justru yang penting
adanya tolak ukur tersebut. Memang pada kenyataannya tidak ada cara
Selama ini yang menjadi tolak ukur penerapan CSR diidentikkan dengan
sebagainya);
62
http://www.transparansi.or.id, Penerapan CSR Bagi Pembangunan, diakses Senin, 10 April
2012, Pukul 23.30 WIB.
51
F. Pemberdayaan
1. Konsep Pemberdayaan
masyarakat.
63
http://www.sarjanaku.com/2011/09/pemberdayaan-masyarakat-pengertian.html diakses, Senin, 9
April 2012, Pukul 20.00 WIB
64
Ibid.
65
Ibid.
52
Menengah adalah:
66
Ibid.
67
Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Pasal 1 ayat 8
53
Menengah adalah:
1. Konsep Koperasi
68
Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Pasal 1 ayat 8
69
Ibid, Pasal 5
54
perusahaan bersama.”71
Jadi koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan
2. Prinsip Koperasi
Prinsip koperasi adalah suatu sistem ide-ide abstrak yang merupakan petunjuk
untuk membangun koperasi yang efektif dan tahan lama.72 Prinsip koperasi
70
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Raja Grafindo, Jakarta, 1997, hal. 5.
71
Tiktik Sartika Pratomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala kecil/Menengah dan
Koperasi, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2007, hal. 4.
72
Hans, Prinsip-prinsip Koperasi dan Undang-undang Koperasi, Direktorat Jenderal Koperasi,
1980
55
3. Jenis Koperasi
Ada beberapa Jenis koperasi yang ada di Indonesia, berikut beberapa jenis
73
Hendar & Kusnadi, Ekonomi Koperasi, Lembaga Penerbit FEUI, 2005, hal 18-23
56
menyelenggarakan lebih dari satu fungsi disebut koperasi serba usaha (multi
purpose cooperative).
4. Pengertian UMKM
Menengah adalah:
74
http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi diakses Senin, 9 Apirl 2012, Pukul 21.00 WIB
75
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah. Pasal ayat 1,2,3
57
5. Kriteria UMKM
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah adalah:
6. Microfinance
76
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah. Pasal 6 ayat 1,2,3.
58
orang miskin dan rumah tangga berpenghasilan rendah dan kepada usaha-
usaha kecil/mikro.77
mengemukakan bahwa:
ini. Pada dasarnya konsep microfinance, kegiatan keuangan bagi usaha kecil
keuangan.
H. Kerangka Pikir
Konsep good governance yang saat ini coba diterapkan di Indonesia, memiliki
yang baik dimana konsep ini mengurangi peran pemerintah dalam menjalankan
77
http://edratna.wordpress.com/2007/04/21/bagaimana-microfinance-dapat-menggerakkan-
ekonomi-masyarakat-berpenghasilan-rendah/ diakses pada Selasa, 10 April 2012, pukul 20.00
WIB
78
Ibid.
59
Bila pemerintah memiliki good governance dalam dunia usaha atau korporasi
satu dari prinsip good corporate governance yang sangat berkaitan dengan
responsibility.
Tiga elemen dalam good governance dapat terlibat dalam penerapan CSR,
tidak hanya pihak swasta saja. Pemerintah Daerah yang saat ini berkurang
swasta murni sebagai investor atau yang memberikan dana untuk kelancaran
CSR, sedangkan masyarakat sebagai sasaran yang dari CSR untuk dapat terus
60
berkembang.
PTPN VII
dapat tercapai. Uraian di atas menjadi alur kerangka pikir dalam penelitian ini
79
Wibisono, Loc. Cit.
61
PKBL (Program
Kemitraan dan Bina
Lingkungan
Pola Kemitraan
Kontra Produktif
Semi Produktif
Produktif