Disusun oleh :
Kelompok 10
1
Farida Utami
25010114130305
25010114140337
25010114140361
25010114140362
BAB I
PENDAHULUAN
yang dibuat oleh pemerintah dalam rangka menurunkan AKI dan AKB di
Indonesia
1.3 TUJUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
individu per tahun. hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi
100.000 terdapat 950 kematian per tahun. Mortalitas berbeda dengan morbiditas
yang merujuk pada jumlah individual yang memiliki penyakit selama periode
waktu tertentu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefenisikan kematian sebagai
suatu peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen,
yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.
Mortalitas adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkat kematian suatu
daerah. Dalam hal ini, mortalitas terbagi atas tiga tingkatan antara lain : tingkat
kematian kasar, tingkat kematian khas umur, tingkat kematian bayi. Mortalitas
(kematian) ini tidak bisa kita hindari seiring dengan waktu, semua makhluk hidup
akan mati.
2.2
Konsep Mati
Konsep mati perlu diketahui guna mendapatkan data kematian yang benar.
membedakan keadaan mati dan keadaan hidup secara klinik. Apabila pengertian
mati tidak dikonsepkan dikhawatirkan bisa terjadi perbedaan penafsiran antara
berbagai orang tentang kapan seseorang dikatakan mati.
Menurut konsepnya, terdapat tiga keadaan vital, yang masing-masing
saling bersifat mutually exclusive, artinya keadaan yang satu tidal mungkin
terjadi bersamaan dengan salah satu keadaan lainnya. Tiga keadaan vital tersebut
adalah:
1.
2.
Mati (death)
3.
permanent, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Sedangkan lahir
hidup yaitu peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim seorang ibu secara
lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan dan setelah perpisahan tersebut
terjadi, hasil konsepsi bernafas dan mempunyai tanda-tanda hidup lainnya, seperti
denyut jantung, denyut tali pusat, atau gerakan-gerakan otot tanpa memandang
apakah tali pusat sudah dipotong atau belum.
2.3 Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas
Kematian dewasa umumnya disebabkan karena penyakit menular,
kecelakaan atau gaya hidup yang beresiko terhadap kematian. Kematian bayi dan
balita umumnya disebabkan oleh penyakit sistem pernapasan bagian atas (ISPA)
dan diare, yang merupakan penyakit karena infeksi kuman. Faktor gizi buruk juga
menyebabkan anak-anak rentan terhadap penyakit menular, sehingga mudah
terinfeksi dan menyebabkan tingginya kematian bayi dan balita di sesuatu daerah.
Konsep Dasar :
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah
bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor
yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi
penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.
Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian
neonatal; adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah
dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak
sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau
didapat selama kehamilan.
Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah
kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia
satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan
pengaruh lingkungan luar.
Kegunaan:
Angka Kematian Bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi
masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan Angka
Kematian Bayi untuk pengembangan perencanaan berbeda antara
kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neonatal disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan
kehamilan maka program-program untuk mengurangi angka kematian
neo-natal adalah yang bersangkutan dengan program pelayanan kesehatan
Ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus.
Sedangkan Angka Kematian Post-NeoNatal dan Angka Kematian
Anak serta Kematian Balita dapat berguna untuk mengembangkan
program imunisasi, serta program-program pencegahan penyakit menular
terutama pada anak-anak, program penerangan tentang gisi dan pemberian
makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun.
Definisi:
Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak berusia 0-4
tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada
pertengahan tahun itu (termasuk kematian bayi)
Konsep Dasar:
Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi
yang baru lahir, yang berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun,
11 bulan, 29 hari). Pada umumnya ditulis dengan notasi 0-4 tahun.
Kematian
Anak
mencerminkan
kondisi
kesehatan
Angka
Kematian
Ibu
(AKI)
adalah
banyaknya
kematian
perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan
tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena
kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain,
per 100.000 kelahiran hidup
Konsep Dasar:
Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau
kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa
memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian
yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan
karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll (Budi, Utomo.
1985).
Kegunaan
Informasi mengenai tingginya MMR akan bermanfaat untuk
pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama
pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman bebas risiko
tinggi (making pregnancy safer), program peningkatan jumlah kelahiran
yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistim rujukan dalam
penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga
dalam
menyongsong
kelahiran,
yang
semuanya
bertujuan
untuk
Konsep Dasar:
Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial
ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup
penduduk dari suatu negara. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui
Puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses
terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan
kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga
memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang pada
gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan
memperpanjang usia harapan hidupnya.
Kegunaan:
Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya,
dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan
Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program
pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan
lingkungan, kecukupan gisi dan kalori termasuk program pemberantasan
kemiskinan.
BAB III
PEMBAHASAN
BKKBN
harus
mendorong
lagi
masyarakat,
supaya
betul-betul
memperhatikan kesehatan ibu ketika hamil," ujar Nafsiah, seperti dikutip Antara.
Selain itu, Menkes juga menekankan kepada petugas kesehatan di daerah
untuk dapat memberikan konseling kepada ibu melahirkan mengenai dua hal.
"Pada saat 'antenatal care', sudah harus diberikan konseling untuk pertama,
memberikan ASI eksklusif untuk enam bulan dan kedua untuk memasang
kontrasepsi jangka panjang, seperti IUD kalau anaknya sudah banyak," papar
Menkes.
Saat ini, pemerintah juga telah memberikan Jaminan Persalinan
(Jampersal) untuk seluruh ibu melahirkan yang belum memiliki asuransi
kesehatan dalam rangka mengurangi AKI dan AKB namun diakui Menkes belum
memadai.
"Semua provinsi melaporkan angka kematian ibu menurun, tapi turunnya
kurang cepat," ujar Menkes.
Target MDG pada tahun 2015 adalah untuk menurunkan angka kematian
bayi (AKB) menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan untuk angka
kematian ibu (AKI) harus mencapai angka 102 per 100.000 kelahiran hidup.
(*/hrb)
HTTP://WWW.INVESTOR.CO.ID/FAMILY/ANGKA-KEMATIAN-IBUMELAHIRKAN-DAN-BAYI-BISA-DITURUNKAN/56984
Menurut artikel diatas kami mencoba menganalisis masalah mengapa AKI
dan AKB mengalami kenaikan, dan juga bagaimana cara AKI dan AKB di
Indonesia mengalami penurunan. Berikut merupakan kerangka analisis menurut
kami yang dianalisis dari kasus diatas:
MORTALITAS
NAIK
FERTILITAS
TURUN
KETERSEDIAAN
SDM KURANG
KETERBATASAN
PENGETAHUAN
KEHAMILAN 4T (Terlalu
muda, Terlalu tua, Terlalu
banyak, dan Terlalu dekat
jarak melahirkan)
PEMBERIAN
PELAYANAN KB
PENINGKATAN
ANC YANG
BERKUALITAS
AKI IBU
MELAHIRKAN
DAN AKB RENDAH
MEMBERIKAN
JAMPERSAL AGAR
PARTISIPASI
BUMIL
MELAHIRKAN DI
FASYANKES
TINGGI
Keterbatasan pengetahuan
dikandungnya tidak sehat dan juga terkena komplikasi. Oleh sebab itu sangatlah
penting bagi ibu hamil menjaga asupan nutrisinya.
b. Memicu kehamilan 4T
Kondisi 4T bisa meningkatkan resiko terjadinya komplikasi pada bayi dan
ibu pada saat hamil dan melahirkan. Berikut merupakan penjelasan dari 4T:
Kehamilan terlalu muda beresiko bagi ibu dan juga bagi janinnya. Resiko
bagi ibu antara lain adalah perdarahan pada saat melahirkan antara lain
disebabkan karena otot rahim yang terlalu lemah dalam proses involusi. Lebih
mudah untuk mengalami abortus, kelahiran prematur, eklampsia/preeklamsia dan
persalinan yang lama.Kemungkinan yang bisa dialami oleh janin yaitu lahir
prematur, BBLR (berat saat lahir < 2500 gram) dan cacat janin.
Pada umur 35 tahun atau lebih, kesehatan ibu sudah menurun, akibatnya
ibu hamil pada usia itu mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mempunyai
anak cacat, persalinan lama dan perdarahan. Selain itu, hal yang paling
dikhawatirkan jika usia ibu diatas 35 tahun ialah kualitas sel telur yang dihasilkan
juga tidak baik. Ibu yang hamil pada usia ini punya resiko 4 kali lipat dibanding
sebelum usia 35 tahun.
Goals dalam penurunan AKI dan AKB. Karena dengan melakukan pelayanan
ANC secara rutin yaitu kunjungan ibu hamil sekurang-kurangnya empat kali
sesuai standar dengan distribusi satu kali pada trimester satu, satu kali pada
trimester dua, dan dua kali pada trimester tiga, kehamilan resiko tinggi bisa di
deteksi sedini mungkin, serta pemberian informasi tentang upaya menjaga
kehamilan dan mempersiapkan persalinan agar persalinan berjalan dengan baik.
Hal ini dilakukan bidan untuk menilai apakah perkembangan ibu dan janin
berlangsung normal.
3.Memberikan Jaminan Persalinan (JAMPERSAL)
Peserta program Jampersal adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas (pasca
melahirkan sampai 42 hari) dan bayi baru lahir (0-28 hari) yang belum memiliki
jaminan biaya kesehatan.
Pemerintah membuat progran JAMPERSAL ini bertujuan untuk
meningkatkan cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, dan
pelayanan nifas ibu oleh tenaga kesehatan; meningkatkan cakupan pelayanan bayi
baru lahir oleh tenaga kesehatan; meningkatkan cakupan pelayanan KB pasca
persalinan; meningkatkan cakupan penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin,
nifas, dan bayi baru lahir.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefenisikan kematian sebagai
suatu peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen,
yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.
Mortalitas atau kematian dapat menimpa siapa saja, tua, muda, kapan dan
di mana saja. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan
masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan lingkungan.
Indikator kematian berguna untuk memonitor kinerja pemerintah pusat maupun
lokal dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Mortalitas atau kematian
merupakan salah satu dari tiga komponen demografi selain fertilitas dan migrasi,
yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk.
Berdasarkan kasus diatas dikatakan bahwa menurut Menteri Kesehatan
Nafsiah Mboi mengatakan bahwa menggalakkan kampanye Keluarga Berencana
(KB) merupakan salah satu terobosan untuk dapat menurunkan angka kematian
ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
Pada saat 'antenatal care', sudah harus diberikan konseling untuk pertama,
memberikan ASI eksklusif untuk enam bulan dan kedua untuk memasang
kontrasepsi jangka panjang, seperti IUD kalau anaknya sudah banyak
Saat ini, pemerintah juga telah memberikan Jaminan Persalinan
(Jampersal) untuk seluruh ibu melahirkan yang belum memiliki asuransi
kesehatan dalam rangka mengurangi AKI dan AKB namun diakui Menkes belum
memadai.
4.2 SARAN
Untuk dapat menekan AKI dan AKB di Indonesia perlu adanya sebuah
kerjasama yang terintegraasi dari semua elemen baik pemerintah, swasta maupun
masyrakat.
DAFTAR PUSTAKA