Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA BATUAN

POINT LOAD TEST

OLEH

NAMA : LA NDEWA
NIM : 190920329
KELOMPOK : VII
(TUJUH)

LABORATORIUM MEKANIKA BATUAN

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

NOVEMBER
2021
POINT LOAD TEST

A. Tujuan
Untuk mengetahui nilai kuat tekan dan index strength pada
batuan. B. Landasan Teori

Point load test merupakan uji indeks yang telah secara luasdi
gunakan untuk memprediksi nilai UCS suatu batuan secara tidak
langsung di lapangan hal ini di sebapkan prosedur pengujian yang
sederhana preparasinya contoh yang mudah dapat di lakukan di lapangan.
Peralatan yang di gunakan mudah di bawah tidak bgitu besar dan cukup
ringan sehingga dapat dengan cepat di ketahui kekuatan batuan di
lapangan sebelum di lakukan pengujian di laboratorium. Pada pengujian
Point Load Test yaitu dengan menguji suatu kekuatan dari sampel
batuan yang berbent ukir regular. Pengujian point loadt estini digunakan
untuk menguji sampel secara langsung dilapangan sehinggasaat proses
suve yatauterjun kelapangan dapa tmengetahui suatu kekuatan sampel
batuan. Pada proses point load test ini juga mengunakan sampel yang
berbentuk silinder dengan ukuran diameter kurang lebih
± 50 mm (PanduReddevil,2015).

1. Penurunan Rumus
Contoh yang digunakan untuk pengujian ini dapat berbentuk
silinder ataupun suatu bongkah batuan dan disarankan untuk pengujian
ini berbentuk silinder dengan diameter =50 mm (NK=54 mm).
Menurut Broch & Franklin (1972), Index Point Load (Is) suatu
contoh
batuan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
𝑃
Is = ��2

Keteranga
n: Is = Index Strenght (Mpa)
P = Beban maksimum conto
pecah (N) D = Jarak antar konus
penekan (mm)
Menurut Greminger (1982), selang faktor koreksi teergantung besarnya
diameter. Karena diameter ideal yang digunakan adalah 50 mm. Maka
Greminger menurunkan persamaan :
𝑃
Is(50) = 𝐹 𝐷ᵨ2

Keterangan :
Is(50) = Point Load Index dia.50 mm (MPa)
P = Beban maksimum contoh pecah (N)
D = Jarak antar konus penekan (mm)
d = Diameter Contoh (mm)

𝑑
Dimana F= (50 )0,45, sehingga diperoleh suatu persamaan Point Load
indeks yang telah dikoreksi sebagai berikut :
𝑑 𝑃
Is(50) = (50 )0,45 ��2

Jika Is = 1 Mpa, indeks tersebut tidak memiliki arti, maka


penentuan kekuatan harus berdasarkan uji UCS dan menurut
Bieniawski dengan
diameter contoh 50 mm maka, UCS dapat ditentukan melalui,
σc= 23 Is
keterangan :
Is = Index Strenght (Mpa)
σc = Kuat tekan (Mpa)
23 = Ketetapan/ketentuan
Uji aksial dan uji irregular lump menggunakan diameter ekivalen
(De)
dalam perhitungan Point Load Index yang diturunkan dari luas
penampang minimum.
𝜋
A= 𝑊�� = 4 D²e
4
D²e = 𝜋 𝑊𝐷
Keterangan :
A=WD = Luas area penampang spesimen
D = Jarak antar konus penekan
(mm)
𝜋 =
jari-jari (cm)
(Sahrul, 2021).

2. Macam-Macam Point Load Test


Menurut ISRM (Indonesia Single Risk Management), point load test
dibagi menjadi beberapa macam tes, yaitu :
a. Diametral Test
 Spesimen dengan rasio panjang/diameter lebih besar dari 0,1
cocok untuk pengujian diametral.
 Harus ada sampel minimal lebih dari 10 kali pengujian
persampel, lebih jika sampel adalah heterogeneous atau anisotropic.
 Spesimen dimasukkan kedalam mesin uji dan plat tertutup
untuk melakukan kontak sepanjang diameter inti, memastikan
bahwa jarak antara titik dan ujung bebas terdekat setidaknya 0,5
kalidiameter inti.
 Panjang jarak D ± 2%
 Beban yang terus meningkat sehingga terjadi kegagalan dalam waktu
10-60 detik, dan beban kegagalan p dicatat.

Gambar 1. Standar Bentuk Spesium Untuk Diametral Test

Sumber :ISRM, 1985


b. Axial Test

Gambar 1.2 Standar Bentuk Spesium Untuk Axial Test

Sumber :ISRM, 1985

c. Block Test
Gambar 1.3 Standar Bentuk Spesimen Untuk Block Test

Sumber :ISRM, 1985

d. Irregular Limp Test


Gambar 1.4 Standar Bentuk Spesimen Untuk Irregular Lump Test

Sumber : ISRM, 1985


(Azi Faturahman Fachreza, 2013).
C. Alat Dan Bahan
1. Alat

Adapun alat-alat yang digunakan dalam pengujian Poin Load Test


yaitu:
a. Point load test e. Atk
b. Digital point load test f. Kuas
c. Jangka sorong g. Sarung Tangan
d. water pass

Gambar 2. Alat-alat dalam pengujian


.

a b c

d e f

g
Sumber : Dokumentasi Selvia Meirawati,2021
2. Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pengujian Point Load Test
yaitu:
a. Sampel kasar (A1, B1, C1)
b. Sampel halus (A2, B2, C2

Gambar 2.1. Bahan Yang Digunakan Dalam


Pengujian.

a b
Sumber : Dokumentasi Ahmad Rendy, 2021
D. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada saat percobaan Point Load Test
yaitu :
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan
dipakai dalam pengujian Point Load
Test

2. Diukur diameter sampel batuan


yang
akan di uji mulai dari A1, B1, C1, A2,
B2 dan C2 dengan menggunakan mistar
jangka sorong

3. Setelah itu diukur tinggi sampel untuk


menentukan titik tengah dari
sampel menggunakan jangka sorong

4. Dikencangkan pengunci diputar kearah


kanan
5. Diputar sekrup pada alat point load
test agar sampel bisa
ditempatkan diantara kedua konus

6. Diletakkan sampel ditengah konus


atas dan konus bawah

7. Diputar sekrup kearah kiri dengan


tujuan agar sampel ditekan oleh
konus
Atas dan bawah

8. Kemudian waterpass diletakan


di
atas alat point load test agar
sampel dalam keadaan rata ketika
telah ditekan oleh kedua konus

9. Dinyalakan mesin digital Point


Load Test dengan menekan tombol
On
10. Digerakkan tuas dongkrat hidrolik
hingga sampel pecah

11. Dicatat nilai tertinggi pada digital


point load test jika sampel sudah
pecah

12. Dimatikan alat digital point load


test tenekan tombol off

13. Dibersihkan alat point load test


dengan menggunakan kuas
14. Diukur tinggi konus akhir diantara
keduannya dengan menggunakan
jangka sorong

15. Dilonggarkan pengunci diputar


kearah kiri

16. Ditekan konus bawah hingga


kembali keposisi semulah

Sumber (Dokumentasi Adriansyah, 2021)


E. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
No. Sampel d (cm) D awal (cm) D akhir (cm) P (kN)
1. A1 7,22 7,22 5,72 3,66
2. B1 5,62 5,62 4,51 3,50
3. C1 4,44 4,44 3,66 1,74
4. A2 7,28 7,28 5,70 4,62
5. B2 5,61 5,61 4,60 3,37
6. C2 4,41 4,41 3,55 2,88

Rumus yang digunakan :


d 0,45 P
Is(50) = (
50
)
D2
σc = 23 Is
Keterangan :
Is = Point Load Index dia. 50 (Mpa)
d = Diameter contoh (cm)
D = Jarak antar konus peneka (cm)
P = Beban maksimum contoh pecah (kN)
σc = Nilai kuat tekan benda uji (kN)

Anda mungkin juga menyukai