Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PERBAIKAN DROP VOLTAGE DENGAN PENGGANTIAN

KABEL PENAMPANG DAN EVALUASI KOORDINASI OCRRECLOSER STUDI KASUS PADA PENYULANG KALISARI 1 DAN 2
GI KALISARI - SEMARANG
Akbar Kurnia Octavianto1), Karnoto2), Susatyo Handoko2)
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

ABSTRAK
Suatu sistem tenaga listrik yang baik harus memiliki nilai tegangan yang tidak melebihi batas toleransi
serta rugi-rugi daya yang kecil. Batas toleransi yang diperbolehkan untuk suatu nilai tegangan 5% dari nilai
nominalnya. Nilai tegangan yang konstan akan mengoptimalkan unjuk kerja dari peralatan listrik yang
digunakan. Sedangkan rugi-rugi daya yang kecil akan menjaga pasokan daya listrik sesuai dengan kebutuhan
konsumen, serta dapat mengurangi kerugian finansial yang terjadi selama proses transmisi dan distribusi.
Pada tugas akhir ini akan dilakukan perbaikan kualitas tenaga listrik dengan perbaikan drop tegangan
pada jaringan distribusi tegangan menengah sisi 1 fasa dengan penggantian kabel penampang. Proses
perbaikan dilakukan dengan kabel yang nilai resistansinya lebih kecil, kemudian dibandingkan hasil drop
tegangan sebelum dan sesudah dilakukan perbaikan. Pada tugas akhir ini pula dibahas koordinasi rele OCRrecloser yang terpasang pada penyulang, Dilakukan beberapa simulasi untuk mengetahui kooordinasi tersebut.
Proses perbaikan pada tugas akhir ini disimulasikan dengan menggunakan perangkat lunak ETAP 7.0.0.
Dari hasil simulasi drop tegangan didapatkan hasil sebelum dan sesudah perbaikan. Sampel bus yang
diambil dibandingkan rata-rata tegangan naik setelah dilakukan perbaikan. pada penyulang Kalisari 1 nilai
kenaikan tegangan yang terendah 0.035Kv pada bus 6 dan yang tertinggi 0.131Kv di bus 138, pada penyulang
Kalisari 2 kenaikan tegangan dari yang terendah 0.001 Kv pada bus 2 dan yang tertinggi 0.01 Kv di bus 125.
Pada simulasi ocr dengan data eksiting PLN dari hasil simulasi terlihat optimal hanya saja masih perlu
perbaikan untuk penyempurnaan. Nilai waktu pemutusan relay 7 penyulang Kalisari 1 simulasi eksisting PLN
567 ms dan simulasi hitung yaitu 800 ms. Sedangkan untuk Kalisari 2 simulasi eksisting PLN yaitu 400 ms dan
pada simulasi hitung yaitu 800 ms.
Kata Kunci :drop tegangan, kabel penampang, koordinasi OCR-Recloser, ETAP 7.0.0

ABSTRACT
A good power system must have a value that does not exceed the voltage tolerance and power losses are
small. Tolerance limit allowed for a 5% voltage value of their nominal value. Constant voltage value will
optimize the performance of electrical equipment used. While the power loss would keep a small supply of
electric power in accordance with the needs of consumers, and can reduce financial losses that occur during the
process of transmission and distribution.
This research will be be improved with the improvement of the quality of electric power distribution
network voltage drop on the 1-phase medium voltage cables with section replacement. Process improvements
made by cable resistance value is smaller, then compared the results of the voltage drop before and after repairs.
In this research also discussed coordination OCR rele-recloser is installed on feeders, Do a simulation to
determine the coordination over. The repair process is simulated in this research using ETAP 7.0.0 software.
From the simulation results showed the voltage drop before and after repair. Bus samples taken compared
to the average voltage rise after repairs. at feeders Kalisari 1 lowest voltage rise value 0.035Kv in bus 6 and the
highest 0.131Kv on bus 138, at 2 Kalisari feeder voltage rise from a low of 0.001 in the Kv bus 2 and the
highest 0.01 Kv on bus 125. In the simulation with the data eksiting OCR PLN of optimal simulation results
look just still need improvement to improvement. Termination of the time value of 7 feeder relay Kalisari
existing simulation PLN 1 567 ms and 800 ms simulation that count. As for the existing simulation PLN
Kalisari 2 is 400 ms and the simulation count is 800 ms
Keywords: Voltage Drop , cable section, coordinating the OCR-Recloser, ETAP 7.0.0

1
1.1

Pendahuluan
Latar Belakang

Suatu sistem tenaga listrik yang baik harus


memiliki nilai tegangan yang tidak melebihi batas

1)

2)

Mahasiswa Teknik Elektro UNDIP


Dosen Teknik Elektro UNDIP

toleransi serta rugi-rugi daya yang kecil. Batas toleransi yang


diperbolehkan untuk suatu nilai tegangan 5% dari nilai
nominalnya. Nilai tegangan yang konstan akan
mengoptimalkan unjuk kerja dari peralatan listrik yang

1.2
1.
2.
3.

4.

5.

Tujuan
Mengetahui nilai drop tegangan pada
penyulang kalisari 1 dan 2.
Mengetahui koordinasi OCR dan Recloser
pada penyulang Kalisari 1 dan 2
Melakukan perbaikan drop tegangan dengan
penggantian kabel penampang JTM sisi 1 fasa
penyulang Kalisari 1 dan 2
Melakukan perhitungan manual nilai setting
TMS kemudian melakukan perbandingan
dengan nilai setting eksisting PLN
Menganalisa hasil simulasi software ETAP
7.0.0 serta melakukan evaluasi dan
melakukan
perbaikan-perbaikan
yang
diperlukan.

3. Proses perbaikan dan koordinasi OCR disimulasikan


menggunakan perangkat lunak ETAP 7.0.0
4. Nilai impedansi transformator yang digunakan
merupakan nilai tipikal yang telah diberikan oleh
perangkat lunak ETAP 7.0.0
5. Nilai setting OCR pada simulasi merupakan data dari
PLN Rayon Semarang Tengah.
6. Tidak membahas secara detail proteksi pada jaringan
distribusi.
7. Tidak membahas secara detail mengenai perhitungan
manual aliran daya dan drop tegangan pada jaringan
distribusi.
8. Beban trafo diasumsikan sebesar 65% dari kapasitas trafo
9. Faktor daya sistem diasumsikan 0,85 lagging
II.
LANDASAN TEORI
Sistem Distribusi Daya Listrik
Pengertian Umum
Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem
tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk
menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar
(Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Jadi fungsi
distribusi tenaga listrik adalah; 1) pembagian atau
penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan),
dan 2) merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung
berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya pada
pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui
jaringan distribusi.
2.1
2.1.1

2.1.1
Bagian Sistem Distribusi
Adapun bagian-bagian dari sistem distribusi tenaga listrik
adalah:
1. Gardu Induk Distribusi
2. Jaringan Primer (JTM)
3. Transformator Distribusi
4. Jaringan Sekunder (JTR)
Dalam hal ini tegangan menengah sistem distribusi adalah
20 kV dan tegangan rendahnya 380/220 V.
Gardu Induk

digunakan oleh konsumen. Sedangkan rugi-rugi daya


yang kecil akan menjaga pasokan daya listrik sesuai
dengan kebutuhan konsumen, serta dapat mengurangi
kerugian finansial yang terjadi selama proses transmisi
dan distribusi. Salah satu proses perbaikan drop
tegangan pada jaringan distribusi dapat dilakukan
dengan melakukan penggantian kabel penampang
penyulang.
Pada penelitian tugas akhir ini untuk
meningkatkan kualitas tenaga listrik yang termasuk
drop tegangan melakukan penggantian luas penampang
kabel penyulang pada JTM 1 fasa di penyulang kalisari
1 dan kalisari 2 dari GI Kalisari. Berdasarkan teori
yang ada semakin panjang jarak penyulang dapat
mengakibatkan drop tegangan diujung jaringan yang
sering dikeluhkan oleh pelanggan maka dari itu
perbaikan-perbaikan akan diupayakan sedemikian rupa
agar dapat meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap
layanan PLN. Penggantian kabel yang dimaksud
dengan memperbesar luas penampang atau mengubah
dengan nilai resistansi kabel yang lebih kecil sehingga
nilai drop tegangan dapat berkurang. Untuk
meningkatkan kualitas tenaga listrik pada tugas akhir
ini juga dibahas mengenai pengaturan setting OCR
yang terpasang pada kedua penyulang yaitu kalisari 1
dan kalisari 2. OCR merupakan rele arus lebih yang
dipasang pada jaringan distribusi, dengan nilai setting
yang tepat maka koordinasi peralatan proteksi apabila
pada saat terjadi gangguan dapat tertatasi dengan cepat
dan optimal. Apabila nilai setting pada peralatan
proteksi tersebut salah maka dapat mengganggu aliran
listrik ke pelanggan yang menjadikan nilai kualitas
tenaga listrik jadi berkurang.

Sekering
T.M.
Trafo
Distribusi

Rel T.R.
Sekering
T.R.
Gardu
Distribusi

Jaringan Tegangan Rendah


(JTR) Tiang
Sambungan
Rumah
Pelanggan

Gambar 1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

2.2
1.3
Batasan Masalah
1. Proses perbaikan tegangan hanya dilakukan pada
sisi tegangan rendah jaringan distribusi Penyulang
Kalisari 1 dan Kalisari 2.
2. Perbaikan tegangan dilakukan dengan penggantian
luas penampang kabel penampang pada sisi
tegangan rendah saja.

Jaringan Tegangan Menengah


(JTM)

Kebutuhan Penyaluran Energi Listrik


Untuk proses pengiriman tenaga listrik terdiri dari
berbagai persoalan teknis, tenaga listrik hanya dibangkitkan
pada tempat-tempat tertentu saja.

a.
b.
c.
d.

Gangguan hubung singkat 3 fasa


Gangguan hubung singkat fasa ke fasa
Gangguan hubung singkat dua fasa ke tanah
Gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah

III. METODOLOGI PENELITIAN


Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan
dari survey data pada obyek penelitian, yaitu PT. PLN
(Persero) Area Semarang dan Rayon Semarang Tengah.
3.1

Gambar 2 Proses pengiriman tenaga listrik

Kebutuhan energi listrik akan meningkat


sejalan dengan perkembangan ekonomi daerah dan
pertumbuhan penduduk. Semakin meningkatnya
ekonomi pada suatu daerah maka konsumsi energi
listrik juga akan semakin meningkat. Kondisi ini
tentunya harus diantisipasi sedini mungkin oleh PT
PLN (Persero) agar penyaluran energi listrik dapat
tersalurkan dalam jumlah yang cukup. Disamping
pertumbuhan ekonomi, perkembangan energi listrik
juga dipengaruhi oleh faktor perkembangan penduduk
dalam pengertian jumlah rumah tangga yang akan
dilistriki.

3.2

Metode Pengolahan Data


Data-data yang diolah adalah data-data yang
diambil dari PT. PLN (Persero) Area Semarang. Setelah data
data diperoleh, langkah selanjutnya adalah melakukan
pengolahan data. Pengolahan disini dilakukan 2 simulasi
yaitu drop tegangan dan koordinasi OCR recloser.
Langkah-langkah untuk Simulasi drop tegangan
adalah :
Eksisting PLN dianalisa untuk mendapatkan tegangan
Penggantian kabel penampang dari 70 mm menjadi
240mm pada JTM sisi 1 fasa
Dibandingkan debelum dan sesudah perbaikan
penggantian kabel penampang tersebut
MULAI

2.3

Losses & Voltage Drop Distribusi Tenaga


Listrik
Adanya susut energi listrik, sesuatu yang
hilang selama proses pendistribusian melalui jaringan
akan mengurangi efisiensi dari sistem tersebut,
terutama pada trafo distribusi. Ini bisa terjadi karena
adanya gesekan-gesekan teknis, mekanis, maupun
faktor cuaca yang menyebabkan adanya arus bocor
pada kabel-kabel saluran distribusi.

SPESIFIKASI
DATA-DATA

JALANKAN
SIMULASI

HASIL SIMULASI
DROP TEGANGAN

PERBAIKAN
DROP
TEGANGAN

ANALISA HASIL
SIMULASI
PERBAIKAN

VOLTAGE DROP = % Tegangan Pangkal GI - %

ANALISA
PERBANDINGAN
SEBELUM DAN
SESUDAH
PERBAIKAN

Tegangan Paling Ujung


2.4

Rele Arus Lebih

Relay arus lebih adalah relay yang akan


bekerja terhadap arus lebih. Relay arus lebih akan
bekerja bila arus yang mengalir melebihi nilai
pengaturannya ( I set ). Macam-macam karakteristik
relay arus lebih yaitu :
a. Relay waktu seketika (Instantaneous relay)
b.Relay arus lebih waktu tertentu (Definite time
relay)
c. Relay arus lebih waktu terbalik
2.5

Gangguan Hubung Singkat


Hubung singkat adalah sebuah jenis gangguan
yang terjadi karena terhubungnya antara dua titik atau
lebih yang tidak seharusnya terhubung dalam suatu
jaringan penyalur tenaga listrik aktif, baik secara tidak
sengaja maupun sengaja. Beberapa jenis gangguan
hubung singkat pada system tenaga listrik adalah :

PEMBUATAN
ONE LINE DIAGRAM

SELESAI

Gambar 4. Diagram alir simulasi drop tegangan


menggunakan ETAP

Simulasi pertama dan kedua menggunakan software


ETAP 7.0.0.. Simulasi yang pertama yaitu analisa drop
tegangan disimulasikan dengan menggambar topologi
jaringan kemudian analisa hasil dan melakukan perbaikan
dengan menggunakan penggantian kabel penampang. Untuk
yang kedua mengenai analisa koordinasi OCR.
Langkah-langkah untuk Simulasi koordinasi OCR
Recloser adalah :
Dari data eksisting PLN dilakukan simulasi untuk
mengetahui kinerja peralatan
Melakukan perhitungan manual nilai setting TMS
Melakukan simulasi kembali TMS hasil perhitungan

Melakukan perbandingan antara eksisting PLN


dan hasil perhitungan
MULAI

energi listrik di penyulang KLS 3, KLS 4, KLS 5, KLS 6,


dan KLS 7, KLS 8 sedangkan Trafo II dipergunakan untuk
menyuplai penyulang KLS 1, KLS 2, KLS 9, KLS 10, KLS
11, dan KLS 12.
Tabel 1. Kapasitas Gardu Induk Kalisari

SPESIFIKASI
DATA-DATA

Gardu
Induk

PEMBUATAN
ONE LINE DIAGRAM

GI
Wonogiri

JALANKAN
SIMULASI

Kapasitas
Ratio
Trafo
Tegangan (kV)

Trafo

Jumlah
Penyulang

60 MVA

150/20

II

60 MVA

150/20

Sumber : PT PLN (Persero) Area Semarang

HASIL SIMULASI
KOORDINASI OCR

3.3.3

Data Koordinasi Setting Rele OCR PMT dan


Recloser
Data Koordinasi setting rele OCR PMT dan
Recloser dibutuhkan untuk mengetahui koordinasi Recloser
pada penyulang, nilai setting yang digunakan pada simulasi
ETAP 7.0.0. Berikut ini adalah data setting koordinasi rele
OCR dan Recloser.

PERBAIKAN
KOORDINASI
OCR

ANALISA HASIL
SIMULASI
PERBAIKAN

ANALISA
PERBANDINGAN
SEBELUM DAN
SESUDAH
PERBAIKAN

Tabel 2 Data koordinasi setting rele OCRpenyulang Kalisari 1

SELESAI

Koordinasi Seting Rele OCR PMT dan Recloser


INC EXIST1

SETTING

Gambar 5. Diagram alir simulasi koordinasi OCR


Recloser menggunakan ETAP

Data Data Sistem


Data Kondisi Eksisting Rayon Semarang
Tengah
Data jaringan tegangan menengah Rayon
Semarang Tengah yang digunakan dalam tugas akhir
ini adalah data eksisting jaringan tegangan menengah
Rayon Semarang Tengah pada tahun 2012.

OCR

X Iset

No

IEC SI

R2 EXIST 7

500 A
14
0.27
5.5 X I N
I >> 5500 A
Arus
Waktu

EXIST

380 A
14
0.10
3.0 X I N
I >> 3040 A
Arus
Waktu

IEC SI

1000

R2 EXIST

350 A
14
0.05
3.0 X I N
I >> 3000 A
Arus
Waktu

IEC SI

IEC SI

Tabel 3 Data koordinasi setting rele OCRpenyulang Kalisari 2


Koordinasi Seting Rele OCR PMT dan Recloser
INC EXIST1

SETTING
OCR
Ar us
Kurva
Tms
Moment

GRAND
MARINA
U4- 116 G

B1 - 116F
SEMARANG INDAH

X Iset

TBL.4
U4- 109
TANAH MAS

U4- 148
P.MINDI

Standard
IEC SI

1000

R1 EXIST

KLS 1

2000 A
14
0.25
####### I N
I >> 2000000 A
IEC SIArus GangguanArus
Waktu
IEC SI

IEC SI

R2
R1 EXIST 5

1000

OG EXIST

Sumber : PT PLN (Persero) Area Semarang

PRPP

KPK.3

OG EXIST 3

TRAFO II

Ar us
Kurva
Tms
Moment

3.3
3.3.1

2000

INC EXIST

No

IEC SI

IEC SI

Standard
IEC SI

2000

OG EXIST 3

400

INC EXIST

OG EXIST

TRAFO I

KLS 2

2000 A
IEC SI
14
0.25
3.5 X I N
I >> 7000 A
OFFArus GangguanArus
Waktu

480 A
IEC SI
14
0.27
13.8 X I N
I >> 5520 A
Arus
Waktu

R2
R1 EXIST 5

1000

R2
R1 EXIST
EXIST 5

R1 EXIST

1000

R1 EXIST
-

Letak R1

EXIST

300 A
IEC SI
14
0.10
2.5 X I N
I >> 2500 A
Arus
Waktu

300 A
OFF
17
0.10
2.5 X I N
I >> 2500 A
Arus
Waktu

B1R 82A/13
4 / T 2 - 132A
KOKROSONO

KLS.2

KPK.3

Sumber : PT PLN (Persero) Area Semarang

B1-70
JL.SILIWANGI

B 1 - 83
L JL PUSPOWARNO RY

8 / S 3 - 120
PLERET

B1- 113
PAMULARSIH
KLS.3

R
B 1 - 113
PAMULARSIH

8 / S 3 - 120
PLERET

KALISARI
1 / S3 - 120

GIS. KALISARI

B1- 136
PHAPROS

B1-136
GEDONG BATU

INC

II = 60

INC

KLS.6

I = 60

KLS.6

STANDING OPERATION PROCEDURE (SOP)


MANUVER BEBAN PENYULANG KLS.01

1
2
9
10
11
12

1. BEBAN DILIMPAHKAN KEPENYULANG KLS 2 :


- MEMASUKKAN ABSW 4/T2-132A,
- MELEPAS RECLOSER B1-113.

3
4
5
6
7
8

2. BEBAN DILIMPAHKAN KEPENYULANG KPK 3 :


- MEMASUKKAN ABSW B1-70,
- MELEPAS RECLOSER B1-113.
3.BEBAN DILIMPAHKAN KEPENYULANG TBL 4 :
- MEMASUKKAN ABSW U4-109,
- MELEPAS RECLOSER B1-113.

PT.PLN (Persero)

TANGGAL :

DISTRIBUSI JAWA TENGGAH & D.I.Y

15/05/2012

: ABSW NO

DIKETAHUI

DISETUJUI

DIPERIKSA

: ABSW NC
R

AAAC
mm2

DIGAMBAR
AREA

: RECLOSER

: LBS AKTIF

: LBS BELUM AKTIF


M. DIS

DM. DASOD

Data Impedansi Kabel Jaringan

Tabel 4. Data impedansi kabel jaringan

REVISI :

SINGLE LINE DIAGRAM


JARINGAN LISTRIK 20 KV
PENYULANG KLS.01

KETERANGAN

3.3.4

M. AREA

Z1,Z2

ASMAN JARINGAN

Sumber : PT PLN (Persero) Area Semarang


Gambar 6 Single Line Diagram Penyulang kalisari 1

Zo

R1

jx1

Ro

jxo

6.0000

7.0000

8.0000

9.0000

16

2.0161

0.4036

2.1641

1.6911

25

0.9217

0.3790

1.0697

1.6695

50

0.6452

0.3678

0.7932

1.6553

70

0.4608

0.3572

0.6088

1.6447

95

0.3396

0.3449

0.4876

1.6324

120

0.2688

0.3375

0.4168

1.6251

150

0.2162

0.3305

0.3631

1.6180

185

0.1744

0.3239

0.3224

1.6114

240

0.1344

0.3158

0.2824

1.6003

TBL.4

TBL.4
43/ T2- 134
SETIAKI

T2- 163Z
Jl. Hasanudin

T 3 - 163D
Jl.Hasanudin

SPL.4
2 / T 3- 163W
Jl. Peres

SPL.4

11/ T 2- 134
R
SETIAKI

T 2- 167
Jl.Tanjung
LBS
SPL02.49.U03/
T2- 154
Jl. Imam bonjol

STANDING OPERATION PROCEDURE (SOP)


MANUVER BEBAN PENYULANG KLS.02
SMGTENGAH
1. BEBAN DILIMPAHKAN KE PENYULANG SPL 4 :
- ABSW 2/T3-163W DIMASUKKAN,
- PMT KLS 02 DILEPAS,
- ABSW KSR 2 001 DILEPAS.

4 / T 2 - 134
Poncowolo

KLS.1

177 T 3-

SPL.2

SPL02.052.U

4/ T2- 132A
KOKROSONO

T 2 - 151G
Pier Tendean

2. BEBAN DILIMPAHKAN KEPENYULANG SPL 4 :


- ABSW T3-177 DIMASUKKAN,
- PMT KLS 2 DILEPAS
- ABSW KSR 2 001 DILEPAS.

T 2 - 137
JL. Indraprasta

KSR 02 014
U02

3. BEBAN DILIMPAHKAN KEPENYULANG SPL 2 :


- ABSW T2-151G DIMASUKKAN
- PMT KLS 2 DILEPAS,
- ABSW KSR 2 001 DILEPAS.
4. BEBAN DILIMPAHKAN KE KALISARI 10 :
- ABSW KSR 2 014 U02 DIMASUKKAN,
- PMT KLS 2 DILEPAS,
- ABSW KSR 2 001 DILEPAS.

KLS.10

T2- 120
jl. Sugiyopranoto

5. BEBAN DILIMPAHKAN KEPRNYULANG KALISARI 1 :


- ABSW 4/T2-132A DIMASUKKAN,
- PMT KLS 2 DILEPAS
- ABSW KSR 2 001 DILEPAS.
6. BEBAN DILIMPAHKAN KEPENYULANG TBL 4 :
- ABSW 43/T2-134 DIMASUKKAN,
- PMT KLS 2 DILEPAS,
- ABSW KSR 2 001 DILEPAS,
- ABSW T2-163Z DIMASUKKAN.

GIS. KALISARI
INC
II = 60

INC
KETERANGAN
: ABSW NO
: ABSW NC
R

: RECLOSER

I =60

1
2
9
10
11
12
3
4
5
6
7
8

KSR02 001
Jl.Dr.Sutomo
PT.PLN (Persero)

TANGGAL :

DISTRIBUSI JAWA TENGGAH & D.I.Y

15/05/2012

SINGLE LINE DIAGRAM


JARINGAN LISTRIK 20 KV
PENYULANG KLS.02
DISETUJUI

DIKETAHUI

DIPERIKSA

REVISI :

DIGAMBAR
AREA

: LBS AKTIF
: LBS BELUM AKTIF
M. DIS

DM. DASOD

M. AREA

Sumber : SPLN 72-3:1983

ASMAN JARINGAN

Sumber: PT PLN (Persero) Area Semarang

3.3.5

Tabel 6 Data impedansi dan short circuit GI Kalisari

Gambar 7 Single Line Diagram Penyulang kalisari 2

3.3.2

Data Trafo Gardu Induk (GI) Kalisari


Di Rayon Kalisari terdapat Gardu Induk
Kalisari yang memiliki 2 trafo masing-masing 60
MVA. Trafo I digunakan untuk mendistribusikan

Data Impedansi dan Short Circuit GI Kalisari

BUS GI/GITET
1
2

Region

Teg

Imp.urutan positif Imp.urutan negatif

KV

R1(pu)

KALISARI region3 150


KALISARI region3 150

X1(pu)

R2(pu)

X2(pu)

Imp.urutan nol
Ro(pu)

0.001988 0.011659 0.001988 0.011937 0.004862 0.016414 30.76735 7993.592 35.54894 9235.8855
0.001988 0.011659 0.001988 0.011937 0.004862 0.016414 30.76735 7993.592 35.54894 9235.8855

Sumber : PT PLN (Persero) Area Semarang

Arus hub singkat Max

Xo(pu) 1ph. (kA) 1ph. (MVA)3ph. (kA) 3ph. (MVA)

IV HASIL DAN ANALISA

Tabel 7. hasil simulasi sebelum dan sesudah di penyulang


Kalisari 1

4.1

Simulasi Sistem dengan Software ETAP


7.0.0
Simulasi sistem yang dilakukan terdiri dari
dua macam, yaitu Simulasi I dan Simulasi II. Simulasi
I adalah simulasi drop tegangan dan yang kedua
merupakan simulasi koordinasi OCR Recloser dari
penyulang Kalisari 1 dan 2.
4.2

Penggambaran One Line Diagram


Penggambaran One Line Diagram ke dalam
ETAP 7.0.0 berdasarkan pada Gambar 5 dan 6 adalah
merupakan gambar penyulang Kalisari 1 dan 2

Sumber : PT PLN (Persero) Area Semarang


Gambar 8. One line diagram dengan ETAP 7.0.0
Penyulang Kalisari 1 eksisting

NO

NO BUS

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Bus 6
Bus 30
Bus 40
Bus 49
Bus 109
Bus 134
Bus 157
Bus 174
Bus 203
Bus 211
Bus 227
Bus 236
Bus 245
Bus 249
Bus 266
Bus 268
Bus 305
Bus 311
Bus 318
Bus 375

TEGANGAN
TEGANGAN
SEBELUM PERBAIKAN (Kv) SESUDAH PERBAIKAN (kV)
10.675
10.71
10.417
10.462
10.213
10.267
10.027
10.091
9.318
9.423
9.301
9.393
9.307
9.398
9.15
9.244
9.026
9.121
8.991
9.089
8.934
9.039
8.873
8.968
8.691
8.793
8.676
8.787
8.669
8.768
8.672
8.77
8.455
8.557
8.43
8.545
8.406
8.537
8.438
8.535

SELISIH (kV)
0.035
0.045
0.054
0.064
0.105
0.092
0.091
0.094
0.095
0.098
0.105
0.095
0.102
0.111
0.099
0.098
0.102
0.115
0.131
0.097

Tabel 8 diatas merupakan hasil perbandingan


perbaikan drop tegangan pada penyulang Kalisari 1. Terlihat
pada tabel diatas terjadi kenaikan nilai tegangan dengan
kisaran selisih kenaikan yang terendah dengan nilai tegangan
dari paling rendah 0.035 pada bus 6 sampai dengan yang
tertinggi sekitar 0.131 pada bus 318.
PENYULANG KALISARI 1
12

10

8
TEGANGAN SEBELUM
PERBAIKAN (Kv)

TEGANGAN SESUDAH
PERBAIKAN (kV)
4

Sumber : PT PLN (Persero) Area Semarang


Gambar 9. One line diagram dengan ETAP 7.0.0
Penyulang Kalisari 2 eksisting

0
1

Dari gambar one line diagram diatas kita


kemudian melakukan running simulasi di ETAP.
Untuk melakukan simulasi dengan menggunakan
ETAP 7.0.0 jaringan yang akan disimulasikan harus
digambarkan dulu ke dalam ETAP 7.0.0. Pada kasus
ini, penggambaran One Line Diagram ke dalam ETAP
7.0.0 berdasarkan pada Gambar 4.1 Single Line
Diagram 20 kV PT PLN (Persero) Rayon Wonogiri
Tahun 2012, yaitu dari sistem 150 kV masuk ke Gardu
Induk Wonogiri 20 kV. Kapasitas kedua trafo pada GI
Kalisari tersebut adalah 60 MVA. Kemudian
penyulang yang akan diambil untuk digunakan studi
kasus adalah penyulang Kalisari 1 dan penyulang
Kalisari 2.
4.3

Simulasi Drop Tegangan


Dari hasil simulasi diatas maka kita bisa
mengambil sample data dari bus sebelum dilakukan
perbaikan tegangannya. Tabel dibawah merupakan
sample bus yang diambil yang kemudian nanti
digunakan dalam perbandingan setelah terjadinya
perbaikan dengan penggantian luas penampang kabel
jaringan tegangan menengah 1 fasa.

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Gambar 10. Grafik perbandingan sebelum dan sesudah


perbaikan drop teganganh
SELISIH (kV)
0.14
0.12
0.1
0.08

SELISIH (kV)

0.06

0.04
0.02
0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Gambar 11. Grafik selisih kenaikan tegangan Kalisari 1

Gambar diatas merupakan grafik garis selisih


kenaikan tegangan dari yang sebelum dilakukan perbaikan
penggantian luas penampang kabel penampang sampai
dengan sesudah terjadi perbaikan tegangan tersebut dengan
selisih kenaikan sebelum dan sesudah perbaikan yang
terendah dari 0.035 pada bus 6 sampai dengan yang tertinggi
sampai dengan 0.131 di bus 138.

Drop tegangan sebelum dilakukan perbaikan


VOLTAGE DROP
= % Tegangan Pangkal GI
% Tegangan Paling Ujung
= 98,308 % ( 19,662 KV ) - % 92, 949 % ( 18,59 KV )
= 5,359 % ( 1,072 KV )
Drop tegangan setelah dilakukan perbaikan
VOLTAGE DROP
= % Tegangan Pangkal GI % Tegangan Paling Ujung
= 98,377 % ( 19,675 KV ) - % 93,148 % ( 18,63 KV )
= 5,229 % ( 1,045 KV )
Tabel 8. hasil simulasi sebelum dan sesudah di penyulang
Kalisari 2
NO

NO BUS

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Bus 7
Bus 10
Bus 22
Bus 25
Bus 40
Bus 58
Bus 70
Bus 79
Bus 94
Bus 105
Bus 110
Bus 118
Bus 125
Bus 136
Bus 143
Bus 152
Bus 158
Bus 164
Bus 170
Bus 178

TEGANGAN
TEGANGAN
SEBELUM PERBAIKAN (Kv) SESUDAH PERBAIKAN (kV)
11.273
11.275
11.208
11.209
11.127
11.129
11.106
11.107
10.852
10.853
10.859
10.86
10.849
10.85
10.841
10.842
10.718
10.719
10.697
10.705
10.667
10.675
10.643
10.651
10.627
10.637
10.622
10.629
10.609
10.617
10.591
10.599
10.581
10.589
10.576
10.585
10.573
10.582
10.567
10.577

SELISIH (kV)
0.002
0.001
0.002
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
0.008
0.008
0.008
0.01
0.007
0.008
0.008
0.008
0.009
0.009
0.01

Tabel diatas merupakan hasil perbandingan


sebelum dan sesudah perbaikan pada penyulang
Kalisari 2. Pada penyulang kalisari 2 dilihat dari tabel
diatas kenaikan yang terjadi tidak sebesar di penyulang
kalisari 1. Hal ini disebabkan karena jarak yang tidak
terlalu jauh dari sumber tegangan berbeda halnya
dengan penyulang Kalisari 1.
PENYULANG KALISARI 2
11.4
11.2
11

10.8

TEGANGAN SEBELUM
PERBAIKAN (Kv)

10.6

TEGANGAN SESUDAH
PERBAIKAN (kV)

10.4
10.2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Gambar 12. Grafik perbandingan sebelum dan sesudah


perbaikan drop tegangan
SELISIH (kV)
0.012
0.01

Untuk penyulang Kalisari 2 kenaikan tegangan dari


yang terendah yaitu 0.001 kV pada bus 2 dan yang tertinggi
dengan kenaikan sebesar 0.01 Kv di bus 125.
Drop tegangan sebelum dilakukan perbaikan
VOLTAGE DROP
= % Tegangan Pangkal GI - %
Tegangan Paling Ujung
= 99,552 % ( 19,91 KV ) - % 98, 262 % ( 19,652 KV )
= 1.29 % ( 0,258 KV )
Drop tegangan setelah dilakukan perbaikan
VOLTAGE DROP
= % Tegangan Pangkal GI - %
Tegangan Paling Ujung
= 99,553 % ( 19,91 KV ) - % 98, 275 % ( 19,655 KV )
= 1.27 % ( 0,255 KV )
Dalam pembahasan diatas yang didapat adalah
perbaikan drop tegangan yang dilakukan dengan
penggantian luas penampang kabel penghantar terbukti dan
sesuai dengan teori yang ada, yaitu semakin kecil nilai
impedansi maka semakin besar tegangan yang dihasilkan,
kemudian dengan
demikian
untuk
mengurangi
resistansi saluran pada jaringan distribusi, kita dapat
mengganti jenis bahan penghantar yang digunakan dengan
bahan yang nilai resistivitasnya rendah serta memperbesar
luas permukaan penghantar.
4.4

Simulasi Koordinasi OCR dan Recloser


Berdasarkan data gambar single line diagram dari
PLN seperti gambar-gambar sebelumnya, maka didapatkan
gambaran mengenai peralatan-peralatan proteksi yang
berada di penyulang. Pada pembahasan tugas akhir kali ini
membahas mengenai peralatan listrik yang berada di
penyulang Kalisari 1 dan penyulang Kalisari 2 berupa
peralatan proteksi.
Pembahasan studi kasus tugas akhir ini akan
membahas sistem koordinasi rele proteksi OCR dan Recloser
di penyulang Kalisari 1 dan Kalisari 2 GI kalisari Semarang.
Proses yang dilakukan dengan melakukan simulasi
koordinasi sistem proteksi tersebut menggunakan software
ETAP 7.0.0. Data yang didapatkan dari PLN Area Semarang
digunakan dalam proses input data dalam ETAP yang
kemudian disimulasikan. Kemudian melakukan perhitungan
manual setting nilai TMS yang kemudian disimulasikan
kembali di ETAP. Hasil kedua simulasi untuk selanjutnya
dibandingkan untuk mendapatkan koordinasi yang baik.
Kemudian melakukan perbandingan setting TMS PLN dan
hasil hitung manual.
Dari gambar one line diagram diatas kemudian
dilakukan running progam pada ETAP dengan cara
menempatkan letak gangguan di dalam gambar one line
diagram tersebut.

0.008
0.006

SELISIH (kV)

0.004
0.002
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Gambar 13. Grafik selisihkenaikan tegangan Kalisari 2

Tabel 10. Hasil perhitungan nilai impedansi dan arus gangguan


Kalisari 2
No
1
2
3
4
5
6
7

Gambar 14. Hasil running koordinasi rele pada

Penyulang Kalisari 1
Hasil running simulasi diatas menunjukkan
hasil koordinasi rele proteksi Recloser dengan data
eksisting dari PLN Area Semarang. Diketahui bahwa
gangguan terjadi di titik depan PMT Outgoing. Berikut
hasil laporan dari ETAP dari koordinasi diatas.

Kalisari 2
GI-Recloser 1 (3.35 km) Recloser 1 - 2 (1.65km)
Z1 (pu)
0.001724629
0.000849444
Z2 (pu)
0.001724629
0.000849444
Z0 (pu)
0.008180602
0.004029252
Ifault 3 fasa (A)
14650.95312
14760.2224
Ifault 1 fasa (A)
9042.72093
9136.558889
Ifault Fasa-fasa (A)
12688.0976
12782.72757
Ifault 2 fasa (A)
13102.27333
13203.44854
Nilai

Dilihat dari hasil perhitungan nilai impedansi dan


nilai arus gangguan dari penyulang Kalisari 1 dan 2 diatas
maka dapat didapatkan nilai setting TMS yang akan
ditampilkan contoh perhitungannya dibawah ini.
Perhitungan Setting TMS Penyulang Kalisari 1
1.
Recloser 2

2.

Recloser 1

3.

PMT Outgoing

4.

PMT Incoming

Gambar 15. Hasil running koordinasi rele pada

Penyulang Kalisari 2
Perlu diketahui juga penyulang Kalisari 1 dan
Kalisari 2 memiliki perbedaan dalam jumlah recloser.
Recloser pada penyulang kalisari 2 hanya berjumlah 1
buah dan penyulang Kalisari 1 memiliki 2 buah
recloser. Perbedaan jumlah ini karena dinilai dari segi
jarak. Jarak penyulang Kalisari 1 lebih panjang
sehingga memiliki 2 buah recloser untuk mengatasi
gangguan yang jauh.
4.5

Perhitungan Nilai Setting TMS


Perhitungan nilai setting TMS secara manual
dibutuhkan untuk membandingkan nilai TMS data dari
PLN dan perhitungan manual sendiri. Perhitungan
yang dilakukan berdasarkan perhitungan TMS yang
sudah ada. Dibawah ini akan ditampilkan contoh
perhitungan setting TMS pada penyulang kalisari 1.
Tabel 9. Hasil perhitungan nilai impedansi dan arus
gangguan Kalisari 1
No
1
2
3
4
5
6
7

Nilai
Z1 (pu)
Z2 (pu)
Z0 (pu)
Ifault 3 fasa (A)
Ifault 1 fasa (A)
Ifault Fasa-fasa (A)
Ifault 2 fasa (A)

GI-Recloser 1 (1 km)
0.0005148
0.0005148
0.0024419
14802.4338
9172.954843
12819.28371
13242.55833

Kalisari 1
Recloser 1 - 2 (1.75km)
0.000900926
0.000900926
0.004273449
14753.7497
9130.98513
12777.12204
13197.45269

Rec 2 - Ujung (4.9Km)


0.002522592
0.002522592
0.011965657
14552.7258
8958.827138
12603.03024
13011.40133

Perhitungan nilai TMS tersebut merupakan nilai


setting TMS pada recloser 1. Dalam hal ini terjadi perbedaan
dari Penyulang Kalisari 1 dan 2 yaitu pada penyulang
Kalisari 1 terdapat 2 recloser sedangkan pada penyulang
Kalisari 2 terdapat 1 recloser. Tabel dibawah merupakan
tampilan perhitungan nilai setting penyulang Kalisari 1 dan
2. Dengan tabel tersebut kita dapat mengetahui pula nilai
setting TMS dari PEnyulang Kalisari 2.

Tabel 11. perhitungan nilai setting TMS penyulang


Kalisari 1 dan Kalisari 2
No
1
2
3
4

Letak Setting
TMS Recloser 2 (s)
TMS Recloser 1 (s)
TMS PMT Outgoing (s)
TMS PMT Incoming (s)

Kalisari 1
0.0487
0.226
0.3988
0.5788

Kalisari 2
0
0.2327
0.4156
0.6527

Tabel 12 diatas merupakan hasil setting nilai


TMS di penyulang Kalisari dan kalisari 2. Terlihat dari
tabel diatas nilai perhitungan sudah benar yaitu
semakin jauh semakin besar nilai setting nya.
Perhitungan manual diatas diperlukan untuk
membandingkan dengan nilai setting dari PLN yang
sudah ditentukan.
1.6

Gambar 18 Grafik koordinasi proteksi di ETAP penyulang


Kalisari 1 Hitung

Perbandingan Setting TMS PLN dan


Perhitungan dengan simulasi ETAP

Perbandingan nilai setting yang dimaksud


adalah melihat hasil report yang dihasilkan dari
software ETAP 7.0.0. dengan perbandingan tersebut
hasil report nya yang akan dianalisa. Perbandingan
dilakukan untuk melihat hasil perhitungan manual dan
data dari PLN. Berikut dibawah akan ditampilkan hasil
report dari hasil simulasi dengan data eksisting dari
PLN.

Dilihat dari hasil report pada software ETAP


perbandingan antara hasil koordinasi OCR terlihat nilai arus
gangguan sama tetapi yang berbeda adalah nilai waktunya
dengan relay yang sama yaitu relay 7 simulasi eksisting PLN
yaitu 567 ms dan pada simulasi hitung yaitu 800 ms. Dari
nilai tersebut didapatkan nilai dari eksisting PLN dapat
dikatakan lebih cepat dalam waktu pemutusannya.

Gambar 19 Hasil laporan koordinasi proteksi di ETAP


penyulang Kalisari 2 eksisting PLN

Gambar 16 Hasil laporan koordinasi proteksi di ETAP


penyulang Kalisari 1 eksisting PLN

Gambar 20 Hasil laporan koordinasi proteksi di ETAP


penyulang Kalisari 2 Hitung
Gambar 17 Hasil laporan koordinasi proteksi di ETAP
penyulang Kalisari 1 Hitung

5.2 Saran
1. Dalam perbaikan drop tegangan dapat dilakukan dengan
pemasangan kapasitor bank atau dengan pengaturan tap
pada trafo di gardu induk.
2. Dapat dilakukan perhitungan setting TMS dengan
perbedaan persen jarak dari titik lokasi perlatan proteksi.

[1]
[2]

[3]
Gambar 21 Grafik koordinasi proteksi di ETAP
penyulang Kalisari 2 Hitung

Dilihat dari hasil report pada software ETAP


perbandingan antara hasil koordinasi OCR terlihat nilai
arus gangguan sama tetapi yang berbeda adalah nilai
waktunya dengan relay yang sama yaitu relay 7
simulasi eksisting PLN yaitu 400 ms dan pada simulasi
hitung yaitu 800 ms. Dari nilai tersebut didapatkan
nilai dari eksisting PLN dapat dikatakan lebih cepat
dalam waktu pemutusannya.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengujian dan analisa yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut :
1. Pada simulasi drop tegangan penyulang Kalisari 1
sebelum perbaikan didapatkan nilai drop tegangan
sebesar 1.072 kV (5,359 %) dan setelah perbaikan
didapatkan nilai drop tegangan sebesar 1,045 KV
(5,229 %)
2. Pada simulasi drop tegangan penyulang Kalisari 2
sebelum perbaikan didapatkan nilai drop tegangan
sebesar 0,258 KV (1.29 %) dan setelah perbaikan
didapatkan nilai drop tegangan sebesar 0,336 KV
(1.27 %)
3. Penggantian luas penampang kabel dapat menjadi
salah satu cara dalam perbaikan drop tegangan.
4. Hasil koordinasi kerja OCR-Recloser pada
penyulang Kalisari 1 dan Kaliari 2 eksisting PLN
bekerja sesuai dengan waktu TMS yang ditentukan.
5. Hasil koordinasi nilai arus gangguan antara
eksisting dan perhitungan sama, hanya waktu
pemutusannya yang berbeda.
6. Hasil perhitungan manual TMS dan nilai eksisting
PLN terlihat perbedaan disebabkan karena metodemetode dalam proses perhitungannya

[4]

[5]

[6]

[7]

[8]

[9]

[10]
[11]

DAFTAR PUSTAKA
Ariwibowo,C, Trafo Distribusi pada JTM 20 KV di
PT PLN Persero UPJ Semarang Selatan
Dewayana,
R.K,
Proyeksi
Kebutuhan
dan
Penyediaan Energi Listrik di Jateng
Menggunakan Perangkat Lunak LEAP, Tugas
Akhir
S-1,
Universitas
Diponegoro,
Semarang, 2009.
Pradana,A.P, Perkiraan Konsumsi Energi Listrik,
Saidi SAifi, dan Rugi-rugi Energi Listrik Pada
Jaringan APJ Cilacap Tahun 2012-2016,
Tugas Akhir S-1, Universitas DIponegoro,
Semarang, 2011.
Kelompok Kerja Konstruksi Jaringan Distribusi
Tenaga Listrik dan Pusat Penelitian Sains dan
Teknologi Universitas Indonesia, Kriteria
Disain Enjinering Konstruksi Jaringan
Distribusi Tenaga Listrik, PT PLN (Persero),
2010
Darmanto, Nugroho Agus. Handoko, Susatyo.
2006. Analisis Koordinasi OCR Recloser
Penyulang Kaliwungu 03, Jurusan Teknik
Elektro, Fakultas Teknik., Universitas
Diponegoro, Indonesia.
Rahardjo, Merencanakan Pengembangan Sistem
Kelistrikan PLN kedepan Secara Lebih Baik
dan Lebih Efisien, PT PLN (Persero)
Distribusi Jateng DIY, 2006.
Karimata, P., Kursus Perencanaan Sistem
Ketenagalistrikan
Jenjang
I
(Dasar)
Distribution Load Planning Model DKL
versi 3.2, Direktorat Transmisi dan Distribusi
PT PLN (Persero), 2005.
Kelompok Kerja Konstruksi Jaringan Distribusi
Tenaga Listrik dan Pusat Penelitian Sains dan
Teknologi Universitas Indonesia, Standard
Konstruksi Jaringan Tegangan Menengah
Tenaga Listrik, PT PLN (Persero) , 2010
Suhadi , SMK Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid I,
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Umum Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan
Nasional , 2008
Suswanto, D. A., Klasifikasi Jaringan Distribusi,
Buku Ajar BAB II
Sulasno, Teknik dan Sistem Tenaga Distribusi Tenaga
LIstrik Edisi I, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang, 2001.

[12] Suhadi , SMK Teknik Distribusi Tenaga Listrik

[13]

[14]

[15]

[16]

[17]
[18]
[19]

BIODATA PENULIS

Jilid II, Direktorat Pembinaan Sekolah


Menengah Umum Dirjen Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional , 2008
Priyono, Sugeng. 2005. Koordinasi Sistem
Proteksi Trafo 30 MVA di
Gardu
Induk 150 kV Krapyak, Jurusan Teknik
Elektro, Fakultas
Teknik,
Universitas Diponegoro, Indonesia.
Kelompok Kerja Konstruksi Jaringan Distribusi
Tenaga Listrik dan Pusat Penelitian
Sains dan Teknologi Universitas
Indonesia,
Konstruksi
Sambungan
Tenaga Listrik, PT PLN (Persero), 2010
Setyaatmoko, Franky Dwi. 2011. Studi Arus
Gangguan
Hubung
Singkat
Menggunakan Pemodelan ATP/EMTP
pada Jaringan Transmisi 150 kV di
Sulawesi Selatan, Bidang Studi Teknik
Sistem Tenaga, Jurusan Teknik Elektro,
Fakultas Teknologi Industri, Institut
Teknologi
Sepuluh
November,
Indonesia.
Laksana, Eka Setya. 2011. Analisis Koordinasi
Sistem Pengaman Incoming dan
Penyulang Transformator 3 di GI
Sukolilo Surabaya, Jurusan Teknik
Elektro, Fakultas Teknologi Industri,
Institut Teknologi Sepuluh November,
Indonesia.
Saadat, Hadi. 1999. Power System Analysis.
McGraw Hill.
Stevenson, William D. 1996. Analisis Sistem
Tenaga Listrik. Erlangga.
Marsudi, Djiteng,Operasi Sistem Tenaga
Listrik,Edisi
kedua,
Graha
Ilmu,Yogyakarta, 2006.

Akbar Kurnia Octavianto lahir di


Semarang pada 6 Oktober 1990. Saat
ini sedang menempuh pendidikan tinggi
di Jurusan Teknik Elektro Universitas
Diponegoro. Konsentrasi Energi Listrik.
Semarang,

September 2013

Menyetujui,
Dosen Pembimbing I

Karnoto,ST., MT.
NIP. 19690709 199702 1 001
Dosen Pembimbing II

Susatyo Handoko, ST., MT.


NIP. 19730526 200012 1 001

10

Anda mungkin juga menyukai