DISUSUN OLEH :
Sistem orde 2 yang digunakan adalah sistem pegas massa. Sebuah balok tergantung pada
pegas dengan sistem peredam berupa liquid damper. Tetapi apabila melakukan pengukuran
tinggi badan dilakukan dengan cara manual maka sangat merepotkan bagi petugas penjaganya,
maka dibuatlah alat pengukur tinggi badan digital ini yang dibuat secara minimalis hingga
menyerupai bentuk aslinya. Berangkat dari sinilah penulis ingin sekali memecahkan permasalan
yang ada dengan membuat sebuah program yaitu Perancangan Alat Pengukur Tinggi Badan
Digital Menggunakan Berbasis Mikrokontroler. Jika dilihat dari segi penampilan alatnya
mungkin tidak jauh berubah,hanya fungsinya lebih baik untuk digunakan sebagai alat ukur dan
tingkat akurasinya lebih terjamin. Soalnya kita menggunakan sensor ultrasonik yang sudah
diprogram untuk parameter angkanya, dan penunjuk angkanya kita menggunakan layar LCD
display tepat di depan kita dengan penunjuk digital sebagai penunjuk angka meternya. Dari
permasalahan diatas dapat diatasi dengan merancang dan membuat alat pengukur tinggi badan
digital yang dilengkapi dengan sensor jarak, layar LCD Display, dan mikrokontroler. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan dalam pengukuran tinggi badan seseorang
terletak pada obyek yang akan diukur yang tidak mengandung unsur menyerap sinyal.
1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Tugas Besar mata kuliah Sistem Kontrol yakni
dengan judul “Analisis Sistem Orde 2 dengan Massa Pegas Liquid Damper”. Tujuan disusun
Tugas Besar ini adalah sebagai salah untuk mengetahui penarapan dari Sistem Kontrol di
kehidupan sehari - hari. Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis menyadari telah banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik dari segi moral maupun material. Oleh karena itu
pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Imbarothur Mowaviq, ST., MT. selaku Dosen mata kuliah Sistem Kontrol, Institut
Teknologi PLN Jakarta.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Contents
ABSTRAK.......................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Batasan Masalah..............................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
LANDASAN TEORI.......................................................................................................................6
2.1 Mikrokontroler..................................................................................................................6
2.1.1 Arduino Uno..............................................................................................................6
2.1.2 Mikrokontroler At......................................................................................................7
BAB III............................................................................................................................................8
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT............................................................................8
3.1 Perancangan Alat..............................................................................................................8
3.2 Perancangan Umum..........................................................................................................8
BAB IV............................................................................................................................................9
HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................................................9
BAB V...........................................................................................................................................10
PENUTUP.....................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dari alat pengukur tinggi badan dan berat badan yang sudah ada hanya menggunakan alat
yang manual dan tingkat ke-akurasiannya sangat kecil sekali untuk mendekati angka
sesungguhnya dan suatu saat bisa berubah tingkat akurasinya dengan sendirinya seiring
berjalannya waktu dan alat tersebut sudah tidak layak lagi untuk digunakan oleh banyak orang
sebagaimana mestinya. Seiring dengan perkembangan komputer yang sangat pesat, semakin
4
banyak pekerjaan yang dulunya dilakukan oleh manusia atau dikerjakan oleh mesin yang
sederhana kini digantikan oleh mesin-mesin yang bisa mempermudah aktifitas kerja manusia.
Banyak peralatan yang tadinya digunakan secara manual kini digantikan dengan peralatan yang
otomatis.
Berangkat dari sinilah penulis ingin sekali memecahkan permasalan yang ada di atas
dengan membuat sebuah program yaitu Alat Ukur Tinggi Badan berbasis mikrokontroler. Jika
dilihat dari segi penampilan alatnya mungkin tidak jauh berubah,hanya fungsinya lebih baik
untuk digunakan sebagai alat ukur dan tingkat akurasinya lebih terjamin. Soalnya kita
menggunakan sensor ultrasonik yang sudah diprogram untuk parameter angkanya,dan penunjuk
angkanya kita menggunakan layar LCD display tepat di depan kita dengan penunjuk digital
sebagai penunjuk angka meternya.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan di bahas tentang landasan teori yang terkait dengan pokok bahasan
yang akan dilakukan. Ada beberapa bagian yang akan di jelaskan masing-masing yaitu;
3.1 Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah sistem komputer yang seluruh atau sebagian besar elemennya
dikemas dalam satu chip IC sehingga sering juga disebut dengan single chip microcomputer.
Rangkaian mikrokontroler tersusun atas sebuah IC (Integrated Circuit) dan beberapa komponen
pendukung sehingga bisa bekerja dengan baik.
6
Kata " uno " berarti "satu" dalam bahasa Italia dan dipilih untuk menandai peluncuran
awal Arduino Software . Papan Uno adalah yang pertama dari serangkaian papan Arduino
berbasis USB; dan versi 1.0 dari Arduino IDE adalah versi referensi dari Arduino, yang
sekarang telah berkembang menjadi rilis yang lebih baru. ATmega328 di papan telah
diprogram sebelumnya dengan bootloader yang memungkinkan pengunggahan kode baru ke
dalamnya tanpa menggunakan pemrogram perangkat keras eksternal.
Sementara Uno berkomunikasi menggunakan protokol STK500 asli, ia berbeda dari
semua papan sebelumnya karena tidak menggunakan chip driver FTDI USB-to-serial.
Sebaliknya, ia menggunakan Atmega16U2 (Atmega8U2 hingga versi R2) yang diprogram
sebagai konverter USB-ke-serial .
7
Bunyi ultrasonik dapat di dengar oleh anjing, kucing, kelelawar, dan lumba -
lumba.Bunyi ultrasonik dapat merambat melalui zat padat, cair, dan gas. Reflektivitas bunyi
ultrasonik di permukaan zat padat hamper sama dengan reflektivitas bunyi ultrasonik di
permukaan zat cair. Akan tetapi, gelombang bunyi ultrasonik akan diserap oleh tekstil dan busa.
Sinyal dipancarkan oleh sensor ultrasonik, sinyal berfrekuensi diatas 20kHz, biasanya
yang digunakan untuk mengukur jarak benda adalah 40kGz.
Kemudian sinyal yang telah dipancarkan akan merambat sebagai gelombang bunyi
dengan kecepatan sekitar 340 m/s, gelombang atau sinyal tersebut akan dipantulkan dan
diterima kembal oleh bagian penerima pada sensor ultrasonik.
8
Setelah sinyal atau gelombang tersebut sampai pada bagian penerima sensor ultrasonik
maka sinyal atau gelombang tersebut akan di proses untuk menghitung jarak tersebut.
Jarak benda dihitung berdasarkan rumus :
S = 340.t/2
Dimana S merupakan jarak antara sensor ultrasonik dengan benda (bidang pantul), dan t
adalah selisih antara waktu pemancar gelombang oleh transmitter dan waktu ketika
gelombang pantul diterima receiver.
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
k = Konstanta pegas
b = Konstanta redaman
u = ma + bv = ky
d2 y dy
u =m 2
+b + ky
dt dt
d2 y dy
u(t) =m 2
+b + ky(t)
dt dt
10
d2 y dy
ℒ{u(t)}= ℒ{m 2 +b + ky(t)}
dt dt
Y (s ) 1
G(s) = =
U ( s) m s 2+ bs+ k
Respon waktu adalah sesuatu hal yang sangat penting. Ketika kita mendesain sebuah sistem.
Respon waktu adalah utama yang harus diperhatikan. Karena
1. Kita akan mengetahui seberapa cepat sistem memberikan respons terhadap masukan.
2. Dari respon waktu kita akan mengetahui, apakah ada overshoot atau tidak dan sejauh
mana sistem menjadi tidak stabil.
3. Dari respon waktu kita akan mengetahui, apakah ada osilasi atau tidak.
4. Dari respon waktu kita akan mengetahui seberapa jauh sistem akurat atau tidak, juga
dapat menghitung besarnya steady state erorr.
Pemodelan
11
dalam pemodelan ini kita menggunakan input step dengan final value sebesar 1. Dan
1
menggunakan transfer function G(s) = 2
2 s +2 s +5
Ini adalah bentuk grafik dari pemodelan diatas, dimana garis biru adalah input step dengan final
value sebesar 1, dan garis kuning adalah respon sistem yang diberikan sinyal stepnya.
12
BAB IV
m = 2;
k = 2;
b = 5;
num = [0 0 1];
denum = [m b k];
sys = tf(num,denum);
figure(1);
step(sys,40);
rlocus(sys);
figure(2);
rlocus(sys);
grid on
[K, poles] = rlocfind(sys)
newsys = feedback(sys*K,1)
step(newsys,4);
grid on
13
Ini adalah bentuk grafik sistem orde 2 massa pegas dengan liquid damper,ini adalah
grafik root locus sebelum penguatan dapat dilihat pada grafik diatas, pole nya terletak
pada -1.99 dan -0.5.
14
Dan ini adalah bentuk grafik sistem orde 2 massa pegas dengan liquid damper setelah
pole -0.5 diberi penguatan K sebesar 0.0036. berikut adalah data yang diambil
berdasarkan grafik diatas :
Steady State
Settling Time Rise Time Steady State Overshoot
Error
8.38 sekon 4.61 sekon 1 0 0
Grafik dibawah ini merupakan grafik bode plot sistem orde 2 massa pegas tanpa
penguatan.
Dan grafik dibawah ini merupakan grafik bode plot sistem orde 2 massa pegas dengan
penguatan K dengan nilai K sebesar 1000
15
16
4.2 Pembahasan
(masukin Analisa)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.
17
DAFTAR PUSTAKA
- ht
18