i
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
2. Analisa Proposal
Analisa proposal merupakan sebuah tahapan penting untuk menyesuaikan cara
mengimplementasukan produk dengan berpedoman pada Buku Pedoman PKM.
Tahap Analisa proposal ini meliputi pengkajian ulang terhadap apa yang teah
tertulis di proposal sebelumnya.
3. Perangkaian Sistem dan Pemrograman Sistem
Pada proses ini, seluruh komponen penunjang sistem peringatan tabrakan kapal
akan dirangkai dan dilakukannya pemrograman pada sistem yang nantinya akan
dihubungkan ke website.
4. Pembuatan Web Interface
Pembuatan web interface untuk memberikan gambaran mengenai tampilan
website dari sistem peringatan tabrakan kapal ini yang mana nantinya akan
ditampilkan data data kapal serta percobaan pertemuan antara dua kapal.
5. Pembuatan Laporan Kemajuan
Pembuatan laporan kemajuan bertujuan untuk menginformasikan mengenai
tahapan apa saja yang telah berhasil dilakukan dalam rangka mengimplementasikan
sistem tersebut.
6. Pembuatan Laporan Akhir
Penyusunan laporan akhir bertujuan untuk memberikan bukti serta bentuk
tanggungjawab kami atas terlaksananya penelitian PKM ini. Penyusunan laporan
akhir ini berupa laporan dari hasil penelitian yang telah dilakukan beserta laporan
keuangan yang telah digunakan untuk penelitian.
Pada BAB ini berisikan hasil realisasi target luaran yang sudah tercapai dalam
pengimplementasian penelitian ini yaitu sebesar 80%. Detail kegiatan yang telah
dicapai beserta persentasenya akan dijabarkan pada Tabel 4.1 berikut:
LED
Buzzer
Push
Button
Pada software sistem peringatan tabrakan kapal terdiri website dan bot
telegram. Pada tempilan website digunakan untuk mensimulasikan tabrakan antara
dua kapal sedangkan pada bot telegram digunakan untuk mengirim pesan bahwa
aman atau bahaya.
Kapal A
Kapal B
Gambar 4.7 dan 4.8 merupakan data kapal antara TAL STAR dan ZHE HAI
dalam kondisi saling menyilang atau crossing. Jarak antara dua kapal tersebut
adalah 832 m atau 0,45 nm. Dengan ketinggian gelombang laut 0,5 -1,25 m dan
kecepatan angin laut 3 – 11 knots. Pada ketinggian gelombang dan kecepatan angin
tidak berpengaruh lebih karena masih dibawah batas maximum. Jika kedua kapal
saling melaju tidak ada yang mengurangi kecepatan maupun haluannya maka bias
terjadi tabrakan. Sikap yang dilakukan ketika terjadi situasi tersebut yaitu:
Menjaga jarak minimum antar kapal agar tidak terjadinya tabrakan
Menjaga laju aman atau mempertahankan kecepatan agar dapat mengambil
tindakan secara cepat
Salah satu kapal harus menjaga kecepatannya dan mempertahankan haluannya
2. Kondisi Kapal Saling Menyalip
Kapal B Kapal A
Gambar 4.9 dan 4.10 merupakan data kapal antara TAL STAR dan STAL
BIRD dalam kondisi saling menyalip atau overtake. Jarak antara dua kapal tersebut
adalah 443 m atau 0,24 nm. Dengan ketinggian gelombang laut 0,5 -1,25 m dan
kecepatan angin laut 3 – 11 knots. Pada ketinggian gelombang dan kecepatan angin
tidak berpengaruh lebih karena masih dibawah batas maximum. Jika STAL BIRD
melakukan manufer langsung menyalip dan tidak memperhitungkan sudut dengan
keapal TAL STAR maka bisa terjadi tabrakan antara kedua kapal. Sikap yang
dilakukan ketika terjadi situasi tersebut yaitu:
Melakukan perubahan haluan ke samping bagian yang kosong tidak ada kapal
disebelahnya. Dan juga mengurangi kecepatan kapal untuk memperbanyak
waktu yang dimiliki untuk merubah arah haluan.
Menjaga jarak saat akan menyalip kapal lain agar tidak terjadi tabrakan
14
Rencana tahapan berikutnya dari program PKM kami dengan judul Sistem
Peringatan Dini Tabrakan Kapal Secara Realtime Berbasis Data Automatic
Identification System (AIS) yaitu penyempurnaan dalam pengerjaan PKM ini. Oleh
karena itu, kami merencanakan kegiatan untuk tahapan berikutnya seperti berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Amarta, Pandhu Hayu. (2018). Penilaian Risiko Tubrukan Kapal dan Konsekuensi
Terhadap Kerusakan Struktur Kapal pada Alur Pelayaran Barat Surabaya.
Surabaya. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Indonesia, Menteri Perhubungan. 2019. PERATURAN MENTERI NOMOR 7
TAHUN 2019 TENTANG PEMASANGAN DAN PENGAKTIFAN
SISTEM IDENTIFIKASI OTOMATIS BAGI KAPAL YANG
BERLAYAR DI WILAYAH PERAIRAN INDONESIA. Jakarta: Menteri
Perhubungan Perhubungan Republik Indonesia.
Mujayanah, Arum. 2018. Analisis Keselamatan Kapal Nelayan Dengan Metode
Enviromental Stress Berbasis Data Automatic Identification System.
Jurusan Teknik Bangunan Kapal. Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
Pamungkas, Canggih A. 2019. Aplikasi Penghitung Jarak Koordinat Berdasarkan
Latitude dan Longitude Dengan Metode Euclidean Distance dan Metode
Haversine. Jurnal INFORMA Politeknik Indonusa Surakarta, Vol.5, No.2:
8-13.
Putra, Pratama E. 2016. Analisis Near Miss Antar Kapal Pada Aktivitas
Transportasi Laut Di Selat Madura Menggunakan Data Automatic
Identification System (AIS). Jurusan Teknik Sistem Perkapalan. ITS.
Sarena, Sryang T., Adhitya, Ryan Y., Handoko, Catur R., Rinanto, Noorman. 2016.
Aplikasi Sistem Peringatan Tabrakan Pada Kapal Berbasis Data GPS
Menggunan Logika Fuzzy. Jurnal IPTEK, Vol.2, No.2, 93-104.
SOLAS. 2002. Regulation 19 - Carriage requirements for shipborne navigational
systems and equipment. SOLAS.