KEPEMIMPINAN
Disusun Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmatnya saya
bisa menyelesaikan makalah ini dengan tempat waktu.Makalah ini yang berjudul ‘4
PERILAKU PEMIMPIN YANG BERLAKU DI ORGANISASI’adalah makalah untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah KEPEMIMPINAN.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai petunjuk maupun panduan bagi
pembaca untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.Kami menyadari
makalah ini masih banyak memiliki kelemahan dan kekurangan.Oleh karena itu, kami
memohon maaf untuk segala kekurangannya dan kami mengharapkan masukan berupa kritik
atau saran untuk dapat memperbaikinya untuk lebih baik lagi dan meyempurnakan makalah ini.
( )
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii
BAB I..................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................................................................2
BAB II.................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..................................................................................................................................3
A. Defenisi Kepemimpinan...................................................................................................................3
B. 4 Perilaku Pemimpin yang Berlaku di Organisasi.............................................................................4
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................11
A. KESIMPULAN..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah timbulnya kepemimpinan sejak nenek moyang dahulu kala kerjasama dan saling
melindungi telah muncul bersama-sama dengan peradaban manusia. Kerjasama tersebut
muncul pada tata kehidupan sosial masyarakat dalam rangka mempertahankan hidupnya dan
mulai unsur Kepemimpinan.
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-
prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia
(Moejiono, 2002).
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PENDAHULUAN
A. Defenisi Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah ilmu dan seni mempengaruhi orang atau kelompok untuk bertindak
seperti yang diharapkan dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Konsep kepemimpinan telah banyak ditawarkan para penulis di bidang organisasi dan
manajemen. Kepemimpinan tentu saja mengkaitkan aspek individual seorang pemimpin
dengan konteks situasi di mana pemimpin tersebut menerapkan kepemimpinan.
Kepemimpinan juga memiliki sifat kolektif dalam arti segala perilaku yang diterapkan
seorang pimpinan akan memiliki dampak luas bukan bagi dirinya sendiri melainkan seluruh
anggota organisasi.
3
B. 4 Perilaku Pemimpin Yang Berlaku di Organisasi
Adanya kesediaan pemimpin untuk menjelaskan sendiri, bersahabat, mudah didekati, dan
mempunyai perhatian kemanusiaan yang murni terhadap bawahannya. Contoh: usaha untuk
mengembangkan hubungan interpersonal yang menyenangkan di antara anggota kelompok.
Kepemimpinan pendukung (supportive) memberikan pengaruh yang besar terhadap kinerja
bawahan pada saat mereka sedang mengalami frustasi dan kekecewaan.
Bawahan tahu apa yang diharapkan dari dirinya dan adanya pengarahan khusus dari
pemimpin. Dalam model ini tidak ada partisipasi dari bawahan. Contoh: Seorang pegawai
baru yang baru saja mulai bekerja. Kita mesti pahami bahwa individu ini adalah orang baru
dalam industri yang Anda tekuni dan ia belum memiliki banyak pengalaman. Gaya
kepemimpinan yang paling sesuai untuk diterapkan dalam kasus ini ialah gaya direktif.
Mereka ini membutuhkan banyak arahan sehingga bisa belajar menemukan jalannya.
Pemimpin berusaha meminta dan mempergunakan saran-saran dari para bawahannya. Namun
pengambilan keputusan masih tetap berada padanya. Contoh: Sebuah masalah muncul dan
harus diatasi sesegera mungkin. Seorang individu ialah bawahan yang sudah bekerja cukup
lama, mereka sudah menguasai dasar-dasar pekerjaannya tetapi masih mempelajari
atmosfernya. Pendekatan yang sesuai ialah gaya kepemimpinan partisipatif. Dengan
demikian, Anda sebagai pemimpin bisa membuat orang ini berpartisipasi dalam pemecahan
masalah berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki dan memberikan peluang bagi Anda
untuk melihat seberapa baik mereka berkembang.
4
4. Kepemimpinan orientasi prestasi (achievement-oriented leadership)
Pemimpin menetapkan serangkaian tujuan yang menantang para bawahan untuk berprestasi.
Pemimpin memberikan keyakinan pada mereka bahwa mereka mampu melaksanakan tugas
dan mencapai tujuan secara baik. Contoh: pemimpin dalam suatu regu untuk mendaki
gunung,. Pemimpin yang efektif yaitu di mana pemimpin memberikan arahan serta motivasi
agar bawahannya atau anggotanya dapat mencapai ke puncak gunung. Pemimpin biasa
memberikan reward ke pada anggotanya agar dapat mencapai tujuan bersama.
Etika Kepemimpinan
Etika adalah perilaku berstandar normatif berupa nilai-nilai moral, norma-norma, dan
hal-hal yang baik-baik. Etika difungsikan sebagai penuntun dalam bersikap dan bertindak
menjalankan kehidupan menuju ke tingkat keadaan yang lebih baik. Pada dasarnya arti hakiki
etika adalah determinasi pedoman untuk menjalankan apa-apa yang benar dan tidak
melakukan apa-apa yang tidak benar. Dengan demikian menjalankan suatu kehidupan yang
beretika diyakini akan membawa kehidupan pada suatu kondisi yang tidak menimbulkan efek
negatif yang merugikan bagi kehidupan di sekitarnya.
Kepemimpinan beretika akan membuat suasana hubungan kerja dalam organisasi lebih
nyaman dan terhindar dari konflik vertikal maupun konflik horisontal. Sebab, pelaku-pelaku
organisasi menyadari keberadaan pedoman dan penuntun berupa prinsip-prinsip etika yang
membatasi gerak bersikap dan bertindak.
Adapun prinsip-prinsip etika kepemimpinan dalam berorganisasi adalah :
1. Menjaga perasaan orang lain
2. Memecahan masalah dengan rendah hati
5
3. Menghindari pemaksaan kehendak tetapi menghargai pendapat orang lain
4. Mengutamakan proses dialogis dalam memecahkan masalah
5. Menanggapi suatu masalah dengan cepat
6. Dan sesuai dengan keahlian (competence)
7. Menyadari kesalahan dan berusaha untuk memperbaiki (improving value)
8. Mengedepankan sikap jujur, disiplin, dan dapat dipercaya.
Upaya menerapkan prinsip-prinsip etika dalam kepemimpinan bukanlah suatu hal yang
mudah. Untuk kebutuhan itu diperlukan suatu kesamaan persepsi untuk apa organisasi
dijalankan. Dalam arti diperlukan suatu komitmen para pelaku organisasi menyamakan
langkah tindak untuk mewujudkan tujuan organisasi. Satu hal lain yang juga penting adalah
pemberlakuan sanksi yang dapat dijadikan sebagai dasar bagi proses pembelajaran atas
kesalahan yang diperbuat pelaku organisasi. Sanksi dapat diberlakukan tanpa harus adanya
diskriminasi. Oleh karena itu setiap organisasi hendaknya mempunyai ´kode etik organisasi´
yang berfungsi sebagai alat pengendalian atau pengawasan organisasi. Kode etik organisasi
dan perencanaan strategis (renstra) organisasi dapat dijadikan sebagai pedoman oleh majelis
pertimbangan organisasi mengawasi jalannya roda organisasi.
6
· Kecerdasan : seorang pemimpin harus mempunyai kecerdasan yang melebihi para
anggotanya
· Kematangan dan keluasan sosial(Social manutary and breadth) : seorang pemimpin
biasanya memiliki emosi yang stabil, matang, memiliki aktivitas dan pandangan yang ckup
matang
· Motivasi dalam dan dorongan prestasi(Inner motivation and achievement drives) :
dalam diri seorang pemimpin harus mempunyai motivasi dan dorongan untuk mencapai suatu
tujuan
· Hubungan manusiawi : pemimpin harus bisa mengenali dan menghargai para
anggotanya Menurut Greece, di dalam suatu organisasi, hubungan antara bawahan dengan
pimpinan bersifat saling mempengaruhi.
1. Moril : moril adalah keadaan jiwa dan emosi seseorang yang mempengaruhi kemauan
untuk melaksanakan tugas dan akan mempengaruhi hasil pelaksanaan tugas perorangan
maupun organisasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi moril adalah : kepemimpinan atasan.
kepercayaan dan keyakinan akan kebenaran. penghargaan atas penyelesaian tugas. solidaritas
dan kebanggaan organisasi. pendidikan dan latihan. kesejahteraan dan rekreasi. kesempatan
untuk mengembangkan bakat. struktur organisasi. pengaruh dari luar.
2. Disiplin : disiplin adalah ketaatan tanpa ragu-ragu dan tulus ikhlas terhadap perintah atau
petunjuk atasan serta peraturan yang berlaku. Disiplin yang terbaik adalah disiplin yang
didasarkan oleh disiplin pribadi. Cara-cara untuk memelihara dan meningkat disiplin :
7
Menetapkan peraturan kedinasan secara jelas dan tegas. Menentukan tingkat dan ukuran
kemampuan. Bersikap loyal. Menciptakan kegiatan atas dasar persaingan yang sehat.
Menyelenggarakan komunikasi secara terbuka. Menghilangkan hal-hal yang dapat membuat
bawahan tersinggung, kecewa dan frustasi. Menganalisa peraturan dan kebijaksanaan yang
berlaku agar tetap mutakhir dan menghapus yang sudah tidak sesuai lagi. Melaksanakan
reward and punishment.
3. Jiwa korsa : jiwa korsa adalah loyalitas, kebanggan dan antusiasme yang tertanam pada
anggota termasuk pimpinannya terhadap organisasinya. Dalam suatu organisasi yang
mempunyai jiwa korsa yang tinggi, rasa ketidakpuasan bawahan dapat dipadamkan oleh
semangat organisasi. Ciri jiwa korsa yang baik adalah : Antusiasme dan rasa kebanggan
segenap anggota terhadap organisasinya. Reputasi yang baik terhadap organisasi lain.
Semangat persaingan secara sehat dan bermutu. Adanya kemauan anggota untuk
berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Kesediaan anggota untuk saling menolong.
4. Kecakapan : kecakapan adalah kepandaian melaksanakan tugas dengan hasil yang baik
dalam waktu yang singkat dengan menggunakan tenaga dan sarana yang seefisien mungkin
serta berlangsung dengan tertib. Pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki pimpinan dapat
diperoleh dari pendidikan, pelatihan, inisiatif dan pengembangan pribadi serta pengalaman
tugas.
8
4. Disertai dengan kepribadian
a. dapat memelihara dan mengembangkan entusiasme
b. bersikap tanggap
c. dan tenang
5. Dan pengendalian ke dalam
a. bersikap obyektif
b. mampu mengkoreksi diri
c. merasa dapat diganti
6. Dengan keseimbangan dalam pertimbangan
a. keseimbangan antara keuletan dan pengertian
b. keseimbangan antara pengetahuan dan tindakan
c. kesimbangan antara kemajuan dan etika
7. Dan kelebihan dalam wawasan
a. dalam membawakan produktivitas kerja pegawai
b. dalam menjangkau gambaran masa depan
c. Ketangguhan dalam menghadapi tantangan berat
9
Selain tiga jenis kepercayaan yang ada dalam kepemimpinan kontemporer ada juga lima
dimensi kepercayaan yang harus diperhatikan yakni:
· Integritas: merujuk pada kejujuran dan kebenaran
· Kompetensi: mencakup pengetahuan dan keterampilan teknis interpersonal
· Konsistensi: terkait dengan kehandalan dalam menangani situasi
· Loyalitas: keingingan melindungi orang lain (biasanya atasan)
· Keterbukaan: kejujuran terhadap orang lain
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika dalam kepemimpinan tidak dapat dipungkiri bahwa pemimpin bertugas
memipin, mengatur, dan mengelola dengan rasa tanggung jawab serta mengarahkan
kelompok menuju tujuan ekonomis dan sosial-kesejhateraannya, serta mengarhkan pada
peningkatan martabat manusia.
Adapun beberapa faktor Membangun Kepemimpinan dan kepercayaan. Diantaranya
yaitu: Kemampuan, Kesetiaan, Integritas, Keterbukaan, Konsistensi.
Kepemimpinan dan Kepercayaan memiliki hubungan yang sangat erat, karena
kepercayaan merupakan prinsip utama (dasar) dalam memimpin. Artinya, seorang pemimpin
harus bisa di percaya dan bisa mempercayai orang lain. Jika Anda ditakdirkan sebagai
pemimpin, Anda harus mengamalkan prinsip dasar ini. Sebaliknya, jika Anda bukan seorang
pemimpin, Anda tetap harus belajar/berprinsip kepemimpinan ini, karena kepercayaan
merupakan modal kehidu
11
DAFTAR PUSTAKA
http://priscaholi-perilakuorganisasi.blogspot.com/2014/05/leadership-and-power.html?
http://aristasundari.blogspot.com/2017/06/makalah-perilaku-organisasi-tentang.html?m=1
12