Anda di halaman 1dari 14

Pemecahan Masalah yang Barkaitan

dengan Kode Etik Profesi Bidan

Disusun Oleh : Kelompok 2

1. Delvi Rianti PO.71.24.1.18.048


2. Desti Ramayanti PO.71.24.1.18.049
3. Devi Pranata Astuti PO.71.24.1.18.050
4. Dian Yunita Putri PO.71.24.1.18.051
5. Dilla Ratna Juwita PO.71.24.1.18.052
6. Diyah Oktasafitri PO.71.24.1.18.053
7. Erni Yohana PO.71.24.1.18.054

Dosen Pembimbing : Rohaya, SPd, SKM, M.Kes


Kelas: Tingkat III Reguler B

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG


PRODI D-III KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
CONTOH KASUS

Ada perempuan usia 20 tahun, ditemani seorang laki-laki muda datang ke


salah satu puskesmas, dia mengatakan sudah sebulan tidak menstruasi dan hasil
tes pack positif, dia tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya, maka ia ingin
menggurkan kandungannya, diterima oleh seorang bidan, dilakukan tindakan
aborsi, lalu terjadi perdarahan hebat sampai syok dirujuk ke RS Alhamdulillah
selamat.

1. Lakukan Pemecahan Masalah sesuai dengan Siklus Pemecahan Masalah\


2. Dibuat dalam Matrik

Siklus Pemecahan Masalah

A. Langkah Pertama-Identifikasi Masalah


Masalah pada kasus tersebut adalah :
1. Terjadi Malpraktek
2. Pelanggaran Wewenang Bidan

B. Langkah Kedua-Menentukan Prioritas Masalah


Setelah melalui klarifikasi dan konfirmasi masalah mutu, menemukan
masalah dalam kasus tersebut adalah terjadi malpraktek dan terjadi pelanggaran
wewenag bidan. Setelah dilakukan curah pendapat, kelompok akhirnya sepakat
untuk menggunakan kriteria : risiko, prioritas nasional dan biaya layanan.
Kelompok memberi bobot kriteria sebagai berikut : risiko 10, prioritas nasional 5,
dan biaya layanan 3. Kemudian skor dari masing-masing kriteria terhadap masalah
ditentukan. Kelompok berpendapat bahwa malparaktek mempunyai risiko tinggi
dan diberi skor 10, dan pelanggaran wewenang diberi skor 9. Biaya layanan,
malpraktek diberi skor 3 dan pelanggaran wewenang diberi skor 6. Penurunan
angka kematian ibu dan anak merupakan prioritas nasional maka diberi skor 10
untuk malpraktek, karena malpraktek dapat meningkatkan angka kematian ibu dan
bayi, dan pelanggaran wewenang diberi skor 8. Berdasarkan matriks MCUA

2
dibawah ini, kelompok menetapkan bahwa prioritas masalah yang akan
diselesaikan adalah sebagai berikut : Pertama, terjadi malpraktek yang dilakukan
bidan dan kedua pelanggaran wewenag dari bidan. Untuk jelasnya perhatikan
matriks MCUA pada tabel berikut :
Tabel 1
Matriks MCUA untuk Penentuan Prioritas Masalah Layanan Kesehatan
Kriteria Bobot Masalah Mutu
Terjadi Malpraktek Pelanggaran Wewenang
Skor SxB Skor SxB
Risiko 10 10 100 9 90
Prioritas 5 10 50 8 40
Nasional
Biaya Layanan 3 3 9 6 18
Jumlah S x B 159 148

C. Langkah Ketiga-Pembuatan Pernyataan Masalah


Pada tahun 2020, sebanyak 1% dari 100 perempuan yang berusia 20 tahun
di desa Sukakamu melakukan tindakan aborsi dengan bantuan bidan di puskesmas.

D. Langkah Keempat-Pembentukan Kelompok Pemecahan Masalah


Untuk memecahkan masalah mutu yang menjadi prioritas, perlu dibentuk
sebuah kelompok baru yang disebut sebagai kelompok pemecah masalah. Anggota
kelompok tersebut sebagian besar berasal dari mereka yang terkait dengan setiap
masalah yang akan dipecahkan walaupun semua kelompok berada dibawah
koordinasi kelompok jaminan mutu layanan kesehatan puskesmas. Agar pemilihan
anggota kelompok tersebut berjalan lancar mudah dan objektif, perlu dibuat
sebuah matriks dalam tabel berikut ini.

3
Tabel 2

Matriks Pemilihan Anggota Kelompok Pemecahan Masalah Mutu

No Nama Jabatan Bekerja di Area Dapatkah Membantu


yang Bermasalah ? Menyelesaikan
Masalah ?
1 Mawar Ketua Malpraktek Ya
2 Melati Anggota Pelanggaran Ya
Wewenang

E.Langkah Kelima-Pemahaman Proses Lokasi Masalah


Setelah terbentuk, kelompok pemecah masalah harus segera
melakukan tugasnya, yaitu mempelajari dan mengetahui dimana proses lokasi
masalah telah terjadi. Masalah terjadi di Puskesmas. Dalam penentuan proses
lokasi masalah sering kali harus dibuat bagan alur layanan (flow chart diagram)
yang terdiri dari berbagai simbol, yang berlaku secara umum

Perempuan usia
20 tahun tiba di
puskesmas

Konsultasi dengan
Perempuan tersebut Melakukan test pack Bidan ingin
menyampaikan keluhan dan hasil positif menggurkan
bahwa ia tidak menstruasi
kandungan
1 Bulan

Dilakukan tindakan
Bidan Bidan
aborsi dan terjadi
mengambil Menerima
perdarahan
keputusan
merujuk

Alhamdulillah 4
Selamat
Bagan 1
Alur Layanan Kasus

F. Langkah Keenam-Penentuan Penyebab Masalah

Setelah menentukan dimana proses lokasi masalah yang ada kalanya harus
dilengkapi dengan bagan atau diagram alur layanan, kelompok pemecah masalah
dapat melanjutkan langkah berikutnya, yaitu penentuan penyebab masalah.
Kelompok menentukan penyebab masalah melalui curah pendapat atau kelompok
teknik nominal. Sebagai alat bantu kelompok dapat menggunakan diagram tulang
ikan atau fish-bone diagramme atau ishikawa diagramme atau cause effect
diagramme.

Lingkungan Metode

Kurangnya sosialisasi
Pengetahuan masy.
Masih rendah ttg akibat
pergaulan bebas
P4K tidak dilakukan Pada tahun 2020,
&bahaya aborsi
sebanyak 1% dari 100 perempuan
yang berusia 20 tahun di desa
Sukakamu melakukan tindakan
Fasilitas pelayanan di
Tidak ingin Kurangnya aborsi dengan bantuan bidan
puskesmas tidak pengawasan
lengkap mengecewakan di puskesmas.
kedua orang tua dari orang tua

Bidan lebih mementingkan


Sarana/prasarana komisi

Manusia

Diagram 1
Penyebab Masalah

5
G. Langkah Ketujuh-Pengumpulan Data Penyebab Masalah

Pengumpulan data penyebab masalah bertujuan agar kelompok pemecah


masalah dapat menentukan penyebab masalah mutu yang paling mungkin.
Langkah ini merupakan salah satu langkah yang sangat penting karena masalah
mutu layanan kesehatan tidak dapat dipecahkan jika penyebab masalah mutu tidak
dapat ditemukan. Agar dapat dilaksanakan dengan terarah, mudah, dan objektif,
pengumpulan data dilakukan dengan metode tertentu dan akan dipandu oleh suatu
matriks data.

Kemungkinan Pertanyaan Sumber Metodologi Hasil


penyebab masalah data data

Masyarakat tidak Berapa % Masyarakat Wawancara 90 %


tahu tentang masyarakat masyarakat
bahaya aborsi yang tidak tidak tahu
tahu tentang tentang
bahaya bahaya
aborsi? aborsi

Pasangan pemuda Berapa % Pasangan Wawancara 50%


pemudi pasangan pemuda pasangan
berpendapat bahwa pemuda pemudi pemuda
dengan melakukan pemudi yang pemudi
aborsi tidak akan berpendapat berpendapat
membuat orang bahwa bahwa
tuanya kecewa dengan dengan
melakukan melakukan
aborsi tidak aborsi tidak
akan akan
membuat membuat
orang tuanya orang
kecewa? tuanya
kecewa

Penyuluhan bahaya Berapa Bidan Wawancara frekuensi


pergaulan bebas frekuensi & penyuluhan
dan aborsi kurang penyuluhan pengamatan bahaya
bahaya pergaulan
pergaulan bebas dan
bebas dan aborsi
aborsi kepada
kepada masyarakat
masyarakat hanya

6
dalam dilakukan 1
setahun? kali dalam
setahun

Pengawasan orang Berapa % Orang tua Wawancara 40 % orang


tua terhadap orang tua yang tua yang
pergaulan anak yang memiliki melakukan
kurang melakukan anak pengawasan
pengawasan terhadap
terhadap pergaulan
pergaulan anak
anak?

Bidan di Berapa % Bidan & Wawancara 70% bidan


Puskesmas bidan di masyarakat & di
Sukakamu tidak Puskesmas pengamatan Puskesmas
menjalankan etika Sukakamu Sukakamu
profesinya dengan yang yang
baik menjalankan menjalankan
etika etika
profesinya profesinya
dengan baik? dengan baik

Pembinaan atasan Berapa Atasan Wawancara 1 kali dalam


di puskesmas frekuensi puskesmas & & 3 bulan
kurang pembinaan pegawai pengamatan pembinaan
yang puskesmas yang
dilakukan dilakukan
atasan atasan
puskesmas puskesmas
terhadap terhadap
pegawainya? pegawainya

Tabel 3

Matriks Data

7
H. Langkah Kedelapan-Penentuan Penyebab Masalah Terpilih

Penyebab Masalah

Pembinaan Bidan tidak Penyuluhan Pengawasan


atasan di mematuhi bahaya orang tua
Kriteria Bobot puskesmas etika pergaulan terhadap
kurang profesinya bebas dan pergaulan anak
dengan baik aborsi kurang kurang

S SxB S SxB S SxB S SxB

Risiko 10 6 6 x 10 9 9 x10 7 7 x10 8 8 x 10


terhadap
pasien

Risiko 8 9 9x8 10 10 x 8 8 8x8 3 3x8


terhadap
bidan

Risiko 7 10 10 x 7 9 9x7 5 5x7 2 2x7


terhadap
wilayah
kerja
puskesmas

Jumlah 118
SxB
202 233 169

Tabel 4

Matriks MCUA Untuk Penentuan Penyebab Masalah Terpilih

Berdasarkan matriks MCUA, ternyata yang ditetapkan sebagai penyebab


masalah terpilih adalah bidan yang tidak mematuhi etika profesinya dengan baik.

8
I. Langkah Kesembilan-Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan penyebab masalah terpilih yang telah ditetapkan dalam


langkah kedelapan, melalui rapat curah pendapat dapat dibuat daftar susunan
alternatif pemecahan masalah tanpa mengalami banyak kesulitan. Penyebab
masalah terpilih dalam kasus ini berdasarkan Matriks MCUA adalah bidan
tidak mematuhi etika profesinya dengan baik. Pemecahannya antara lain :

1. Bidan harus lebih profesional dalam menjalankan tugas

2. Adanya sanksi moral dan pidana yang akan diberikan jika melanggar kode
etik profesi

3. Akan dikeluarkan dari organisasi profesi

J. Langkah Kesepuluh-Penentuan Pemecahan Masalah Terpilih

Untuk menentukan pemecahan masalah terpilih menggunakan Matriks


MCUA. Berikut adalah Matriks MCUA

Pemecahan Masalah

Bidan harus lebih Adanya sanksi Dikeluarkan dari


profesional dalam moral dan sanksi organisasi profesi
Kriteria Bobot menjalankan tugas pidana

S SxB S SxB S SxB

Petugas 10 9 10 x 9 8 10 x 8 8 10 x 8
puskesmas
sudah
mengenal
masalah

Masalah 8 8 8x8 7 8x7 6 8x6


Jelas

Biaya dan 6 7 6x7 7 6x7 6 6x6


cepat
berhasil

Jumlah 196 178 164


SxB

9
Jadi, pemecahan masalah terpilih adalah Bidan harus lebih profesional dalam
menjalankan tugas.

K. Langkah Kesebelas-Penyusunan Rencana Pemecahan Masalah


Penyusunan rencana pemecahan masalah dilakukan dengan
menggunakan format rencana kegiatan atau format Plan of Action (PoA). Tata
cara penyusunan rencana pemecahan masalah adalah penetapan tujuan spesifik
dari pemecahan masalah terpilih dan penetapan kegiatan yang harus dilakukan
untuk mencapainya.
Setiap petugas kesehatan khusunya bidan harus mengetahui, menghayati,
dan mematuhi standar layanan kesehatan dan kode etik profesi kebidanan,
maka subkegiatannya antara lain:
1. Menyusun berbagai standar layanan kesehatan dasar termasuk pesan
penyuluhan kesehatan tentang akibat aborsi kepada pasien.
2. Menyebarluaskan standar layanan kesehatan dan mengajarkan standar
layanan kesehatan kepada semua petugas puskesmas
3. Melakukan ujian pengetahuan petugas puskesmas tentang standar layanan
kesehatan tersebut. Jika belum mahir, ulangi lagi proses pembelajaran.
Rincian kegiatannya antara lain:
a. Petugas puskesmas yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
kegiatan tersebut.

No Nama Jabatan Tugas


.
1. Mawar Ketua Menyusun berbagai standar layanan
kesehatan dasar termasuk pesan penyuluhan
kesehatan tentang akibat aborsi kepada
pasien
2. Melati a. Menyebarluaskan standar layanan

Bagus kesehatan dan mengajarkan standar


layanan kesehatan kepada semua petugas

10
Joko puskesmas

Wulan Anggota b. Melakukan ujian pengetahuan petugas


puskesmas tentang standar layanan
Meta
kesehatan tersebut. Jika belum mahir,
ulangi lagi proses pembelajaran
Tabel 5
Daftar Petugas Puskesmas

b. Batas waktu kegiatan


1. Kegiatan dimulai : 19 September 2020
2. Kegiatan berakhir : 18 Oktober 2020
3. Tercapainya tujuan : 19 Oktober 2020

c. Indikator : tingkat kepatuhan petugas puskesmas terhadap standar


layanan kesehatan

d. Faktor penghambat & faktor pendorong


1) Faktor penghambat
Insentif, kemalasan, kurangnya sumber daya, kurangnya pengertian
terhadap masalah, kurangnya kepedulian terhadap standar layanan yang
diberikan.
2) Faktor Pendorong
Kepuasan karena dapat memecahkan masalah, penghargaan kepada
petugas puskesmas yang dapat memecahkan suatu masalah,
penghargaan terhadap puskesmas, dan terpecahkannya suatu masalah
menyebabkan sumber daya menjadi tersedia untuk keperluan lain,
berkurangnya beban kerja dan adanya penghargaan oleh pasien atau
Masyarakat.

L. Langkah Keduabelas-Penerapan Pemecahan Masalah

11
Semua langkah pelaksanaan harus sesuai dengan rencana kegiatan yang
telah disepakati. Jika setelah waktu yang ditentukan, pelaksanaan tidak
mencapai hasil seperti yang ditetapkan berdasarkan indikator yang dipilih,
langkah pelaksanaan harus diperbaiki.

M.Langkah Ketigabelas-Pemantauan dan Evaluasi


Pelaksanaan pemecahan masalah harus selalu dipantau dan dievaluasi
secara berkala. Dengan demikian, dalam kurun waktu tertentu sebelum tiba
tenggat waktu yang telah ditentukan, pemantauan harus dilakukan untuk
mengetahui apakah penerapan pemecahan masalah berada dalam arah yang
tepat dan benar.
Pemantauan dilakukan untuk mengetahui apakah pelaksanaan pemecahan
masalah berjalan dengan baik. Kemudian untuk memudahkan pelaksanaan
serta menjamin keberhasilan suatu pemantauan.

Pemecahan Indikator Metodologi Frekuensi Penanggung


Masalah Jawab
Petugas Tingkat Pengamatan Setiap hari Bidan Mawar
puskesmas kepatuhan petugas
mematuhi petugas puskesmas
etika profesi- puskesmas
nya terhadap etika
profesinya
100%
Petugas Tingkat Pengamatan Setiap hari Bidan Melati
puskesmas kepatuhan petugas
mematuhi petugas puskesmas
standar puskesmas
layanan dalam
kesehatan melaksanakan
yang standar
diberikan layanan
kesehatan
100%
Tabel 6
Penerapan Pemecahan Masalah

12
Hasil yang Indikator Metodologi Frekuensi Penanggung
diinginkan Jawab
Petugas Tingkat Pengamatan Setiap hari Bidan Mawar
puskesmas kepatuhan petugas
mematuhi petugas puskesmas
etika profesi- puskesmas
nya terhadap etika
profesinya
100%
Petugas Tingkat Pengamatan Setiap hari Bidan Melati
puskesmas kepatuhan petugas
mematuhi petugas puskesmas
standar puskesmas
layanan dalam
kesehatan melaksanakan
yang standar
diberikan layanan
kesehatan
100%
Tabel 7
Pemantauan Pemecahan Masalah

13
14

Anda mungkin juga menyukai