Anda di halaman 1dari 19

Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 20, No. 2, Februari 2023, Hlm.

117 - 134,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X, doi: http://dx.doi.org/10.25105/jetri.v20i2.14945

Desain Kontrol Motor Brushless Direct Current (BLDC)


Menggunakan Boost Converter

Ervina Hasan, Muhammad Daud, Habib Muharry Yusdartono, dan Kartika


Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh
Jl. Batam, Kampus Unimal Bukit Indah, Blang Pulo, Lhokseumawe, Aceh 24355,
Indonesia
E-mail: mdaud@unimal.ac.id

ABSTRACT
Technological developments are increasingly rapid, especially in the field of transportation,
especially in electric vehicles, which are triggered by the increasing scarcity of fossil fuels.
One of the propulsion engines that are widely used in electric vehicles is the brushless direct
current (BLDC) motor because this motor has high torque, constant speed and is easy to
regulate. This study aims to design a BLDC motor control using a boost converter as a
voltage increaser and using a PID controller as a motor speed controller to keep it constant.
In this study, the motor speed is simulated with an input value of 3000 rpm and then a DC
voltage of 310 Vdc is given. The results showed that the motor speed regulation using a
boost converter can rotate constant. The boost converter as a voltage booster is able to
increase the Vin 220 Vdc voltage to a more 10% Vout, which is 242.3 V.

Keywords: Brushless Direct Current (BLDC) Motor, Boost Converter, PID

ABSTRAK
Perkembangan teknologi semakin pesat terutama dalam bidang transportasi khususnya pada
kendaraan listrik yang dipicu oleh semakin langkanya bahan bakar fosil. Salah satu mesin
penggerak yang banyak digunakan pada kendaraan listrik ialah motor brushless direct
current (BLDC) dikarenakan motor ini memiliki torsi yang tinggi, kecepatan yang konstan
dan mudah diatur. Penelitian ini bertujuan mendesain pengontrolan motor BLDC
menggunakan boost converter sebagai penaik tegangan serta menggunakan pengendali PID
sebagai pengatur kecepatan motor agar konstan. Dalam penelitian ini disimulasikan
kecepatan motor dengan nilai input 3000 rpm lalu diberikan tegangan DC dengan nilai 310
Vdc. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan kecepatan motor menggunakan boost
converter dapat berputar konstan. Boost converter sebagai penaik tegangan mampu
menaikan tegangan Vin 220 Vdc menjadi Vout yang lebih 10% yaitu 242.3 V.

Kata kunci: Motor Brushless Direct Current (BLDC), Boost Converter, PID

Received 10 Desember 2022, revised 01 Januari 2023, accepted 15 Januari 2023


Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 20, No. 2, Februari 2023,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X

1. Pendahuluan
Motor brushless direct current adalah motor sinkron yang berarti medan
magnet yang dihasilkan oleh stator dan medan magnet yang dihasilkan oleh rotor
berputar pada frekuensi yang sama. Motor BLDC tidak slip seperti motor induksi
konvensional. Motor jenis ini memiliki magnet permanen pada rotor dan
elektromagnet pada stator. Kemudian, dengan menggunakan sistem komputer
sederhana, kita dapat mengubah arus dengan elektromagnet saat rotor berputar [1].
Boost converter adalah konverter daya DC ke DC yang dapat menghasilkan
tegangan output lebih tinggi dari tegangan input sesuai dengan sinyal kontrol pulse
width modulation (PWM). Meskipun konverter ini dapat menaikkan tegangan, tetapi
tunduk pada aturan konverter boost yaitu dengan mengatur duty cycle. Rangkaian
boost converter sendiri terdiri dari sumber tegangan DC, induktor, saklar elektronik,
dan rangkaian ini menggunakan komponen MOSFET, dioda, serta kapasitor dan
resistor yang juga berfungsi sebagai muatan [2].
Pulse width modulation (PWM) adalah modulasi lebar pulsa, yang
merupakan teknik modulasi untuk mengubah lebar pulsa dengan nilai amplitudo dan
frekuensi yang tetap. PWM juga dikenal sebagai duty cycle yang dinyatakan dalam
persentase (%) sehingga semakin tinggi duty cycle maka lebar pulsa semakin besar.
PWM ini juga dapat menentukan berapa lama kondisi ON akan bertahan dengan
mengontrol duty cycle-nya.
Metode kontrol yang dapat mengatur tegangan keluaran pada boost converter
adalah kontrol Proportional–Integral–Derivative (PID). Kontrol PID terdiri dari
parameter kontrol P (proposional), parameter kontrol I (integral) dan parameter
kontrol D (derivatif) yang masing-masing memiliki karakteristik tersendiri.
Keistimewaan dari kontrol P adalah dapat mempercepat respon keluaran pabrik
untuk mencapai set point.

118
Ervina Hasan dkk. “ Desain Kontrol Motor Brushless Direct ”

2. Landasan Teori
2.1 Motor Brushless Direct Current (BLDC)
Motor BLDC yang juga dikenal sebagai motor BLAC adalah jenis motor
sinkron magnet permanen (PMSM). Perbedaan penamaan ini terjadi karena motor
BLDC memiliki EMF belakang (rear EMF) yang berbentuk trapesium sedangkan
motor BLAC memiliki EMF belakang yang berbentuk sinusoidal. Namun, keduanya
memiliki struktur yang sama dan dapat dikendalikan dengan metode enam langkah.
Dibandingkan dengan motor DC konvensional, motor BLDC memiliki biaya
perawatan yang lebih rendah dan kecepatan tinggi karena tidak menggunakan sikat
sebagai perangkat pergantian. Dibandingkan dengan motor induksi, motor BLDC
lebih efisien karena rotornya dan torsi awal yang lebih tinggi dikarenakan rotor
terbuat dari magnet permanen [3].
Motor BLDC menggunakan prinsip yang sama dengan motor DC
konvensional, kecuali bahwa stator memiliki belitan tiga fase dan rotor memiliki
kutub magnet. Hal ini menyebabkan motor BLDC secara umum dianggap secara
struktural mirip dengan motor sinkron AC magnet permanen, seperti terlihat pada
Gambar 1.

Gambar 1 Motor Brushless DC

Prinsip dasar motor DC brushless adalah mengganti komutator mekanis


dengan rangkaian komutator. Sakelar mekanis nirkontak dilakukan melalui rangkaian

119
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 20, No. 2, Februari 2023,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X

inverter yang terhubung ke belitan stator, sehingga tidak perlu sikat pada motor
untuk melakukan penyalaan.
2.2 Boost Converter
Boost Converter adalah konverter yang membawa tegangan DC ke level
berikutnya. Ini adalah bentuk catu daya yang dibutuhkan ketika tegangan yang
dibutuhkan oleh perangkat atau rangkaian elektronik lebih tinggi dari tegangan suplai
yang tersedia. Seperti buck converter, boost converter juga mengimplementasikan
sistem SMPS, jadi itu adalah bagian dari tipe Power Supply SMPS juga.
Secara umum, boost converter ini adalah konverter daya DC-DC yang
menaikkan tegangan dari input (supply) ke output (beban) dan dirancang untuk
menunjukkan bahwa input daya DC disearahkan maju dengan konverter penyearah
yang berfungsi untuk pengaturan kecepatan dari motor BLDC [4].
Boost converter merupakan konverter DC-DC yang menghasilkan tegangan
output jauh lebih tinggi dari tegangan input. Konverter step-up ini termasuk dalam
rangkaian catu daya switching (SMPS) yang berisi setidaknya dua sakelar
semikonduktor seperti dioda dan transistor dan setidaknya satu komponen
penyimpan energi seperti kapasitor atau induktor atau sambungan yang cocok
keduanya [5],[3]. Rangkaian boost converter dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Rangkaian Boost Converter

Dalam mendesain boost converter harus memperhatikan nilai daya input dan
output untuk menentukan nilai duty cycle. Dengan nilai tegangan input 220 V dan
tegangan output 310 V maka nilai duty cycle yang diinginkan adalah ebagai berikut.

120
Ervina Hasan dkk. “ Desain Kontrol Motor Brushless Direct ”

𝑉𝑂 1
= (1−𝐷) (1)
𝑉𝐼
𝑉𝐼𝑁 −𝑉𝑂
D= (2)
−𝑉𝑂

Dimana:
𝑉𝑂 = Tegangan Output (volt)
𝑉𝐼 = Tegangan Input (volt)
D = Duty Cycle (%)
Untuk menghitung induktansinya maka digunakan rumus sebagai berikut:
𝐷(1−𝐷)2 𝑅
𝐿𝑀𝐼𝑁 = (3)
2𝐹𝑆

Dimana:
𝐿𝑀𝐼𝑁 = Induktansi minimum (H)
Sementara untuk menghitung kapasitor maka digunakan rumus sebagai berikut:
𝐷
C = 𝑉0 𝑅.𝐹.∆ (4)
𝑣𝑜

Dimana:
C = Kapasitansi (F)

2.3 Pulse Width Modulation (PWM)


Pulse Width Modulation (PWM) dalam bahasa Indonesia bisa diartikan
sebagai modulasi lebar pulsa. Pada dasarnya PWM adalah teknik modulasi yang
memvariasikan lebar pulsa dengan nilai frekuensi dan amplitudo yang tetap [6].
PWM dapat dianggap sebagai kebalikan dari Analog to Digital Converter (ADC)
yang mengubah sinyal analog menjadi digital sedangkan PWM digunakan untuk
mengeluarkan sinyal analog dari perangkat digital misalnya dari mikrokontroler [7].
Untuk sinyal PWM, kita perlu memperhatikan dua parameter penting yang
terkait dengannya, yaitu PWM duty cycle dan PWM frequency (frekuensi PWM).
Seperti disebutkan di atas, sinyal PWM akan berlanjut ON untuk jangka waktu
tertentu, lalu berhenti atau tetap OFF selama sisa waktu [8]. Yang membuat PWM ini
istimewa dan lebih berguna adalah kita dapat menentukan berapa lama status ON

121
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 20, No. 2, Februari 2023,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X

akan bertahan dengan mengontrol duty cycle PWM. Prinsip kerja PWM dalam
membawa informasi analog pada lebar pulsanya dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Pulse Width Modulation (PWM)

2.4 Pengendali PID


Pengendali PID merupakan kontroler mekanisme umpan balik yang biasa
digunakan dalam sistem kontrol [9]. Pengendali ini secara kontinu menghitung nilai
kesalahan sebagai beda antara setpoint yang diinginkan dan variabel proses terukur
[10],[11]. Diagram blok pengendali PID ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4 Blok Diagram Pengendali PID

Keluaran pengendali PID pada Gambar 4 dapat dihitung menggunakan


persamaan (5).
𝑀υ(t) = 𝑃𝑜𝑢𝑡 + 𝐼𝑜𝑢𝑡 + 𝐷𝑜𝑢𝑡 (5)
Dimana:
𝑀𝜐(𝑡) = Keluaran Pengendali
𝑃𝑜𝑢𝑡 = Keluaran Pengendali Proportional

122
Ervina Hasan dkk. “ Desain Kontrol Motor Brushless Direct ”

𝐼𝑜𝑢𝑡 = Keluaran Pengendali Integral


𝐷𝑜𝑢𝑡 = Keluaran Pengendali Derivative
Variabel yang nilai parameternya dapat diatur disebut variabel operasi (MV)
yang biasanya sama dengan keluaran pengontrol (t). Output dari kontroler PID akan
bervariasi dalam menanggapi perubahan hasil pengukuran sensor dan setpoint yang
ditentukan [9].
2.5 Daya Listrik
Daya listrik adalah besarnya energi yang diserap atau dibangkitkan dalam
suatu rangkaian listrik. Sumber daya seperti tegangan akan menghasilkan energi
listrik sedangkan beban yang terhubung dengannya akan menyerap energi listrik.
Dengan kata lain, kapasitas listrik adalah konsumsi energi dalam suatu rangkaian
atau rangkaian listrik.
Energi listrik adalah kemampuan peralatan listrik untuk melakukan kerja
karena adanya perubahan usaha dan perubahan beban listrik per satuan waktu.
Besarnya energi listrik yang dibawa oleh peralatan listrik dipengaruhi oleh adanya
tegangan, arus dan hambatan dalam suatu rangkaian tertutup, serta keadaannya
terhadap waktu.
Dalam rangkaian listrik, daya adalah fungsi dari tegangan dan arus. Daya
listrik adalah jumlah energi yang diserap yang dihasilkan dalam suatu rangkaian atau
segmen rangkaian. Tegangan akan menghasilkan energi listrik, sedangkan beban
yang terhubung dengannya akan menyerap energi listrik. Rumus berikut yang
digunakan untuk menghitung daya listrik adalah:
P=V×I (6)
Dimana:
P = Daya listrik (watt)
V = Tegangan listrik (volt)
I = Arus listrik (ampere)

123
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 20, No. 2, Februari 2023,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X

3. Metode Penelitian
Pada penelitian ini dilakukan perancangan rangkaian untuk boost converter
dan motor BLDC. Kedua rangkaian tersebut disusun untuk mengatur kecepatan pada
motor. Gambar 5 memperlihatkan diagram blok sistem kontrol motor BLDC yang
didesain dalam penelitian ini.

Gambar 5 Diagram blok sistem kontrol motor BLDC

3.1 Parameter Motor BLDC


Penentuan parameter motor BLDC yang digunakan dalam simulasi
berdasarkan spesifikasi yang digunakan dalam penelitian yaitu menggunakan
kecepatan rpm dengan nilai 3000 rpm lalu diberikan tegangan dcnya dengan nilai
310 Vdc. Setelah itu nilai inersianya 0.00035 Nms2/rad, lalu tegangan konstannya
0.7452Vs/rad, dengan ditentukannya torsi konstannya dengan nilai 0.74 NM/A,
untuk resistansi fase dengan nilai 2.3 ohm, induksi fasenya dengan nila 0.00768 H,
dan gesekan konstannya dengan nilai 0.0001 Nms/rad. Selanjutnya dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1 Parameter motor BLDC [13]
Parameter Nilai
Kecepatan rpm 3000 rpm
Tegangan DC (Vdc) 310 Vdc
Tiang (P) 4
Inersia (J) 0.00035 Nms2/rad
Tegangan Konstan (Kb) 0.7452 Vs/rad
Torsi Konstan(Km) 0.74 Nm/A
Resistansi Fase(Ra) 2.3 Ohm
Induktansi Fase (La) 0.00768 H
Gesekan Konstan (B) 0.0001 Nms/rad

124
Ervina Hasan dkk. “ Desain Kontrol Motor Brushless Direct ”

3.2 Parameter Boost Converter


Penentuan parameter boost converter yang digunakan dalam simulasi
berdasarkan hitungan manual yang digunakan dalam penelitian menggunakan
tegangan input sebesar 220V karena semakin besar tegangan yang diberikan maka
akan semakin besar pula output yang kita inginkan, lalu output yang diinginkan yaitu
310 vout, dan yang terakhir yaitu nilai frekuensi dan nilai tahanannya dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2 Parameter Boost Converter

Parameter Nilai
Tegangan Input 220 volt
Tegangan Output 310 volt
Frekuensi 100 kHz
Resistansi Fasa 2,8 ohm

Untuk menentukan nilai induktor kita harus menghitung nilai duty cycle,
yaitu
𝑉𝐼𝑁 − 𝑉𝑂 220 − 310
𝐷= = = 0,29 %
−𝑉𝑂 −310
Frekuensi yang digunakan adalah 100 kHz, maka nilai induktansi adalah

𝐷(1 − 𝐷)2 𝑅 0,29(1 − 0,29)2 2,8


𝐿𝑚𝑖𝑛 = = = 2,05 𝜇𝐻
2𝑓𝑠 2 × 100000
Nilai kapasitansi yang ditetapkan adalah
𝐷 0,29
𝐶 = 𝑉𝑂 = 310 × = 642 𝜇𝐹
𝑅 ∙ 𝑓 ∙ ∆𝑉𝑂 2,8 × 100000 × 0,15
Dengan nilai waktu mati (L) 0.5, dan nilai waktu tunda (T) 1 maka nilai pada KP, KI,
dan KD adalah
𝑇 1
𝐾𝑃 = 1,2 × = 1,2 × = 2,4
𝐿 0,5
𝐾𝑃 2,4
𝐾𝐼 = = = 2,4
𝑇𝐼 1

125
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 20, No. 2, Februari 2023,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X

𝐾𝑃 2,4
𝐾𝐷 = = = 9,6
𝑇𝐷 0,25

𝑇𝐼 = 2𝐿 = 2 × 0,5 = 1

𝑇𝐷 = 0,5𝐿 = 0,5 × 0,5 = 0,25

3.3 Metode Boost Converter


Simulasi dilakukan menggunakan Matlab Simulink. Model rangkaian yang
dibangun pada Simulink dapat dilihat pada Gambar 6. Up-converter yang digunakan
menggunakan kontrol pulse width modulation (PWM) dimana up-converter dalam
keadaan up. Bertindak sebagai penguat tegangan DC ke tingkat berikutnya. Beberapa
komponen kunci yang digunakan dalam rangkaian konverter step-up, yaitu sumber
DC, mosfet, dioda, induktor, kapasitor dan resistor. Ketika sumber DC bertindak
sebagai tegangan input dan terus diatur dan mengubah sinyal input menjadi sumber
tegangan yang setara, mosfet bertindak sebagai sakelar dan mengontrol switching
menggunakan modulasi lebar pulsa. Sedangkan dioda bertindak sebagai penyearah
arus induktor dan kapasitor bertindak sebagai filter untuk menyeimbangkan arus
induktor atau bisa juga disebut dengan pengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus
searah (DC). Perubahan yang terjadi pada tegangan keluaran disebabkan oleh
perbedaan duty cycle.

126
Ervina Hasan dkk. “ Desain Kontrol Motor Brushless Direct ”

Gambar 6 Rangkaian Boost Converter

3.4 Metode Pengujian Motor Tanpa Boost Converter


Rangkaian motor tanpa boost converter dapat dilihat pada Gambar 7.
Rangkaian yang digunakan terdapat beberapa komponen utama yang digunakan pada
rangkaian motor BLDC yaitu sumber tegangan rerkontrol (Controlled Voltage
Source), Jembatan Universal (Universal Bridge), mesin sinkron magnet permanen
(Permanent Magnet Synchronous Machine) dan bus selector. Dimana sumber
tegangan dc yang berfungsi mengatur tegangan secara konstan dan mengubah sinyal
input menjadi sumber tegangan yang setara. Jembatan universal berfungsi untuk
mengimplementasikan konverter tiga fasa. Motor sinkron magnet permanen
berfungsi untuk mengeluarkan sinyal pada motor dengan menggunakan bus selector
yang diimplementasikan sebagai blok sinyal pemisah (busbar) pada suatu sistem
tenaga listrik. Seperti ditunjukkan pada Gambar 7 blok ini akan mengeluarkan
elemen tertentu yang telah telah ditentukan oleh sinyal masukannya [10].

127
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 20, No. 2, Februari 2023,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X

Gambar 7 Rangkaian Ekivalen Motor Tanpa Boost Converter

3.5 Metode Pengujian Motor Menggunakan Boost Converter


Rangkaian motor menggunakan boost converter dapat dilihat pada Gambar 8.
Motor yang menggunakan boost converter terdapat beberapa komponen utama yang
digunakan pada rangkaian motor menggunakan boost converter yaitu sumber
tegangan dc, mosfet, pwm, diode, jembatan universal, mesin sinkron magnet
permanen, PID. Dimana fungsi dari sumber tegangan DC berfungsi sebagai tegangan
input lalu di atur secara konstan dan mengubah sinyal input menjadi sumber
tegangan yang setara, mosfet berfungsi sebagai saklar dan kontrol switching yang
menggunakan pulse widht modulation (PWM). Sedangkan diode berfungsi sebagai
penyearah atau disebut juga mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah
(DC), jembatan universal berfungsi berfungsi untuk mengimplementasikan konverter
tiga fasa. Motor sinkron magnet permanen berfungsi untuk mengeluarkan sinyal pada
motor dengan menggunakan bus selector dan PID berfungsi untuk mengatur
kecepatan motor agar konstan dan bereaksi terhadap eror yang di berikan oleh sensor
sehingga dapat memberikan umpan balik kepada nilai input [11].

128
Ervina Hasan dkk. “ Desain Kontrol Motor Brushless Direct ”

Gambar 8 Rangkaian Ekivalen Motor Menggunakan Boost Converter

4. Hasil dan Pembahasan


4.1 Pengujian Boost Converter dengan Variasi Duty Cycle
Pengujian boost converter yang dilakukan untuk mengetahui perubahan vout,
apabila nilai duty cycle diatur dari 10% - 49%. Nilai tegangan input diatur dengan
nilai masukan 220 V. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari tegangan
output. Perubahan vout pada vout terdapat perubahan dengan nilai duty cycle. Pada
duty cycle 10% nilai vout 242.3 V, pada duty cycle 20% nilai vout 270.3 V, lalu pada
duty cycle 30% nilai vout 306.4 V, pada duty cycle 40% nilai vout 351.4 V, pada
duty cycle 49% nilai vout 406.5 V yang semuanya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Hasil Pengujian Boost Converter


Duty Cycle (%) Vin (V) Vout (V)
10 % 220 V 242.3 V
20 % 220 V 270.3 V
30 % 220 V 306.4 V
40 % 220 V 351.4 V
49 % 220 V 406.5 V

129
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 20, No. 2, Februari 2023,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X

4.2 Pengujian Motor BLDC Tanpa Boost Converter


Pada simulasi motor BLDC tanpa boost converter diberikan nilai konstan
sebesar 3000 rpm. Besar nilai torsi yang diperoleh dari data parameter sebesar 0.74
Nm/A, induktansi fasanya 0.00768 H, dan resistansi fasanya 2.3 ohm. Namun pada
penelitian ini saya melakukan simulasi pada motor BLDC tanpa boost converter dan
menggunakan boost converter. Untuk motor BLDC tanpa boost converter disini
tidak adanya konverter dan kontrol untuk menentukan kecepatan dan torsi yang
konstan.
Pada simulasi, target kecepatan ditetapkan 3000 rpm dan torsinya 0.74 Nm/A.
Gambar 9 menunjukkan kecepatan motornya. Pada start awal kecepatannya naik
mencapai 3.800 lalu stabil, namun ketika sampai di detik ke 0.6 kestabilannya mulai
turun menjadi 3.300. Dapat dilihat pada gambar tersebut bahwa kecepatan yang
ditetapkan 3000 tidak sesuai karena tidak adanya konverter dan kontrol pada
rangkaian motor ini. Dikarenakan tidak adanya boost converter dan kontrol PID pada
motor ini, ketika motor diberikan beban pada selang waktu 0.3 kecepatannya turun,
oleh karena itu kecepatan pada rpmnya menjadi tidak sesuai dengan yang kita
tetapkan yaitu 3000 rpm.

Gambar 9 Grafik Kecepatan Motor Tanpa Boost Converter

4.3 Pengujian Motor BLDC Menggunakan Boost Converter

130
Ervina Hasan dkk. “ Desain Kontrol Motor Brushless Direct ”

Pada simulasi, target kecepatan ditetapkan 3000 rpm dan untuk torsinya 0.74
Nm/A dan untuk waktu pembebanan 0.3 detik. Gambar 10 menunjukkan kecepatan
motornya. Pada start awal kecepatan rpm di waktu 0 detik kecepatannya naik sampai
3.800 lalu nilai turun menjadi 2.900, terus mencari kestabilan di detik 0.3 kecepatan
turun karena adanya beban pada motor, lalu mulai stabil di detik 0.4 di nilai 3000.

Gambar 10 Grafik Kecepatan Motor Menggunakan Boost Converter

Gambar 11 berikut ini menunjukkan grafik tegangan output, arus input dan
arus output pada motor BLDC menggunakan boost converter.

131
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 20, No. 2, Februari 2023,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X

Gambar 11 Grafik Tegangan Output, Arus Input dan Arus Output

Berdasarkan gambar di atas hasil dari tegangan input, tegangan output, arus
input dan arus output yang dimana untuk mendapatkan hasil dari daya input dan daya
output di hitung dengan P = V x I dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Daya Input dan Daya Output


Waktu Beban Vin Vout Iin Iout Pin Pout
0.3 220 V 748.6 V 547.5 A 336.9 A 12.045 W 25.220 W

Dapat dilihat pada Tabel 4 bahwasanya dampak dari kenaikan tegangan


terhadap kinerja rangkaian boost converter mampu menaikkan tegangan, namun
pada arus input dan arus output berbeda, arus input bernilai 547.5 A, sedangkan
outputnya bernilai 336.9 A. Terjadi besarnya pada arus input disebabkan oleh resistor
yang diberikan terlalu kecil. Untuk hasil dari daya inputnya adalah 12.045 W, dan
daya outputnya 25.220 W.

132
Ervina Hasan dkk. “ Desain Kontrol Motor Brushless Direct ”

5. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan analisisnya dapat disimpulkan bahwa
untuk membuat sistem motor yang baik maka penghubung antara kontrol dengan
motor sebaiknya menggunakan konverter. Dari hasil simulasi diperoleh bahwa nilai
tegangan output lebih besar dari pada nilai input, yang mana nilai input yang
ditetapkan adalah 220 Vdc untuk nilai pada outputnya 242.3 V, shingga ini
membuktikan bahwa boost converter mampu menaikkan tegangan outputnya.
Selanjutnya, dalam mengatur kecepatan motor sesuai dengan rpm yang kita inginkan,
memerlukan pengendali agar kecepatan motor konstan, yang dalam penelitian
menggunakan kontrol PID. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kecepatan konstan
3000 rpm dapat diperoleh dengan menggunakan kontrol PID pada rangkaian motor
menggunakan boost converter. Ketika diberikan beban pada motor maka
kecepatannya terjadi penurunan pada detik yang ditentukan. Dalam hal ini PID dapat
mengeluarkan bentuk gelombang sinyal PWM yang digunakan untuk menggatur
boost converter agar tegangannya dapat diatur. Untuk pengembangan lebih lanjut
maka perancangan konverter dapat diganti dengan syncrounus buck converter yang
dikenal memiliki efisiensi lebih tinggi.

Daftar Pustaka
[1] N. Miftaahul, D. M. Mulyana, and I. Yusuf, “Pengaturan Kecepatan Motor
Brushless DC (Direct Current) Menggunakan Cuk Converter,” J. Tek. Elektro
dan Komput. TRIAC, vol. 6, no. 2, 2019.
[2] N. Binti Mahmor, N. Binti Md Posdzi, and R. Binti Abdul Rani, “Design and
develop a boost converter by using matlab simulink simulation,” Southeast
Asian J. Technol. Sci., vol. 1, no. 2, pp. 48–53, 2020.
[3] A. Fathurachman, A. Najmurrokhman, and Kusnandar, “Perancangan Boost
Converter Untuk Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya,” in Seminar
Nasional IPTEK Jenderal Achmad Yani, 2015.
[4] F. G. Cladella, “Perbaikan Faktor Daya pada Pengaturan Kecepatan Motor

133
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 20, No. 2, Februari 2023,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X

BLDC Menggunakan Bridgeless Isolated - CUK Converter,” Institut Teknologi


Sepuluh Nopember, 2017.
[5] T. T. Arvianto, E. Wahjono, and I. Irianto, “Perancangan boost converter
menggunakan kontrol proporsional integral (PI) sebagai suplai tegangan input
inverter satu fasa untuk sistem uninterruptible power supply,” Tek. J. Sains dan
Teknol., vol. 16, no. 2, pp. 136–146, 2020, doi: 10.36055/tjst.v16i2.8511.
[6] J. Rantung and H. Luntungan, “DC Motor PID Controller with PWM
Feedback,” J. Tekno Mesin, vol. 6, no. 1, pp. 1–7, 2020.
[7] A. Dharmawan, “Dengan Metode PWM Sinusoidal Menggunakan Atmega16,”
2009.
[8] J. M. Sihombing, “Pengendali PWM pada Buck Converter dengan PID
Control,” 2018.
[9] R. Rizeki, B. Setiyono, and M. A. Riyadi, “Perancangan Sistem Kontrol Motor
Berbasis Kontrol PID Dengan Menggunakan Mikrokontroller ATmega8535
Pada Sizing Process Sistem Weaving I Greige Di PT . Apac Inti Corpora,”
2015.
[10] R. W. Hamdani and S. I. Haryudo, “Studi Literatur Pengaruh Kendali Boost
Converter Mengunakan Kontrol PID pada Kecepatan Motor DC,” J. Tek.
Elektro, vol. 10, no. 1, pp. 271–279, 2021.
[11] R. R. Putri, “Desain pengaturan kecepatan motor brushless dc dengan kontrol
logika fuzzy untuk pompa air bertenaga surya,” Skripsi Progr. Sarj. Tek.
Elektro, Inst. Teknol. Sepuluh Nop., 2018.
[12] V. N. Febrianto, “Aplikasi Kontrol PID untuk Pengaturan Putaran Motor DC
pada Alat Pengepres Adonan Roti (Screw Conveyor),” 2014.
[13] A. F. Alim, “Sistem Kendali Kecepatan Motor Brushless DC (BLDC) dengan
Pengendali PI,” 2020.
[14] G. A. Pratama, M. K. R. Ananta, R. W. Setia Budi, B. Y. Dewantara, and I. K,
“Kontrol Kecepatan Motor Brushless DC Menggunakan Double Boost
Converter Berbasis PI,” Cyclotron, vol. 3, no. 1, pp. 7–10, 2020, doi:
10.30651/cl.v3i1.4303.

134
Ervina Hasan dkk. “ Desain Kontrol Motor Brushless Direct ”

135

Anda mungkin juga menyukai