Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Batasan Masalah ................................................................................................. 2
1.4 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2
1.5 Manfaat Penulisan .............................................................................................. 2
1.6 LUARAN ............................................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 3
2.1 Kajian Pustaka ........................................................................................................... 3
2.2 Landasan Teori .......................................................................................................... 3
2.2.1 MCU ESP8266..................................................................................................... 3
2.2.2 Sensor................................................................................................................. 3
2.2.3 Blynk ................................................................................................................... 6
BAB 3. TAHAP PELAKSANAAN ............................................................................................. 7
3.1 Diagram Flowchart .................................................................................................... 7
3.2Deskripsi Kerja............................................................................................................ 7
3.3Skema instrumentasi ................................................................................................. 8
3.4 Simulasi Rangkaian.................................................................................................... 8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ............................................................................... 9
4.1 Anggaran Biaya ......................................................................................................... 9
4.2 Jadwal kegiatan ......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen PendampingError! Bookmark not
defined.
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan.................................................................... 17
Lampiran 3. SusunanOrganisasi Tim Pelaksana dan PembagianTugas ......................... 19
Lampiran 4. Surat PernyataanKetuaPelaksana ............................................................. 20
Lampiran 5. GambaranTeknologi yang akanDikembangkan ........................................ 21

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 MCU ESP8266 ................................................................................................... 3


Gambar 2 Sensor kelembaban tanah ................................................................................... 4
Gambar 3 Sensor hujan ....................................................................................................... 5
Gambar 4 Arduino .............................................................................................................. 6
Gambar 5 Blynk .................................................................................................................. 6
Gambar 6 Skema instrument dalam bentuk diagam blok ................................................... 8
Gambar 7 Sensor Ph dan sensor suhu ................................................................................. 8
Gambar 8 Desain keseluruhan .......................................................................................... 21

ii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman pekerjaan, yaitu pertanian,
peternakan, perikanan dan banyak lagi lainnya. Didalam sektor pertanian ada
banyak jenis pertanian yang dikembangkan yaitu khususnya tanaman cabai.
Pembudidayaan tanaman memerlukan perhatian spesifik, sebab jika tanaman tidak
dengan kondisi atau keadaan yang baik maka tanaman ini tidak dapat tumbuh
dengan baik.
Salah satu upaya dalam hal ini yaitu dengan memanfaatkan teknologi internet of
things (IoT) untuk membantu proses perawatan pada tanaman di dalam green
house, padahal dengan menggunakan internet of things dapat mempermudah petani
dalam hal monitoring dan controling, monitoring yang dimaksudkan antara lain
suhu udara, kelembaban tanah dan kelembaban udara serta controling distribusi air
dan pupuk. Tanaman yang dimaksud penulis disini ialah tanaman cabai.Cabai
adalah salah satu jenis tanaman musiman, dan salah satu komoditas rempah utama
yang sangat banyak digunakan di Sumatera Utara, baik untuk bahan masakan,
bahan industry, obat-obatan, zat pewarna dan lain-lain.Sebagian petani di Indonesia
masih tergantung dengan musim hujan untuk bercocok tanam cabai. Hal ini
menyebabkan produksi hasil petanian tidak bisa stabil setiap saat. Pada musim
kemarau harga-harga hasil pertanian bisa mengalami kenaikan yang sangat
signifikan karena produksinya yang sedikit Sedangkan di saat musim hujan
produksi melimpah sehingga harga nya murah bahkan sampai busuk tidak laku
dijual kepasar karena stoknya masih berlimpah. Oleh karena itu, pada penelitian ini
penulis akan membuat sistem perawatan tanaman dengan konsep teknologi internet
of things dan sehingga informasi pada tanaman greenhouse dapat secara langsung
diterima oleh petani untuk bisa mengukur, memonitor dan mendeteksi dari dini
kekurangan komponen-kompenen utama dalam green house. Sehingga secara
efisien, petani bisa memantau perkembangan tanamannya, mengelola dan
mengontrol kebutuhan energi yang digunakan secara real time.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana cara merancang sistem kontrol greenhouse modern tanaman cabai
menggunakan kombinasi sensor berbasis Arduino?
2. Bagaimana cara kerja sistem kontrol greenhouse modern tanaman cabai
menggunakan kombinasi sensor berbasis Arduino?
3. Apa saja manfaaat dan keunggulan yang didapat dari alat sistem kontrol
greenhouse modern tanaman cabai menggunakan kombinasi sensor berbasis
Arduino?
2

1.3 Batasan Masalah


Agar tidak terjadi penyimpangan, maksud dan tujuan utama penyusunan tugas akhir
ini maka perlu diberikan batasan masalah, antara lain:
1. Sistem kontrol greenhouse modern tanaman cabai menggunakan kombinasi
sensor berbasis Arduino, sistem ini dibuat penulis dalam bentuk prototype.
2. Pembahasan terhadap kontrol hanya sebatas fungsi secara garis besar dan rating
serta tipe.
3. Sensor yang digunakan yaitu sensor suhu (NTC), sensor kelembapan tanah,
sensor pH, sensor hujan, sensor RTC.

1.4 Tujuan Penulisan


Menerapkan konsep teknologi internet of things dan PLC untuk bisa mengukur,
memonitor dan mendeteksi dari dini kekurangan komponen-kompenen utama
dalam green house tanaman cabai.

1.5 Manfaat Penulisan


Dapat dimanfaatkan sebagai teknologi yang aman, cepat dan mudah bagi petani
tanaman dalam memaksimalkan hasil panennya Serta Mengurangi kerugian dari
gagal panen petani akoibat iklim dan hama tanaman cabai yang tidak dapat
diprediksi

1.6 LUARAN
 Menghasilkan alat smart system green house technology yang dapat diterapkan
sebagai pemaksimalan hasil panen cabai serta membantu petani dalam
memonitoring tanaman cabaimya
 Mendapatkan Hak Paten serta Hak Cipta
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka


Penyusunan proposal mengacu pada sumber dan tinjauan yang sudah ada, dimana
penulis menggunakan metode yang berbeda, sesuai dengan permasalahan yang
akan dibahas. Dari metode tersebut akan terlihat perbedaan yang akan dilakukan
penulis. Berikut merupakan uraian singkat referensi:
Berdasarkan jurnal yang telah dibuat oleh Marlina Sari Gunawan mengenai
Rancang bangun alat penyiram tanaman otomatis menggunakan sensor kelembaban
tanah. Jurnal of electrical technology, diketahui bahwa dengan menggunakan
rancangan alat otomatis dapat membantu petani dalam hal penyiraman tanaman
cabai
Berdasarkan jurnal yang telah dibuat Yudhistira Bagas Sabilla dan Djoko Suwito
fakultas Teknik prodi Teknik mesin Universitas Negeri Surabaya, mengatakan
bahwa kelembaban tanah yang baik untuk cabai supaya dapat berkembang dengan
baik sekitar 70-80%
2.2 Landasan Teori
Sistem kontrol greenhouse modern tanaman cabai menggunakan kombinasi sensor
berbasis Arduino berfungsi untuk mengontrol penyiraman dan pemupukan tanaman
cabai secara otomatis, yang mana pengontrolan penyiraman dilakukan sebanyak 2
kali sehari yang dilakukan pada jam 07.00 wib dan 17.00 wib. Dan pemupukan
sesuai dengan umur cabai.
Disini sistem smart greenhouse dirancang agar dapat mengontrol suhu, ph, RTC,
hujan, dan kelembapan tanah pada tanaman cabai tetap dalam keadaan normal,
tidak hanya itu disini juga menggunakan sensor lampu otomatis yang mana
pencahayaan dapat kita kontrol yaitu pada malam hari lampu akan menyala dan
pada pagi hari lampu akan padam.
Sistem kontrol greenhouse modern tanaman cabai menggunakan kombinasi sensor
berbasis Arduino terdiri dari beberapa komponen yang penting yaitu :
2.2.1 MCU ESP8266
NodeMCU adalah sebuah platform IoT yang bersifat opensource terdiri dari
perangkat keras berupa system on Chip ESP8266 dari ESP8266 buatan Sspressif

Gambar 1 MCU ESP8266

2.2.2 Sensor
2.2.2.1 Sensor Kelembaban Tanah
Sensor Kelembaban Tanah merupakan sensor yang mampu mendeteksi intensitas
air di dalam tanah ( moisture ). Sensor ini terdiri dua probe untuk melewatkan arus
4

melalui tanah, kemudian membaca resistansinya untuk mendapatkan nilai tingkat


kelembaban. Semakin banyak air membuat tanah lebih mudahmenghantarkan listrik
(resistansi kecil), sedangkan tanah yang kering sangat sulit menghantarkan listrik
(resistansi besar). Kedua probe ini merupakan media yang akan menghantarkan tegangan
analog yang nilainya relatif kecil. Tegangan ini nantinya akandiubah menjadi tegangan
digital untuk diproses ke dalam mikrokontroler.sensor ini sangat berguna untuk tanaman
cabai agar mengetahui keadaan tanah pada tanaman.

Gambar 2 Sensor kelembaban tanah


Cara kerja sensor kelembapan tanah:
Pada saat diberikan catudaya dan disensingkan pada tanah, maka nilai Output
Analogakan berubah sesuai dengan kondisi kadar air dalam tanah. Pada saat
kondisi tanah :
 Basah : tegangan output akan turun
 Kering : tegangan output akan naik
Tegangan tersebut dapat dicek menggunakan voltmeter DC. Dengan pembacaan
pada pin ADC pada microcontroller dengan tingkat ketelitian 10 bit, maka akan
terbaca nilai dari range 0 – 1023. Sedangkan untuk Output Digital dapat diliat pada
nyala led Digital output menyala atau tidak dengan mensetting nilai ambang pada
potensiometer.
 Kelembaban tanah melebihi dari nilai ambang maka led akan padam
 Kelembaban tanah kurang dari nilai ambang maka led akan menyala.
2.2.2.2 Sensor Suhu (NTC)
NTC adalah singkatan dari thermistor negatif temperature coefficient. Sesuai
dengan namanya jenis thermistor ini memiliki koefisien temperatur negatif yang
artinya jika terjadi peningkatan temperatur (suhu) yang mengenainya maka akan
mengakibatkan nilai resistansi thermistor itu menurun. Thermistor NTC umumnya
terbuat dari bahan polimer atau keramik, penggunaan bahan yang berbeda pada
thermistor NTC akan mengakibatkan respon suhu yang berbeda pula. Pada
beberapa aplikasi biasanya thermistor ini cocok digunakan dengan rentang suhu
antara -55° C hingga 200° C, namun beberapa thermistor memiliki rentang suhu
5

yang berbeda tergantung pada jenis bahan yang digunakan serta spesifikasi dari
proses produksinya.
2.2.2.3 Sensor Hujan
Sensor hujan adalah jenis sensor yang berfungsi untuk mendeteksi terjadinya hujan
atau tidak, yang dapat difungsikandalam segala macam aplikasi dalam kehidupan
sehari –hari.

Gambar 3 Sensor hujan


berfungsi untuk mendeteksi hujan turun atau tidak. Intinya sensor ini jika terkena
air pada papan sensornya maka resistansinya akan berubah, semakin banyak
semakin kecil dan sebaliknya.
Cara kerja sensor hujan:
pada saat ada air hujan turun dan mengenai panel sensor maka akan terjadi
proses elektrolisasi oleh air hujan. Dan karena air hujan termasuk dalam
golongan cairan elektrolit yang dimana cairan tersebut akan menghantarkan arus
listrik.
2.2.2.4 Arduino
Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source,
diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan
elektronik dalam berbagai bidang.
6

Gambar 4 Arduino
Fungsi Arduino adalah memudahkan penggunanya dalam mengendalikan
komponen elektronika dengan program seperti LED, motor DC, relay, servo,
modul, dan segala jenis sensor.

2.2.3 Blynk
Blynk adalah platform untuk aplikasi OS Mobile (iOS dan Android) yang bertujuan
untuk kendali module Arduino, Raspberry Pi, ESP8266, WEMOS D1, dan module
sejenisnya melalui Internet.

Gambar 5 Blynk
7

BAB 3. TAHAP PELAKSANAAN

3.1 Diagram Flowchart

Bertujuan agar pembaca mengetahui mengenai system pengaturan dan alur kerja
pada alat yang akan penulis buat

Studi Kasus

Persiapan Komponen Hardware dan program

Merancang Skematik Hardware dan aplikasi


android

Merangkai Hardware
serta instalasi software

Tahap Analisa

Pembahasan

Kesimpulan dan penulisan Laporan

3.2Deskripsi Kerja
Deskripsi kerja dari greenhouse yang memanfaatkan jaringaninternet ini
adalahdengan memasang sensor-sensor yang terhubung ke rangkaian controller,
maka suhu kelembaban dan intensitas cahaya pada greenhouse dapat diatur, selain
itu melalui internet petani dapat melakukan monitoring dan controlling dari jarak
jauh.teknologi yang akan diimplemantasikan adalah teknologi dalam bidang
kontrol atau kendali dimana greenhouse akan dijaga kestabilan suhu dan
kelembabannya supaya tanaman tumbuh secara maksimal.Alat ini menggunakan
sensor suhu dan kelembaban, serta menggunakan elemen pemanas untuk menjaga
suhu, sedangkan untuk menjaga kelembaban ditambahkan alat pembuat kabut dan
blower/fan (Bell, 2103). Sebagai otak dari proses kontrol ini dipergunakan
rangkaian kontroler, cara kerja alat ini adalah dengan melakukan seting dari suhu
kelembaban serta lama penyinaran, kemudian secara otomatis greenhouse akan
menjaga suhu dan kelembaban sesuai dengan setting yang telah dimasukkan
(money, 2013).Karena beberapa tanaman membutuhkan sinar matahari yang lebih
lamamaka pada greenhouse ini ditambahkan lampu untuk menggantikan sinar
matahari untuk menyempurnakan proses pertumbuhan tanaman (bachsh, 2015).
Penerapan system internet of things (IoT) pada sistem monitoring greenhouse
memudahkan proses monitoring yang dapat dilakukan dari perangkat android
melalui internet.
8

3.3Skema instrumentasi
Berikut skema instrumentasi dalam bentuk diagram blok:

Gambar 6 Skema instrument dalam bentuk diagam blok

3.4 Simulasi Rangkaian

Gambar 7 Sensor Ph dan sensor suhu


Intensitas cahaya, suhu dan kelembapan udara merupakan factor pendukung bagi
pertumbuhan tanaman, suhu dan kelembaban di dalam ruangan greenhouse lebih
tinggi control diluar greenhouse karena udara yang masuk terhalang oleh dinding
8ontrol8 greenhouse, Intensitas cahaya yang berlebihan dapat menyebabkan suhu
ruangan greenhouse meningkat yang dapat menyebabkan tanaman menjadi layu.
Suhu dan kelembapan udara di dalam greenhouse sulit untuk di 8ontrol dengan
pengontrolan manusia secara langsung dikarenakan greenhouse memerlukan
perlakuan khusus untuk menjaga suhu dan kelembabannya. Untuk itu dibangun
sebuah 8ontro8ontrol Intensitas cahaya, suhu dan kelembapan udara menggunakan
Raspberry Pi yang diintegrasikan dengan sensor LDR yang berfungsi membaca
nilai intensitas cahaya, sensor DHT11 yang berfungsi untuk membaca nilai suhu
dan kelembaban udara. Pada penelitian ini 8ontro yang dirancang mampu
menghasilkan system 8ontrol intensitas cahaya, suhu dan kelembaban udara yang
memanipulasi kondisi udara dalam ruangan greenhouse mampu menjaga suhu
ruangan dalam rentang 25°C sampai 27°C dan mempertahankan kelembaban udara
antara 50% sampai 70%.
9

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Sumber Besaran
No. Jenis Pengeluaran
dana Dana (Rp)
1 Peralatan Penunjang, ditulis sesuai dengan kebutuhan Belmawa 1,050.000
2 Bahan Habis Pakai, ditulis sesuai dengan kebutuhan Belmawa 4,200.000
3 Perjalanan, Jelaskan kemana dan tujuan apa Belmawa 700.000
Lain-lain, administrasi,publikasi,laporan dan lain 1,050,000
4 Belmawa
sebagainya
Jumlah 7.000.000

4.2 Jadwal kegiatan


MARET APRIL MEI Penanggung
NO KEGIATAN MINGGU MINGGU MINGGU Jawab
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengumpulan Ir.Martin
1
data Sembiring, M.T
Ir.Martin
2 Bimbingan
Sembiring, M.T
Perencanaan Ir.Martin
3
alat dan bahan Sembiring, M.T
Pembuatan Ir.Martin
4
proposal Sembiring, M.T
Analisa alat Ir.Martin
5
dan bahan Sembiring, M.T
Perancangan Ir.Martin
6
Alat Sembiring, M.T
Analisis Ir.Martin
7 kebutuhan Sembiring, M.T
daya
Persiapan Ir.Martin
8
Komponen Sembiring, M.T
Pembuatan Ir.Martin
9
Alat Sembiring, M.T
Pengujian dan Ir.Martin
10
Analisa Sembiring, M.T
10

DAFTAR PUSTAKA

Cuaca yang Cocok untuk Budidaya Cabe, 01-Mei-2018. [Daring]. Tersedia di:
https://www.infocabe.com/2018/05/cuaca-yang-cocok-untuk-budidayacabe.html.
[Diakses: 05-Jul-2018].
Santosa, C.E. dan Budiyanta, A.S., Rancang Bangun Sensor Suhu Tanah dan
Kelembaban Udara, Jurnal Sains Dirgantara, vol. 7, no. 1, hal. 201– 213, 2009.
Maulidah, S., Santoso, H., Subagyo, H. dan Rifqiyyah, Q., Dampak Perubahan
Iklim Terhadap Produksi dan Pendapatan Usaha Tani Cabai Rawit(Studi Kasus di
Desa Bulupasar, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri), SEPA, vol. 8, no. 2, hal.
137–144, 2012.
Fahmi Ahmad Nuril, Sotyohadi,F. Yudi Limprarono. RANCANG BANGUN
SISTEM KONTROL DAN MONITORING TANAMAN CABAI RAWIT
BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN INTERNET OF THINGS
Institut Teknologi Nasional, Malang, Indonesia.
Gunawan, Marliana Sari. 2018. Rancang Bagung Penyiram Tanaman Otomatis
Menggunakan Sensor Kelembaban Tanah. Medan: Politeknik Negeri Medan.
Sabilla, Yudhistira Bagas, Djoko Suwito.2020. RANCANG BANGUN ALAT
PENYIRAM TANAMAN OTOMATIS.Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
11

LAMPIRAN
12
13
14
15
16
17

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

No Jenis Pengeluaran Volume Harga Satuan Total (Rp)


(Rp)
1 Belanja Bahan Habis Pakai
Selenoid 3 70,000 210,000
Sensor Hama 1 100,000 100,000
LCD 4x16 1 50,000 50,000
Kabel NYY 100 3,500 350,000
Skun Kabel 2 32,500 65,000
Box Panel 1 81,000 81,000
Kabel NYAF Abu-abu 200 2,500 500,000
dan Biru
Plastik UV 20 20,000 400,000
Arduino 1 150,000 150,000
Pompa Air 3 100,000 300,000
Pipa PVC 20 10,000 200,000
Real Time Clock 1 92,000 92,000
Motor Servo 1 122,000 122,000
Buzzer 1 50,000 50,000
Kabel Ties 5 25,000 25,000
Relay 1 30,000 30,000
Papan Pcb 1 20,000 20,000
MCB 1 100,000 100,000
Baut dan Mur 2 15,000 30,000
Rel Omega 1 40,000 40,000
Wiring Chanel 2 40,000 80,000
Terminal Blok 2 25,000 50,000
Busbar 2 50,000 100,000
Ember 2 50,000 100,000
Spinner 2 50,000 100,000
Lampu Tanda 2 15,000 30,000
Senso Ph 6 20,000 120,000
Sensor Hujan 1 10,000 10,000
Tombol Switch 1 5,000 5,000
Elbow 15 4,000 60,000
Pipa Tee 15 2,000 30,000
Baya Tak Terduga - - 600,000
SUB TOTAL 416 1,045,000 4,200,000
2 Peralatan Penunjang
Sensor Kelembaban 6 95,000 570,000
Tanah
Sensor Suhu 2 140,000 280,000
Sensor Cahaya 1 200,000 200,000
SUB TOTAL 9 435,000 1,050,000
3 Perjalanan Lokal
18

Transport Survey Pulang 700,000


Pergi
SUB TOTAL 700,000
4 Lain-lain
ATK 1 245,000 245,000
Keras A4 2 45,000 90,000
Kuota Internet 5 63,000 315,000
Dokumentasi 4 100,000 400,000
SUB TOTAL 12 453,000 1,050,000
GRAND TOTAL 7,000,000
GRAND TOTAL (Tujuh Juta Rupiah)
19

Lampiran 3. SusunanOrganisasi Tim Pelaksana dan PembagianTugas

No. Nama/ NIM Program Studi Bidang Ilmu Uraian Tugas


1. Hendri Rivandi/ D3-Teknik Program Pemrograman IOT
1905032052 Listrik Android Jarak Jauh
2. Isma Widya/ D3-Teknik Instrumen Pembuatan
1905032008 Listrik Penyiraman
Tanaman/Peralatan
yang harus di
aktifkan
3. Mhd Alfi D3-Teknik Program Komunikasi
Ridho/ Listrik Aduino Uno Modul Wifi
2005031022 arduino
4. Ali Akbar D3-Teknik Mekanikal Membuat
Manurung/ Listrik Rancangan
2005031011 Rangkain simulasi
5. Intan Haryani/ D3-Akutansi Laporan dan Laporan Kemajuan
1905081018 Aanggaran dan Laporan Akhir
komunikasi Serta
Anggaran
20

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana


21

Lampiran 5. GambaranTeknologi yang akanDikembangkan

Gambar 8 Desain keseluruhan


Teknik pertanian Greenhouse diadopsi untuk menanam buah-buahan dan sayuran.
Arsitektur IoT umum untuk jenis penanaman tanaman ini disajikan pada Gambar
diatas. Salah satu tujuan utama penggunaan IoT dalam pertanian rumah kaca adalah
untuk memastikan solusi berkelanjutan jangka panjang bagi para petani. Pada tahun
2012, dikembangkan sistem pemantauan lingkungan berbasis IoT untuk rumah
kaca dengan mengintegrasikan jaringan nirkabel, jaringan seluler, dan Internet
untuk melakukan pemantauan tanaman dari jarak jauh secara real-time.
Arsitekturnya terdiri dari modul frekuensi Radio CC2420 (ZigBee), sensor suhu
dan kelembaban, mikrokomputer chip tunggal (STC9051 SCM) dengan modul
transmisi nirkabel. Arsitektur ini dapat membantu untuk memperingatkan petani
tentang kondisi tanaman melalui pesan singkat dan juga dapat memberikan
informasi tanaman secara real-time. Pada tahun 2014, Kaewmard dan Saiyod
merancang sistem pengukuran portabel yang mencakup sensor untuk mengukur
kelembaban udara, suhu, dan kelembaban tanah untuk mengontrol aliran air/sistem
irigasi sayuran melalui ponsel pintar dan jaringan sensor nirkabel. Sebuah sensor
aliran air bawah tanah dikembangkan dan dipasang di akar tanaman sayuran untuk
memantau kelembaban tanah dan menginstruksikan modul Xbee untuk mengambil
tindakan (menyediakan air). Selanjutnya juga telah dikembangkan prototipe ringan
dengan menggabungkan data sensor dan modul komunikasi untuk mengotomatisasi
lingkungan pertanian rumah kaca dan menamakannya sebagai "Smart IoT Kit".
Penelitian dilakukan pada pertumbuhan cabai prototipe dapat membantu petani
untuk mengontrol pertanian dari setiap tempat dan waktu. Kami juga
mengembangkan sistem yang dapat mengukur hingga empat belas parameter
ambien di bawah permukaan tanah dengan bantuan berbagai perangkat
berkemampuan IoT dan cloud. Sistem ini juga mampu memantau pertumbuhan
22

kubis dan cabai. Sistem ini mencakup ZigBee WSN, sensor untuk mengukur suhu
dan kelembaban tanah, dan kelembaban udara relatif. Ini terintegrasi dengan
platform mKRISHI dan HTTPS digunakan sebagai protokol transport antara edge
dan komputasi awan. Sistem pemantauan ini dilaporkan meningkatkan produksi
cabi hingga 10% dan mengurangi biaya hingga 20%

Anda mungkin juga menyukai