Anda di halaman 1dari 3

Apa Saja Indikator Kesehatan 

itu?
Oktober 11, 2012Public Health
Ada 24 indikator kesehatan yang digunakan dalam IPKM dengan nilai korelasi UHH yang
tertinggi. Indikator kesehatan tersebut adalah prevalensi balita gizi buruk dan kurang,
prevalensi balita sangat pendek dan pendek, prevalensi balita sangat kurus dan kurus,
prevalensi balita gemuk, prevalensi diare, prevalensi pnemonia, prevalensi hipertensi,
prevalensi gangguan mental, prevalensi asma, prevalensi penyakit gigi dan mulut,
prevalensi disabilitas, prevalensi cedera, prevalensi penyakit sendi, prevalensi ISPA,
proporsi perilaku cuci tangan, proporsi merokok tiap hari, akses air bersih, akses sanitasi,
cakupan persalinan oleh nakes, cakupan pemeriksaan neonatal-1, cakupan imunisasi
lengkap, cakupan penimbangan balita, ratio Dokter/Puskesmas, dan ratio bidan/desa.

Indikator sehat menurut WHO:

1. Berhubungan dengan status kesehatan masyarakat

       Indikator komprehensif

1.  Angka kematian kasar menurun

2. Rasio angka moralitas proporsional rendah

3. Umur harapan hidup meningkat

     Indikator spesifi

1. Angka kematian ibu dan anak menurun

2. Angka kematian karena penyakit menular menurun

3. Angka kelahiran menurun

2. Berhubungan dengan pelayanan kesehatan

 rasio antara pelayanan kesehatan dan jumlah penduduk seimbang


 distribusi tenaga kesehatan merata

 informasi lengkap tentang fasilitas kesehatan

 informasi tentang sarana Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit,   Puskesmas, dan


lain-lain

Indikator Kesehatan menurut Indonesia Sehat 2010 dari Depkes RI tahun 2003 terdiri
dari 3 indikator, yaitu:

 Indikator Derajat Kesehatan yang merupakan hasil akhir, terdiri atas indikator angka-
angka mortalitas, angka-angka morbiditas, dan indikator status gizi
 Indikator Hasil Antara, terdiri atas indikator keadaan lingkungan, indikator perilaku
hidup masyarakat, dan indikator akses dan mutu pelayanan kesehatan
 Indikator Proses dan Masukan, terdiri atas indikator pelayanan kesehatan, indikator
sumber daya kesehatan, dan indikator manajemen kesehatan serta indikator kontribusi
sektor-sektor terkait

Mataram (ANTARA) - Menteri Kesehatan Endang R. Sedyaningsih mengatakan, derajat kesehatan


masyarakat Indonesia cenderung meningkat dan mengarah kepada pencapaian sasaran "milenium
development goals", berkat pembangunan kesehatan secara komprehensif serta berkesinambungan selama
beberapa tahun terakhir. 

"Indikator peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia itu yakni adanya penurunan angka
kematian bayi, angka kematian ibu, dan meningkatnya status gizi masyarakat dan meningkatnya angka
harapan hidup waktu lahir," ujarnya dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekretaris Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Barat Muhammad Nur pada peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-47, di Lapangan Bumi
Gora Kantor Gubernur NTB, di Mataram, Jumat.

Capaian lainnya terkait peningkatan derajat kesehatan itu, yakni menurunnya jumlah penderita
tuberkulosis (TB) di Indonesia, sehingga Indonesia yang pada masa lalu menempati peringkat ketiga TB
terbanyak di dunia, telah bergeser ke peringkat lima. 

Selain itu, penderita polio juga sudah tidak ditemukan lagi di Indonesia selama lima tahun terakhir.
Organsasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan beberapa provinsi di Indonesia telah tereliminasi dari
tetanus maternal dan neonatal. 

Menteri Endang tidak menggambarkan angka riil berbagai indikator yang menyebabkan meningkatnya
derajat kesehatan masyarakat Indonensia itu. 

Versi Kementerian Kesehatan, pada 2011 pemerintah memberikan imunisasi tambahan campak kepada
lebih dari 11,9 juta anak dan imunisasi polio pada lebih dari 14,1 juta anak di berbagai provinsi untuk
menyukseskan pencapaian eradikasi polio dan eliminasi campak. 

Upaya mengeliminasi malaria, filariasis, dan kusta juga dilaksanakan secara intensif di seluruh Indonesia
hingga September 2011. 

Selain itu, katanya, telah diperiksa 866.552 sediaan darah untuk diagnosis malaria dan seluruh penderita
yang terdata sebanyak 204.951 orang telah diobati. 

Selain itu, upaya pengendalian penyakit tidak menular (PTM) dan upaya peningkatan cakupan air bersih
dan sanitasi dasar juga makin gencar dilakukan serta makin diperluas cakupannya selama 2010-2011. 

"Secara kumulatif diharapkan 5.500 desa di Indonesia akan mendapatkan sarana air bersih dan sanitasi
dasar melalui program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM). Dari jumlah desa itu sampai September
2011 sebanyak 4.898 desa telah mendapatkan sarana tersebut," ujarnya. 

Berbagai program terobosan untuk meningkatkan akses masyarakat kepada pelayanan kesehatan yang
bermutu juga telah dilancarkan, antara lain ditingkatkannya program jaminan kesehatan masyarakat
(jamkesmas), jaminan persalinan (jampersal) dan dilaksanakan program Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK) untuk puskesmas. 
Peningkatan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang bermutu juga dilakukan melalui
penambahan tempat tidur kelas III di rumah sakit dan pemberian perhatian khusus kepada Daerah
Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan Terluar (DPTK). 

Pada 2011 juga dimulai upaya peningkatan pelayanan kesehatan di Klaster IV pada masyarakat nelayan.

Anda mungkin juga menyukai