Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL SKRIPSI

ALAT PENDINGIN RUMAH BURUNG WALET

OLEH:

SAYID NOVAL
310116022984

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
(STMIK) BANJARBARU

BANJARBARU
2020
DAFTAR ISI

Hal
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1. Latar Belakang...............................................................................................1
1.2. Permasalahan Penelitian................................................................................2
1.2.1. Identifikasi Masalah................................................................................2
1.2.2. Ruang Lingkup Masalah.........................................................................2
1.2.3. Perumusan Masalah................................................................................2
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian......................................................................3
1.3.1 Tujuan Penelitian....................................................................................3
1.3.1 Manfaat Penelitian..................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN.............................4
2.1. Tinjauan Pustaka............................................................................................4
2.2. Landasan Teori...............................................................................................5
2.2.1. Relay.......................................................................................................5
2.2.2. Mikrokontroler........................................................................................6
2.2.3. Sensor LM35..........................................................................................7
2.2.4. Sensor DHT11........................................................................................8
2.3. Kerangka Pemikiran.....................................................................................10
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ii
DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 2.1 Prinsip Kerja Relay...................................................................................5
Gambar 2.2. Cara Kerja Relay......................................................................................6
Gambar 2.3. Sensor LM35............................................................................................7
Gambar 2.4. Tampak Bawah Sensor LM35.................................................................8
Gambar 2.5. Kerangka Pemikiran..............................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Burung walet merupakan burung yang hidup di daerah yang beriklim tropis
lembab dan merupakan burung pemakan serangga yang suka tinggal didalam gua
maupun rumah yang cukup lembab (Septiani, 2017). Sarang walet yang berasal dari
air liur burung tersebut memiliki banyak manfaat kesehatan, sehingga harga sarang
walet sangat mahal dan diekspor ke negara-negara luar. Mengingat harga yang
sangat tinggi membuat banyak masyarakat di Indonesia melakukan pembudidayaan
walet dengan membuat rumah atau gedung bertingkat untuk dijadikan tempat habitat
burung walet. Setiap peternak walet harus mengetahui dengan benar seluk-beluk
walet dan membuat bangunan diupayakan sesuai dengan kebutuhan burung walet
agar faktor kegagalan dalam budidaya dapat dihindari. Mengontrol rumah walet
sangat penting dilakukan untuk meningkatkan produktifitas perkembangbiakkan.
Untuk membuat burung walet senang tinggal didalam gedung, perlu diusahakan
pengaturan suhu dan kelembapan yang mirip dengan gua-gua alami. Umumnya, suhu
gua alami berkisar antara 26ºC-29ºC dengan kelembaban 80-90%. Suhu dan
kelembaban tersebut sebaiknya stabil selama 24 jam didalam gedung.
Permasalahan yang terjadi adalah jika suhu di rumah burung wallet tidak
optimal (≥29° C) hal ini dapat menyebabkan air liur walet cepat mengering dan
mudah patah. Dalam mengatasi permasalahan tersebut peternak wallet selama ini
melakukan pembuatan kolam atau saluran-saluran air atau melakukan penyiraman air
pada dinding bangunan untuk membasahi dinding agar ruangan terasa lembab.
Penyiraman seperti ini dilakukan secara manual oleh peternak dan hanya bersifat
sementara serta kurang efektif karena akan cepat kering sehingga perlu dilakukan
penyiraman berulang-ulang.
Penelitian Alfianto (2016) berhasil memecahkan masalah dan dapat bekerja
dengan baik dalam pengecekan suhu yang sudah mendekati suhu referensi pada
thermometer. (Alfianto, 2016). Pada penelitian Dewi, Nyoto & Marindani (2018)
juga berhasil dalam pemantauan kualitas udara (Dewi et al., 2018). Hanya saja pada

1
2

penelitian sebelumnya hanya berfokus pada pengecekan suhu saja tanpa alat otomatis
yang dapat mengembalikan suhu dan kelembaban yang sesuai kebutuhan bangunan.
Dengan teridentifikasinya masalah dari penelitian sebelumnya maka
penelitian ini akan melakukan penelitian lanjutan dalam konteks sistem kontrol
otomatis yaitu perancangan sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis
mikrokontroler pada rumah walet sebagai solusi bagi para peternak dalam memelihara
burung walet, agar peternak lebih mudah dalam menjaga habitat di dalam rumah burung
walet tersebut Harapannya hasil penelitian ini dapat mengatasi permasalahan-
permasalah yang telah diuraikan sebelumnya.
1.2. Permasalahan Penelitian
1.2.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas maka teridentifikasi antara lain
bahwa peternak walet melakukan pembuatan kolam atau saluran-saluran air hingga
penyiraman air di dinding untuk membasahi dinding agar ruangan terasa lembab
yang dilakukan secara manual oleh peternak dan hanya bersifat sementara serta
kurang efektif karena akan cepat kering sehingga perlu dilakukan penyiraman
berulang-ulang.
1.2.2. Ruang Lingkup Masalah
Ruang lingkup masalah pada penelitian ini adalah antara lain:
1. Perangkat dibangun menggunakan Arduino Nano atau UNO dengan
Mikrokontroler ATMega328, push button, module relay 2 channel 5V dan kabel
jumper untuk arduino
2. Sensor yang digunakan adalah Sensor LM35 untuk mengukur nilai suhu dan
sensor DHT11 untuk mengukur kelembaban.
3. Menggunakan miniatur rumah burung walet dalam melakukan simulasi sistem
kontrol terhadap suhu dan kelembaban
4. Perangkat menyimulasikan pengoperasian kipas angin untuk menetralisir suhu
dan spray (alat siram) untuk menetralisir kelembaban dengan 2 buah saklar
tekan (push button).
1.2.3. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah
adalah bagaimana membuat alat pendingin sarang burung wallet secara otomatis
3

menggunakan mikrokontroler arduino.


1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah Membuat alat yang dapat mengendalikan
suhu dan kelembaban secara otomatis pada rumah wallet dan untuk mempermudah
peternak dalam mengendalikan suhu dan kelembaban rumah wallet secara otomatis.
1.3.1 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai referensi perancangan dan
pembangunan sistem pengendalian suhu dan kelembaban pada rumah burung walet
yang secara tidak langsung turut andil membantu para peternak burung walet
mencapai produktifitas yang lebih baik. Hasil penelitian ini juga dapat dimanfaatkan
untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Tinjauan Pustaka


Penelitian Ariyani (2018) menggunakan sensor DHT11 dan sensor LDR
untuk mengetahui keadaan suhu dan cahaya pada bangunan sarang burung walet.
Alat yang dibuat pada penelitian ini dapat berfungsi dengan baik, hanya saja tidak
adanya penggunaan sensor untuk mengukur kelembaban rungan sarang dimana
kelembaban juga merupakan salah satu factor penting supaya burung walet dapat
berkembangbiak dengan produktif.
Kemudian pada penelitian Dewi et al. (2018) telah berhasil dibuat alat untuk
mengetahui keadaan kualitas udara. Hasil pengujian menunjukkan bahwa alat ini
dapat digunakan untuk mengetahui kondisi suhu dan kelembaban suatu ruangan.
Keterbatasan pada alat ini adalah implementasi hanya pada bangunan secara luas,
tidak terkhusus untuk bangunan sarang burung wallet yang dimana ada beberapa
kondisi yang juga harus disesuaikan.
Selanjutnya pada penelitian Alfianto (2016) telah membuat sebuah alat unuk
mengetahui kondisi suhu bangunan sarang burung wallet. Alat ini berhasil
memecahkan masalah dan dapat bekerja dengan baik dalam pengecekan suhu yang
sudah mendekati suhu referensi pada thermometer. Kelemahan pada penelitian ini
adalah alat yang dibuat terbatas hanya untuk mengecek konsisi suhu bangunan tanpa
alat pendeteksi kelembaban dan alat otomatis yang dapat mengembalikan suhu dan
kelembaban yang sesuai kebutuhan bangunan
Berikutnya pada penelitian Septiani (2017) telah berhasil dibuat sebuah alat
untuk mengontrol suhu dan kelembaban pada bangunan. Alat yang dibuat pada
penelitian ini dapat berfungsi dengan dengan baik dalam kontrol suhu dan
kelembaban, baik untuk pengecekan maupun alat otomatis yang dapat
mengembalikan suhu dan kelembaban. Hanya saja peneliti memfokuskan penelitian
pada bangunan tempat tinggal seperti rumah dan tidak pada bangunan sarang burung
wallet secara khusus.
Lalu pada penelitian Waworundeng et al. (2017) telah dibuat sebuah alat
dengan menggunakan sensor untuk menampilkan secara otomatis kondisi suhu dan

4
5

kelembaban bangunan sarang burung wallet melalui aplikasi ke smartphone dan alat
tersebut dapat berfungsi dengan cukup baik. Kekurangan pada peletian ini adalah
hanya menampilkan kondisi suhu dan kelembaban melalui aplikasi dan hal ini juga
membutuhkan biaya tambahan pada pengadaan data internet untuk untuk terhubung
dengan aplikasi serta tidak adanya alat otomatis untuk mengembalikan kondisi
bangunan sesuai dengan kebutuhan.
Adapun penelitian yang diajukan pada tahun 2020 ini yang membedakan dari
penelitian sebelumnya adalah ditambahkannya alat otomatis untuk mengembalikan
suhu dan kelembaban bangunan sarang burung wallet tanpa membutuhkan biaya
tambahan pada pengadaan data internet.
2.2. Landasan Teori
Alat yang dirancang pada penelitian ini adalah alat untuk mengetahui kondisi
suhu dan kelembaban pada bangunan sarang burung wallet dan apabila kondisi tidak
sesuai dengan kebutuhan bangunan maka alat akan menghidupkan kipas angin dan
spray (alat siram) secara otomatis untuk mengembalikan suhu dan kelembaban
ruangan.
2.2.1. Relay
Relay adalah suatu perangkat yang bekerja dengan sistem elektromagnetik.
Relay yang bekerja dengan menggerakan beberapa kontaktor atau suatu saklar
elektronik yang dapat dikendalikan lewat rangkaian elektronik lain dan dengan
memanfaatkan tenaga listrik sebagai energi sumbernya. (Turang, 2015) Pada
penelitian ini relay yang digunakan adalah relay 4 kaki yang biasanya dipakai untuk
control positif pada rangkaian kelistrikan beban tunggal.
Prinsip kerja relay dapat dipahami melalui Gambar 2.1

Gambar 2.1 Prinsip Kerja Relay


6

Saat coil mendapatkan sumber listrik, elektromagnet akan menghasilkan


magnet dan menarik armeture sampai menempel. Saat armeture menempel, maka
armeture juga akan pindah dari kontak NC (Normally Close) akan pindah ke kontak
NO (Normally Open).
Cara kerja relay wiring diagram dapat dipahami melalui Gambar 2.2

Gambar 2.2. Cara Kerja Relay


Dengan:
- Terminal 13 dan 14 adalah trigger untuk menyalakan coil.
- Terminal 1 dan 4 adalah common kontak
- Terminal 5 dan 8 adalah kontak NO (Normally Open)
- Terminal 9 dan 12 adalah kontak NC (Normally Close).
2.2.2. Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah mikroprosesor yang dikhususkan untuk instrumentasi dan
kendali. Mikrokontroler merupakan suatu alat elektronika digital yang mempunyai
masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus
dengan cara khusus.
Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer lengkap dalam satu serpih (chip)
yang biasanya digunakan untuk sebuah embedded system (sistem yang dibentuk guna
menjalankan satu atau lebih dari suatu fungsi tertentu secara real time). Mikrokontroller
biasanya berukuran kecil karena didesain hanya untuk satu fungsi tertentu pada suatu
sistem. Pemanfaatan mikrokontroller umumnya digunakan di bidang kendali dan
instrumentasi elektronik. Mikrokontroler lebih dari sekedar sebuah mikroprosesor karena
sudah terdapat atau berisikan ROM (Read-Only Memory), RAM (Read-Write Memory),
beberapa Port masukan maupun keluaran, dan beberapa peripheral seperti
pencacah/pewaktu, ADC (Analog to Digital converter), DAC (Digital to Analog
7

converter) dan serial komunikasi.Setiap mikrokontroler memiliki arsitektur yang


berbeda-beda tergantung perancangannya. Meskipun demikian, setiap arsitektur
mikrokontroler pada dasarnya memiliki keseragaman pada pokok - pokok dan cara
kerjanya. Berdasarkan arsitektur, mikrokontroler terbagi dua yaitu:
a. CISC ( Complex Instruction Set Computing ) atau kumpulan instruksi
komputasi kompleks. Adalah suatu arsitektur komputer di mana setiap
instruksi akan menjalankan beberapa operasi tingkat rendah, seperti
pengambilan dari memori (load), operasi aritmatika, dan penyimpanan ke
dalam memori (store) yang saling bekerja sama.
b. RISC (Reduced Instruction Set Computer) merupakan bagian dari arsitektur
mikroprosessor, berbentuk kecil dan berfungsi untuk negeset instruksi dalam
komunikasi diantara arsitektur yang lainnya (Setiawan, 2006).
2.2.3. Sensor LM35
LM35 adalah sensor suhu dari National Semiconductor yang mempunyai
akurasi tinggi. Outputnya berupategangan analog dan memiliki jangkauan
pengukuran -55ºC hingga +150ºC dengan akurasi ±0.5ºC. Tegangan output adalah
10mV/ºC.
Output dapat langsung dihubungkan port mikrokontroler yang memiliki ADC
atau dengan Arduino, karena Arduino memiliki port ADC (analog input) sebanyak 6
buah. Kemudian rangkaian modul Arduino dengan sensor suhu gGambar 2.3 dan
Gambar 2.4 :

Gambar 2.3. Sensor LM35


8

Gambar 2.4. Tampak Bawah Sensor LM35


Dari penjelasan diatas bahwa struktur kaki-kaki yang merupakan bagian dari sensor
suhu/temperature LM35 memiliki tiga buah kaki yaitu: pada bagian kaki (+Vs)
dihubungkan ke bagian (Vcc) yg bernilai sebesar 5V, pada board arduino uno dan
untuk bagian kaki GND dihubungkan ke ground (GND) pada board arduino uno,
sedangkan pada bagian kaki (VOut) yang merupakan keluaran (Output) dari hasil
pengolahan data analog dari sensor LM35 yang dihubungkan ke bagian analog input
(pinA0) pada board arduino uno (Septiani, 2017).
2.2.4. Sensor DHT11
DHT11 adalah sensor yang dapat mengukur suhu dan kelembaban udara
sekitarmya. Sensor ini sangat mudah digunakan bersama dengan Arduino. Memiliki
tingkat stabilitas yang baik serta fitur kalibrasi yang sangat akurat. Koefisien
kalibrasi disimpan dalam OTP program memori sehingga ketika internal sensor
mendeteksi sesuatu, maka modul ini menyatakan koefisien tersebut dalam
kalkulasinya.
Berikut karakteristrik sensor DHT11:
a. Tegangan kerja power supply : 3,5 – 5 Volt DC
b. Jumlah pin : 4 buah terdiri dari VCC, GND, Data,NC
c. Resolusi Kelembaban : 16 bit data (25℃ ±2℃)
d. Resolusi Suhu : 16 bit data (25℃ ±2℃)
Dengan hanya memiliki 1 pin data, maka sensor DHT11 dapat berkomunikasi
dengan controller baik mikrokontroler ataupun Arduino dengan metode komunikasi
serial (single wire bi-directional).
Data yang dikirim oleh sensor DHT 11 ke controller sebanyak 40 bit data
dimana, 16 bit data pertama merupakan data biner kelembaban, 16 bit selanjutnya
9

merupakan data biner suhu, dana 8 bit data terakhir merupakan hasil dari
penjumlahan dari nilai suhu dan kelembaban.
Dengan metode pengiriman data secara serial sebanyak 40 bit membuat sensor
DHT 11 ini tidak memerlukan kalibrasi lagi. Data suhu dan kelembaban sudah dapat
terbaca dengan menerjemahkan ke 40 bit data biner yang dikirim sensor DHT 11
menjadi data decimal (Belajar Listrik, 2017).
10

2.3. Kerangka Pemikiran

Permasalahan
Peternak walet secara manual membasahi dinding agar ruangan terasa lembab dan hanya
bersifat sementara serta kurang efektif karena akan cepat kering sehingga perlu dilakukan
penyiraman berulang-ulang.

Pendekatan Penyelesaian
Mikrokontroler

Pengembangan
Arduino Uno Sensor LM35 Sensor DHT11

Implementasi
Bangunan Sarang Burung Walet

Pengujian
Eksperimen

Hasil
Alat Pendingin Rumah Burung Walet

Gambar 2.5. Kerangka Pemikiran


DAFTAR PUSTAKA

Alfianto, E. (2016). Rancang Bangun Rumah Budidaya Burung Walet dengan Cek
Suhu Otomatis Menggunakan Arduino UNO. E-NARODROID, 2(1).
https://doi.org/10.31090/narodroid.v2i1.206

Belajar Listrik. (2017). Cara Memprogram Sensor DHT11 Suhu dan Kelembaban.
http://belajarlistrik.com/cara-memprogram-sensor-dht11-suhu-kelembaban

Dewi, S. K., Nyoto, R. D., & Marindani, E. D. (2018). Perancangan Prototype Sistem
Kontrol Kualitas Udara pada Sarang Burung Walet. Jurnal Edukasi Dan
Penelitian Informatika (JEPIN), 4(1), 36.

Septiani, B. (2017). SISTEM KENDALI SUHU DAN KELEMBABAN SECARA


OTOMATIS PADA BANGUNAN. 24–27.

Setiawan, S. (2006). Mudah dan Menyenangkan Belajar Mikrokontroler. Graha


Ilmu.

Turang, D. A. O. (2015). Pengembangan Sistem Relay Pengendalian dan


Penghematan Pemakaian Lampu Berbasis Mobile. Teknik Infomatika,
3005(November), 73–83.

Waworundeng, J. M. S., Yapian, C., & Pandean, H. (2017). Sistem Pengontrolan


Suhu dan Intensitas Cahaya pada Rumah Walet Berbasis Mikrokontroler. Sistem
Pengontrolan Suhu Dan Intensitas Cahaya Pada Rumah Walet Berbasis
Mikrokontroler, 524–529.

Anda mungkin juga menyukai