Anda di halaman 1dari 51

MODUL PRAKTIKUM

LABORATORIUM SISTEM
PROTEKSI

PLT 42669

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
2018
1

1. SINGLE-PHASE DIRECTIONAL RELAY

1.1. TUJUAN PERCOBAAN

Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :

1. Mengerti hubungan fasa arus da tegangan pada beban resistif, induktif dan kapasitif
pada sistem tenaga listrik.
2. Menyelidiki perilaku rele terhadap arus-arus efektif, arus-arus rekatif dan arus-arus
kapasitif yang mengalir ke rele melalui pengukuran dan pengaturan sudut fasa.
3. Mengukur pemakaian daya oleh rele pada saat rele beroperasi
1.2. DASAR TEORI

1.3. DAFTAR BAHAN DAN PERALATAN YANG DIPERLUKAN

a. 1 buah trafo percobaan 6HU (Model 725 77)


b. 1 buah resistive load 1.0 (model. 733 10)
c. 1 buah L-C load (Model. 745 31)
d. 1 buah single phase directional relay (Model. 745 292)
e. 1 buah moving iron 1 A (Model. 727 31)
f. 1 buah moving iron meter 100 / 400 V (Model. 727 39)
g. 1 set of safety connecting leads (Model. 500 851)
h. 1 set of safety connecting leads, green/yellow (Model. 500 852)
i. 1 set of safety bridging plugs, black (Model. 500 59)
j. 1 set of safety bridging plugs, green/yellow (Model. 500 591)
1.4. GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN

U I

725 77 733 10 745 31

Gambar 1.1
Susunan komponen untuk percobaan rele arah satu fasa
2

Gambar 1.2
Diagram rangkaian untuk percobaan rele arah satu fasa
3

1.5. LANGKAH PERCOBAAN

1. Buatlah rangkaian percobaan sesuai dengan Gambar 1.1 dan Gambar 1.2

2. Pada rangkaian percobaan tersebut, beban L-C telah dibentuk sebagai contoh.
Hubungan beban resistive juga dibentuk dengan formasi yang sama. Perhatikan
dengan teliti bahwa polaritas untuk arus dan tegangan yang dihubungkan ke rele
harus benar!

3. Atur tegangan pada transformator percobaan pada harga yang mendekati 50 Volt
untuk setiap langkah percobaan.

4. Untuk berbagai macam konfigurasi/tipe beban ( resistive, inductive, dan


capacitive), dapatkah karakteristik sudut  pemutusan-pemutusan rele
(pengukuran sudut fasa).

5. Sebelum melakukan pengaturan harga yang baru untuk sudut  , tegangan pada
transformator percobaan harus selalu diturunkan ke posisi nol volat.

6. Lakukan pengukuran untuk masing-masing beban tahanan (R) = 100  , Induktor


(L) = 300 mH dan Kapasitor (C) = 30  F (atau khususnya untuk beban L dan C,
sesuaikan dengan persediaan yang ada)

7. Gunakan peralatan model Cat. No. 733 10 sebagai beban tahanan efektif dan
peralatan Cat. No. 745 31 sebagai beban reaktif.

8. Catat data-data pengukuran, padalembar data tabel percobaan yang disediakan.

9. Hasilnya tampilkan dalam bentuk diagram (grafik) dan amati sudut  -nya.
Pengukuran sudut fasanya diperoleh dengan kombinasi antara arus dan tegangan
dalam diagram phasor yang sesuai dengan keadaan bebannya.

Beban R Beban L Beban C


I I I

U U U
4

10. Lakukan pengukuran pemakaian daya oleh rele dalam percobaan ini, dengan cara
pengukuran pemakaian daya oleh rele dalam percobaan job tegangan lebih dan
tegangan kurang.

11. Ulangi langkah percobaan 10 di atas, untuk dua kondisi percobaan yaitu :

a. Pengukuran pemakaian daya oleh rele untuk tegangan, dengan cara


menetapkan tegangan sebesar 100 Volt, lalu mengaktifkan rele dan kemudian
ukur harga arus yang mengalir.

b. Pengukuran pemakaian daya oleh rele untuk tegangan, dengan cara


menetapkan harga arus yang mengalir sebesar 1 ampere, lalu mengaktifkan
rele dan kemudian ukur harga tegangan pada saat rele sudah beroperasi.

1.6. DATA PERCOBAAN

1.6.1. Data Pengukuran Untuk Langkah Percobaan 1 s/d 8

Tabel II.1 Pengukuran dengan beban tahanan efektif (R)


Sudut  -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6
Kondisi
operasi rele

Tabel II.2 Pengukuran dengan beban insuktif (L)


Sudut  -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6
Kondisi
operasi rele

Tabel II.3 Pengukuran dengan beban kapasitif (C)

Sudut  -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6
Kondisi
operasi rele

1.6.2. Data Pengukuran Untuk Langkah Percobaan 10

Tabel II.4 Pengukuran pemakaian daya oleh rele

U (V) I (mA) S (VA)

………….. …………….. ……………….


5

1.6.3. Data Pengukuran Untuk Langkah Percobaan 11


Tabel II.5 Pengukuran pemakaian daya oleh rele untuk tegangan tertentu

U (V) I (mA) S (VA)

100 ………….. ……………..

Tabel II.6 Pengukuran pemakaian daya oleh rele untuk arus tertentu

U (V) I (A) S (VA)

…………….. 1 ……………

1.7. TUGAS DAN PERTANYAAN

1. Buatlah analisa saudara tentang karakteristik kerja rele berarah satu fasa
berdasarkan data pada Tabel II.1, Tabel II.2, dan Tabel II.3.
2. Gambarlah kurva karakteristik kerja rele tersebut sesuai dengan pertanyaan
pada langkah percobaan 9.
3. Berikan analisa anda tentang pemakaian daya oleh rele sesuai dengan data
pengukuran anda pada Tabel II.4, Tabel II.5, dan Tabel II.6.
4. Sebutkan dan jelaskan secara singkat contoh-contoh aplikasi dari rele arah satu
fasa.
5. Buatlah kesimpulan saudara berdasarkan seluruh aktivitas praktikum pada job
ini.

1.8. Referensi

A.R. Van C. Warrington., 1969. Protective Relay : their Theory and Practice. CHAPMAN
AND HALL, John Wiley & Son, New York.
T. Wright, C. Christopoulos, 1993. Electrical Power Protection System. CHAPMAN
AND HALL, John Wiley & Son, New York.
6

2. THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR)

2.1 TUJUAN PERCOBAAN

Setelah selesai melaksanakan praktikum pada job ini, praktikan diharapkan dapat :
1. Memahami cara kerja operasi peralatan proteksi “Thermal Overload Relay”
2. Menentukan karakteristik waktu pemutusan pada “Thermal Overload Relay”
3. Mengetahui aplikasi “Thermal Overload Relay”
2.2 DASAR TEORI

2.3 DAFTAR BAHAN DAN PERALATAN YANG DIPERLUKAN

k. Power Supply AC : 220 V


l. Power Supply DC : 0 – 60 V ; 10 A
m. Thernal Over Relay : 220 ; 1 – 1,6 A
n. Amper Meter : 0 -10 A
o. Stop Watch
p. Kontaktor : 220 V
q. Kipas Angin (Fan)
r. Kabel Penghubungan Secukupnya
7

2.4 GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN

AC
220 V
A1
1 3 5
A2
2 4 6

95 97
DC
96 98

Gambar 2.1
Diagram Rangkaian Untuk Pengukuran Karakteristik Dari Thermal Overload Relay

2.5 LANGKAH PERCOBAAN

2.5.1. Pengukuran Karakteristik Dingin :


Buatlah rangkaian percobaan sesuai dengan diagram pada gambar 2.1
1. Atur setting dari thermal overload relay pada kedudukan minimal atau 1 Amper
2. Operasikan saklar dari power supply AC supaya kontaktor bekerja dan akan
menarik kontak- kontaknya
3. Operasikan saklar dari Power suplly DC dan atur tegangan keluarannya untuk
mendapatkan nilai arus yang dikehendaki. Kemudian tunggu sampai terjadi
pemutusan rangkaian oleh relay tersebut sebagai akibat dari terjadinya bebab
lebih.
4. Catat waktu pemutusannya dan masukan kedalam Tabel II.1 pada data
percobaan. Setelah itu buka sakler dari power suplly DC dan saklar dari power
supply AC dan dinginkan kembali thermal overload relay tersebut dengan
menggunakan Fan.
5. Setelah thermal overload relay tersebut dingin kembali ulangi percobaan 3 dan
4 diatas untuk nilai-nilai arus yang diminta dalam table data percobaan.
8

2.5.2 Pengukuran Karakteristik Panas :


1. Dengan menggunakan rangkaian yang sama seperti pada gambar 2.1 lakukan
pengukuran untuk mendapatkan karakteristik panas.
2. Mula-mula lakukan langkah kerja 1 s/d 5 pada bagian 2.5.1 diatas selama 10
menit. Sesudah itu naikan harga arus menjadi pemutusan.
3. Catat waktu pemutusannya dan masukan pada Tabel II.2 dan tanpa melakukan
pendinginan operasikan rele kembali tersbut dan tunggu sampai terjadi
pemutusan.
4. Ulangi percobaan tersebut untuk nilai-nilai arus yang diminta pada Tabel II.2
2.6. DATA PERCOBAAN

2.6.1 Pengukuran Karakteristik Panas

Tabel II.1 Data Pengukuran Karakteristik Panas TOR

No. I ( ampere) Lamanya pemutusan Keterangan


1 1,2
2 1,5
3 2,0
4 3,0
5 4,0
6 5,0
7 6,0

2.6.2 Pengukuran Karakteristik dingin

Tabel II.2 Data Pengukuran Karakteristik Dingin TOR

No. I ( ampere) Lamanya pemutusan Keterangan


0 1 Ampere selama 10 menit
1 1,2
2 1,5
3 2,0
4 3,0
5 4,0
6 5,0
7 6,0
9

2.7. TUGAS DAN PERTANYAAN

Berdasarkan hasil-hasil yang didapatkan dalam praktikum, jawablah tugas dan pertanyaan
di bawah ini !

6. Mengapa grafik karakteristik dari thermal overload relay merupakan garis lengkung /
tidak linier ?
7. Apakah sebabnya sehingga jika semakin besar nilai arus yang mengalir di
banandingkan terhadap nilai arus nominalnya maka semakin cepat juga waktu
dibandingkan untuk pemutusan ?
8. Mengapa bila semakin besar nilai arus yang mengalir dibandingkan terhadap nilai
arus nominalnya maka semakin besar juga perbedaan waktu pemutusan pada keadaan
dingin dan pada keadaan panas ?
9. Menurut percobaan yang telah dilakukan, apa sebabnya sehingga kita hanya mengatur
tegangan DC untuk mendapatkan nilai arus yang kita inginkan ?
10. Mengapa Thermal Overload Relay paling banyak digunakan untuk memproteksi
motor – motor listrik ?
11. Buatlah kesimpulan dari percobaan – percobaan yang telah anda lakukan.

2.8. Referensi

A.R. Van C. Warrington., 1969. Protective Relay : their Theory and Practice. CHAPMAN
AND HALL, John Wiley & Son, New York.

T. Wright, C. Christopoulos, 1993. Electrical Power Protection System. CHAPMAN


AND HALL, John Wiley & Son, New York.
10

3. EARTH LEAKAGE CIRCUIT BREAKER (ELCB)

3.1. TUJUAN PERCOBAAN

Setelah selesai melaksanakan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat :


1. Mengerti cara kerja Earth Leakage Circuit Breaker (ELCB)
2. Menentukan karakteristik besarnya arus bocor maksimum pada sebagian peralatan
listrik yanng dapat diputuskan oleh ELCB
3. Memilih Earth Leakage Circuit Breaker yang tepat sesuai dengan tujuan
penggunaannya
3.2. TEORI DASAR

3.3. DAFTAR BAHAN DAN PERALATAN

a. Autotrafo, 0-240 V : 1 buah


b. Amperemeter,0-300 mA : 1 buah
c. Power supply AC, 220 V : 1 buah
d. ELCB
*IN = 10 A, I N = 0,01 A (10 mA), UN = 220/380 V ~ : 1 buah
*IN = 25 A, I N= 0,03 A, UN 220/380 V~ : 1 buah

3.4. GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN :

Gambar 3.1
Diagram rangkaian untuk pengukuran karakteristik ELCB
11

3.5. LANGKAH PERCOBAAN

1. Buatlah rangkaian percobaan seperti Gambar 3.1, sekunder Auto trafo pada
kedudukan 0 volt. Gunakan ELCB dengan IN = 10 A.

2. Operasikan saklar power supply AC, kemudian naikkan tegangan keluaran A to


trafo secara pelan-pelan hingga ELCB melakukan pemutusan (bekerja) dan
hentikan pengaturan Auto trafo.

3. Ukur arus pemutusan ELCB dengan cara memindahkan posisi saklar “ S “ dari
posisi 1 ke posisi 2. Ulangi pengukuran tersebut sampai empat kali (sesuai
dengan yang diminta dalam tabel data percobaan ).

4. Lakukan langkah-langkah prcobaan tersebut di atas untuk masing-masing fasa


atau terminal R, S, T pada ELCB.

5. Ulangi langkah percobaan 1 s/d 4 di atas untuk ELCB dengan IN = 25 A.

3.6 DATA PERCOBAAN

Tabel III.1 Data pengukuran untuk ELCB dengan IN = 10 A.

ELCB dengan IN = 10 A
(I N = 10 mA)
Arus pemutusan
NO KUTUB %
(mA)
1
2
R
3
4

1
2
S
3
4

1
2
T
3
4
12

Tabel III.2 Data pengukuran untuk ELCB dengan IN = 25 A.

ELCB dengan IN = 25 A
(I N = 30 mA)
Arus pemutusan
NO KUTUB %
(mA)
1
2
R
3
4

1
2
S
3
4

1
2
T
3
4

3.7. TUGAS DAN PERTANYAAN :

1. Bandingkan antara hasil pengamatan dan harga yang tertera pada ELCB.
2. Faktor apakah yang mendasari penentuan nilai arus pemutusan pada ELCB ?.
Jelaskan !.
3. Jelaskan prinsip kerja dari ELCB yang telah anda praktekkan.
4. Apabila ELCB dirangkai seperti pada gambar dibawah ini, bagaimanakah
operasi dari ELCB tersebut untuk beberapa harga arus I yang diberikan.

5. Buatlah kesimpulan dari seluruh percobaan yang telah anda lakukan.


13

4. RANGKAIAN PEMUTUS PROTEKSI MOTOR (RPPM)

4.1 TUJUAN PERCOBAAN

Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :

1. Merangkai sebuah motor tak sinkron 3 phasa dalam suatu hubungan delta dan
dilengkapi dengan rangkaian proteksi motor.
2. Menginterpretasikan rating arus motor berdasarkan data name plate motor dan
mengatur setting proteksi motor yang sesuai.
3. Mengoperasikan motor 3 phasa lengkap dengan rangkaian proteksinya serta
mengaplikasikan suatu beban dengan menggunakan sebuah beban magnetik yang
dapat diatur sehingga dapat dikondisikan peralatan proteksi motor untuk trip
(beroperasi).
4. Menjelaskan bagian-bagian komponen dari sistem proteksi motor.
5. Memberikan/melaksanakan dua kondisi dimana terjadi pemutusan peralatan proteksi
motor.
6. Memahami bahwa peralatan proteksi harus disetting sedemikian rupa menurut arus
nominal motor sehingga peralatan proteksi dapat bekerja dengan baik.
4.2. TEORI DASAR

4.3 PERALATAN-PERALATAN UKUR DAN KOMPONEN

1. Motor 3 phasa tak serempak dengan rotor sangkar 1 buah


2. Saklar proteksi motor 1 set
3. Beban magnetik (magnetic powder brake) 1 buah
4. Kopling penghubung 1 buah
5. Pelindung Koupling 1 buah
6. Pelindung shaft rotor 1 buah
14

4.4 DIAGRAM RANGKAIAN

Gambar 4.1

4.5 PENGANTAR

4.5.1 Sebuan motor 3 phasa dilengkapi dengan suatu saklar pengaman, dihubungkan ke
suplai 3 phasa dalam suatu hubungan delta, seperti pada gambar.

Gambar 4.2
15

4.5.1 Untuk mengoperasikan motor, maka tekanlah tombol warna hijau, sehingga motor
akan beroperasi bersamaan dengan itu kontak saklar 3 fasa akan menutup.
Selanjutnya supply tegangan akan mengoperasikan motor.
4.5.2 Jika menekan tombol warna merah, sedangkan saklar pengaman pada motor masih
beroperasi, maka hal ini akan menyebabkan motor akan berhenti bekerja.
4.5.3 Saklar pengaman motor terdiri dari bimetal yang akan bekerja mengamankan
motor yang sedang mengalami beban lebih, sedangkan elektromagnetik akan
menghentikan kerja motor seketika jika terjadi gangguan arus hubung singkat.
Jika arus motor melebihi dari arus nominal pada saklar pengaman, maka relay
pengaman akan jatuh/trip bersamaan membukanya anak kontak.
Saklar pengaman motor akan off dan akan kembali normal jika bimetal sudah
kembali pada posisi semula setelah dilakukan pendinginan.
Sediakan beban motor, operasikan dengan tangan untuk melakukan pengereman
saklar magnetik sesuai tabel. Aturlah kecepatan dan torsi bila perlu.
Jika saklar magnetik tidak tersedia, maka motor bisa dibebani dengan motor shunt
secara terkopel atau generator kompond, dimana generator ini dibebani dengan
beban resistor.

4.6 LANGKAH PERCOBAAN


4.6.1 Susunlah komponen-komponen rangkaian dan buat rangkaian percobaan seperti
yang ditunjukkan pada gambar 4.1 dan gambar 4.2 di atas.
Aturlah saklar pengaman motor sesuai dengan batas rating arus untuk hubungan
delta, seperti ditunjukkan pada tabel motor.
Operasikan saklar motor secara lambat untuk menaikkan beban pada motor sampai
terlihat beban lebih dan rele proteksi akan bekerja/trip.
4.6.2 Terdiri dari apa saja saklar pengaman motor tersebut?
4.6.3 Perlindungan dengan cut-out pada motor dapat juga untuk kondisi beban lebih atau
keadaan saat pengasutan.
4.6.4 Jelaskan, untuk apakah nilai arus harus diatur/disetting pada saklar pengaman
motor?
4.6.5 Apa yang terjadi bila motor dalam keadaan beban lebih?
16

PERTANYAAN PADA PERCOBAAN (LEMBAR KERJA)

Untuk langkah percobaan 4.6.2 Sebuah saklar pengaman motor terdiri dari :

a) ....................................................................................................

b) .....................................................................................................

Untuk langkah percobaan 4.6.3

Motor telah terproteksi terhadap gangguan beban lebih oleh ................................

Motor telah diproteksi terhadap gangguan arus hubung singkat oleh ....................

Untuk langkah percobaan 4.6.4

Saklar pengaman motor adalah disetting pada : .....................................................

Buatlah laporan dari hasil praktek job ini.

4.7 KESIMPULAN

4.8 REFERENSI
17

5. RANGKAIAN PENGAMAN RELE TEGANGAN

5.1 TUJUAN PERCOBAAN

Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :


4. Menerangkan bagaimana kerja dan fungsi rangkaian pengaman rele tegangan .
5. Menerangkan mengapa pentanahan bantu harus berjarak minimum 10 m dari
pentanahan pengaman.
6. Menerangkan mengapa kabel yang harus dipakai untuk menghubungkan pentanahan
bantu.
5.2 PENDAHULUAN

5.3 PERALATAN YANG DIPERLUKAN

s. Transformer ............................................. 1 buah

t. Simbol tanah ............................................. 1 buah

u. Beban ........................................................ 1 buah

v. Avometer .................................................. 1 buah

w. Rangkaian Pengaman Rele Tegangan ....... 1 buah

x. Tahanan : 2.2 Ohm/11 watt ........... 1 buah

22 Ohm/11 watt ............. 1 buah

150 Ohm ........................ 1 buah

2.2 kOhm ....................... 2 buah

y. Potensiometer 1 kOhm/30 watt ................ 1 buah


18

5.4 GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN

5.5 TUGAS DAN PERTANYAAN

1. Buat rangkaian seperti pada rangkaian percobaan.


Pentanahan bantu berjarak 25 m disekeliling pentanahan pengman.
Ukur tegangan sentuh yang menyebabkan rele tegangan bekerja dengan mengatur
potensiometer, dan tentukan RF nya.
2. Pada tegangan VKH berapa rele tegangan bekerja
3. Ukur tegangan sentuh VB pada saat rele tegangan bekerja untuk jarak pentanahan
bantu 20 m, 15 m, 10 m, 5 m.
4. Berapa jarak maksimum antara pentanahan bantu dengan pentanahan pengaman
dimana rele tegangan masih bekerja.
5. Terangkan mengapa pentanahan bantu harus menggunakan kawat yang berisolasi.
5.6 Reference

1. Leybold – Heraens, Electrical Safety Measurements, ESM 1/15

2. PLN, PUIL 2000


19

6. PENGETESAN RANGKAIAN PENGAMAN RELE TEGANGAN

6.1 TUJUAN PERCOBAAN

Setelah selesai melaksanakan praktikum pada job ini, praktikan diharapkan dapat :
4. Melakukan pengetesan sebuah rangkaian pengaman rele tegangan dengan benar.
5. Menerangkan mengapa pentanahan sendiri (pengaman, pembantu) harus berjarak
paling jauh 10 m.

6.2 PENDAHULUAN

6.3 DAFTAR BAHAN DAN PERALATAN YANG DIPERLUKAN

1. Transformer ..................................................... 1 buah


2. Simulator tanah ................................................ 1 buah
3. Beban .............................................................. 1 buah
4. Avometer ........................................................ 1 buah
5. Pengaman rele tegangan ................................. 1 buah
6. Potensiometer 1 kOhm .................................. 1 buah
7. Tahanan : 1 Ohm/11 watt ...................... 1 buah
2.2 kOhm .............................. 1 buah
6.4 GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN
20

6.5 TUGAS DAN PERTANYAAN

1. Buat rangkaian seperti pada rangkaian percobaan.


Periksa aksi dari rele tegangan dengan mengoperasikan tombol pengetesan.
2. Tentukan tegangan kerja rele-rele tegangan dengan mengatur potensiometer RF,
sampai saklar membuka.
Ukur tegangan antara rumah peralatan dengan tanah saat rele tegangan bekerja.
3. Apakah tegangan itu sesuai dengan tegangan yang telah ditentukan dalam PUIL
2000?
4. Hubungkan pentanahan bantu terminal H ke lubang 20 m, 15 m, 10 m dan periksa
tegangan sentuh antara rumah peralatan dengan tanah.
5. Berikan kesimpulan mengenai hasil percobaan di atas.

6.6 KEPUSTAKAAN

Leybold – Heraens, Electrical Safety Measurements, ESM 1/16


21

7. PENTANAHAN PENGAMAN

7.1 TUJUAN PERCOBAAN


Setelah selesai melaksanakan praktikum job ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Melakukan salah satu cara pengukuran tahanan pentanahan
2. Menentukan baik tidaknya tahanan pentanahan suatu instalasi listrik
3. Menghitung tahanan jenis tanah dari hasil pengukuran

7.2 PENDAHULUAN
7.3 DAFTAR BAHAN DAN PERALATAN :
1. Autotrafo 220 Volt : 1 buah
2. Trafo Isolasi 1:4/55V:220V : 1 buah
3. Amperemeter : 1 buah
4. Voltmeter : 1 buah
5. Elektroda bantu : 2 buah
6. Obeng minus no. 5 : 1 buah
7. Tang kombinasi : 1 buah
8. Palu : 1 buah
9. Pentanahan referensi : 1 buah
10. Kabel NYAF 4 mm2 (20 m) : 1 buah
11. Kabel NYAF 4 mm4 (40 m) : 1 buah
12. Kabel : secukupnya
22

7.4 LANGKAH PERCOBAAN DAN PERTANYAAN


7.4.1 Buatlah rangkaian percobaan seperti pada gambar di bawah ini :

7.4.2 Aturlah autotrafo seperti dalam tabel data pengamatan


7.4.3 Amatilah hasil pengukuran yang dilakukan dan catat serta masukkan dalam tabel
data dan pengamatan.
7.4.4 Jelaskan hasil yang diperoleh dalam tabel data dan pengamatan
23

7.5 DATA PENGAMATAN DAN JAWABAN

7.5.1 TABEL DATA DAN PENGAMATAN


Ie (mA) Ve (Volt) Re () Re (Rata2)

100

200

300

400

500

Catatan :
1. Tahanan dalam Voltneter harus sebesar mungkin
2. Arus Ie tidak pernah lebih besar daripada arus minimal trafo isolasi
Contoh : Ampere meter dan Volt meter : Elavi 16
Arus Ie maksimal : 2 A
Re = (Ve / Ie)

7.5.2 Dari tabel data pengamatan di atas dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut :

7.6 KESIMPULAN

KEPUSTAKAAN :
1. Paddock, J.O., Calvin R.A.W., Electrical Installation Technology and Practice
2. PUIL 2000, PLN
24

8. TRANSFORMATOR ISOLASI (ISOLASI PENGAMAN)

8.1 TUJUAN PERCOBAAN

Setelah selesai melaksanakan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat :

4. Membuktikan bahwa sisi sekunder transformator isolasi tidak boleh ditanahkan

5. Menerangkan mengapa hanya satu pemakai/beban yang diperbolehkan dihubungkan


dengan satu transformator isolasi

6. Membuat dan mengoperasikan rangkaian isolasi pengaman

7. Menguji manfaat transformator dan membuat simulasi suatu keadaan gangguan

8.2 TEORI DASAR/PENDAHULUAN

8.3 DAFTAR BAHAN DAN PERALATAN YANG DIPERLUKAN

e. Protective Circuit Trainer (Type 2610) : 1 buah


f. Isolating Transformer (Type 2610.3) : 1 buah
g. Low Voltage Transformer (Type 2610.4) : 1 buah
h. Load Symbol, Single Phase (Type 2302.3) : 1 buah
i. Resistor 2,4 K/2 W : 1 buah
j. Resistor 2,2 /10 W : 2 buah
k. Resistor 5.1 /10 W : 1 buah
25

8.4 GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN

8.4.1 Buatlah rangkaian seperti pada gambar di bawah ini :

8.4.2. Lakukan pemngamatan dan lengkapi tabel 4-1 hingga 4-4

TABEL 4-1
ORANG MENYENTUH TRANSFORMER ISOLASI

Kegagalan Isolasi ke Apakah tegangan sentuhnya membahayakan?

N
L1
N’
L1 + L1’
L1 + N’
N + L1’
N + N’
26

TABEL 4-2
ORANG MENYENTUH RUMAH BEBAN

Kegagalan isolasi ke : Apakah tegangan


sentuhnya
Transformator Isolasi ke : Beban ke : membahayakan ?

- L1’
- N’
N L1’
N N’
L1 L1’
L1 N’
N’ L1’
N’ N’
L1’ L1’
L1’ N’

TABEL 4-3
ORANG MENYENTUH PENGHANTAR L1’

Kegagalan isolasi pada Apakah tegangan sentuhnya


Transformer Isolasi membahayakan?

L1’
N’

TABEL 4-4
ORANG MENYENTUH PENGHANTAR N’

Kegagalan isolasi pada Apakah tegangan sentuhnya


Transformer Isolasi membahayakan?

L1’
N’

8.4.3 Periksalah ke empat tabel hasil percobaan tersebut.

8.4.4 Bila output isolating transformer pada rangkaian gambar di atas dihubungkan dengan
low voltage transformer (220 V/42 V), penghantar netral pada beban terhubung
pada bodi, dan penghantar fasa pada low voltage transformer (primer) juga
terhubung ke bodi, maka bagaimana kondisi orang yang menyentuh bodi pada beban
dan pada bodi low voltage transformer? Beri penjelasan!.

8.5 KESIMPULAN
27

9. PENTANAHAN DAN PENTANAHAN PEMBANTU

9.1 TUJUAN PERCOBAAN :

Setelah selesai melaksanakan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat :


1. Menerangkan apa yang dimaksud dengan daerah berbahaya (area of risk)
2. Menerangkan mengapa daerah berbahaya dapat diambil dari dua arah
3. Menerangkan pentingnya kita mengetahui tegangan permukaan
4. Memberikan alasan mengapa harus ada pemisahan batas minimum dari pentanahan
utama dengan pentanahan bantu.

9.2 TEORI DASAR/PENDAHULUAN

9.3 DAFTAR BAHAN DAN PERALATAN :

1. Protective Circuit Trainer (Type 2610) 1 buah

2. Load Symbol, Single Phasa (Type 2302.3) 1 buah

3. Earthing Simulator (Type 2311) 1 buah

4. Resistor 2.2 /10 W 1 buah


28

9.4 LANGKAH PERCOBAAN DAN PERTANYAAN

1. Buat rangkaian percobaan seperti pada gambar 4-1 di bawah ini :

Gambar 4-1 Rangkaian Percobaan

2. Lakukan pengukuran tegagan sentuh untuk tiap jarak yang diberikan pada tabel 4-1
dan tabel 4-2

Tabel 4-1

I (m) 0 10 15 20 25 Reference Earth


V1 (Volt)

Tabel 4-2
I (m) Reference Earth 25 20 15 10 5 0

V2 (Volt)
29

3. Gambar Grafik V = f(L)

4. Berikan Penjelasan dan analisa dari grafik tersebut

5. Berikan kesimpulan dan analisa hasil pengukuran pada tabel 4-1 dan tabel 4-2 untuk
jarak 0-5 meter dan 20-25 meter.

6. Apakah berbahaya apabila orang berada pada jarak 1 meter dari titik pentanahan?
Berikan penjelasan saudara.

9.5 KESIMPULAN
30

10. PENGAMAN DENGAN SISTEM TEGANGAN RENDAH YANG


MENGGUNAKAN TRANSFORMATOR

10.1 TUJUAN PERCOBAAN :

Setelah selesai melaksanakan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat :


1. Membuktikan bahwa tidak membahayakan bila sisi tegangan rendah tersentuh.
2. Menerangkan mengapa tidak berbahaya orang menyentuh sisi tegangan rendah yang
ditanahkan saat terjadi kegagalan isolasi pada sisi tegangan tinggi.
3. Menerangkan mengapa berbahaya bila terjadi kegagalan isolasi pada sisi tegangan
tinggi dan tegangan rendah.
4. Menerangkan mengapa antara kumparan primer dan sekunder harus selalu terisolasi.

10.2 TEORI DASAR/PENDAHULUAN

10.3 DAFTAR BAHAN DAN PERALATAN :

5. Protective Circuit Trainer (Type 2610) 1 buah

6. Low Voltage Transformer (Type 2302.4) 1 buah

7. Resistor 1 k/2 W 1 buah

8. Resistor 2.2 /10 W 1 buah

9. Resistor 5.1 /10 W 1 buah


31

10.4 LANGKAH PERCOBAAN DAN PERTANYAAN


1. Buat rangkaian percobaan seperti pada gambar 4-1 di bawah ini :

Gambar 4-1 Rangkaian Percobaan

2. Ukur terangan sentuhnya bila orang menyentuh satu persatu terminal output low
voltage transformer.

VB = .............................

3. Disini terjadi hubung singkat pada input low voltage transformer, antara L1 dengan
bodi. Ukur tegangan sentuhnya, bila orang menyentuh :

- Terminal output low voltage transformer. VB = ....................

- Bodi low voltage transformer. VB = .......................


32

4. Disini terjadi hubung singkat pada input low voltage transformer antara L1 dengan
bodi dan pada output low voltage transformer antara L1 dengan bodi. Ukur tegangan
sentuhnya bila orang menyentuh :

- Terminal output low voltage transformer. VB = ..................

- Bodi low voltage transformer. VB = ...................

5. Jelaskan perbedaan antara pengukuran 3 dan 4 di atas.

6. Pada percobaan di atas, tegangan sentuh manakah yang membahayakan? Jelaskan!

10.5 KESIMPULAN
33

11. OVERVOLTAGE AND UNDERVOLTAGE TIME-LAG RELAY

11.1. TUJUAN PERCOBAAN

Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :


1. Menjelaskan perilaku rele tegangan lebig dan rele tegangan kurang terhadap keadaan
tegangan lebih dan keadaan tegangan kurang untuk setting-setting rele yang bervariasi.
2. Mengukur besaran penundaan (keterlambatan) waktu operasi rele
3. Mengukur konsumsi daya rele
4. Mengatur waktu operasi rele sesuai dengan yang diinginkan
5. Mendemonstrasikan suatu pemutusan rangkaian dengan menggunakan rele tegangan
lebih dan rele tegangan kurang pada suatu rangkaian yang mengalami keadaan
tegangan lebih atau keadaan tegangan kurang.
11.2. DASAR TEORI/PENDAHULUAN

11.3. DAFTAR BAHAN DAN PERALATAN YANG DIPERLUKAN

1. Unit suplai fasa tiga dengan FCCB (Model. 726 75) 1 buah.
2. Modul power circuit breaker (Model. 745 561) 1 buah
3. Transformator tiga fasa (Model. 745 50) 1 buah
4. Resistive load 1.0 (Model. 733 10) 1 buah
5. Stopclock (Model. 313 031) 1 buah
6. Rele Overvoltage and Undervoltage (Model. 745 18) 1 buah
7. Moving iron meter 2.5 A (Model. 727 32) 1 buah
8. Moving iron meter 600 V (Model. 72 38) 1 buah
9. Moving iron meter 100/400 V (Model. 727 39) 1 buah
10. The safety connecting leads, green/yellow (Model. 500 851) 1 sets
11. The safety bridging plugs, black (Model. 500 59) 1 sets
12. The safety bridging plugs, green/yellow (Model. 500 591) 1 set
11.4. GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN

U U

303 031 745 18 I

726 75 745 561 745 50 733 10

Gambar 11.1
Susunan komponen untuk percobaan rele tegangan lebih dan rele tegangan kurang
34

Gambar 11.2
Diagram rangkaian untuk percobaan rele tegangan lebih dan rele tegangan kurang
35

Gambar 11.3
Diagram rangkaian untuk percobaan pengukuran pemakaian daya pada rele tegangan
lebih dan rele tegangan kurang
36

Gambar 11.4
Diagram rangkaian untuk percobaan pengukuran waktu-waktu operasi dari rele serta
mendemonstrasikan fungsi dari rele tegangan lebih dan rele tegangan kurang
37

11.5. LANGKAH PERCOBAAN

11.5.1. Percobaan Rele Tegangan Kurang

1. Susunlah komponen rangkaian percobaan seperti pada Gambar 11.1


2. Rangkailah rangkaian percobaan sesuai dengan diagram rangkaian pada Gambar
11.2
3. Atur setting awal pada rele seperti berikut ini :
o Time delay : 0,5 s
o Undervoltage : 0,925
o Overvoltage : 1,05
4. Berikan harga UN – 5% pada sisi sekunder dari trafo tiga fasa
5. Resistive load (Model. 733 10) adalah digunakan sebagai beban. Nilai tahanan
R mula-mula diatur sebesar 100% agar pada saat unit suplai dihubungkan ke
rangkaian, arus yang mengalir dalam rangkaian sangat kecil. (Dalam percobaan
ini, arus yang mengalir pada rangkaian trafo tidak boleh melampaui 1,2 A. Jika
arus yang mengalir pada trafo lebih besar dari 1,2 A, maka trafo akan
mengalami beban lebih dan dapat menjadi rusak).
6. Operasikan rangkaian dengan mengaktifkan modul power circuit-breaker.
7. Naikkan harga arus secara lambat dengan cara mengurangi nilai tahanan R
secara perlahan-lahan (lambat) sampai rele tegangan kurang beroperasi. Catatlah
nilai tegangan operasi terukur rele, pada saat rele tegangan kurang beroperasi.
8. Turunkan harga arus secara perlahan-lahan (lambat) dengan menaikkan nilai
tahanan R secara lambat sampai rele melepaskan kontaknya. Catatlah nilai
tegangan pelepasan terukur rele, pada saat rele tegangan kurang melepaskan
kontaknya.
(Perhatikan! Pengaturan nilai tahanan R secara lambat dalam percobaan
ini adalah sangat diperlukan karena reaksi dari rele untuk beroperasi
tertunda selama 0,5 detik).
9. Catat harga-harga tegangan setting, tegangan operasi dan tegangan pelepasan
(release) dari rele yang didapatkan pada langkah percobaan 6, 7, dan 8 di atas,
dan masukkan pada tabel percobaan yang disediakan.

10. Ulangi langkah percobaan 3 hingga langkah percobaan 9 di atas, untuk harga U N
– 10%; Time delay = 0,5 s; Undervoltage = 0,89. Catat harga-harga setting rele,
tegangan operasi rele dan tegangan pelepasan rele yang terukur dari percobaan
tersebut.
11.5.2. Percobaan Rele Tegangan Lebih

1. Susunlah komponen rangkaian percobaan seperti pada Gambar 11.1

2. Rangkailah rangkaian percobaan sesuai dengan diagram rangkaian pada Gambar


11.2.
38

3. Atur setting awal pada rele seperti berikut ini :


o Time delay : 0,5 s
o Undervoltage : 0,925
o Overvoltage : 1,05
4. Berikan harga UN + 5% pada sisi sekunder trafo tiga fasa.
5. Mula-mula tetapkan nilai tahanan beban R kira-kira sebesar 15% - 20% dari
harga maksimumnya.
6. Operasikan rangkaian percobaan dengan mengaktifkan modul power circuit-
breaker.
7. Kurangi nilai arus yang mengalir dalam rangkaian secara lambat dengan cara
memperbesar nilai tahanan beban R secara lambat sampai rele tegangan lebih
beroperasi. Catatlah nilai tegangan operasi terukur rele, pada saat rele tegangan
lebih beroperasi.
8. Naikkan harga arus secara perlahan-lahan (lambat) dengan menurunkan nilai
tahanan R secara lambat sampai rele melepaskan kontaknya. Catatlah nilai
tegangan pelepasan terukur rele, pada saat rele tegangan lebih melepaskan
kontaknya.
(Perhatikan! Sama seperti percobaan rele tegangan kurang, pengaturan
nilai tahanan R secara lambat dalam percobaan ini adalah sangat
diperlukan karena reaksi dari rele untuk beroperasi tertunda selama 0,5
detik).
9. Catat harga-harga tegangan setting, tegangan operasi dan tegangan pelepasan
(release) dari rele yang didapatkan pada langkah percobaan 6, 7, dan 8 di atas,
dan masukkan pada tabel percobaan yang disediakan.
10. Ulangi langkah percobaan 3 hingga langkah percobaan 9 di atas, untuk harga U N
+ 5%; Time delay = 0,5 s; Overvoltage = 1,07. Catat harga-harga setting rele,
tegangan operasi rele dan tegangan pelepasan rele yang terukur dari percobaan
tersebut.

11.5.3. Pengukuran Pemakaian Daya Oleh Rele Tegangan Lebih dan Rele Tegangan
Kurang.
1. Untuk percobaan pengukuran pemakaian daya oleh rele tegangan lebih dan rele
tegangan kurang, rangkailah rangkaian percobaan sesuai dengan diagram
rangkaian pada Gambar 11.3.
2. Operasikan rele pada harga tegangan nominal dengan cara menetapkan harga
UN pada sisi sekunder dari trafo tiga fasa.
3. Tentukan besarnya daya yang digunakan oleh rele pada saat rele beroperasi
dengan cara mengukur harga arus yang mengalir ke rele dan harga tegangan
terminal rele.
4. Lakukan pengukuran pemakaian daya oleh rele untuk rele tegangan kurang dan
untuk rele tegangan lebih
39

11.5.4. Percobaan Mendemostrasikan Suatu Pemutusan Rangkaian Dengan Menggunakan


Rele Tegangan Kurang dan Rele Tegangan Lebih
1. Untuk melakukan percobaan demonstrasi pemutusan rangkaian oleh rele dan
untuk mengukur pengaturan waktu-waktu operasi rele, rangkaian rangkaian
percobaan sesuai dengan diagram rangkaian pada Gambar 11.4.
2. Aturlah harga tegangan yang masuk ke rele dan juga setting-setting yang
diberikan pada rele sedemikian rupa sehingga pada saat rangkaian percobaan
diaktifkan, maka rangkaian dalam keadaan tegangan lebih atau dalam keadaan
tegangan kurang. Gunakan hasil percobaan pada langkah percobaan 11.5.1 dan
11.5.2 untuk membuat kondisi rangkaian yang dimaksud.
3. Operasikan rangkaian percobaan dengan mengaktifkan modul power circuit-
breaker. Stopclock akan beroperasi secara langsung bersamaan dengan
beroperasinya rangkaian percobaan dan kemudian rele tegangan lebih atau rele
tegangan kurang akan beroperasi secara otomatis dan memutuskan rangkaian
sebagai akibat adanya keadaan tegangan lebih atau keadaan tegangan kurang
tersebut. (Operasi pemutusan rangkaian oleh circuit breaker dalam hal ini
disebabkan oleh bekerjanya rele tegangan lebih atau rele tegangan kurang).
4. Catatlah harga-harga waktu pemutusan rele yang dihitung oleh stopclock.
Lakukan percobaan untuk setting waktu operasi rele : 0,5 s; 1 s; 2 s; 3 s; 4 s; dan
5 s, untuk rele tegangan kurang dan untuk rele tegangan lebih. Jangan lupa
untuk me-reset stopclock dengan menekan tombol “reset”, setelah setiap kali
melakukan pengukuran.

11.6. DATA PERCOBAAN

11.6.1. Percobaan Rele Tegangan Kurang

Tabel 11.1 Data Operasi Rele Tegangan Kurang Dengan UN – 5%


Setting Rele Tegangan Kurang 0,925
Nilai Tegangan Operasi terukur (V)
Nilai Tegangan Pelepasan Terukur (V)

Tabel 11.2 Data Operasi Rele Tegangan Kurang Dengan UN – 10%


Setting Rele Tegangan Kurang 0,89
Nilai Tegangan Operasi terukur (V)
Nilai Tegangan Pelepasan Terukur (V)
40

11.6.2. Percobaan Rele Tegangan Lebih


Tabel 11.3 Data Operasi Rele Tegangan Lebih Dengan UN + 5%
Setting Rele Tegangan Lebih 1,05
Nilai Tegangan Operasi terukur (V)
Nilai Tegangan Pelepasan Terukur (V)

Tabel 11.4 Data Operasi Rele Tegangan Lebih Dengan UN + 5%


Setting Rele Tegangan Kurang 1,07
Nilai Tegangan Operasi terukur (V)
Nilai Tegangan Pelepasan Terukur (V)

11.6.3. Percobaan Pengukuran Pemakaian Daya Oleh Rele


Tabel 11.5 Data Pengukuran Pemakaian Daya Rele Tegangan Kurang
U(V) I(mA) S(VA)

Tabel 11.6 Data Pengukuran Pemakaian Daya Rele Tegangan Lebih


U(V) I(mA) S(VA)

11.6.4. Pengkuran Waktu Operasi Rele


Tabel 11.7 Data Pengukuran Waktu Operasi Rele Tegangan Kurang
Setting t(s) 0,5 1 2 3 4 5
Terukur t(s)

Tabel 11.8 Data Pengukuran Waktu Operasi Rele Tegangan Lebih


Setting t(s) 0,5 1 2 3 4 5
Terukur t(s)
41

11.7. TUGAS DAN PERTANYAAN


Berdasarkan data hasil praktek dan pengamatan yang didapatkan melalui percobaan ini,
jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
1. Hitunglah nilai reset rasio untuk rele tegangan kurang dan rele tegangan lebih
berdasarkan data pengukuran yang anda peroleh pada Tabel 11.1 sampai dengan
Tabel 11.4.
2. Buat analisa saudara mengenai data hasil pengukuran dalam Tabel 11.1 sampai
dengan Tabel 11.4
3. Buat analisa saudara untuk percobaan langkah 11.5.3 dan untuk percobaan langkah
11.5.4
4. Sebutkan dan jelaskan aplikasi rele tegangan kurang dan rele tegangan lebih
5. Buatlah kesimpulan dari seluruh percobaan yang telah anda lakukan

11.8. REFERENSI
A.R. Van C. Warrington., 1969. Protective Relay : their Theory and Practice. CHAPMAN
AND HALL, John Wiley & Son, New York.
T. Wright, C. Christopoulos, 1993. Electrical Power Protection System. CHAPMAN
AND HALL, John Wiley & Son, New York.
42

12. MINIATUR CIRCUIT BREAKER

12.1. TUJUAN PERCOBAAN


Setelah selesai melaksanakan praktikum job ini, mahasiswa diharapkan dapat :
4. Mengerti cara kerja Miniatur Circuit Breaker (MCB)
5. Menggambar dan memahami karakteristik Miniatur Circuit Breaker
6. Memilih Miniatur Circuit Breaker sesuai dengan tujuan pemakaianya

12.2. TEORI DASAR


12.3. DAFTAR BAHAN DAN PERALATAN :
13. Power supply AC 220 V : 1 buah
14. Trafo arus 220 V,10 A/10 V,220 A : 1 buah
15. Autotrafo 220 V,10 A/0-250 V,10 A : 1 buah
16. Amperemeter 1-16 A : 1 buah
17. Stopwatch : 1 buah
18. MCB tipe C:2 A : 1 buah
19. Kipas angin (FAN) : 1 buah
20. Kabel penghubung : 1 buah

12.4. GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN :

Gambar 12.1 Diagram Rangkaian Percobaan


43

12.5. LANGKAH PERCOBAAN :


12.5.1 Menentukan Karakteristik Dingin :
1. Buatlah rangkaian percobaan sesuai dengan gambar 12.1
2. Operasikan saklar power supply AC,kemudian atur kedudukan autotrafo untuk
mendapatkan nilai arus In yang diinginkan
3. ”OFF” kan kembali saklar power supply AC,sehingga bimetal MCB dingin
kembali dan gunakan Fan untuk mendinginkannya
4. Tanpa mengubah kedudukan autotrafo yang telah diatur tersebut,operasikan
kembali saklar power supply AC dan tunggu hingga terjadi pemutusan oleh
MCB.catat lamanya waktu pemutusan tersebut dan masukkan ke dalam tabel
data percobaan (Tabel XII.1).
5. Setelah mendinginkan kembali MCB, ulangi langkah percobaan tersebut untuk
nilai-nilai arus yang diinginkan pada Tabel XII.1

12.5.2 Menentukan Karakteristik Panas


1. Dengan menggunakan gambar rangkaian yang sama seperti pada percobaan
karakteristik dingin
2. Mula-mula alirkan arus melalui MCB sebesar nilai arus nominalnya selama 10
menit sebagai pemanasan awal.
3. Tanpa melakukan pendinginan terhadap MCB,lanjutkan pengukuran untuk
nilai-nilai arus yang diminta pada Tabel XII.2
4. Catat lamanya waktu-waktu pemutusan dan hasilnya masukan kedalam tabel
data percobaan (Tabel XII.2).

12. 6. DATA PERCOBAAN :


12.6.1. Menentukan Karakteristik Dingin :
Tabel XII.1 Data Pengukuran Karakteristik Dingin MCB 2 ampere

No. I (Ampere) Lamanya Pemutusan Keterangan


(detik / menit)
1 2,4
2 3,0
3 3,8
4 5,0
5 7,0
6 8,0
7 10,0 -
44

12.6.2 Mentukan Karakteristik Panas :

Tabel XII.2 Data Pengukuran Karakteristik Panas MCB 2 ampere

No. I (Ampere) Lamanya Pemutusan Keterangan


(detik / menit)
0 2 Ampere selama 10 menit
1 2,4
2 3,0
3 3,8
4 5,0
5 7,0
6 8,0
7 10,0 -

12.7. TUGAS DAN PERTANYAAN :


1. Gambarkan karakteristik dingin dan karakteristik panas dari MCB.
2. Jelaskan perbedaan kedua karakteristik tersebut.
3. Jelaskan kegunaan MCB dan sebutkan dimana saja MCB tersebut banyak
digunakan.
4. Terangkan prinsip Kerja MCB.
5. Buatlah kesimpulan dari percobaan-percobaan yang telah anda lakukan

12.8. REFERENSI

A.R. Van C. Warrington., 1969. Protective Relay : their Theory and Practice. CHAPMAN
AND HALL, John Wiley & Son, New York.

T. Wright, C. Christopoulos, 1993. Electrical Power Protection System. CHAPMAN


AND HALL, John Wiley & Son, New York.
45

13. PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN PENGAMAN

13.1 TUJUAN PERCOBAAN :

Setelah selesai melaksanakan praktikum job “Pengukuran Tahanan Pentanahan


Pengaman”, mahasiswa diharapkan dapat :
6. Memahami secara benar tentang : definisi tahanan pentanahan, tanahan jenis tanah,
manfaat pentanahan
7. Mengukur tahanan pentanahan pengaman dengan menggunakan Earth Tester
8. Mengevaluasi dan menentukan kondisi baik tidaknya suatu pentanahan
9. Menghitung tahanan jenis tanah dari suatu hasil pengukuran tahanan pentanahan

13.2 TEORI DASAR


13.3 DAFTAR BAHAN DAN PERALATAN :
Earth Tester lengkap dengan perangkat pendukung : 1 set

13.4 GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN :


Sesuai dengan petunjuk pengoperasian Earth Tester

13.5 LANGKAH PERCOBAAN :


1. Pisahkan terlebih dahulu pengetanahan (grounding) yang akan diukur dari sistem
lainnya
2. Buatlah rangkaian percobaan sesuai dengan diagram rangkaian yang terdapat
pada peralatan “Earth Tester” tersebut.
Terminal E adalah ujung atas dari elektroda pengetanahan yang akan diukur
tahanannya.
Terminal C1 dan P1 adalah ujung atas elektroda-elektroda bantu.
Terminal E, C, dan P adalah terminal yang bersesuaian yang terdapat pada panel
Earth Tester, yang pada saat melakukan pengukuran tahanan pengetahanan akan
saling dihubungkan dengan terminal E, E1, dan P1 tersebut di atas.
Gunakan warna penghantar yang sesuai dengan warna terminal-terminal yang
terdapat di panel alat ukur Earth ester tersebut.
46

3. Sebelum melakukan penyambungan sebagaimana yang dimaksud pada langkah


percobaan 2 di atas. Lakukan pemeriksaan terhadap tegangan baterey dari Earth
Tester terlebih dahulu. Pemeriksaan dilakukan dengan menekan tombol BATT.
CHECK pada Earth Tester. Pahami terlebih dahulu petunjuk pengunaannya
yang tertulis pada Earth Tester tersebut.
(Perhatian : Bahwa pemeriksaan baterey boleh dilakukan hanya bila
terminal E, C, dan P dalam keadaan tidak tersambung).
4. Ukurlah tahanan dari pengetanahan pengaman tersebut dengan cara dan urutan
proses sebagai berikut :
- Mula-mula tekan tombol x10  dan kemudian tekan tombol MEAS.
- Bila defleksi dari penunjuk meter berada pada skala penuh sehingga
melampaui batas ukurnya, tekan tombol x100  dan lihat pembacaan meter
tersebut.
- Jika nilai tahanan yang terukur kurang dari 10  , tekan x1  , untuk
mendapatkan pembacaan meter yang lebih teliti.
- Selama pengukuran ini, lampu yang bertanda O.K. akan menyala, yang
menandakan bahwa pengukuran terlaksana dengan baik.
- Jika keadaan tidak normal terjadi, maka lampu tersebut akan padam, dan
untuk itu lakukan pemeriksaan terhadap penyambungan ke terminal C dan P.
5. Catat nilai tahanan pengetanahan terukur dan masukkan dalam tabel percobaan.
Lakukan pengukuran untuk jarak-jarak E, C, dan P terhadap E1, C1, dan P1 sesuai
dengan tabel percobaan yang disediakan.
47

13.6. DATA PERCOBAAN :

Tabel XIII-1 Tabel XIII-2


Nilai Nilai
Jarak antara Jarak antara
Tahanan Tahanan
E - C1 C1 - P1 Terukur E - C1 C1 - P1 Terukur
(meter) (meter) (Ohm) (meter) (meter) (Ohm)

2 2

4 4

5 5

2 7 4 7

9 9

11 11

13 13

Tabel XIII-3 Tabel XIII-4


Nilai Nilai
Jarak antara Jarak antara
Tahanan Tahanan
E - C1 C1 - P1 Terukur E - C1 C1 - P1 Terukur
(meter) (meter) (Ohm) (meter) (meter) (Ohm)

2 2

4 4

5 5

7 7 9 7

9 9

11 11

13 13
48

Tabel XIII-5 Tabel XIII-6


Nilai Nilai
Jarak antara Jarak antara
Tahanan Tahanan
E - C1 C1 - P1 Terukur E - C1 C1 - P1 Terukur
(meter) (meter) (Ohm) (meter) (meter) (Ohm)

2 2

4 4

5 5

11 7 13 7

9 9

11 11

13 13

Tabel XIII-7 Tabel XIII-8


Nilai Nilai
Jarak antara Jarak antara
Tahanan Tahanan
C1 - P1 E - C1 Terukur C1 - P1 E - C1 Terukur
(meter) (meter) (Ohm) (meter) (meter) (Ohm)

2 2

4 4

5 5

2 7 4 7

9 9

11 11

13 13
49

Tabel XIII-9 Tabel XIII-10


Nilai Nilai
Jarak antara Jarak antara
Tahanan Tahanan
C1 - P1 E - C1 Terukur C1 - P1 E - C1 Terukur
(meter) (meter) (Ohm) (meter) (meter) (Ohm)

2 2

4 4

5 5

6 7 8 7

9 9

11 11

13 13

Tabel XIII-11 Tabel XIII-12


Nilai Nilai
Jarak antara Jarak antara
Tahanan Tahanan
C1 - P1 E - C1 Terukur C1 - P1 E - C1 Terukur
(meter) (meter) (Ohm) (meter) (meter) (Ohm)

2 2

4 4

5 5

11 7 13 7

9 9

11 11

13 13
50

13.7. TUGAS DAN PERTANYAAN :

1. Jelaskan unsur-unsur yang mempengaruhi nilai tahanan pentanahan suatu sistem


pengetanahan

2. Jelaskan prinsip kerja dari pengukuran tahanan pengetanahan pengaman tersebut

3. Sebutkan kriteria yang digunakan untuk menentukan baik-tidaknya suatu instalasi


pengetanahan

4. Hitunglah besarnya tahanan jenis tanah di sekitar elektroda pentanahan yang telah anda
ukur berdasarkan hasil pengukuran anda tersebut

5. Buatlah kesimpulan dari percobaan ini.

13.8. REFERENSI

T.S. Hutauruk., 1999. Pengetanahan Netral Sistem Dan Pengetanahan Peralatan. Penerbit
Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai