Anda di halaman 1dari 30

PENGUJIAN SIFAT

MEKANIS MATERIAL
KELOMPOK 1

DOSEN PENGAMPU :
PROF. DR. NURDIN BUKIT, M.SI.
DR. EVA MARLINA GINTING, M.SI.

OLEH:
KELOMPOK 1
1.DEBORA GULTOM 4131240002
2.FAUZAN AMRI 4132240014
POKOK BAHASAN
PENDAHULUAN
TUJUAN PENGUJIAN MEKANIS
TUJUAN PENGUJIAN MEKANIS
KEKUATAN TARIK
1. KEKUATAN TARIK
Kemampuan
maksimal bahan
untuk menahan
beban tarik yang
menghasilkan
Tujuan Pengujian :
Tegangan Tarik
Untuk mengetahui sifat-
sifat mekanik dan
perubahan-perubahan
dari suatu bahan uji
terhadap pembebanan
tarik.
Sifat mekanik yang dihasilkan
dari pengujian tarik adalah :
ISTILAH DALAM PENGUJIAN TARIK
Tegangan (s ) : Besarnya beban (gaya) per satuan luas penampang
Regangan (e ) : Perpanjangan bahan terhadap panjang mula saat
benda menerima tegangan
Batas Elastis : titik E/P; E = Modulus Young dan P = Gaya tarik
maksimum
Deformasi elastik : perubahan yang bersifat sementara bila terkena
suatu beban
Deformasi Plastik: perubahan yang bersifat permanen
Batas Lumer (Yeild Point) : titik di mana benda mengalami
perpanjangan sendiri, meski beban tidak ditambah
Batas patah : tagangan maksimun yang mampu ditahan
Modulus Elastisitas : E = s / e (Modulus Young)
Mesin dan Benda Uji
Tarik
Cara Kerja Alat Uji Tarik
◦ Menyediakan sampel diatas meja
◦ Menghidupkan Universal Testing Machine (UTM) 100 Ton
◦ Menghidupkan komputer
◦ Mengaitkan kedua sisi sampel dengan menggunakan grip
silindris dan menguncinya agar sampel tidak bergerak
ketika dilakukan pengujian
Cara Kerja Alat Uji Tarik
(Lanjutan)
◦ Men-setting komputer dengan mengkalibrasi nilai
distance dan strain ke angka nol
◦ Meng-click tombol start pada komputer
◦ UTM pun mulai menarik sampel hingga sampel patah
◦ Setelah sampel patah mesin pun berhenti. Dan pada layar
monitor telah terekam gaya tarik sampel, tegangan,
regangan, grafik, dan lain sebagainya.
Contoh : Pengujian Tarik
Diameter benda uji do = 3 mm
panjang Lo = 30 mm
Hasil Pengujian :

F(N) DL (mm)
0 0
5 0,12
10 0,24
15 0,42
20 1,22
Perhitungan Pengujian Tarik
Luas Penampang :
A = ¼ p d2
Tegangan :

s=F/A
Regangan :
e = DL / Lo
Keterangan :
A = luas penampang (mm2) e = regangan (%)
d = diameter benda uji (mm) DL = pertambahan panjang (mm)
s = tagangan (N/mm2) Lo = panjang mula (mm)
F = gaya tarik (N)
Hasil Perhitungan

s ( N/m2) e (%)
0 0
707,71 0,4
1415,43 0,8
2123,14 1,4
2830,85 4,07
Ductile Tension Test Specimens

Figure 2 : Ductile material from a standard


tensile test apparatus. (a) Necking; (b) failure.
Brittle Tension Test Specimen

Figure 3 : Failure of a brittle material from a standard


tesile test apparatus.
Ductile s-e diagram

Figure 3.5 Stress-strain diagram for a ductile material.


Grafik Pengujian Tarik
KEKUATAN LENTUR
2. KEKUATAN LENTUR

Uji lentur adalah pemberian gaya yang mempunyai gaya


Newton yang berada padadaerah samping sumbu benda
atau material. Pengujian lentur merupakan salah satu
cara pengujian yang telah dipakai sejak lama untuk
menentukan kecocokan bahan. Karena pengujian ini
dilakukan terhadap batang uji berbentuk sederhana dan
tidak memerlukanmesin uji biasa.
LANJUTAN
Material yang lentur (tidak kaku) adalah material yang
dapat mengalami regangan bila diberi tegangan atau beban
tertentu. Kelenturan (ductulity) mrupakan sikap mekanik bahan
yang menunjukkan derajat deformasi plastis yang terjadi
sebelum suatu bahan putus atau patah.

 Untuk mengetahui kekuatan lentur suatu


material dapat dilakukan dengan pengujian
lentur terhadap material tersebut.
 Besar kekuatan lentur bergantung pada jenis
material dan pembebanan
 Kekuatan lentur pada sisi bagian atas sama nilai
dengan kekuatan lentur pada sisi bagian bawah
ur
Alat Uji Lent
Tahap Pengujian Lentur
◦ Mengukur dimensi spesimen meliputi: panjang, lebar, dan
tebal.
◦ Pemberian label pada setiap spesimen yang telah diukur
untuk menghindari kesalahan pembacaan
◦ Menghidupkan mesin untuk uji lentur
◦ Pemasangan spesimen uji pada tumpuan dengan tepat
dan pastikan identor tepat ditengah-tengah kedua
tumpuan
Tahap Pengujian Lentur
(Lanjutan)
◦ Jarak antar tumpuan 60 mm
◦ Pencatatan besarnya tegangan lentur yang terjadi
pada spesimen, setiap penambahan beban
sampai terjadi kegagalan
◦ Setelah mendapatkan data hasil pengujian
dilanjutkan dengan perhitungan karakteristik
kekuatan lentur
ATA N L EN T UR
RUMUS KEKU


ATA N L EN T UR
RUMUS KEKU
•• Pada perhitungan kekuatan lentur ini, digunakan persamaan yang
ada pada standar ASTM D790, sama seperti pada persamaan
diatas, yaitu:

• Dimana:
S= Tegangan lentur (MPa)
P= Beban/load (N)
L= Panjang Span/ Support span (mm)
b= Lebar/width (mm)
d= tebal/ Depth (mm)
KESIMPULAN
Dari hasil pemaparan diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
• Material Test (uji material) adalah suatu
pengujian terhadap material yang bertujuan
untuk mengetahui sifat – sifat fisik dari material
tersebut.
• Pengujian yang dilakukan haruslah terdiri dari
beberapa sample material agar diperoleh suatu
data yang benar – benar valid dan mewakili
keseluruhan darimaterial yang diujikan
tersebut.
• Pada uji tarik, benda yang putus menunjukkan
kekuatan benda tersebut. Benda ujiyang lebih
mudah putus menyatakan bahwa kekuatan
tariknya lebih rendah,sementara untuk gaya
selalu berbanding terbalik dengan kekuatan
suatu bahan.
KESIMPULAN
• Benda yang putus diukur pada batang uji tarik
yang patah . bila batang yang
patahdisambungkan dengan teliti, maka kita
dapat mengukur pertambahan panjang
dandiameter putus.
• Pada uji lentur, benda dikatakan dalam keadaan
lentur, dengan perbandingan gaya – gaya yang
dihasilkan
• Modulus elastisitas dihitung dengan membagi
tegangan σ oleh reganganspesifiknya ε
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai