Anda di halaman 1dari 97

KONSEP DASAR

EPIDEMIOLOGI

BY
APRILLIA AYU SY,SST
SEJARAH
● Epidemos : (kt dlm bhs
yunani=Greek)
● Epi = pada, demos = rakyat
● Epidemeion : digunakan o/ hipokrates
2400 thn yl
● Epidemiologia: dlm bk b’bhs spanyol
“epidemiologia espanola (1802)
● Epidemiology : digunakan ptama kali
dlm bhs Inggris thn 1950
definisi
• Epidemi : kjadian penyakit (rates) yg
lbh dr biasa tjd pd suatu populasi

• Epidemiologi : ilmu yg mpelajari


distribusi & determinan dr keadaan
atau peristiwa yg bhub. dg kesh pd
suatu populasi mns & pgunaannya u
menanggulangi mslh** kesh.
Perkembangan Epidemiologi
1. Tahap Pertama
Tahap pertama = Tahap pengamatan = Tahap penyakit dan
lingkungan
Hypocrates pada zaman Yunani Kuno (+ 400 tahun SM)
mengamati, mencatat dan merefleksikan

HOST Environtment
Perkembangan Epidemiologi
2. Tahap Kedua
Tahap kedua= Tahap perhitungan = Tahap menghitung dan
mengukur
Abad 17 SesudahMasehi, dipengaruhi oleh :
a. Teori Myasmatic

HOST
Environtment

Miasma

Miasma = benda kotor yang tidak sehat yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit.
Perkembangan Epidemiologi
b. Geographi$ and history pathology teoripenyakit
ditimbulkan didasarkan pada tempat
(Place=geography), History (time=waktu) dan
Person (manusia)

c. Teori Quantifkasi John Braunt memasukan ilmu


hitung (statistik) kedalam ilmu Epidemiologi untuk
mengukur Frekuensi dan penyebaran suatu
masalah kesehatan
John Braunt = Bapak Stastistik Kehidupan
Perkembangan Epidemiologi
3. Tahap Ketiga
Tahap ketiga= Tahap pengkajian = Tahap Eksperimen ilmiah
Abad 19.
Teknik Pengkajian ini pertama kali diperkenlkan oleh
William Farr pada tahun 1839.
Dari teknik pengkajian didapat faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan pada masyarakat
Tiga Tokoh yang menggunakan teknik pengkajiaan
adalah 1
● William Farr (Bapak Epidemiologi)
● John Snow (1849-1864)
● Jacob Henle (1880-1885)
Perkembangan Epidemiologi
3. Tahap Ketiga
Tahap ketiga= Tahap pengkajian = Tahap Eksperimen ilmiah

HOST Environtment

Agent Infectious
Perkembangan Epidemiologi
4. Tahap Keempat
Perkembangan ilmu epidemiologi berkembang seiringan
dengan perkembangan ilmu-ilmu lainnya

HOST Environtment

Agent Infectious
Non Infectious
Manfaat Epidemiologi

● Untuk mempengaruhi riwayat penyakit


● Diagnosis masyarakat
● Mengkaji resiko yang ada pada setiap indi-idu karena
mereka dapat mempengaruhi kelompok maupun indi-idu
● Pengkajian, evaluasi, penelitian
● Melengkapi gambaran klinis
● Indentifkasi sindrom
● Menentukan penyebab dan sumber penyakit
Ruang Lingkup Epidemiologi
● Endemi = Berlangsungnya suatu penyakit pada tingkat yang
sama atau keberadaan suatu penyakit yang terus menerus
didalam populasi atau wilayah tertentu.
● Hiperendemi = istilah ini menyatakan akti-itas yang terus
menerus yang melebihi pre-alensi yang diperkirakan, sering
dihubungkan dengan populasi tertentu“
● Holoendemi = Menggambarkan suatu penyakit yang
ke:adiannya dalam populasi sangat banyak dan umumnya
didapat dia4al kehidupan pada sebagian besar anak dalam
populasi.
● Epedemi = Wabah atau munculnya penyakit tertentu yang
berasal dari satu sumber tunggal dalam satu kelompok,
populasi, masyarakat atau wilayah yang melebihi tingkatan
kebiasaan yang diperkirakan.
KEGUNAAN STUDI EPIDEMIOLOGI
(MORRIS, 1964)

❖ Mempelajari riwayat status kes. / jenis penyakit


❖ Mendiagnosis status kesehatan masy.
❖ Mempelajari mekanisme kerja suatu pelayanan
kesehatan
❖ Mengestimasi faktor resiko yg mungkin dapat
menimbulkan penyakit
❖ Melengkapi gambaran klinis penyakit kronis dlm
masyarakat
❖ Surveilans dan monitoring thd penyakit menular dan
berbahaya
❖ Mengidentifikasi sindrom dan gejala-gejala penyakit
yg belum jelas di masyarakat.
METODE PENDEKATAN EPIDEMIOLOGI

❖ Menentukan kejadian/ masalah kesehatan, kemudian dirinci


apabila melihat distribusi atau dibuat kerangka kausasi
untuk analisis hubungan
❖ Mengumpulkan hasil-hasil penelitian baik yg sifatnya primer
maupun yg sekunder, yg sesuai dg kejadian yg dijadikan
masalah
❖ Melakukan analisis pd setiap hasil-hasil penelitian tersebut
yg memenuhi syarat
❖ Melakukan collapsing untuk mengambil kesimpulan yg
dapat secara kualitatif maupun kuantitatif
❖ Menyusun suatu informasi epidemiologi dari kesimpulan
tersebut
❖ Menyebarkan informasi tersebut, terutama kepada
3 PRINSIP PENDEKATAN EPIDEMIOLOGI

❖ Selalu melibatkan kelompok penduduk, bukan


individu
❖ Selalu membandingkan satu kelompok dengan
kelompok lain
❖ Selalu memperhatikan kelompok dengan suatu
kejadian dan kelompok lain tanpa kejadian.
Penyebaran Penyakit

Dlm epid biasanya timbul


ptanyaan yg hrs
direnungkan :
1. Who ? (person)
2. Where ? (place)
3. When ? (time)
4. Why ?
Who ? (person)
• Umur
• JK
• Ras
• Pekerjaan
• Status Kawin
• Tkt Pddkn
• Tkt Penghslan
Where ? (place)
• Alamat
• Rumah
• T4 kja
• Variasi kjadian penyakit dpt
dievaluasi pd tgktn :
• Lokal (komunitas)
• Regional (antar kab/kota/propinsi)
• Nasional (antar negara)
When ? ( Time)
• Pbedaan wkt tpapar (exposure) suatu
fktr resiko & mulai jth skt dpt blgsg
singkat bbrp jam (ex : keracunan
mknan coz stafilokokus) s.d. berlgsg
lama dlm bbrp dasawarsa (ex : TBC)
• Kecenderungan kjadian penyakit
sepnjg wkt dpt menunjukkan
munculnya epidemi / respon thd
upaya** kesh masy.
Why ?
Apakah suatu kebiasaan (ex : merokok)
meningkatkan resiko thd penyakit (ex
: Ca. Paru)?

Merokok Ca. Paru


Exposure Outcome
Why ?
• Phatian ter7 pd keterpaparan (exposure
of interest)
• Berasosiasi dg me nya /me nya kjadian
suatu keadaan kesh ttt (= fktr resiko)
• Phatian t7 pd efek (outcome of interest)
• Penyakit ttt, keadaan (status kesh),
kjadian yg bkaitan dg kesh or kmatian.
Macam Epidemiologi

DESKRPTIF

EPIDEMIOLOGI ANALITIK

EKSPERIMEN
KONSEP SEHAT-SAKIT
PENDAHULUAN
● Pada masa lalu, individu dan masyarakat
memandang sehat dan sakit Hitam
Putih.

● kesehatan kondisi kebalikan dari


penyakit atau kondisi yang terbebas dari
penyakit.

● mengabaikan adanya rentang sehat-sakit.


● Pendekatan yang digunakan pada abad
ke-21, sehat dipandang dengan perspektif
yang lebih luas.
● Luasnya aspek itu meliputi rasa memiliki
kekuasaan, hubungan kasih sayang,
semangat hidup, jaringan dukungan sosial
yang kuat, rasa berarti dalam hidup, atau
tingkat kemandirian tertentu (Haber, 1994).
Definisi
● (WHO, 1974).
SEHAT suatu keadaan yang sempurna
baik secara fisik, mental dan sosial serta
tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan
Lanjutan……
● UU No.23,1992 tentang Kesehatan
menyatakan bahwa:
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Defenisi Sakit
● Perkins(1937): Suatu Keadaan yang tidak
menyenangkan yang menimpa sso sehingga
menimbulkan gangguan aktifitas sehari-hari,
baik aktifitas jasmani,rohani, dan sosial.
● WHO (1974): Suatu keadaan tidak seimbang/
sempurna seseorang dari aspek medis, fisik,
mental, sosial, psikologis dan bukan hanya
mengalami kesakitan tapi juga kecacatan
● sehat adalah keadaan dinamis yang berubah
secara terus menerus sesuai dengan adaptasi
individu terhadap berbagai perubahan pada
lingkungan internal dan eksternalnya untuk
mempertahankan keadaan fisik, emosional,
inteletual, sosial, perkembangan, dan spiritual
yang sehat.
SEDANGKAN
● Sakit merupakan proses dimana fungsi individu
dalam satu atau lebih dimensi yang ada
mengalami perubahan atau penurunan bila
dibandingkan dengan kondisi individu
sebelumnya.
MODEL SEHAT-SAKIT
1. Model Rentang Sehat-Sakit (Neuman)
Menurut Neuman (1990): ”sehat dalam
suatu rentang merupakan tingkat
kesejahteraan klien pada waktu tertentu ,
yang terdapat dalam rentang dan kondisi
sejahtera yang optimal , dengan energi yang
paling maksimum, sampai kondisi kematian
yang menandakan habisnya energi total”
Model sejahtera
Ketidakmampuan Gejala Tanda Kesadaran pendidikan Pertumbuhan

Kematian Kesejahteraan,
Tingkat Tinggi
Prematur

Model Tindakan

Titik netral
MODEL SEHAT-SAKIT (lanjutan..)

2. Model Kesejahteraan Tingkat Tinggi (Dunn)


● Model yang dikembangkan oleh Dunn (1977) ini
berorientasi pada cara memaksimalkan potensi
sehat pada individu melalui perubahan perilaku.
● intervnsi keperawatan membantu klien
mengubah perilaku tertentu yang mengandung
resiko tinggi terhadap kesehatan
● Berhasil pada perawatan lansia, kep.
keluarga , kep. komunitas.
MODEL SEHAT-SAKIT (lanjutan..)
3. Model Agen-Pejamu-Lingkungan(Leavell
at all.)
● sehat dan sakit individu atau kelompok
ditentukan oleh hubungan dinamis antara
Agen, Pejamu, dan Lingkungan
Model Agen-pejamu-Lingkungan

Pejamu

Agen Lingkungan
● Agen:Berbagai faktor internal-eksternal yang dengan atau
tanpanya dapat menyebabkan terjadinya penyakit atau sakit.
Agen ini bisa bersifat biologis, kimia, fisik, mekanis, atau
psikososial.
jadi Agen ini bisa berupa yang merugikan kesehatan (bakteri,
stress) atau yang meningkatkan kesehatan (nutrisi, dll).

● Pejamu: Sesorang atau sekelompok orang yang rentan terhadap


penyakit/sakit tertentu.
Faktor pejamu antara lain: situasi atau kondisi fisik dan
psikososoial yang menyebabkan seseorang yang beresiko
menjadi sakit.
Misalnya: Riwayat keluarga, usia, gaya hidup dll.

● Lingkungan: seluruh faktor yang ada diluar pejamu.


● Lingkungan fisik: tingkat ekonomi, iklim, kondisi tempat tinggal,
penerangan, kebisingan
● Lingkungan sosial: Hal-hal yang berkaitan dengan interaksi sosial,
misalnys: stress, konflik, kesulitan ekonomi, krisis hidup.
4. Model Keyakinan-Kesehatan
● menurut Rosenstoch (1974) dan Becker dan
Maiman (1975) menyatakan hubungan antara
keyakinan seseorang dengan perilaku yang
ditampilkan.
● Model ini memberikan cara bagaimana klien
akan berprilaku sehubungan dengan kesehatan
mereka dan bagaimana mereka mematuhi
terapi kesehatan yang diberikan.
Terdapat tiga komponen dari model Keyakinan-Kesehatan
antara lain
● Persepsi Individu tentang kerentanan dirinya terhadap suatu
penyakit.
Misal: seorang klien perlu mengenal adanya pernyakit
koroner melalui riwayat keluarganya, apalagi kemudian ada
keluarganya yang meninggal maka klien mungkin merasakan
resiko mengalami penyakit jantung.
● Persepsi Individu terhadap keseriusan penyakit tertentu.
Dipengaruhi oleh variabel demografi dan sosiopsikologis,
perasaan terancam oleh penyakit, anjuran untuk bertindak
(misal: kampanye media massa, anjuran keluarga atau dokter
dll)
● Persepsi Individu tentang manfaat yang diperoleh dari
tindakan yang diambil.
Seseorang mungkin mengambil tindakan preventif, dengan
mengubah gaya hidup, meningkatkan kepatuhan terhadap
terapi medis, atau mencari pengobatan medis.
Persepsi Individual Faktor-Faktor Modifikasi Tindakan Yang
Mungkin

Variabel Demografik
Variabel Sosiofisiologis
KEUNTUNGAN tind Prev
KERENTANAN Yang dirasakan BARIER thd tindakan u
pencegahan
ANCAMAN
KESERIUSAN Yang dirasakan
Yang dirasakan
Kemungkinan Untuk
BERTINDAK (preventif)

PETUNJUK U/ TINDAKAN

∙ Kampanye media
∙Saran Dokter
∙Penyakit keluarga
5.Model Peningkatan-Kesehatan (Pender)
● Dikemukakan oleh Pender (1982,1993,1996)
yang dibuat untuk menjadi sebuah model yang
menyeimbangkan dengan model perlindungan
kesehatan.
● Fokus dari model ini adalah menjelaskan alasan
keterlibatan klien dalam aktivitas kesehatan
(kognitif-persepsi dan faktor pengubah).
Faktor Kognisi-Persepsi Faktor Partisipasi dlm
Pengubah Perilaku
Kesehatan
∙Kepentingan kesehatan
∙Kontrol kesehatan y
dirasakan
∙Kesembuhan y dirasakan ∙ Karakteristik Kemungkinan
memiliki perilaku
∙Definisi kesehatan Demografik
peningkatan-keseh
∙Status kesehatan y ∙Karakteristik Biologik atan
dirasakan ∙Pengaruh
∙Keuntungan perilaku Interpersonal
peningkatan kesehatan ∙Faktor Situasional
∙Barier terhadap perilaku ∙Faktor perilaku
Petunjuk
peningkatan-kesehatan y untuk
dirasakan Tindakan
Berdasarkan gambar diatas Model ini dapat:
● Mengidentifikasi berbagai faktor (demografik,
sosial) yang dapat meningkatkan atau
menurunkan partisifasi untuk meningkatkan
kesehatan.
● Mengatur berbagai tanda kedalam sebuah pola
untuk menjelaskan kemungkinan munculnya
partsisipasi klien dalam perilaku peningkatan
kesehatan.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEYAKINAN
DAN TINDAKAN KESEHATAN
1.Faktor Internal 2. Faktor Eksternal
a. Tahap a. Praktek Keluarga
Perkembangan b. Sosioekonomi
b. Pendidikan atau c. Latar Belakang
tingkat pengetahuan Budaya
c. Spiritual
d. Emosional
Sakit dan Perilaku Sakit
● Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional,
intelektual, sosial, perkembangan seseorang berkurang
atau terganggu, bukan hanya keadaan terjadinya proses
penyakit.

● Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang


meliputi: cara seseorang memantau tubuhnya;
mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang
dialami; melakukan upaya penyembuhan; dan
penggunaan sistem pelayanan kesehatan.

● Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit,


perilaku sakit bisa berfungsi sebagai mekanisme koping.

Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Perilaku Sakit

1. Faktor Internal 2. Faktor Eksternal


a. Persepsi individu a. Gejala yang dapat
terhadap gejala dan dilihat
sifat sakit yang
dialami b. Kelompok sosial

b. Asal atau Jenis c. Lat-bel Budaya


penyakit d. Ekonomi
e. Kemudahan akses
Yan-Kes
Tahap-Tahap Perilaku Sakit
Tahap I (Mengalami Gejala)
● Pada tahap ini pasien menyadari bahwa ”ada sesuatu
yang salah ”
● Mereka mengenali sensasi atau keterbatasan fungsi fisik
tetapi belum menduga adanya diagnosa tertentu.
● Persepsi individu terhadap suatu gejala meliputi: (a)
kesadaran terhadap perubahan fisik (nyeri, benjolan, dll);
(b) evaluasi terhadap perubahan yang terjadi dan
memutuskan apakah hal tersebut merupakan suatu gejala
penyakit; (c) respon emosional.
● Jika gejala itu dianggap merupakan suatu gejal penyakit
dan dapat mengancam kehidupannya maka ia akan
segera mencari pertolongan.
Tahap II (Asumsi Tentang Peran Sakit)
● Terjadi jika gejala menetap atau semakin berat

● Orang yang sakit akan melakukan konfirmasi kepada keluarga,


orang terdekat atau kelompok sosialnya bahwa ia benar-benar
sakit sehingga harus diistirahatkan dari kewajiban normalnya dan
dari harapan terhadap perannya.

● Menimbulkan perubahan emosional spt : menarik diri/depresi,


dan juga perubahan fisik. Perubahan emosional yang terjadi bisa
kompleks atau sederhana tergantung beratnya penyakit, tingkat
ketidakmampuan, dan perkiraan lama sakit.
● Seseorang awalnya menyangkal pentingnya intervensi dari
pelayanan kesehatan, sehingga ia menunda kontak dengan
sistem pelayanan kesehatan akan tetapi jika gejala itu
menetap dan semakin memberat maka ia akan segera
melakukan kontak dengan sistem pelayanan kesehatan dan
berubah menjadi seorang klien.
Tahap III (Kontak dengan Pelayanan Kesehatan)
● Pada tahap ini klien mencari kepastian penyakit dan pengobatan dari seorang ahli, mencari
penjelasan mengenai gejala yang dirasakan, penyebab penyakit, dan implikasi penyakit
terhadap kesehatan dimasa yang akan datang

● Profesi kesehatan mungkin akan menentukan bahwa mereka tidak menderita suatu penyakit
atau justru menyatakan jika mereka menderita penyakit yang bisa mengancam
kehidupannya. klien bisa menerima atau menyangkal diagnosa tersebut.

● Bila klien menerima diagnosa mereka akan mematuhi rencan pengobatan yang telah
ditentukan, akan tetapi jika menyangkal mereka mungkin akan mencari sistem pelayanan
kesehatan lain, atau berkonsultasi dengan beberapa pemberi pelayanan kesehatan lain
sampai mereka menemukan orang yang membuat diagnosa sesuai dengan keinginannya
atau sampai mereka menerima diagnosa awal yang telah ditetapkan.
● Klien yang merasa sakit, tapi dinyatakan sehat oleh profesi kesehatan, mungkin ia akan
mengunjungi profesi kesehatan lain sampai ia memperoleh diagnosa yang diinginkan

● Klien yang sejak awal didiagnosa penyakit tertentu, terutama yang mengancam
kelangsungan hidup, ia akan mencari profesi kesehatan lain untuk meyakinkan bahwa
kesehatan atau kehidupan mereka tidak terancam. Misalnya: klien yang didiagnosa mengidap
kanker, maka ia akan mengunjungi beberapa dokter sebagai usaha klien menghindari
diagnosa yang sebenarnya.
Tahap IV (Peran Klien Dependen)
● Pada tahap ini klien menerima keadaan sakitnya,
sehingga klien bergantung pada pada pemberi
pelayanan kesehatan untuk menghilangkan gejala
yang ada.
● Klien menerima perawatan, simpati, atau
perlindungan dari berbagai tuntutan dan stress
hidupnya.
● Secara sosial klien diperbolehkan untuk bebas dari
kewajiban dan tugas normalnya semakin parah
sakitnya, semakin bebas.
● Pada tahap ini klien juga harus menyesuaikanny
dengan perubahan jadwal sehari-hari. Perubahan ini
jelas akan mempengaruhi peran klien di tempat ia
bekerja, rumah maupun masyarakat.
Tahap V (Pemulihan dan Rehabilitasi)
● Merupakan tahap akhir dari perilaku sakit,
dan dapat terjadi secara tiba-tiba, misalnya
penurunan demam.
● Penyembuhan yang tidak cepat,
menyebabkan seorang klien butuh perawatan
lebih lama sebelum kembali ke fungsi
optimal, misalnya pada penyakit kronis.
Dampak Sakit

1. Terhadap Perilaku dan Emosi Klien


2. Terhadap Peran Keluarga
3. Masalah ekonomi
4. Perubahan Kebiasaan sosial
5. Perubahan gaya hidup
PENINGKATAN KESEHATAN DAN
PENCEGAHAN PENYAKIT

2 konsep yg berhubungan erat

Persamaannya
● Keduanya berorientasi pada masa depan.
Perbedaan
● Terletak pada Motivasi dan Tujuan
● Peningkatan Kesehatan memberikan motivasi kepada
masyarakat untuk bertindak secara positif , untuk
mencapai tujuan berupa tingkat kesehatan yang stabil

● Pencegahan Penyakit memberi motivasi kepada
masyarakat untuk menghindari penurunan tingkat
kesehatan atau fungsi
● Kegiatan Peningkatan Kesehatan dapat bersifat Aktif
maupun Pasif
a. Peningkatan Kesehatan Pasif
● Merupakan strategi peningkatan kesehatan dimana
individu akan memperoleh manfaat dari kegiatan yang
dilakukan oleh orang lain tanpa harus melakukannya
sendiri.
● Misal: Pemberian florida pada pusat suplai Air Minum
(PAM); Portifikasi pada susu dengan vitamin D.
b. Peningkatan Kesehatan Aktif
● Pada strategi ini, setiap individu diberikan motivasi untuk
melakukan program kesehatan tertentu.
● Misal: Program Penurunan BB, dan Program
pemberantasan rokok, menuntut keikutsertaan klien
secara aktif.

● Sedangkan Pencegahan Penyakit terdiri dari
beberapa tingkatan ;
1. Pencegahan Primer

● Peningkatan kesehahatan , perlindungan


khusus
2. Pencegahan Sekunder
3. Pencegahan Tersier
Ukuran-Ukuran Dasar
Dalam Epidemiologi
Created by : Aprillia Ayu
What Is The Unique Skill
Of Epidemiologists?

MEASURING
DISEASE
FREQUENCY IN
POPULATIONS
A. Perhitungan Frekuensi
Penyakit
1. Rasio
- Dapat dinyatakan dalam a/b
- Berguna untuk pembandingan
- Contoh ukuran yang menggunakan rasio
Sex ratio
Dependency ratio
Rasio bidan per penduduk
Rasio puskesmas per penduduk
How Many?
Community A Community B
2. Proporsi / Persentase

● Menyatakan besar relatif suatu kelompok


terhadap total semua kelompok
● Untuk dua kelompok a dan b, proporsi a=
a/(a+b) atau persentase a = a/(a+b) x 100%

Misal : Proporsi kematian karena DHF adalah


jumlah yang mati karena DHF dibagi jumlah
seluruh kematian
Distribusi Frekuensi, Proporsi dan Persentase
Responden Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Frekuensi Proporsi %

Tidak sekolah/tdk tamat SD 5 5/53 9,4


Tamat SD 23 23/53 43,4
Tamat SLTP 10 10/53 18,9
Tamat SLTA 11 11/53 20,8
Tamat Diploma/Universitas 4 4/53 7,5
Jumlah 53 100
3. Rate
● Besarnya peristiwa yang terjadi terhadap jumlah
keseluruhan penduduk dimana peristiwa itu
berlangsung dalam suatu batas waktu tertentu
● Memasukkan unsur waktu dalam perhitungan
rasio maupun proporsi
● Contoh:
● CDR (crude death rate)
● CBR (crude birth rate)
● RNI (rate of natural increase)
Rate
B. Ukuran Morbiditas
1. Insidensi
Jumlah kejadian/penyakit (kasus baru) pada
kelompok pddk tertentu dlm suatu kurun waktu
tertentu
Pada penyakit menular tertentu dengan
masa tunas yg pendek dapat dihitung attack
rate (angka serangan), misal pada wabah
atau Kejadian Luar Biasa (KLB) yg biasanya
berlangsung tidak terlalu lama (beberapa
hari atau minggu saja).
2. Prevalensi

a. Point prevalence, jlh seluruh penderita


(lama+baru) yg ada pada suatu saat
tertentu
b. Periode prevalence, jlh seluruh penderita
(lama+baru) yg ada pada suatu periode
tertentu
Contoh soal :
1. Jika kita ingin memperoleh ukuran insidensi
kanker payudara diantara wanita di Tanah
Datar selama tahun 2009, kasus kanker
payudara mana yg kita jadikan penyebut
(numerator) ?
a. Seluruh kasus kanker payudara diantara
wanita Tanah Datar tahun 2009 ?, atau
b. Hanya kasus baru kanker payudara diantara
wanita Tanah Datar tahun 2009 ?
Contoh soal :
2: Diasumsikan kita mulai menghitung insidensi
pada 1 januari 2009, wanita Tanah Datar mana
yg kita jadikan pembilang (denuminator) dari
ukuran insidensi ?

a. Seluruh wanita di Tanah Datar pada tahun


2009.
b. Hanya wanita tanpa kaknker payudara di Tanah
Datar pada 1 Januari 2009
Contoh soal :
3: Untuk menghitung prevalensi kanker payudara
pada wanita Tanah Datar tahun 2009, kasus
kanker payudara mana yang kita jadikan
numeraor ?

a. Seluruh kasus kanker payudara yg dilaporkan


pad atahun 2009?
b. Seluruh kasus kanker payudara yg pernah
dilaporkan?, atau
c. Seluruh kasus kanker payudara yg masih
bertahan yg pernah dilaporkan?
Contoh soal :
4. Selama tahun 2009 ditemukan 100 org
penderita TB baru. Penderita TB tahun 2008
yang masih bertahan sampai tahun 2009 50
orang. Jumlah pddk Tanah Datar 400.000 orang.

Hitung angka insidensi dan prevalensi TB di


Kab Tanah Datar tahun 2009!
Manfaat ukuran insidensi
1. Angka insidensi dapat digunakan untuk
mengukur angka kejadian penyakit. Perubahan
angka insidensi dapat menunjukkan adanya
perubahan faktor2 penyebab penyakit, yaitu
fluktuasi alamiah dan adanya program
pencegahan.
2. Dalam penelitian epidemiologi sebab akibat
3. Perbandingan antara berbagai populasi dengan
pemamapan yg berbeda
4. Untuk mengukur besarnya risiko determinan
tertentu
Manfaat ukuran prevalensi
1. Menggambarkan tingkat keberhasilan
program pemberantasan penyakit
2. Penyusunan perencanaan pelayanan
kesehatan, misal obat, tenaga, ruangan
3. Menyatakan banyaknya kasus yg dapat
didiagnosis
C. Ukuran Mortalitas
1. Crude Death Rate (CDR)
Angka kematian kasar adalah jumlah kematian yg
dicatat selama satu tahun per 1000 penduduk di
pertengahan tahun yg sama

AKK/CDR = Jmh kematian yg dicatat dlm thn kalender X 1000


Jlh seluruh pddk pertengahan thn yg sama
2. Age Specific Death Rate (ASDR)

Jmlh kematian pada kelompok umur tertentu


tertentu selama satu tahun
/
Jmlh penduduk golongan umur tersebut pada 1000
pertengahan tahun yg sama

• Bisa interval 5 tahunan atau


• Kelompok umur khusus spt : neonatus, bayi, balita, usia sekolah,
dewasa, usia lanjut, dll.
Kelompok Umur
Cth : Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate)
Dirinci lagi menjadi :
Perinatal Mortality Rate (Kematian Janin >28 mgg Usia Kehamilan s.d bayi
berusia 7 hari)
Neonatal Mortality Rate (0 – 1 bulan)
Post Neonatal Mortality Rate (1 bulan – 1 tahun)
Examples for age spesific death rates:

A. Infant mortality rate (IMR)


Jmlh kematian bayi selama satu tahun
/ 1000
Jmlh bayi lahir hidup di area yg sama dan tahun yg sama

Tinggi rendahnya IMR berkaitan dengan

1. Penyakit infeksi yg dapat dicegah dgn imunisasi


2. Diare yg dapat menyebabkan dehidrasi
3. Personal higiene dan sanitasi lingkungan yg kurang memadai, serta sosial
ekonomi rendah
4. Gizi buruk dan daya tahan tubuh yg menurun
Examples for age spesific death rates:

B. Perinatal mortality rate (PMR)

Jmlh kematian janin pada kehamilan 28 mgg atau lebih


+ jumlah kematian bayi < 7 hari selama satu tahun
/ 1000
Jmlh bayi lahir hidup di area yg sama dan tahun yg sama

Tinggi rendahnya PMR berkaitan dengan

1. Banyaknya bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)


2. Status gizi ibu dan bayi
3. Keadaan sosial ekonomi
4. Penyakit infeksi terutama ISPA
5. Pertolongan persalinan
Examples for age spesific death rates:

C. Neonatal mortality rate (NMR)

Jmlh kematian bayi berumur < 28 hari selama satu tahun


/ 1000
Jmlh bayi lahir hidup di area yg sama dan tahun yg sama

Tinggi rendahnya NMR berguna untuk mengetahui :

1. Tinggi randahnya usaha perawatan antenatal/ selama kehamilan dan post


natal/perawatan bayi setelah lahir
2. Program imunisasi
3. Pertolongan persalinan
4. Penyakit infeksi terutama ISPA
Examples for age spesific death rates:

D. Post Neonatal mortality rate (PNMR)

Jmlh kematian bayi berumur > 28 hari sampai 1 tahun


selama satu tahun / 1000
Jmlh bayi lahir hidup di area yg sama dan tahun yg sama

Tinggi rendahnya PNMR berkaitan dengan :

1. Penyakit infeksi yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi


2. Diare yg mengakibatkan dehidrasi
3. Lingkungan dan higiene sanitasi yg kurang memadai
4. Gizi buruk dan penurunan daya tahan tubuh
Examples for age spesific death rates:

E. Angka Kematian Balita (Akaba)

Jmlh kematian balita dalam 1 tahun


/ 1000
Jmlh balita di area yg sama dan tahun yg sama

Tinggi rendahnya Akaba berkaitan dengan :

1. Program pelayanan kesehatan


2. Program imunisasi
3. Program perbaikan gizi
4. Tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi, dll
Examples for age spesific death rates:

F. Maternal Mortality Rate (MMR)

Jmlh kematian ibu karena kehamilan, persalinan dan


masa nifas selama satu tahun / 100 000

Jmlh kelahiran hidup pada tahun dan wilayah yg sama

Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan

1. Keadaan sosial ekonomi


2. Kesehatan ibu selama hamil, bersalin dan nifas
3. Pelayanan kesehatan terhadap ibu
4. Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
3. Cause Specific Mortality Rate (CSMR)

Jmlh kematian karena sebab penyakit tertentu


selama satu tahun /
100000
Jmlh penduduk pada pertengahan tahun yg
sama

Jumlahnya sangat kecil dibandingkan jumlah penduduk


Maka digunakan konstanta 100.000 untuk menghindari angka desimal
4. Case Fatality Rate (CFR)

Jmlh kematian karena penyebab penyakit tertentu


dlm suatu lingkungan dan kurun waktu tertentu / 1 000
Jmlh penderita penyakit tsb dlm lingkungan dan kurun
waktu yg sama

Lebih menunjukkan keganasan penyakit


tersebut pada kondisi atau lingkungan
tertentu
Seperti kematian saat Kejadian Luar Biasa
(KLB) penyakit tertentu
Contoh soal :
Selama tahun 2009 di Tanah Datar dilaporkan
9.000 kasus DBD. 100 org diantaranya
meninggal dunia. Jumlah pddk Tanah Datar
400.000 orang.

Hitung angka :
1. Cause Spesific Mortality Rate (CSMR)
2. Case Fatality Rate (CFR)
D. Ukuran Fertilitas
1. Crude Birth Rate (CBR)
Angka kelahiran kasar adalah jumlah kelahiran yg
dicatat selama satu tahun per 1000 penduduk di
pertengahan tahun yg sama

Jmlh kelahiran hidup selama satu tahun


/
Jmlh penduduk pada pertengahan tahun yg 1000
sama
Keterbatasan CBR

● Perhitungan CBR ini sederhana, mudah


dihitung tetapi kasar.
● Perhitungan ini disebut perhitungan kasar
karena yang menjadi pembagi adalah
seluruh penduduk baik laki-laki maupun
perempuan seluruh usia termasuk yang
bukan perempuan usia reproduksi (15-49
tahun).
2. Age Specific Birth Rate (ASBR)
Jumlah kelahiran hidup oleh ibu pada golongan
umur tertentu yg dicatat selama satu tahun per
1000 penduduk wanita golongan umur tertentu
pada pertengahan tahun yg sama

Jmlh kelahiran hidup oleh ibu golongan umur


tertentu selama satu tahun
/
Jmlh penduduk wanita golongan umur 1000
tertentu pada pertengahan tahun yg sama
Age Specific Birth Rate (ASBR)
● Biasanya dengan interval 5 tahun
● Usia subur = 15 – 49 tahun 7 interval.
● Dapat disusun menjadi distribusi frekuensi pada
setiap golongan umur (interval).
● Dapat diketahui : umur berapa yang punya
tingkat kesuburan yang tinggi.
● Usia 15-20 5/25 x 1000 = 200 per 1000
● Usia 20-25 10/30 x 1000 = 333 per 1000

Dapat disimpulkan wanita usia 20-25 tahun.


lebih subur daripada usia 15-20 tahun
E. Ukuran Risiko
Risiko dapat diartikan sebagai derajad ketidakpastian
Risiko = 0
Ada kepastian suatu peristiwa tidak akan terjadi
Risiko = 1
Terdapat kepastian bahwa suatu peristiwa pasti akan
terjadi

Besarnya risiko untuk terkena penyakit dapat dibandingkan dengan


menghitung besarnya insidensi suatu penyakit antara orang yg terpapar dgn
faktor penyebab penyakit tsb dgn yg tidak terpapar
1. Risiko Atribut (Attribute
Risk/AR)
● Selisih angka insidensi antara kelompok terpapar dgn
tidak terpapar
● Dianggap sbg akibat pemaparan oleh faktor penyebab
penyakit (atribut)

Cth : Hubungan antara merokok dgn kanker paru


Dari 100 perokok berat 5 menderita ca paru besar risiko = 5/100 = 0,05

Dari 100 bukan perokok 2 menderita ca paru besar risiko = 2/100 = 0,02

Risiko Atribut = 0,05 – 0,02 = 0,03 3% insidensi ca paru disebabkan oleh


kebiasaan merokok
Risiko atribut bermanfaat untuk memperkirakan
besarnya risiko yg dapat dihindarkan bila ‘atribut’
yg dianggap sbg penyebab penyakit dihindarkan.
Cth : Hubungan antara kontrasepsi oral dgn tromboflebitis
Dari 1700 pengguna kontrasepsi oral 17 menderita tromboflebitis

Dari 1000 yg tdk menggunakan kontrasepsi 5 menderita tromboflebitis

Risiko Atribut = (17/1700) – (5/1000) = 0,005 0,5%

Risiko tromboflebitis yg dapat dihindarkan dgn tidak menggunakan kontrasepsi


oral adalah 0,53%
Risko atribut penting diketahui untuk :
● Penyuluhan kepada masyarakat ttg manfaat
yg diperoleh bila faktor penyebab penyakit
dihindarkan
● Menyusun rencana pencegahan penyakit dgn
menghilangkan atau mengurangi ‘atribut’
atau faktor yg dianggap sbg penyebab
timbulnya penyakit
2. Risiko Relatif (Risk Ratio/RR)
● Menghitung rasio antara 2 kelompok
● Membandingkan insidensi antara kelompok terpapar dgn
yg tidak terpapar

Cth : Hubungan antara merokok dgn kanker prostat

Dari 1000 perokok 90 menderita ca prostat


Dari 1000 bukan perokok 30 menderita ca prostat
Besarnya risiko yg ditanggung oleh perokok untuk
terkena ca prostat dibandingkan dgn bukan perokok
dapat dijelaskan sbb.

Ca Prostat Jumlah Risiko


+ -
Perokok 90 910 1000 0,09
Bukan 1000 0,03
perokok 30 970

Jumlah 120 1880 2000 RR=3,0

Kesimpulan : Perokok mempunyai risiko menderita Ca Prostat 3 kali lebih besar


dibandingkan dengan bukan perokok
3. Odds Ratio (OR)
● Pada penelitian retrospektif perhitungan risiko relatif
hanya berdasarkan perkiraan saja yg disebut odds ratio.
● Yg dibandingkan bukan angka insidensi tetapi
pemaparan

Cth : Hubungan antara merokok dgn kanker prostat

Dari 1000 perokok 90 menderita ca prostat


Dari 1000 bukan perokok 30 menderita ca prostat
Besarnya risiko yg ditanggung oleh perokok untuk
terkena ca prostat dibandingkan dgn bukan perokok
dapat dijelaskan sbb.

Ca Prostat Odds
+ -
Perokok 90 910 90/910
Bukan 30 970 30/970
perokok
Odds 90/30 910/970 OR=3,2

Kesimpulan : Besarnya risiko untuk menderita Ca Prostat pada perokok 3,2 kali lebih besar
dibandingkan dengan risiko menderita prostat pada yang bukan perokok
● OR = 90/910 : 30/970
= 90 x 970/30x910
= 87300/27300
= 3,2
THANK YOU…

Anda mungkin juga menyukai