Disusun Oleh:
Nama : Bahrul Ilham
NIM : 3.33.15.0.04
i|Page
Daftar Isi
Daftar Isi ................................................................................................................. 1
Tujuan ..................................................................................................................... 2
Dasar Teori ............................................................................................................. 2
Alat dan Bahan....................................................................................................... 3
Gambar Rangkaian dan Langkah Percobaan .................................................... 3
Hasil Percobaan ..................................................................................................... 5
Analisa Data,Perhitungan, dan Pembahasan .................................................... 10
Jawaban Pertanyaan dan Tugas ........................................................................ 13
Kesimpulan ........................................................................................................... 15
1|Page
1. Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum, menyusun rangkaian, memeriksa rangkaian dan
menganalisa data diharapkan mahasiswa dapat :
a. Menjelaskan distorsi alih silang.
b. Menentukan bagian penguat yang merupakan konfigurasi simetri komplementer.
2. Dasar Teori
Klasifikasi Amplifier
Bias dc dari rangkaian transistor menentukan klasifikasi amplifier dari transistor tersebut.
Letak titik Q tiap kelas penguat seperti gambar 11.1 berikut.
Penguat Kelas A : titik kerja transistor terletak ditengah-tengah garis beban dc. Transistor
tetap dalam daerah aktif selama seluruh perioda. Sehingga sinyal yang dihasilkan utuh
360o. Pada dasarnya penguat kelas A bekerja pada bagian linier dari karakteristiknya.
Penguat Kelas B : titik kerja transistor terletak pada titik sumbat (cutoff). Transistor hanya
tinggal dalam daerah aktif untuk setengah perioda. Sehingga sinyal yang dihasilkan
setengah perioda.
Penguat Kelas AB : titik kerja transistor terletak diantara titik kerja klas A dan klas B.
Sinyal yang dihasilkan kurang dari 360o dan lebih dari setengah perioda (180o).
Penguat Kelas C : titik kerja transistor dipilih sedemikian rupa sehingga arus keluarannya
(atau tegangannya) adalah nol untuk lebih dari setengah gelombang dari sinyal sinusoida.
Sehingga sinyal keluaran yang dihasilkan kurang dari setengah gelombang sinusoida.
Saturasi
Daerah Cut
Off
Daerah
Aktif
Daerah
Saturasi
Cut Off
(a)
(b)
Penguat kelas A efektif pada penggunaan sebagai penguat daya rendah dan sinyal kecil,
dimana pada penggunaan ini kebutuhan akan efisiensi dan disipasi daya tidak terlalu besar.
Namun pada penguat dengan daya tinggi,
berbeda. Penguat daya tinggi biasanya digunakan penguat kelas B atau kelas AB, dengan
konfigurasi simetri komplementer. Rangkaian sederhana pada gambar 11.2 berikut
merupakan bentuk dasar dari penguat simetri komplementer, yang menggunakan dua
transistor tipe NPN dan PNP yang berpasangan secara komplementer.
+ Vcc
C1
C2
RL
Vs
- Vcc
4. Langkah Percobaan
1. Siapkan catu daya ( Power Supply).
2. Pastikan catu daya pada kondisi OFF dan pengatur tegangan pada posisi minimum.
3. Hubungkan catu daya dengan tegangan jala-jala.
4. Siapkan catu daya untuk mencatu rangkaian penguat.
5. Buat rangkaian seperti berikut:
3|Page
+ 12 Volt
2N 3904
C1 10 uF
C2 470 uF
2N 3906
RL 100
R110K
2N 3904
C1 10 uF
D1 1N914
C2 470 uF
D2 1N914
2N 3906
RL 100
R210K
4|Page
B. Pertanyaan
1. Mengacu pada gambar rangkaian percobaan, apa konfigurasi dari penguat simetri
komplementer tersebut? CE, CB, atau CC?
2. Apabila diberikan input sinus, transistor yang mana yang menguatkan bagain positif
dan transistor yang mana yang menguatkan sis negatifnya?
3. Hitunglah daya yang didisipasikan transistor pada saat tanpa sinyal?
Berapa penguatan daya penguat? Bagaimana cara mengukurnya?
6. Hasil Percobaan
Rangkaian 1
Langkah 6:
Arus yang mengalir pada rangkaian:tak terukur
Langkah 7:
Transistor 2N 3904:
Transistor 2N 3906:
5|Page
= 8,36 V
= 4,3 V
= 4,41 V
=0V
Langkah 8:
Ketika amplitudo 5
= 5,20 V
= 3,76 V
Crossover
Distortion
Gambar 1
Langkah 9
Ketika amplitudo 5
= 10 V
= 7,36 V
6|Page
Crossover
Distortion
Gambar 2
Rangkaian 2
Langkah 9: Mengulangi langkah 6-8
Langkah 6:
Arus yang mengalir pada rangkaian:4,16 mA
Langkah 7:
Transistor 2N 3904:
Transistor 2N 3906:
= 5,7 V
= 7,24 V
= 2,1 mV
= 3,42 V
Langkah 8:
Ketika amplitudo 5
7|Page
= 5,04 V
= 3,28 V
Gambar 3
Ketika amplitudo 10
= 10V
= 3,48 V
Gambar 4
8|Page
Langkah 12:
Ketika hasil keluaran tidak mengalami cacat
= 3,60 V
= 2,68 V
Gambar 5
Av =
2,68
3,60
= 0,74
Av(dB)=20 log A
=20 log 0,74
=-2,56 dB
Langkah 13:
Beda fasa ketika gelombang keluaran tidak terjadi cacat
9|Page
Gambar 6
Beda fasa adalah 00 atau 3600
7. Analisis dan Perhitungan
Rangkaian 1
+ 12 Volt
2N 3904
C1 10 uF
C2 470 uF
2N 3906
Ketika amplitudo 5
= 5,20 V
= 3,76 V
10 | P a g e
RL 100
Av =
=
3,76
5,20
= 0,72
Av(dB)=20 log A
=20 log 0,72
=-2,82 dB
Ketika amplitudo 10
= 10,2 V
= 7,36 V
Av =
=
7,36
10,2
= 0,72
Av(dB)=20 log A
=20 log 0,72
=-2,82 dB
Pada percobaan yang pertama menggunakan rangkaian Power Amplifier kelas B yang mana
pada rangkaian menggunakan dua buah transistor yaitu 3904 (NPN) dan 3906 (PNP).Pada
rangkaian tersebut adalah rangkaian penguat kelas B Push-Pull yang menggunakan dua
transistor yang saling melengkapi atau matching.Pada rangkaian tersebut kedua transistor
menguatkan input sinyal yang sama dan menjumlahkannya namun berbeda fasa
gelombangnya.Pada setiap transistor hanya menguatkan setengah gelombang yaitu
1800 .Sehingga jika transistor 3904 menguatkan gelombang sinus positif setengahnya sebesar
1800 dan setengahnya lagi sebesar 1800 dikuatkan oleh transistor 3906 yaitu pada gelombang
sinus negatif.
Pada rangkaian penguat kelas B ini biasnya terjadi pada titik cut-off sehingga menyebabkan
Ic=0 dan tegangan = ( ) .Pada hasil gelombang pada rangkaian tersebut terjadi
sebuah distorsi ketika kedua transistor off karena kedua transistor bekerja secara bergantian
11 | P a g e
dan ada delay ketika bekerja bergantian tersebut.Ini terjadi ketika tegangan basis pada kedua
transistor sama dengan nol dan tegangan sinyal input harus lebih besar dari sebelum sebuah
transistor berkonduksi.Yang mana hal tersebut menyebabkan interval waktu antara gelombang
posistif dan negatifnya yang disebut Crossover Distortion.Titik dimulai terjadinya distorsi ini
ketika tegangan terjadi pada tegangan cut off.Pada percobaan tersebut semakin besar amplitudo
input yang diberikan menyebabkan distorsi semakin kecil.
Di percobaan tersebut ketika 10 Vp-p gambar gelombang tidak sinus ini disebabkan karena
komponen jumper sebagai penghubung mudah terganggu ketika ada gangguan dari benda lain
yang menyebabkan gelombang pada input dan outputnya tidak sinusoidal.Meski gelombang
tidak sinus namun dapat dilihat terjadinya Crossover Distortion.
Rangkaian 2
+ 12 Volt
R110K
2N 3904
C1 10 uF
C2 470 uF
D1 1N914
D2 1N914
2N 3906
RL 100
R210K
12
100
= 0,12 A
()
12
2
=6V
12 | P a g e
0,12 12
3,14
= 0,4585 watt
x100 %
0,3598
=0,4585 x100 %
=78,47 %
Pada rangkaian yang kedua adalah penguat kelas AB yang mana gabungan dari kelas A dan
B.Karena pada rangkaian penguat kelas B terjadinya distorsi maka perlu diatasi dengan
dipasang dua buah dioda dan resistor sebagai pembagi tegangan.Dengan adanya dua dioda ini
menyebabkan titik Q menjadi diatas cut off. Pada rangkaian ini arus pada dioda sama dengan
arus pada transistor.Pada rangkaian ini nilai maksimum dari transistor 3904 didorong sampai
mendekati nilai VCC dan juga nilai transistor 3906 yang didorong mendekati VCC.Sehingga
pada hasil gelombangnya pada tegangan puncak positif dan negatifnya hasilnya hampir
mendekati dengan VCC.Pada rangkaian tersebut jika nilai VBE transistor tidak cocok dengan
dioda maka menyebabkan panas pada transistor yang berlebih.
Pada gelombang keluarannya terpotong pada bagian puncak positifnya ini terjadi karena arus
saturasi yang memotong puncak positif gelombang.Semakin besar amplitudo gelombang maka
potongannya akan semakin besar.Namun ketika amplitudo inputnya diperkecil pada nilai
amplitudo tertentu akan ada batas yang menyebabkan gelombang keluaran tak terpotong.Pada
praktek ini terjadi ketika input yang diberika sebesar 3,6 V dan hasil perbedaan fasa nya yaitu
sama dengan 00 atau 3600 ,ini sesuai dengan teorinya yang mana pada rangkaian penguat kelas
AB perbedaan fasanya antara 1800 -3600 .Pada hasil efisiensinya pada rangkaian tersebut
sebesar 78,47 % sesuai dengan teorinya.
B. Pertanyaan
1. Mengacu pada gambar rangkaian percobaan, apa konfigurasi dari penguat simetri
komplementer tersebut? CE, CB, atau CC?
13 | P a g e
2. Apabila diberikan input sinus, transistor yang mana yang menguatkan bagain positif
dan transistor yang mana yang menguatkan sis negatifnya?
3. Hitunglah daya yang didisipasikan transistor pada saat tanpa sinyal?
4. Berapa penguatan daya penguat? Bagaimana cara mengukurnya?
JAWABAN:
A. TUGAS
Dari rangkaian tersebut dapat kita ganti dioda dengan resistor dengan nilai sebagai
berikut:
R =
12
=
4 0,9416 m
0,7 120,7
12
12
2
=0,9416 mA
=6V
20,7
21
121,4
24
=0,4416 mA
26
44,6016
= 0,5829
Penguatan ketika 5 Vp-p adalah 0,72 maka dapat dicari nilai penguatan dayanya
Ap = 2 (
3758,167
) = 0,722 (
100
9. Kesimpulan
Pada hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada rangkaian kelas B terjadi distorsi yang disebabkan tegangan basis pada kedua
transistor sama dengan nol dan tegangan sinyal input harus lebih besar dari sebelum
sebuah transistor berkonduksi.Yang mana hal tersebut menyebabkan interval waktu
antara gelombang posistif dan negatifnya yang disebut Crossover Distortion.
2. Pada percobaan tersebut transistor 3904 berfungsi sebagai penguat gelombang positif
dan transistor 3906 sebagai penguat gelombang negatif.
3. Pada rangkaian penguat kelas AB tersebut digunakan untuk mengatasi terjadinya
distorsi dengan ditambahkanya pembagi tegangan dan dioda.
4. Pada rangkaian penguat AB tersebut gelombang yang dihasilkan terpotong yang
disebabkan karena arus saturai yang memotong puncak positif gelombang.Yang mana
pada beda fasa antara sinyal input dan outputnya yaitu 00
5. Pada rangkaian penguat kelas AB tersebut memiliki efisiensi sebesar 78,47 %
15 | P a g e