Anda di halaman 1dari 18

Solusi Pemecahan Masalah

Dalam Pelayanan Kebidanan

Disusun Oleh : Kelompok 2

1. Desti Ramayanti PO.71.24.1.18.049


2. Devi Pranata Astuti PO.71.24.1.18.050
3. Dian Yunita Putri PO.71.24.1.18.051
4. Dilla Ratna Juwita PO.71.24.1.18.052
5. Diyah Oktasafitri PO.71.24.1.18.053
6. Erni Yohana PO.71.24.1.18.054
7. Farida Utami PO.71.24.1.18.055
8. Fitri Janear PO.71.24.1.18.056

Dosen Pembimbing : Rohaya, SPd, SKM, M.Kes


Kelas: Tingkat III Reguler B

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG


PRODI D-III KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
A. Analisis Masalah

1. Banyak Ibu hamil beresiko tinggi tidak terdeteksi oleh bidan puskesmas

Dimensi Pertanyaan
Kompetensi Teknis 1. Apakah petugas telah mengikuti standar
pelayanan kebidanan berdasarkan yang
telah ditetapkan ?
2. Apakah bidan melakukan kelalaian yang
menyebabkan banyak ibu hamil beresiko
tinggi tidak terdeteksi ?

2. Jalan menuju Puskesmas rusak berat sehingga tidak dapat dilalui oleh kendaraan umum

Dimensi Pertanyaan
Keterjangkauan 1. Berapa jarak geografis antara puskesmas
dengan lokasi perumahan warga ?
2. Dengan transportasi apakah warga dapat
menuju puskesmas ?

3. Tingkat kesembuhan pengobatan TB paru rendah

Dimensi Pertanyaan
Efektivitas 1. Bagaimana standar layanan kesehatan
yang digunakan ?
2. Apakah pelayanan kesehatan yang
diberikan tepat dan sesuai dengan kondisi
pasien ?

2
4. Puskesmas menggunakan antibiotika yang berlebihan

Dimensi Pertanyaan
Efisiensi 1. Apakah pelayanan kesehatan yang
diberikan menimbulkan resiko yang lebih
besar pada pasien ?

5. Rekam medik ibu hamil sering hilang dan harus diganti sehingga hasil pemeriksaan
sebelumnya tidak dapat ditelusuri

Dimensi Pertanyaan
Kesinambungan 1. Apakah petugas kesehatan memberikan
pelayanan kepada pasien sesuai dengan
kebutuhan pasien ?
2. Apakah kehilangan rekam medik
menimbulkan dampak/resiko yang besar
pada pasien ?

6. Juru imunisasi menggunakan satu jarum suntik untuk beberapa bayi yang mendapat
vaksinasi BCG

Dimensi Pertanyaan
Keamanan 1. Apakah penggunaan jarum suntik yang
sama menimbulkan risiko terhadap bayi ?
2. Apakah petugas kesehatan telah
mengikuti prosedur keamanan yang telah
ditentukan ?

7. Ruang tunggu puskesmas pengap dan tidak tersedia kursi untuk tempat duduk bagi pasien
yang sedang menunggu

Dimensi Pertanyaan
Kenyamanan 1. Apakah pasien merasa nyaman dengan
kondisi tersebut ?
2. Apakah kondisi tersebut mempengaruhi
kesembuhan pasien ?

3
8. Pasien tidak diberitahu bagaimana cara merawat balita yang menderita diare di rumah

Dimensi Pertanyaan
Informasi 1. Apakah informasi yang tidak jelas
berpengaruh terhadap kesembuhan pasien
?
2. Bagaimana sistem penyampaian
informasi pelayanan kesehatan pada
pasien ?

9. Tepat pukul 08.00 belum seorang pun petugas kesehatan yang hadir di puskesmas

Dimensi Pertanyaan
Ketepatan Waktu 1. Apakah tepat waktu berpengaruh
terhadap keberhasilan layanan kesehatan
?

10. Bidan A sering menjawab pertanyaan pasien dengan ketus

Dimensi Pertanyaan
Hubungan Antar Manusia 1. Bagaimana hubungan antara petugas
kesehatan dengan pasien ?
2. Apakah sikap bidan tersebut
berpengaruh pada kenyamanan pasien ?

4
B. Siklus Pemecahan Masalah
1. Langkah Pertama-Identifikasi Masalah
Masalah pada kasus tersebut adalah :
a. Banyak ibu hamil beresiko tinggi tidak terdeteksi oleh bidan puskesmas
b. Jalan menuju puskesmas rusak berat sehingga tidak dapat dilalui oleh
kendaraan umum
c. Tingkat kesembuhan pengobatan TB paru rendah
d. Puskesmas menggunakan antibiotika yang berlebihan
e. Rekam medik ibu hamil sering hilang dan harus diganti sehingga hasil
pemeriksaan sebelumnya tidak dapat ditelusuri
f. Juru imunisasi menggunakan satu jarum suntik untuk beberapa bayi yang
mendapat vaksinasi BCG
g. Ruang tunggu puskesmas pengap dan tidak tersedia kursi untuk tempat
duduk
h. Pasien tidak diberi tahu bagaimana cara merawat balita yang menderita
diare dirumah
i. Tepat pukul 08.00 belum seorang pun petugas kesehatan yang hadir di
puskesmas
j. Bidan A sering menjawab pertanyaan pasien dengan ketus

2. Langkah Kedua-Menentukan Prioritas Masalah


Setelah dilakukan curah pendapat, kelompok akhirnya sepakat untuk
menggunakan kriteria : risiko, menular, cari nafkah terganggu, prioritas
nasional dan biaya layanan. Kelompok memberi bobot kriteria sebagai
berikut : risiko 10, menular 8, cari nafkah terganggu 6, prioritas nasional 5,
dan biaya layanan 3. Kemudian skor dari masing-masing kriteria terhadap
masalah ditentukan. Masalah kompetensi teknis kami beri skor 10,
keterjangkauan 5, efektivitas 9 , efesiensi 7, kesinambungan 4, keamanan 8,
kenyamanan 1, informasi 2, ketepatan waktu 3, hubungan antar manusia 6.
Untuk pengisian matriks MCUA kami menggunakan simbol yaitu
1. Dimensi Kompetensi Teknis :T
2. Dimensi Keterjangkauan :K
3. Dimensi Efektivitas :E
4. Dimensi Efisiensi :F
5. Dimensi Kesinambungan :S

5
6. Dimensi Keamanan :A
7. Dimensi Kenyamanan :N
8. Dimensi Informasi :I
9. Dimensi Ketepatan Waktu :W
10. Dimensi Hubungan Antar Manusia : H

Untuk jelasnya perhatikan matriks MCUA pada tabel berikut :


Tabel 1
Matriks MCUA untuk Penentuan Prioritas Masalah Layanan Kesehatan

Kriteria Bobot Masalah Mutu

(b) T K E F S A N I W H

S sxb S Sxb S sxb S sxb S sxb S sxb S sxb S sxb S sxb S Sxb

Risiko 10 10 100 7 70 9 90 8 80 6 60 8 80 4 40 5 50 5 50 4 40

Menular 8 6 48 5 40 10 80 7 56 5 40 8 64 5 40 4 32 4 32 4 32

Cari Nafkah 6 7 42 9 54 7 42 6 36 5 30 5 30 5 30 5 30 6 36 4 24
Terganggu

Prioritas 5 10 50 5 25 6 30 6 30 5 25 7 35 4 20 5 25 4 20 4 20
Nasional

Biaya 4 7 28 6 24 6 24 5 20 5 20 5 20 4 16 5 20 6 24 6 24
Layanan

Jumlah S X 268 213 266 222 175 229 146 157 162 140
B

Berdasarkan matriks MCUA tersebut, kelompok menetapkan bahwa


prioritas masalah yang akan diselesaikan adalah sebagai berikut : Pertama adalah
Banyak ibu hamil beresiko tinggi tidak terdeteksi oleh bidan puskesmas, Kedua
Tingkat kesembuhan pengobatan TB paru rendah Ketiga Juru imunisasi
menggunakan satu jarum suntik untuk beberapa bayi yang mendapat vaksinasi
BCG, Keempat Puskesmas menggunakan antibiotika yang berlebihan, Kelima
Jalan menuju puskesmas rusak berat sehingga tidak dapat dilalui oleh kendaraan
umum, Keenam Rekam medik ibu hamil sering hilang dan harus diganti sehingga
hasil pemeriksaan sebelumnya tidak dapat ditelusuri, Ketujuh Tepat pukul 08.00
belum seorang pun petugas kesehatan yang hadir di puskesmas, Kedelapan Pasien

6
tidak diberi tahu bagaimana cara merawat balita yang menderita diare dirumah,
Kesembilan Ruang tunggu puskesmas pengap dan tidak tersedia kursi untuk
tempat duduk,dan Kesepuluh Bidan A sering menjawab pertanyaan pasien dengan
ketus

3. Langkah Ketiga-
Pada tahun 2020, sebanyak 50% ibu hamil yang berisiko tinggi tidak
terdeteksi oleh bidan puskesmas di Desa Sukakamu

4. Langkah Keempat-Pembentukan Kelompok Pemecahan Masalah


Untuk memecahkan masalah mutu yang menjadi prioritas, perlu dibentuk
sebuah kelompok baru yang disebut sebagai kelompok pemecah masalah.
Anggota kelompok tersebut sebagian besar berasal dari mereka yang terkait
dengan setiap masalah yang akan dipecahkan walaupun semua kelompok berada
dibawah koordinasi kelompok jaminan mutu layanan kesehatan puskesmas. Agar
pemilihan anggota kelompok tersebut berjalan lancar mudah dan objektif, perlu
dibuat sebuah matriks dalam tabel berikut ini.

Tabel 2

Matriks Pemilihan Anggota Kelompok Pemecahan Masalah Mutu

No Nama Jabatan Bekerja di Area Dapatkah Membantu


yang Bermasalah ? Menyelesaikan
Masalah ?
1 Mawar Ketua Banyak ibu hamil Ya
beresiko tinggi tidak
terdeteksi oleh bidan
puskesmas
2 Melati Anggota Tingkat kesembuhan Ya
pengobatan TB paru
rendah
3 Anggrek Anggota Juru imunisasi Ya
menggunakan satu
jarum suntik untuk
beberapa bayi yang
mendapat vaksinasi
BCG
4 Cantika Anggota Puskesmas Ya
menggunakan
antibiotika yang

7
berlebihan
5 Budi Anggota Jalan menuju Ya
puskesmas rusak berat
sehingga tidak dapat
dilalui oleh kendaraan
umum
6 Rini Anggota Rekam medik ibu Ya
hamil sering hilang
dan harus diganti
7 Anton Anggota Tepat pukul 08.00 Ya
belum seorang pun
petugas kesehatan
yang hadir di
puskesmas
8 Sulis Anggota Pasien tidak diberi Ya
tahu bagaimana cara
merawat balita yang
menderita diare
dirumah,
9 Reno Anggota Ruang tunggu Ya
puskesmas pengap
dan tidak tersedia
kursi untuk tempat
duduk
10 Lestari Anggota Bidan A sering Ya
menjawab pertanyaan
pasien dengan ketus

8
5. Langkah Kelima-Pemahaman Proses Lokasi Masalah
Setelah terbentuk, kelompok pemecah masalah harus segera
melakukan tugasnya, yaitu mempelajari dan mengetahui dimana proses lokasi
masalah telah terjadi. Masalah terjadi di Puskesmas. Dalam penentuan proses
lokasi masalah sering kali harus dibuat bagan alur layanan (flow chart diagram)
yang terdiri dari berbagai simbol, yang berlaku secara umum.

Pasien
datang ke
puskesmas

Pasien Petugas kesehatan Petugas kesehatan


menyampaikan melakukan melakukan
keluhannya pencatatan pemeriksaan

Pasien
pulang Konsultasi dan Diagnosa
memberikan obat

Bagan 1
Alur Layanan Kasus

9
6. Langkah Keenam-Penentuan Penyebab Masalah

Setelah menentukan dimana proses lokasi masalah yang ada kalanya harus
dilengkapi dengan bagan atau diagram alur layanan, kelompok pemecah masalah
dapat melanjutkan langkah berikutnya, yaitu penentuan penyebab masalah.
Kelompok menentukan penyebab masalah melalui curah pendapat atau kelompok
teknik nominal. Sebagai alat bantu kelompok dapat menggunakan diagram tulang
ikan atau fish-bone diagramme atau ishikawa diagramme atau cause effect
diagramme.

Lingkungan Metode

Kurangnya sosialisasi
Pengetahuan masy.
Masih rendah ttg
komplikasi pada
kehamilan P4K tidak dilakukan
Pada tahun 2020, sebanyak
50% ibu hamil yang berisiko
tinggi tidak terdeteksi oleh bidan
Fasilitas pelayanan di puskesmas di Desa Sukakamu
puskesmas tidak Kurangnya
lengkap pengetahuan dan
keterampilan bidan Kurangnya
kesadaran ibu hamil
tentang
Sarana/prasarana
bahaya/komplikasi
Manusia pada kehamilan

7. Langkah Ketujuh-Pengumpulan Data Penyebab Masalah

Pengumpulan data penyebab masalah bertujuan agar kelompok pemecah


masalah dapat menentukan penyebab masalah mutu yang paling mungkin.
Langkah ini merupakan salah satu langkah yang sangat penting karena masalah
mutu layanan kesehatan tidak dapat dipecahkan jika penyebab masalah mutu tidak
dapat ditemukan. Agar dapat dilaksanakan dengan terarah, mudah, dan objektif,
pengumpulan data dilakukan dengan metode tertentu dan akan dipandu oleh suatu
matriks data.

10
Kemungkinan Pertanyaan Sumber Metodologi Hasil
penyebab masalah data data

Bidan melakukan Berapa % ibu Bidan & Wawancara 50 % ibu


kelalaian dalam hamil yang Masyarakat hamil yang
memberikan beresiko beresiko
diagnosa pada ibu tinggi yang tinggi yang
hamil tidak tidak
terdeteksi terdeteksi
oleh bidan oleh bidan
puskesmas ? puskesmas

Masyarakat belum Berapa % Masyarakat Wawancara 60 %


mengetahui tentang masyarakat masyarakat
komplikasi- yang belum belum
komplikasi yang mengetahui mengetahui
dapat terjadi selama komplikasi- komplikasi-
kehamilan komplikasi komplikasi
pada pada
kehamilan? kehamilan

Penyuluhan tentang Berapa Bidan Wawancara Frekuensi


komplikasi pada frekuensi & penyuluhan
kehamilan masih penyuluhan pengamatan komplikasi
kurang komplikasi pada
pada kehamilan
kehamilan hanya
setahun? dilakukan 1
kali dalam
setahun

Pembinaan atasan Berapa Atasan Wawancara 1 kali


di puskesmas frekuensi puskesmas & & dalam 3
kurang pembinaan pegawai pengamatan bulan
yang puskesmas pembinaan
dilakukan yang
atasan dilakukan
puskesmas atasan
terhadap puskesmas
pegawainya terhadap
pegawainya

11
Tabel 3

Matriks Data

8. Langkah Kedelapan-Penentuan Penyebab Masalah Terpilih

Penyebab Masalah

Pembinaan Bidan Penyuluhan Masyarakat


atasan di melakukan tentang belum tahu
Kriteria Bobot puskesmas kelalaian komplikasi tentang
kurang dalam pada komplikasi
memberikan kehamilan
pada
diagnosa kurang
kehamilan

S SxB S SxB S SxB S SxB

Risiko 10 6 6 x 10 9 9 x10 7 7 x10 8 8 x 10


terhadap
pasien

Risiko 8 9 9x8 10 10 x 8 8 8x8 3 3x8


terhadap
bidan

Risiko 7 10 10 x 7 9 9x7 5 5x7 2 2x7


terhadap
wilayah
kerja
puskesmas

Jumlah
202 226 169 118
SxB

Tabel 4

Matriks MCUA Untuk Penentuan Penyebab Masalah Terpilih

Berdasarkan matriks MCUA, ternyata yang ditetapkan sebagai penyebab


masalah terpilih adalah bidan melakukan kelalaian dalam memberikan diagnosa.

12
9. Langkah Kesembilan-Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan penyebab masalah terpilih yang telah ditetapkan dalam


langkah kedelapan, melalui rapat curah pendapat dapat dibuat daftar susunan
alternatif pemecahan masalah tanpa mengalami banyak kesulitan. Penyebab
masalah terpilih dalam kasus ini berdasarkan Matriks MCUA adalah bidan
melakukan kelalaian dalam memberikan diagnosa. Pemecahannya antara lain :

1. Bidan harus lebih meningkatkan keterampilan dan pengetahuan tentang


pelayanan kebidanan

2. Bidan harus lebih teliti dalam memberikan diagnosa kepada pasien

3. Adanya sanksi yang diberikan kepada bidan jika lalai dalam menjalankan
tugas

10. Langkah Kesepuluh-Penentuan Pemecahan Masalah Terpilih

Untuk menentukan pemecahan masalah terpilih menggunakan Matriks


MCUA. Berikut adalah Matriks MCUA

Pemecahan Masalah

Bidan harus Bidan harus lebih Diberi sanksi


meningkatkan teliti dalam
Kriteria Bobot keterampilan dan memberikan
pengetahuan dalam diagnosa
memberikan
pelayanan
kebidanan

S SxB S SxB S SxB

Petugas 10 9 10 x 9 8 10 x 8 8 10 x 8
puskesmas
sudah
mengenal
masalah

Masalah 8 8 8x8 7 8x7 6 8x6


Jelas

13
Biaya dan 6 7 6x7 7 6x7 6 6x6
cepat
berhasil

Jumlah 196 178 164


SxB

Jadi, pemecahan masalah terpilih adalah Bidan harus meningkatkan


keterampilan dan pengetahuan dalam memberikan pelayanan kebidanan.

11. Langkah Kesebelas-Penyusunan Rencana Pemecahan Masalah

Penyusunan rencana pemecahan masalah dilakukan dengan


menggunakan format rencana kegiatan atau format Plan of Action (PoA). Tata
cara penyusunan rencana pemecahan masalah adalah penetapan tujuan spesifik
dari pemecahan masalah terpilih dan penetapan kegiatan yang harus dilakukan
untuk mencapainya.
Setiap petugas kesehatan khusunya bidan harus mengetahui, menghayati,
dan mematuhi standar layanan kesehatan, meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan tentang pelayanan kebidanan, serta harus lebih teliti dalam
memberikan diagnosa kepada pasien, maka subkegiatannya antara lain:
1. Menyusun berbagai standar layanan kesehatan dasar termasuk pesan
penyuluhan kesehatan tentang bahaya/ komplikasi kehamilan kepada pasien.
2. Menyebarluaskan standar layanan kesehatan dan mengajarkan standar
layanan kesehatan kepada semua petugas puskesmas
3. Melakukan ujian pengetahuan petugas puskesmas tentang standar layanan
kesehatan tersebut. Jika belum mahir, ulangi lagi proses pembelajaran.
Rincian kegiatannya antara lain:
a. Petugas puskesmas yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
kegiatan tersebut.

14
No. Nama Jabatan Tugas
1. Mawar Ketua Menyusun berbagai standar layanan
kesehatan dasar termasuk pesan penyuluhan
kesehatan tentang bahaya/ komplikasi
kehamilan kepada pasien
2. Melati a. Menyebarluaskan standar layanan

Bagus kesehatan dan mengajarkan standar


layanan kesehatan kepada semua petugas
Joko
puskesmas
Wulan Anggota
b. Melakukan ujian pengetahuan petugas
Meta puskesmas tentang standar layanan
kesehatan tersebut. Jika belum mahir,
ulangi lagi proses pembelajaran
Tabel 5
Daftar Petugas Puskesmas

b. Batas waktu kegiatan


1. Kegiatan dimulai : 30 September 2020
2. Kegiatan berakhir : 29 Oktober 2020
3. Tercapainya tujuan : 30 Oktober 2020

c. Indikator : tingkat kepatuhan petugas puskesmas terhadap standar


layanan kesehatan

d. Faktor penghambat & faktor pendorong


1) Faktor penghambat
Insentif, kemalasan, kurangnya sumber daya, kurangnya pengertian
terhadap masalah, kurangnya kepedulian terhadap standar layanan yang
diberikan.
2) Faktor Pendorong
Kepuasan karena dapat memecahkan masalah, penghargaan kepada
petugas puskesmas yang dapat memecahkan suatu masalah,

15
penghargaan terhadap puskesmas, dan terpecahkannya suatu masalah
menyebabkan sumber daya menjadi tersedia untuk keperluan lain,
berkurangnya beban kerja dan adanya penghargaan oleh pasien atau
Masyarakat.

12. Langkah Keduabelas-Penerapan Pemecahan Masalah


Semua langkah pelaksanaan harus sesuai dengan rencana kegiatan yang
telah disepakati. Jika setelah waktu yang ditentukan, pelaksanaan tidak
mencapai hasil seperti yang ditetapkan berdasarkan indikator yang dipilih,
langkah pelaksanaan harus diperbaiki.

L. Langkah Ketigabelas-Pemantauan dan Evaluasi


Pelaksanaan pemecahan masalah harus selalu dipantau dan dievaluasi
secara berkala. Dengan demikian, dalam kurun waktu tertentu sebelum tiba
tenggat waktu yang telah ditentukan, pemantauan harus dilakukan untuk
mengetahui apakah penerapan pemecahan masalah berada dalam arah yang
tepat dan benar.
Pemantauan dilakukan untuk mengetahui apakah pelaksanaan pemecahan
masalah berjalan dengan baik. Kemudian untuk memudahkan pelaksanaan
serta menjamin keberhasilan suatu pemantauan.

Pemecahan Indikator Metodologi Frekuensi Penanggung


Masalah Jawab
Bidan harus Tingkat Pengamatan Setiap hari Bidan Mawar
lebih keterampilan kinerja bidan
meningkatkan dan
keterampilan pengetahuan
dan bidan
pengetahuan terhadap
tentang pelayanan
pelayanan kebidanan
kebidanan 100%

Bidan Tingkat Pengamatan Setiap hari Bidan Melati

16
mematuhi kepatuhan kinerja Bidan
standar Bidan dalam
layanan melaksanakan
kesehatan standar
yang layanan
diberikan kesehatan
100%
Tabel 6
Penerapan Pemecahan Masalah
Hasil yang Indikator Metodologi Frekuensi Penanggung
diinginkan Jawab
Bidan Tingkat Pengamatan Setiap hari Bidan Mawar
meningkatkan keterampilan kinerja bidan
keterampilan dan
dan pengetahuan
pengetahuan tentang
tentang pelayanan
pelayanan kebidanan
kebidanan 100%

Petugas Tingkat Pengamatan Setiap hari Bidan Melati


puskesmas kepatuhan kinerja bidan
mematuhi petugas
standar puskesmas
layanan dalam
kesehatan melaksanakan
yang standar
diberikan layanan
kesehatan
100%
Tabel 7
Pemantauan Pemecahan Masalah

17
DAFTAR PUSTAKA

Sriyanti, Cut. 2016. Mutu Layanan Kebidanan & Kebijakan Kesehatan. Jakarta
Selatan: Pusdik SDM Kesehatan

18

Anda mungkin juga menyukai