117 - 134,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X, doi: http://dx.doi.org/10.25105/jetri.v20i2.14945
ABSTRACT
Technological developments are increasingly rapid, especially in the field of transportation,
especially in electric vehicles, which are triggered by the increasing scarcity of fossil fuels.
One of the propulsion engines that are widely used in electric vehicles is the brushless direct
current (BLDC) motor because this motor has high torque, constant speed and is easy to
regulate. This study aims to design a BLDC motor control using a boost converter as a
voltage increaser and using a PID controller as a motor speed controller to keep it constant.
In this study, the motor speed is simulated with an input value of 3000 rpm and then a DC
voltage of 310 Vdc is given. The results showed that the motor speed regulation using a
boost converter can rotate constant. The boost converter as a voltage booster is able to
increase the Vin 220 Vdc voltage to a more 10% Vout, which is 242.3 V.
ABSTRAK
Perkembangan teknologi semakin pesat terutama dalam bidang transportasi khususnya pada
kendaraan listrik yang dipicu oleh semakin langkanya bahan bakar fosil. Salah satu mesin
penggerak yang banyak digunakan pada kendaraan listrik ialah motor brushless direct
current (BLDC) dikarenakan motor ini memiliki torsi yang tinggi, kecepatan yang konstan
dan mudah diatur. Penelitian ini bertujuan mendesain pengontrolan motor BLDC
menggunakan boost converter sebagai penaik tegangan serta menggunakan pengendali PID
sebagai pengatur kecepatan motor agar konstan. Dalam penelitian ini disimulasikan
kecepatan motor dengan nilai input 3000 rpm lalu diberikan tegangan DC dengan nilai 310
Vdc. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan kecepatan motor menggunakan boost
converter dapat berputar konstan. Boost converter sebagai penaik tegangan mampu
menaikan tegangan Vin 220 Vdc menjadi Vout yang lebih 10% yaitu 242.3 V.
Kata kunci: Motor Brushless Direct Current (BLDC), Boost Converter, PID
1. Pendahuluan
Motor brushless direct current adalah motor sinkron yang berarti medan
magnet yang dihasilkan oleh stator dan medan magnet yang dihasilkan oleh rotor
berputar pada frekuensi yang sama. Motor BLDC tidak slip seperti motor induksi
konvensional. Motor jenis ini memiliki magnet permanen pada rotor dan
elektromagnet pada stator. Kemudian, dengan menggunakan sistem komputer
sederhana, kita dapat mengubah arus dengan elektromagnet saat rotor berputar [1].
Boost converter adalah konverter daya DC ke DC yang dapat menghasilkan
tegangan output lebih tinggi dari tegangan input sesuai dengan sinyal kontrol pulse
width modulation (PWM). Meskipun konverter ini dapat menaikkan tegangan, tetapi
tunduk pada aturan konverter boost yaitu dengan mengatur duty cycle. Rangkaian
boost converter sendiri terdiri dari sumber tegangan DC, induktor, saklar elektronik,
dan rangkaian ini menggunakan komponen MOSFET, dioda, serta kapasitor dan
resistor yang juga berfungsi sebagai muatan [2].
Pulse width modulation (PWM) adalah modulasi lebar pulsa, yang
merupakan teknik modulasi untuk mengubah lebar pulsa dengan nilai amplitudo dan
frekuensi yang tetap. PWM juga dikenal sebagai duty cycle yang dinyatakan dalam
persentase (%) sehingga semakin tinggi duty cycle maka lebar pulsa semakin besar.
PWM ini juga dapat menentukan berapa lama kondisi ON akan bertahan dengan
mengontrol duty cycle-nya.
Metode kontrol yang dapat mengatur tegangan keluaran pada boost converter
adalah kontrol Proportional–Integral–Derivative (PID). Kontrol PID terdiri dari
parameter kontrol P (proposional), parameter kontrol I (integral) dan parameter
kontrol D (derivatif) yang masing-masing memiliki karakteristik tersendiri.
Keistimewaan dari kontrol P adalah dapat mempercepat respon keluaran pabrik
untuk mencapai set point.
118
Ervina Hasan dkk. “ Desain Kontrol Motor Brushless Direct ”
2. Landasan Teori
2.1 Motor Brushless Direct Current (BLDC)
Motor BLDC yang juga dikenal sebagai motor BLAC adalah jenis motor
sinkron magnet permanen (PMSM). Perbedaan penamaan ini terjadi karena motor
BLDC memiliki EMF belakang (rear EMF) yang berbentuk trapesium sedangkan
motor BLAC memiliki EMF belakang yang berbentuk sinusoidal. Namun, keduanya
memiliki struktur yang sama dan dapat dikendalikan dengan metode enam langkah.
Dibandingkan dengan motor DC konvensional, motor BLDC memiliki biaya
perawatan yang lebih rendah dan kecepatan tinggi karena tidak menggunakan sikat
sebagai perangkat pergantian. Dibandingkan dengan motor induksi, motor BLDC
lebih efisien karena rotornya dan torsi awal yang lebih tinggi dikarenakan rotor
terbuat dari magnet permanen [3].
Motor BLDC menggunakan prinsip yang sama dengan motor DC
konvensional, kecuali bahwa stator memiliki belitan tiga fase dan rotor memiliki
kutub magnet. Hal ini menyebabkan motor BLDC secara umum dianggap secara
struktural mirip dengan motor sinkron AC magnet permanen, seperti terlihat pada
Gambar 1.
119
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 20, No. 2, Februari 2023,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
inverter yang terhubung ke belitan stator, sehingga tidak perlu sikat pada motor
untuk melakukan penyalaan.
2.2 Boost Converter
Boost Converter adalah konverter yang membawa tegangan DC ke level
berikutnya. Ini adalah bentuk catu daya yang dibutuhkan ketika tegangan yang
dibutuhkan oleh perangkat atau rangkaian elektronik lebih tinggi dari tegangan suplai
yang tersedia. Seperti buck converter, boost converter juga mengimplementasikan
sistem SMPS, jadi itu adalah bagian dari tipe Power Supply SMPS juga.
Secara umum, boost converter ini adalah konverter daya DC-DC yang
menaikkan tegangan dari input (supply) ke output (beban) dan dirancang untuk
menunjukkan bahwa input daya DC disearahkan maju dengan konverter penyearah
yang berfungsi untuk pengaturan kecepatan dari motor BLDC [4].
Boost converter merupakan konverter DC-DC yang menghasilkan tegangan
output jauh lebih tinggi dari tegangan input. Konverter step-up ini termasuk dalam
rangkaian catu daya switching (SMPS) yang berisi setidaknya dua sakelar
semikonduktor seperti dioda dan transistor dan setidaknya satu komponen
penyimpan energi seperti kapasitor atau induktor atau sambungan yang cocok
keduanya [5],[3]. Rangkaian boost converter dapat dilihat pada Gambar 2.
Dalam mendesain boost converter harus memperhatikan nilai daya input dan
output untuk menentukan nilai duty cycle. Dengan nilai tegangan input 220 V dan
tegangan output 310 V maka nilai duty cycle yang diinginkan adalah ebagai berikut.
120
Ervina Hasan dkk. “ Desain Kontrol Motor Brushless Direct ”
𝑉𝑂 1
= (1−𝐷) (1)
𝑉𝐼
𝑉𝐼𝑁 −𝑉𝑂
D= (2)
−𝑉𝑂
Dimana:
𝑉𝑂 = Tegangan Output (volt)
𝑉𝐼 = Tegangan Input (volt)
D = Duty Cycle (%)
Untuk menghitung induktansinya maka digunakan rumus sebagai berikut:
𝐷(1−𝐷)2 𝑅
𝐿𝑀𝐼𝑁 = (3)
2𝐹𝑆
Dimana:
𝐿𝑀𝐼𝑁 = Induktansi minimum (H)
Sementara untuk menghitung kapasitor maka digunakan rumus sebagai berikut:
𝐷
C = 𝑉0 𝑅.𝐹.∆ (4)
𝑣𝑜
Dimana:
C = Kapasitansi (F)
121
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 20, No. 2, Februari 2023,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
akan bertahan dengan mengontrol duty cycle PWM. Prinsip kerja PWM dalam
membawa informasi analog pada lebar pulsanya dapat dilihat pada Gambar 3.
122
Ervina Hasan dkk. “ Desain Kontrol Motor Brushless Direct ”
123
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 20, No. 2, Februari 2023,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
3. Metode Penelitian
Pada penelitian ini dilakukan perancangan rangkaian untuk boost converter
dan motor BLDC. Kedua rangkaian tersebut disusun untuk mengatur kecepatan pada
motor. Gambar 5 memperlihatkan diagram blok sistem kontrol motor BLDC yang
didesain dalam penelitian ini.
124
Ervina Hasan dkk. “ Desain Kontrol Motor Brushless Direct ”
Parameter Nilai
Tegangan Input 220 volt
Tegangan Output 310 volt
Frekuensi 100 kHz
Resistansi Fasa 2,8 ohm
Untuk menentukan nilai induktor kita harus menghitung nilai duty cycle,
yaitu
𝑉𝐼𝑁 − 𝑉𝑂 220 − 310
𝐷= = = 0,29 %
−𝑉𝑂 −310
Frekuensi yang digunakan adalah 100 kHz, maka nilai induktansi adalah
125
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 20, No. 2, Februari 2023,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
𝐾𝑃 2,4
𝐾𝐷 = = = 9,6
𝑇𝐷 0,25
𝑇𝐼 = 2𝐿 = 2 × 0,5 = 1
126
Ervina Hasan dkk. “ Desain Kontrol Motor Brushless Direct ”
127
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 20, No. 2, Februari 2023,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
128
Ervina Hasan dkk. “ Desain Kontrol Motor Brushless Direct ”
129
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 20, No. 2, Februari 2023,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
130
Ervina Hasan dkk. “ Desain Kontrol Motor Brushless Direct ”
Pada simulasi, target kecepatan ditetapkan 3000 rpm dan untuk torsinya 0.74
Nm/A dan untuk waktu pembebanan 0.3 detik. Gambar 10 menunjukkan kecepatan
motornya. Pada start awal kecepatan rpm di waktu 0 detik kecepatannya naik sampai
3.800 lalu nilai turun menjadi 2.900, terus mencari kestabilan di detik 0.3 kecepatan
turun karena adanya beban pada motor, lalu mulai stabil di detik 0.4 di nilai 3000.
Gambar 11 berikut ini menunjukkan grafik tegangan output, arus input dan
arus output pada motor BLDC menggunakan boost converter.
131
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 20, No. 2, Februari 2023,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
Berdasarkan gambar di atas hasil dari tegangan input, tegangan output, arus
input dan arus output yang dimana untuk mendapatkan hasil dari daya input dan daya
output di hitung dengan P = V x I dapat dilihat pada Tabel 4.
132
Ervina Hasan dkk. “ Desain Kontrol Motor Brushless Direct ”
5. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan analisisnya dapat disimpulkan bahwa
untuk membuat sistem motor yang baik maka penghubung antara kontrol dengan
motor sebaiknya menggunakan konverter. Dari hasil simulasi diperoleh bahwa nilai
tegangan output lebih besar dari pada nilai input, yang mana nilai input yang
ditetapkan adalah 220 Vdc untuk nilai pada outputnya 242.3 V, shingga ini
membuktikan bahwa boost converter mampu menaikkan tegangan outputnya.
Selanjutnya, dalam mengatur kecepatan motor sesuai dengan rpm yang kita inginkan,
memerlukan pengendali agar kecepatan motor konstan, yang dalam penelitian
menggunakan kontrol PID. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kecepatan konstan
3000 rpm dapat diperoleh dengan menggunakan kontrol PID pada rangkaian motor
menggunakan boost converter. Ketika diberikan beban pada motor maka
kecepatannya terjadi penurunan pada detik yang ditentukan. Dalam hal ini PID dapat
mengeluarkan bentuk gelombang sinyal PWM yang digunakan untuk menggatur
boost converter agar tegangannya dapat diatur. Untuk pengembangan lebih lanjut
maka perancangan konverter dapat diganti dengan syncrounus buck converter yang
dikenal memiliki efisiensi lebih tinggi.
Daftar Pustaka
[1] N. Miftaahul, D. M. Mulyana, and I. Yusuf, “Pengaturan Kecepatan Motor
Brushless DC (Direct Current) Menggunakan Cuk Converter,” J. Tek. Elektro
dan Komput. TRIAC, vol. 6, no. 2, 2019.
[2] N. Binti Mahmor, N. Binti Md Posdzi, and R. Binti Abdul Rani, “Design and
develop a boost converter by using matlab simulink simulation,” Southeast
Asian J. Technol. Sci., vol. 1, no. 2, pp. 48–53, 2020.
[3] A. Fathurachman, A. Najmurrokhman, and Kusnandar, “Perancangan Boost
Converter Untuk Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya,” in Seminar
Nasional IPTEK Jenderal Achmad Yani, 2015.
[4] F. G. Cladella, “Perbaikan Faktor Daya pada Pengaturan Kecepatan Motor
133
Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, Vol. 20, No. 2, Februari 2023,
P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X
134
Ervina Hasan dkk. “ Desain Kontrol Motor Brushless Direct ”
135