Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL ELEKTRONIKA II

SAKLAR SENTUH

Disusun :
Isep Suryana
EK – 1 A
13

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2016
I. JUDUL : SAKLAR SENTUH

II. PENDAHULUAN

2.1. Latar Belakang Masalah

Dengan semakin pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama


di bidang elektronika, yang mengakibatkan pemakaian peralatan yang bekerja
secara mekanis telah banyak digantikan dengan peralatan yang bekerja secara
elektronik. Hal ini dikarenakan kestabilan serta keandalan dari system elektronik
lebih unggul dibandingkankan dengan system mekanis. Peralatan – peralatan yang
bekerja secara elektronik seperti saklar sentuh yang memanfaatkan pemakaian IC
linear serta jenis-jenis komponen semikonduktor lainnya yang dirangkai dan
difungsikan penggunaannya sebagai saklar. Di dalam rangkaian ini terdapat satu
timer dari IC 555 , diman penguatan ini mempunyai dua input terdiri dari pemicu
dan reset serta satu keluaran sebagai multivibrator monostabil yang menggerakan
relay sehingga berfungsi sebagai saklar sentuh.

Rangkaian saklar sentuh akan bekerja jika plat “ON” disentuh dengan jari
tangan. Pada saat plat disentuh dengan jari tangan , dimana tegangan pada pin
pemicu (input) yang diterimanya yaitu negative yang terdapat pada tubuh
manusia. Sehingga taraf IC 555akan memberikan sinyal masukan ke relay dan
selanjutnya relay akan berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan beban
pada rangkaian listrik.

. Dengan demikian, penyusun tertarik untuk melakukan praktikum yang


berjudul “Saklar Sentuh” , dan praktikum ini juga dilakukan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Bengkel Elektronika II, yang mana pembuatan
laporan ini sebagai kriteria penilaian dalam praktikum.

2.2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah diatas , maka muncul permasalahan
sebagai berikut :

1.Apa pengertian dari saklar sentuh itu sendiri ?

2. Bagaimana cara kerja rangkaian saklar sentuh itu ?

3.Bagaimana pengaplikasian rangkaian saklar sentuh ?

2.3. Manfaat

1. Mahasiswa dapat membuat rangkaian saklar sentuh dengan menggunakan


software EAGLE.

2. Agar bisa mengaplikasikan gambar rangkaian ke dalam bentuk layout di papan


PCB.

3. Mempelajari cara pembuatan rangkaian saklar sentuh secara sederhana.

4. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari saklar sentuh.

5. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja dari rangkaian saklar sentuh.

6. Mahasiswa dapat mengetahui pengaplikasian saklar sentuh dalam kehidupan


sehari- hari.

7. Mahasiswa dapat menguji coba rangkaian saklar sentuh yang telah dibuat.

III. LANDASAN TEORI

1. Pembangkit sinyal (monostabil multivibrator)

Monostable berasal dari kata mono yamg berarti satu dan stable berarti stabil.
Mengapa dikatakan demikian, karena karena sifat dari rangkaian ini IC 555
berfungsi menghasilkan satu keadan mantap (one –shot) pada outputnya. Sifat ini
dapat dimanfaatkan sebagai pewaktu tunda, pendeteksi pulsa yang hilang, saklar
tanpa riak sinyal, saklar sentuh, pembagi frekuensi,dan kapasitansi meter.
Monostable multivibrator merupakan salah satu pengembangan oscliator
tipe relaksasi dengan pemicu (trigerred). Multivibrator monostable memiliki satu
kondisi stabil sehingga sering juga disebut sebagai multibrator one-shot. Saat
osilator terpicu untuk berubah ke suatu kondisi pengoperasian, maka pada waktu
singkat akan kembali ke titik awal pengoperasian. Konstanta waktu dari rangkaian
tank circuit RC menentukan periode waktu perubahan keadaan. Rangkaian
memiliki dua kondisi yaitu kondisi stabil dan kondisi tak stabil. Rangkaian akan
rileks pada kondisi stabil saat tidak ada pulsa. Kondisi tak stabil diawali dengan
pulsa pemicu pada masukan. Setelah selang waktu 0,7 R2C1, rangkaian
multivibrator kembali ke kondisi stabil. Rangkaian monostable multivibrator tidak
mengalami perubahan sampai ada pulsa pemicu yang datang pada jalur input
oscilator.

Rangkaian Monostable Multivibrator

Pada saat pertama kali sumber tegangan DC diberikan ke rangkaian


multivibrator monostable diatas. Awalnya tidak ada pulsa masukan pemicu, Q2
mendapatkan bias maju dari rangkaian pembagi tegangan R2, D1 dan R5. Harga
R2 dipilih agar Q2 mencapai titik jenuh. Resistor R1 dan R3 masing-masing
membuat kolektor Q1 dan Q2 mendapat bias mundur. Dengan basis Q2 mendapat
bias maju, maka transistor menjadi jenuh dengan cepat. Tegangan kolektor Q2
drop kenilai sangat rendah dan terhubung ke basis Q1 melalui R4. Namun VB
tidak cukup besar untuk membuat Q1 berkonduksi. Karenanya rangkaian akan
tetap berada pada kondisi ini selama daya masih diberikan, sehingga rangkaian
berada pada kondisi stabil sampai ada sinyal picu (triger) yang diberikan ke jalur
input rangkaian multivibrator monostabil.
Untuk mengawali suatu perubahan, pulsa pemicu harus diberikan pada jalur input
rangkaian monostable multivibrator. C2 dan R5 pada rangkaian masukan
membentuk jaringan deferensiator. Tepi kenaikan (leading edge) dari pulsa
pemicu menyebabkan terjadinya aliran arus yang besar melalui 5 R . Setelah C2
mulai termuati arus lewat R5 mulai menurun. Saat pulsa pemicu sampai pada tepi
penurunan (trailing edge), tegangan C2 jatuh ke nol. Dengan tidak adanya sumber
tegangan yang dikenakan pada C2 , kapasitor akan terkosongkan melalui R5.
Karena pulsa dengan polaritas berkelablikan terjadi pada tepi penurunan pulsa
input. Pulsa input kemudian berubah ke positif dan suatu pulsa negatif tajam
(negative spike) muncul pada R5. D1 hanya berkonduksi selama  terjadi negative
spike dan diumpankan pada basis Q2. Ini mengawali terjadinya perubahan pada
multivibrator. Gambar berikut merupakan diagram waktu antar pulsa pemicu dan
keluaran yang dihasilkan monostable multivibrator.

Sinyal Triger Dan Output Monostable Multivibrator

Saat basis Q2 pada rangkaian multivibrator monostable menerima negative


spike, ini akan membawa transistor ke arah cutoff. Ini akan mengakibatkan
tegangan kolektor Q2 naik dengan cepat ke harga +VCC dan membuat basis Q1
menjadi positif. Saat Q1 berkonduksi, sehingga resistansi sambungan kolektor-
basis menjadi sangat rendah. Arus pengisian mengalir melewati Q1, C1 dan R2.
Kaki R2 bagian bawah menjadi negatif akibat pengisian C1 dan mengakibatkan
basis Q2 negatif. Q2 tetap berada pada keadaan cutoff. Proses ini akan tetap
berlangsung sampai C1 terisi. Arus pengisian lewat R2 kemudian akan menurun
dan bagian atas R2 menjadi positif. Q2 secepatnya menjdi berkonduksi dan
membawa Q1 cutoff.

Jika permukaan plat sentuh (tembaga) disentuh, maka transistor BC107 akan
“ON” sehingga mentrigger (pin 2) IC 555. Hal ini akan menyebabkan output (pin
3) menghasilkan sebuah pulsa dengan durasi waktu (T);
Dengan rumus:

T= 1,1 RC

2. Switch Transistor

No Q Transistor Lampu Keterangan


1 0 OFF Mati
2 1 ON Nyala
IV. PERANCANGAN

4.1 Gambar Rangkaian


Gambar rangkaian saklar sentuh :

4.2. Komponen / bahan


Untuk membuat rangkaian saklar sentuh diperlukan komponen dan bahan
sebagai berikut :

Daftar komponen

No Nama Komponen Jumlah


1. Resistor 1K 1 buah
2. Resistor 10K 1 buah
3. Resistor 3K3 1 buah
4. Transistor BC 107 1 buah
5. Transistor Bd 139 1 buah
6. Kapasitor 4,7μF 1 buah
7. IC 555 1 buah
8. IC 7474 1 buah
9. Dioda 1N2001 1 buah

Daftar bahan

No Nama Bahan Jumlah


1. PCB 6x7,8 cm 1 buah
2. Tenol Secukupnya
3. Kabel Secukupnya
4. FeCl3 Secukupnya
5. Air Secukupnya
6. Amplas halus 1 buah
7. Mika bening 1 buah
8. Soket IC 2 buah
9. Busa 1 buah
10. Ember / Aqua 1 buah
11. Plat 1 buah

4.3. Peralatan
Selain bahan dan komponen, diperlukan juga peralatan sebagai berikut :

Daftar Alat

No NamaAlat Jumlah
1. Laptop 1 buah
2. Setrika 1 buah
3. Solder 1 buah
4. Printer Laser 1 buah
5. Tang 2 buah
6. Ragum 1 buah
7. Mata Bor 1 buah
8. Mesin Bor 1 buah
9. Multimeter 1 buah
10. Catu daya 5 volt 1 buah
11. Atraktor 1 buah

4.4. Langkah – Langkah

1) Membuat sistematik rangkaian sesuai dengan rangkaian Saklar Sentuh.


2) Mendesain layout PCB menggunakan aplikasi EAGLE sesuai dengan
rangkaian.
3) Print layout PCB dikertas mika bening.
4) Potong layout PCB sesuai dengan ukurannya.
5) Amplas PCBnya terlebih dahulu sebelum layout PCB di tempelkan.
6) Letakan layout PCBnya diatas PCB yang ada bagian tembaganya.
7) Setrika layout PCB tersebut kurang lebih 10 menit.
8) Setelah selesai biarkan terlebih dahulu agar tidak terlalu panas, kemudian
celupkan kedalam air.
9) Kelupas layout PCB dengan cara pelan – pelan.
10) Larutkan PCB kedalam larutan FeCl3 , kemudian tunggu sampai tembaga
PCB yang tidak tertutupi oleh jalur berwarna keputihan.
11) Angkat PCB dari larutan FeCl3, kemudian bersihkan sisa layout PCB
dengan cara mengamplas sambil diberi air sampai sisa layoutnya benar –
benar bersih.
12) Bor PCB tersebut sesuai jalur yang telah dibuat.
13) Pasang komponen, kemudian solder dengan rapi.
14) Setelah selesai kemudian potong kaki – kaki komponennya, selanjutnya
lakukan pengukuran.
15) Ukur tegangan disetiap pin IC sebagai uji coba awal, kemudian catat pada
tabel.
16) Uji coba rangkaian untuk mengetahui apakah rangkaian itu sudah bekerja
atau belum.

V. HASIL PERANCANGAN

5.1. Data – data Awal

Ujicoba awal:

1. Periksa rangkaian
2. Sambungkan catu daya 5 volt (TR)
3. Ukurlah masing – masing pin IC dan hasilnya tulis pada tabel.

Tabel 1. Pengukuran Awal

No IC 7474 (V) Pin IC 555 (V) Pin Ket

1 0 GND
2 5,30 Trig
3 0 Out
4 5,30 Reset
5 0,2 Cv
6 5,30 Thr
7 0 GND 5,30 Disc
8 0,13 5,30 Vcc
9 -3,36
10 5,30
11 0,46
12 0,21
13 5,30
14 5,30 Vcc

4.2. Uji Pulsa

1. Rangkaian sudah di ujicoba awal


2. Pasang IC 555
3. Sambungkan tegangan 5 Votl (TTL)
4. Ukurlah tegangan pada pin 3 IC 555(output) dengan menyentuh
elektrodaya meter akan menunjuk pada suatu tegangan kemudian kembali
ke nol.

Pertanyaan:
Berapa tegangan pada IC 555 pin 3 (output) dengan menyentuh elektodaya
?

4.3. Jawab Pertanyaan

Tegangan pada IC 555 pin 3 (output) dengan menyentuh elektrodaya


sebesar 4,68 . kemudian kembali ke tegangan nol.
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

 Saklar sentuh merupakan salah satu cara yang berfungsi untuk memutus serta
menghubungkan arus listrik sesuai keinginan kita. Saklar ini sangat peka sehingga
akan dapat beroperasi hanya dengan diraba jari saja. Rangkaian elektronika ini
dapat dipakai untuk menyalakan lampu. Dan tentu saja lampu ini dapat diganti
dengan sesuatu yang Anda butuhkan, contohnya kunci morse, relay, pemancar
radio, dan lain sebagainya. Latar belakang kepekaan saklar ini sebenarnya
berdasarkan dideteksinya arus yang sangat kecil yang melewati jari-jari yang
menghubungkan dua kontak. Nah, kontak-kontak ini perlu dilindungi terhadap
karat karenanya perlu diolesi timah solder.

Adapun prinsip kerja dari rangkaian ini adalah sebagai berikut. Apabila
kontak-kontak diraba dengan jari, pasti arus sangat kecil mengalir dalam sirkuit
basis-emitor Q1. Sehingga arus kolektor di Q1 akan sudah cukup besar guna
mengaktifkan seluruh sistem. Untuk emitor Q2 dan Q3 dirangkaian sebagai
penyulut Schmitt. Pada bagian terbesar dari rangkaian saklar sentuh ini, Q1 akan
mengalir masuk ke basisnya Q2 dan membuat Q2 menghantar dengan kuat.
Proses ini menyebabkan Q3 menjadi tersumbat. Sebab tersumbanya emitor
tersebut, maka kolektor Q3 menjadi bertengangan kira-kira setinggi + pada
baterai. Untuk basis Q4 juga mendapat tegangan +baterai ini sehingga Q4 pun
dapat menghantar listrik sehingga lampu dapat menyala. Apabila jari kita diangkat
dari kontak-kontak, secara otomatis arus basis akan berhenti mengalir di Q1.
Akibat berhentinya basis Q1, basis Q2 tidak akan lagi mendapat tegangan
sehingga Q2 menjadi tersumbat. Akibat tersumbatnya basis Q2 tersebut, maka
basis Q3 juga akan menarik arus lewat R3 sehingga Q3 ini pun menghantar. Jika
Q3 mulai menghantar, pasti tegangan pada emitornya naik sedikit oleh umpan
balik yang membuat Q2 dipercepat menyumbatnya. Disisi lain, sementara itu
tegangan di kolektor Q3 menurun hingga akhirnya tidak dapat menjangkitkan arus
basis di Q4. Turunnya tegangan pada Q3 ini maka akan menyebabkan Q4 pun
menyumbat dan lampu padam atau mati.
Pengaplikasian Rangkaian saklar sentuh ini bisa kita aplikasikan sebagai :

 Saklar di walkie talkie


 Saklar untuk pompa air
 Saklar lampu
 dan masih banyak yang lainnya contohnya para briker FM juga bisa
memakai ini untuk saklar transmit dan recieve.

5.2. Saran

Setelah melakukan perakitan rangkaian, melakukan percobaan, dan


mendapatkan hasil, maka penyusun memberikan saran:
a. Pahamilah skema rangkaian dengan benar sebelum melakukan
praktikum,
b. Dalam mendesain layout jalur PCB perhatikan ukuran komponennya,
jangan sampai terlalu berdekatan,
c. Setelah pembuatan layout jalur pada PCB, sebelum dilarutkan,
periksalah apakah sudah sesuai dengan skema rangkaian yang ada atau
belum,
d. Penyolderan dimulai pada komponen pasif dan tahan terhadap suhu
panas terlebih dahulu, selanjutnya pada komponen aktif,
e. Cek ulang rangkaian sebelum digunakan,
f. Hati-hati saat melaksanakan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

http://komponenelektronika.biz/rangkaian-saklar-sentuh.html

http://blogelektronikadi.blogspot.co.id/2012/09/rangkaian-saklar-sentuh-
menggunakan-ic.html

http://www.alldatasheet.com
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai