Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadapn Tuhan Yang Maha Esa atas nerkat dan rahmat-
Nya semua aktifitas dan kegiatan perkuliahan lapangan serta prosespenyusunan laporan
dapat terlaksana sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan dan dipergunakan sebagai
bahan Ujian Tengah Semester (UTS).
Kegiatan perkuliahan lapangan yang dilaksanakan diperumahan Cempaka, Belo dengan
obyek yang dipelajari, yaitu Konstruksi Jaringan distribusi SUTM. Banyak manfaat yang
dapat diambil dari kegiatan perkuliahan lapangan, selain dapat mengenal secara langsung
knstruksi jaringan distribusi SUTM, kami juga dapat mengaplikasikan secara langsung yang
telah kami pelajari sebelumnya dibangku perkuliahan.
Dalam pelaksanaan perkuliahan lapangan maupun dalam penyusunan laporan ini, tidak
terlepas dari bantuan semua pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penyusun
mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah berkontribusi dalam penyusunan
laporan ini.
Semoga laporan ini dapat memenuhi persyaratan untuk memenuhi ujian tengah semester
pada tahun ajaran 2018/2019, dan dapat berguna bagi kita semua, walaupun kami menyadari
laporan ini jauh dari sempurna. Oleh kerena itu saran dan kritik pembaca sangat kami
harapkan.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang . ....................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
1.3 Tujuan .............. ....................................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Konstruksi Jaringan Distribusi SUTM .................................................................... 3


2.2 Topang Tarik (Guywire) ........................................................................................ 4
2.3 Topang Tekan (Strut Pole) ....................................................................................... 6
2.4 Topang Tarik Dengan Tiang Bantu ......................................................................... 8
2.5 Pemasangan Penghantar ........................................................................................ 8

BAB III PENUTUP

Simpulan .................................................................................................................. 12

LAMPIRAN ............................................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PLN merupakn BUjMN dengan total asset terbesar, dalam mewujudkan tujuannya
yakni sebagai perusahaan pelayanan jasa tenaga listrik di Indonesia. Untuk memberikan
pelayanan terbaik untuk konsumennya yakni keandalaan pasokan tenaga listrik tersebut,
maka PLN harus memastikan asset-aset yang dimiliki telah memenuhi standart terutama
pada bagian jaringan distribusi. Kondisi tersebut dapat diketahui dengan adanya kegiatan
pemeliharaan preventif (sebelum terjadinya gangguan).
Dari tahun ketahun pemeliharaan jaringan distribusi diperkirakan menempati
kedudukan yang cukup tinggi, baik dilihat dari fungsinya maupun dari anggran biaya
yang diperlukan. Keadaan ini dapat terjadi karena sistem distribusi terus semakin padat
dan berkembang.
Sebelum melakukan kegiatan tersebut dinilai penting untuk mengetahui langsung
kondisi dari jaringan distribusi tersebut. Hal ini diperlukannya inpeksi terhadap jaringan
tegangan menengah apakah tiang, penghantar , gardu trafo tiang dan komponen-
komponennya masih layak digunakan serta mampu mengaetahui letak tiang tersebut
sudah sesuai dan mampu mendata ulang apabila terjadi menambahan tiang. Inpeksi ini
dimulai dari melihat secara visual keadaan sistem jaringan tegangan menegah mulai dari
kontruksi tiang, pengaman dan komponen apa saja yang digunakan serta keadaannya .
Sehingga kita dapat mengetahui pemeliharaan apa yang diperlukan pada jaringan
distribusi tegangan menengah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa saja komponen sistem jaringan distribusi tegangan menegah?
1.2.2 Bagaiaman kontruksi yang digunakan pada sistem jaringan distribusi tegangan
menegah?
1.2.3 Bagaimana keadaan komponen jaringan distribusi tegangan menegah?

1
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui komponen dan kontruksi tiang pada jaringan tegangan menegah
1.3.2 Mengetahui tata letak dari gardu tiang dan gardu trafo tiang
1.3.3 Mampu menentukan pemeliharaan apa yang diperlukan pada sistem jaringan
menengah

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 KONSTRUKSI JARINGAN DISTRIBUSI SUTM

Konstruksi Jaringan Distribusi Saluran Udara Tegangan Menengah ( SUTM ) terdiri dari
material utama antara lain :

A . Tiang

Berdasarkan bahan tiang jaringan tegangan menengah pada umumnya yang


sering kita jumpai terbuat dari:

1. Tiang Kayu
SPLN 115 : 1995 berisikan tentang Tiang Kayu untuk jaringan distribusi,
kekuatan, ketinggian dan pengawetan kayu sehingga pada beberapa wilayah
pengusahaan PT PLN Persero bila suplai kayu memungkinkan, dapat digunakan
sebagai tiang penopang penghantar penghantar SUTM.

2. Tiang Besi
Adalah jenis tiang terbuat dari pipa besi yang disambungkan hingga diperoleh
kekuatan beban tertentu sesuai kebutuhan. Walaupun lebih mahal, pilihan tiang besi
untuk area/wilayah tertentu masih diijinkan karena bobotnya lebih ringan
dibandingkan dengan tiang beton. Pilihan utama juga dimungkinkan bilamana total
biaya material dan transportasi lebih murah dibandingkan dengan tiang beton akibat
diwilayah tersebut belum ada pabrik tiang beton.

3. Tiang Beton
Untuk kekuatan sama, pilihan tiang jenis ini dianjurkan digunakan di seluruh PLN
karena lebih murah dibandingkan dengan jenis konstruksi tiang lainnya termasuk
terhadap kemungkinan penggunaan konstruksi rangkaian besi profil.
Sedangkan berdasarkan konstruksi tiang terdiri dari 3 macam yaitu antara lain :
• Tiang lurus : untuk menyangga jaringan dalam posisi lurus.
• Tiang Sudut : untuk menyangga jaringan dalam posisi belok

3
• Tiang akhir : untuk menyangga jaringan dalam posisi aKhir.

2.2 TOPANG TARIK (GUYWIRE)


Topang tarik atau guywire adalah kawat galvanized yang digunakan untuk menahan
tiang sudut, tiang awal, dan tiang akhir agar tetap pada posisinya walaupun ada gaya
tarik dari jalur penghantar yang tidak lurus.

Ket :
1. Kawat baja
2. Isolator telur

 Kawat baja
digunakan untuk menahan tiang sudut, tiang awal, dan tiang akhir agar tetap pada
posisinya walaupun ada gaya tarik dari jalur penghantar yang tidak lurus.

 Isolator telur (egg insulator)


Berfungsi untuk menyekat kawat penahan tiang antara kawat bagian atas dan kawat
bagian bawah. Selain harus mempunyai tahanan isolasi yang tinggi, isolator ini harus
mampu menahan tarikan kawat sebagai penahan tiang dari kemiringan. Kawat
diikatkan keisolator menggunakan preformed spiral grip, yaitu bahan jadi yang
pemasangannya dengan cara mengaitkan ke lubang isolator dan pada kawat tinggal
membelitkannya

4
 Pemasangan Treck Schoor (Topang Tarik)
Topang Tarik adalah kawat galvanized yang digunakan untuk menahan tiang sudut,
tiang awal, dan tiang akhir agar tetap pada posisinya walaupun ada gaya Tarik

Track schoor /topang tarik dipasang pada sudut tarikan 45º sampai dengan 60º untuk
melawan arah tarikan konduktor. Kontruksir pemasanagan treck schoor dapat dilihat
pada gambar berikut:

Kontruksi skur tarik dengan tiang (kontramast) jika tarikan menyeberang jalan.
Seperti pada gambar berikut :

5
2.3 TOPANG TEKAN (STRUT POLE)
Topang tekan (Strut Pole) berfungsi untuk menopang tiang penyangga

6
 pemasangan druck schoor (topang tekan)
pemasangan druck schoor digunakan untuk melawan arah tarikan konduktor dengan
menggunakan tiang untuk menekan tiang utama. Tiang topang yang digunakan sama
dengan tiang yang dipasang. Cara pemasangan dan material yang digunakan dapat
dilihat pada gambar:

7
2.4 TOPANG TARIK DENGAN TIANG BANTU
Horizontal Guywire adalah guywire yang ditarik antara tiang penyangga dan tiang bantu

2
1

Keterangan gambar:
1. Horizontal guywire
2. Tiang bantu
3. Guywire

2.5 PEMASANGAN PENGHANTAR


 Pemasangan penghantar pada jaringan tegangan menengah
Jaringan tegangan menengah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrk dari
pembangkit atau dari gardu induk ke gardu distribusi. Jaringan ini dikenal dengan
nama feeder atau penyulang. Tegangan menegah yang di gunakan PT. PLN adalah 12
kv dan 20 kv anatar fasa (VL-L). Kontruksi jaringan tegangan menengah (JTM)

Kontruksi JTM terdiri dari :

a. Saluran udara tegangan menengah (SUTM)


SUTM merupakan jaringan kawat tidak berisolasi dan berisolasi. Bagian utamanya
adalah tiang (beton,besi), Cros arm dan konduktor. Konduktor yang digunakan dalah
aluminium (AAAC), berukuran 240 mm2, 150mm2, dan 35mm2.
b. Saluran kabel tegangan menegah (SKTM)
Kabel yang digunakan adalah berisolasi XLPE. Kabel ini ditanam langsung dalam
tanah pada kedalam tertentu dan diberi pelindung terhadap pengaruh mekanisme dari
luar. Kabel tanah ini memiliki isolasi sedemikian rupa shingga mampu menahan
tegangan tembus yang ditimbulakan. Dibandingkan dengan awat pada SUTM maka
kabel tanah banayak memiliki keuntungan diantaranya :
 Tidak mudah mengalami ngangguan baik dari cuaca atau binatang.
 Tidak merusak estetika keindahan) kota.
 Pemeliharaannya hampir tidak ada.

8
PERALATAN KONTRUKSI UNTUK SKTM

 Kabel

Jenis kabel tegangan menegah adalah :

a. Poly Vinil Chlorida (PVC)


Digunakan untuk tegangan rendah dan tegangan menengah sampe 12kv
b. Poly Ethylene (PE)
Digukan pada tegangan di atas 10 kv
c. X Croos Linked Poly Ethylene( XLPE)
Contoh : CVC5ZV, jointing,termination sepatu kabel (schoen cable), instalasi
pembumian.

CARA PEMASANGAN PENGHANTAR

 Survei Jalur Penggalian Kabel


Tahap pertama adalah survey jalur dan pengamanan lingkungan jalur. Setelah survei
jalur di laksanakan, pembersihan jalur dan penyuntikan jalur setiap 5 meter jalur
galian, guna memastikan ada tidaknya utilitas lain yang tertanam didaerah tersebut.

 Pelaksanaan Penggalian
Sementara pelaksanaan galian dilakukan, material kabel telah disiapkan. Lebar galian
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemudahan dala m pelaksanaan pekerjaan yaitu
45 cm. Kedalaman galian dan perletakan kabel (b erdasarkan kemampuan hantar arus
100%), yaitu pada kedalaman 70 cm (sesuai spesifikasi pabrikan/SNI 04-02252000),
namun ada kemungkinan pengaturan lain oleh pemerintah daerah, dengan
konsekwensi makin dalam perletakan kabel dapat mengurangi kemampuan hantar
arus kabel tersebut.
 Persiapan Penggelaran Kabel
Pelaksanaan peng gelaran kabel bawah tanah melalui beberapa proses mulai dari
persiapan material sampai dengan peng gelaran diang gap selesai. Hal-hal yang perlu
dilakukan :
Persiapan pelaksanaan meliputi gambar rencana, alat kerja, alat K3, prosedur 1)
komunikasi, izin pelaksanaan, persiapan material, persiapan petugas lapangan, dan alat-
alat transportasi. Pelaksanaan sur vey lapangan dengan kegiatan–kegiatan penentuan
route/2) jalur galian, pembersihan jalur, pengamanan lingkun gan/transportasi umum,
penyuntian jalur, peng galian jalur, persiapan kabel material / pasir / batu pengaman dll,
peng gelaran, dan pemulihan jalur galian.
Pelaksanaan penggelaran kabel dilakukan segera setelah selesai peng galian, 3) kabel
langsung ditanam dan jalur galian dipulihkan dan diberi tanda patok tanda pada tiap–
tiap 30 ter. Pengujian isolasi kabel dengan alat uji isolasi .4)
 Penggelaran Kabel dan Penandaan
Berdasarkan spesifiasi kabel yang tercantum pada SNI 04-0225-2000, kabel digelar di
bawah tanah pada kedalaman 70 cm. Jika digelar lebih dari satu kabel berjajar vertial
ataupun horizontal, jarak antar kabel sekurang-kurangnya dua kali diameter luar kabel.
Tiap 2 (dua) meter diberi bata.

9
 Pemberian Tanda Pengenal Kabel
Kabel diberi tanda pengenal dengan timah label ang diberi identifasi: Nama kabel,
Jenis/ukuran, Tanggal peng gelaran, Nama pelaksana. Tanda pengenal ini dipasang
tiap 6 meter panjang kabel, dimulai dari terminal PHB dan di terminal PHB sisi
hilir.
 Pemberian Tanda Jalur Kabel
Penandaan jalur kabel dengan patok jalur kabel setiap 30 meter panjang kabel.
Pemakaian patok dapat dibedakan menjadi : Patok di jalur di luar trotoara) Patok pada
trotoar jalan) Patok juga dipasang berdekatan pada belokan kabel dan titi
penyeberangan jalan utama.
 Penyambungan Kabel
Mengingat jangkauan distribusi tegangan rendah ± 300 ( tiga ratus ) meter, kabel tanah
tegangan rendah/menegah tidak direkomendir meng gunakan sambungan. Terminating
dilakukan pada Perlengkapan Hubung Bagi (PHB). Sebelum masuk PHB, kabel diberi
”sling ” dahulu sepanjang 2 (dua) meter untuk cadangan akibat kemungkinan kesalahan
terminating
 Pengurugan Kembali
Untuk mengurangi pengaruh beban mekanis pada kabel, maka seluruh bagian luar kabel
didalam galian disel imuti dengan pasir (bukan pasir laut) setebal 5 cm.. Pasir yang
dipakai adalah pasir halus atau pasir urug. Secara umum, tebal pasir pada galian kabel
adalah 20 cm Tidak boleh memakai pasir laut. Selanjutnya, di atas pasir dipasang atau
ditutup dengan pelindung mekanis (batu peringatan) terbuat dari plat beton tebal 6 cm
atau terbuat dari bahan lain yang setara Pelindung ini menutupi seluruh jalur parit galian
kabel. Di atas batu peringatan, tanah urug diperkeras, selanjutnya diberi lapisan batu
jalan. Bila meng gunakan pipa plastiksebagai pelindung kabel tidakperlu memakai pasir
sebagai pelindung mekanis, namun, batu pelindung tetap dipakai.
 Penyelesaian akhir (finishin )
Sarana jalan atau tanah bekas galian kabel harus di rapikan/diurug sedemikian rupa
sehing ga kembali kepada keadaan sepertikondisi semula (sebelum pekerjaan galian &
penanaman kabel)
 Peralatan kontruksi untuk SUTM
a. Tiang listrik
Tiang listrik untuk SUTM biasanya terdiri dari tiang tunggal, kecuali untuk gardu
tiang menggunakan tiang ganda. Pemasangan tiang biasanya dipasang pada tepi jalan
baik jalan raya maupun gang. Pemasangan tiang dapat dikurangi dengan pemakain
sistem sluran bawah tanah pada sistem distribusi. Tiang listrik biasanya berupa pipa
makin keatas makin kecil diameternya, jadi tiang bawa memiliki diameter yang besar
Tiang besi berangsur-angsur diganti dengan tiang beton.
Perencanan material dan kura tiang listrik ditentukan oleh faktor-fator mekanis seperti
momen , kecepatan angin, kekuatan tanah, besar beban penghantar, kekuatan tiangdan
sebagainya.
Jenis tiang lstrik dan penggunaanya:
 Tiang awal/akhir
 Tiang penyangga
 Tiang sudut
 Tiang peregang / tiang tarik
 Tiang topang

10
b. Cross arm(lengan tiang)/ travers
Cross arm dipakai untuk menjaga penghantar dan peralatan yang dipasang diatas
tiang. Material cross arm tersebut dari besi. Cross arm dipasang pada tiang.
Pemasangan dapat dengan memasang klem-klem, skrup dengan baut dan mur secara
langsung. Pada cross arm dipasang pada baut-baut penyangga isolator dengan
peralatan lainya, biasanya peralatan cross armini di bor terlebih dahulu untuk
membuat lubang-lubang baut.
c. Isolator.
Isolator adalah alat untuk mengisolasi penghantar dari tiang listrik atau cross arm.
Jenis-jenis isolator yang digunakan biasaya dipakai untuk SUTM adalah isolator
tumpu. Isolator tarik biasanya dipasnag pada tiang tarik atau akhir dan isolator
tumpubiasanya dipasang pad atiang penyangga.

11
BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan
 KONSTRUKSI JARINGAN DISTRIBUSI SUTM
Konstruksi Jaringan Distribusi Saluran Udara Tegangan Menengah (
SUTM ) terdiri dari material utama antara lain :
 Tiang
Berdasarkan bahan tiang jaringan tegangan menengah pada umumnya
yang sering kita jumpai terbuat dari:
 Tiang Kayu
 Tiang Besi
 Tiang Beton

 TOPANG TARIK (GUYWIRE)


Topang tarik atau guywire adalah kawat galvanized yang digunakan
untuk menahan tiang sudut, tiang awal, dan tiang akhir agar tetap pada
posisinya walaupun ada gaya tarik dari jalur penghantar yang tidak lurus
 TOPANG TEKAN (STRUT POLE)
Topang tekan (Strut Pole) berfungsi untuk menopang tiang penyangga

12
LAMPIRAN

13

Anda mungkin juga menyukai