Anda di halaman 1dari 3

Nama : ABSYA KHOIRY SARAH LUBIS

NIM : 1811142010001
Prodi :S1 Keperawatan
Tingkat/lokal : III/A
Tugas :Keperawatan Komunitas
Hari / tgl : Rabu,07 Oktober 2020

Indikator Sehat Menurut WHO


WHO mengemukakan beberapa indikator kesehatan yang berhubungan dengan
status kesehatan masyarakat ,yaitu :
1. Indikator kesehatan yang berhubungan dengan masyarakat:
1.Indikator komprehensif terdiri dari :
A. Angka kematian kasar menurun
Angka yang menunjukkan banyaknya kematian untuk setiap 1000 orang
penduduk pada pertengahan tahun yang terjadi pada suatu daerah pada waktu tertentu.
Dari Susenas 2003 tercatat sebanyak 767.740 kematian, sedangkan jumlah penduduk
pada pertengahan tahun tersebut diperkirakan sebesar 214.374.096 jiwa. Sehingga
Angka Kelahiran Kasar yang terhitung adalah sebesar 3,58. Artinya, pada tahun 2003
terdapat 3 atau 4 kematian untuk tiap 1000 penduduk.

B. Rasio angka mortalitas proporsional rendah


- angka kematian bayi per-1000 kelahiran hidup
jumlah bayi( umur 1 th) yang meninggal di suatu wilayah A selama 1 tahun x
1000 jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama .
- angka kematian balita per -1000 kelahiran hidup
jumlah anak umur <5 tahun yang meninggal di suatu wilayah A selama 1 tahun
x 1000 jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama .
- angka kematian ibu melahirkan per-100.000 kelahiran hidup
jumlah ibu hamil yang meninggal karena hamil,bersalin,dan nifas di suatu wilayah
A selama 1 tahun x 100.000 jumlah kelahiran hidup di wilayah A dan pada kurun
waktu yang sama .
C. Umur harapan hidup meningkat
Umur Harapan Hidup juga merupakan salah satu indikator derajat kesehatan dan
kualitas hidup masyarakat, dengan adanya peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH)
saat lahir dapat diindikasikan adanya keberhasilan pembangunan pada sektor
kesehatan. Bappenas memproyeksikan angka harapan hidup di Indonesia mencapai
73,4 tahun pada tahun 2020, dengan umur harapan hidup laki-laki 71,49 tahun dan
perempuan 75,27 tahun.
2. Indikator spesifik terdiri dari :
1. Angka kematian ibu dan anak menurun
 Dilansir dari Kompas.com, dari 1.000 kelahiran hidup sekitar 30% ibu
melahirkan mengalami kematian. Meiwita Budhiharsana dari Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia menjelaskan berdasarkan data
pada 2018 – 2019, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi, yakni 305
per 1.000 kelahiran hidup.Umumnya kematian ibu disebabkan oleh
pendarahan,eklamsia dan infeksi. kasus kematian terbesar pada ibu terjadi
pada masa pascapersalinan yaitu 57%, diikuti pada masa kehamilan 22%, dan
saat melahirkan 15%.
 Berdasarkan data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), angka kematian bayi di
Indonesia pada 2019 lalu adalah 21,12. Angka ini menurun dari catatan pada
2018 ketika angka kematian bayi di Indonesia masih mencapai 21,86 atau
pada 2017 yang mencapai 22,62.Umumnya kematian bayi disebabkan oleh
asfiksia,eklamsia ,serta bayi prematur
2. Angka kematian karena penyakit menular menurun
 TB
Di Indonesia, kasus baru yang disebabkan bakteri TB bertambah sebanyak
420.994 pada tahun 2017. Bahkan menurut WHO, ada 300 orang yang meninggal
setiap harinya karena penyakit ini.
Jumlah laki-laki yang menderita penyakit ini 1,4 kali lebih besar dibandingkan
perempuan. Menurut Kementerian Kesehatan RI, penyebabnya karena jumlah
laki-laki sebagai perokok aktif lebih besar dibanding wanita. Selain itu, laki-laki
cenderung tidak mengonsumsi obat secara rutin dibandingkan wanita.
 Pneumonia

Di Indonesia, pneumonia menjadi penyakit kedua mematikan yang


menyebabkan kematian pada bayi sebanyak 23,8% dan balita sebanyak 15,5% di
tahun 2007. Bahkan, menurut data Laporan Rutin Subdit ISPA Tahun 2017 yang
dimuat di katalog Profil Kesehatan Indonesia 2017 milik Kementerian Kesehatan,
terdapat kasus pneumonia baru sebesar 20, 54% per 1000 balilta di Indonesia.

Selain itu, menurut Kementerian Kesehatan RI, prevalensi penderita


pneumonia meningkat hingga dua persen jumlah penderitanya dari total penduduk
Indonesia pada tahun 2018.

 HIV/AIDS
Di Indonesia, pada tahun 2017, penderita HIV/AIDS yang berusia 15 tahun ke
atas sudah mencapai angka 628.492 orang, sementara angka kematian dari
penderita penyakit ini sebanyak 40.468 jiwa.
 Hepatitis B
Menurut data Kemenkes RI, pada tahun 2017, populasi masyarakat Indonesia
yang terkena Hepatitis B adalah 7.1%.
3. Angka kelahiran menurun.
Setiap tahun 4,8 juta anak lahir di Indonesia. Sejak pelaksanaan program KB mulai
1970, Indonesia telah berhasil menurunkan angka kelahiran total dari 5,7 (1960) menjadi 2,45
anak per keluarga pada awal 2020. Namun, capaian ini belum maksimal karena masih di atas
target pemerintah yaitu 2,1 anak per keluarga.

Salah satu penyebab tingginya kelahiran di Indonesia adalah rendahnya jumlah


akseptor keluarga berencana di kalangan laki-laki, hanya 4,4%. Bandingkan dengan cakupan
perempuan usia subur yang telah menjadi akseptor KB mencapai 61,9%.

2. Indikator kesehatan yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan:


1. Rasio antara pelayanan kesehatan dan jumlah penduduk seimbang
Buku pedoman kerja Puskesmas (1992) menyebutkan bahwa sasaran
penduduk yang dilayani untuk sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk. Hal ini
bisa diartikan bahwa pendirian sebuah Puskesmas idealnya ditempatkan pada suatu
wilayah yang jumlah penduduknya 30.000 2jiwa atau kurang dari angka tersebut.
Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk 1.000.000 atau lebih, wilayah kerja
Puskesmas bisa meliputi satu kelurahan. standar rasio yang ditetapkan oleh
Departemen Kesehatan bahwa setiap satu Puskesmas harus melayani 30.000
penduduk, sedangkan penduduk Kecamatan Wanadadi berjumlah 29.087 jiwa dengan
luas wilayah yang paling kecil bila dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan
lainnya.
2. Distribusi tenaga kesehatan merata

Permasalahan tenaga kesehatan diantaranya kurang meratanya distribusi


tenaga kesehatan, utamanya di Daerah Terpencil, Tertinggal, Perbatasan dan
Kepulauan (DTPK). Pada tahun 2014 sebanyak 48% tenaga kesehatan terbanyak
terpusat di pulau Jawa dan Bali dengan jumlah 435.877 orang (Kemenkes, 2014).
Data ratio perawat  pada tahun 2016 secara nasional adalah 113,40 per 100.000
penduduk, angka ini masih jauh dari target tahun 2019 yaitu 180 per 100.000
penduduk, dan juga masih belum mencapai target sebelumnya ( tahun 2014 ) yaitu
158 per 100.000 penduduk.

3. Informasi lengkap tentang fasilitas kesehatan


Di masa sekarang,IT dimana-mana sudah semakin maju.Begitu juga Rumah
sakit,sekarang banyak rumah sakit yang sudah memakai cara
modern .Misalnya,mencantumkan nama dokter dan penyakit apa yang ditanganinya,di
tepi jalan juga sering ditemukan simbol puskesmas atau pun rumah sakit sehingga
masyarakat mudah mencari akses atau jalan ke fasilitas kesehatan tersebut.
4. Informasi tentang sarana pelayanan di rumah sakit, puskesmas, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai