Anda di halaman 1dari 20

PERCOBAAN III

POINT LOAD TEST


A. Tujuan
Untuk mengetahui kekuatan dari sampel batuan secara tidak langsung
di lapangan.
B. Landasan Teori
Uji point load test merupakan uji indeks yang telah secara luas
digunakan untuk memprediksi nilai UCS suatu batuan secara tidak langsung
di lapangan. Hal ini disebabkan prosedur pengujian yang sederhana, preparasi
sampel yang mudah, dan dan dapat dilakukan di lapangan. Peralatan yang
digunakan mudah dibawa-bawa, tidak begitu besar dan cukup ringan
sehingga dapat dengan cepat diketahui kekuatan batuan di lapangan, sebelum
dilakukan pengujian di laboratorium.
Contoh yang digunakan untuk pengujian ini dapat berbentuk silinder
ataupun suatu bongkah batuan dan disarankan untuk pengujian ini berbentuk
silinder dengan diameter = 50 mm (NX = 54 mm, lihat ISRM, 1985).
Menurut Broch & Franklin (1972), Indeks point load (IS) suatu contoh
batuan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

Apabila diameter contoh batuan yang digunakan bukan 50 mm, maka


diperlukan factor koreksi terhadap persamaan yang diturunkan oleh Broch
dan Franklin. Menurut Greminger (1982), selang factor koreksi tergantung
besarnya diameter. Karena diameter ideal yang digunakan adalah 50 mm,
maka Greminger menurunkan persamaan :

d 0,45
Dimana F = ( ) , sehingga suatu persamaan point load indeks yang telah
50
dikoreksi sebagai berikut :

42 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a T a n a h D a n B a t u a n
Jika Is = 1 Mpa indeks tersebut tidak memiliki arti, maka penelitian kekuatan
harus berdasarkan uji UCS, dan menurut Bieniewski dengan diameter contoh
50 mm maka UCS dapat ditemtukan melalui σ c = 23 Is
Uji aksial dan uji irregular lump menggunakan diameter ekivalen (De)
dalam perhitungan point load indeks yang diturunkan dari luas penampang
minimum.

Sehingga persamaan yang digunakan menjadi :

Dimana :

Keterangan :
Is(50) = Point load indeks dia 50 mm (Mpa)
P = Beban maksimum contoh pecah (N)
D = Jarak antara konus penekan (mm)
d = Diameter contoh (mm)
A = WD = Luas area penampang specimen
Hawkins (1989) melakukan penelitian hubungan efek skala PLI
terhadap kuat tekan pada dua bentuk contoh uji yaitu, kubus dan silinder.
Tampak bahwa semakin kecil ukuran contoh uji baik untuk kubus dan
silinder makan nilai kuat tekannya juga menurun. Selain itu juga tampak
bahwa variasi nilai kuat tekan pada contoh uji bentuk kubus lebih besar
daripada contoh bentuk silinder (Sahrul, 2022).
Uji Point Load, sama halnya dengan UCS, merupakan salah satu
metode untuk menentukan sifat mekanik batuan. Dari uji ini dihasilkan nilai
Indeks Point Load (PLI) (Is). Di PT Arutmin Indonesia, pengujian Point Load
menggunakan alat Point Load Tester yang mengikuti standard dari ISRM

43 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a T a n a h D a n B a t u a n
1985. Menurut standar tersebut, sampel batuan uji dapat berupa silinder
ataupun berupa bongkah batuan.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, UCT menggunakan
Standard dari ISRM 1985. UCT merupakan uji indeks yang telah secara luas
digunakan untuk memprediksi nilai UCS dari batuan. Sampel batuan uji dapat
berupa silinder ataupun berupa bongkah batuan. Diameter sampel uji
disarankan berbentuk silinder dengan diameter 50 mm. Menurut Broch &
Franklin (1972), Indeks Point Load (Is) sampel batuan dapat dihitung dengan
persamaan :

P
Is(50) =

(Sumber : Zainal Kahfi, 2021)


Gambar 3.1 Skema uji point load
Apabila diameter sampel batuan yang diuji bukan 50 mm, maka persamaan
P
Is(50) = diperlukan koreksi. Menurut Greminger (1982), selang faktor

koreksi tergantung besarnya diameter. Karena diameter ideal yang digunakan
adalah 50 mm, maka Greminger menurunkan persamaan.

d 0,45 P
Is(50) = ( )
50 D²
Untuk mencari korelasi yang terdapat diantara nilai UCS dan PLI dalam
bentuk persamaan maka digunakan metode analisis regresi linier sederhana.
Analisis regresi digunakan memprediksikan seberapa jauh perubahan yang
terjadi pada nilai variabel dependen, jika nilai variabel independen
dimanipulasi atau diubah. Koefisien korelasi adalah pengukuran statistik
kovarian antara dua variabel. Besarnya koefisien korelasi berkisar antara +1
hingga -1. Koefisien korelasi menunjukkan kekuatan hubungan linier dan

44 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a T a n a h D a n B a t u a n
arah hubungan dua variabel. Jika koefisien korelasi positif, maka kedua
variabel mempunyai hubungan searah, sebaliknya jika koefisien korelasi
negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik.

(Sumber : Zainal Kahfi, 2021)


Gambar 3.2 koefisien korelasi
Penelitian mengenai korelasi UCS dan PLI sudah dilakukan oleh banyak
peneliti beberapa puluh tahun ke belakang. Objek dari penelitian tersebut
terbagi menurut jenis batuan yang diteliti. Untuk batuan sedimen sendiri
terdapat beberapa peneliti yang telah melakukan penelitian. Tabel 2
menunjukkan beberapa usulan persamaan korelasi antara UCS dan PLI yang
telah dikeluarkan oleh para ahli. Dari penelitian para ahli tersebut, akan dicari
persamaan mana yang paling mendekati untuk kondisi batuan di lokasi
penelitian. Selain itu akan dicari juga persamaan tersendiri untuk masing-
masing batuan di lokasi penelitian. Pada penelitian ini, tipe batuan yang
dijadikan objek penelitian adalah batu lempung (claystone) dan batu pasir
(sandstone).

(Sumber : Zainal Kahfi, 2021)


Gambar 3.3 Usulan persamaan korelasi UCS dan PLI

45 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a T a n a h D a n B a t u a n
(Zainal kahfi, 2021)
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil Point Load Test
1. Gesekan yang terjadi antara plat tekan dengan permukaan conto batu.
2. Geometri sampel batuan seperti bentuk, perbandingan tinggi dan
diameter.
3. Kecepatan pembebasan
4. Lingkungan seperti kandungan uap air dan cairan
5. Mineralogi, ukuran butir dan porositas
(Kamandaka, 2021)
b. Macam-macam Point Load Test,
Menurut ISRM (Indonesia Single Risk Management), Point Load Test
dibagi menjadi beberapa macam tes lagi yaitu :
1. Diametral Test
 Spesimen dengan rasio panjang/diameter lebih besar dari 1.0 cocok
untuk pengujian diametral.
 Harus ada sampel minimal lebih dari 10 kali pengujian per sampel,
lebih jika sampel adalah heteregenous atau anisotropic.
 Specimen dimasukkan kedalam mesin uji dan plat tertutup untuk
melakukan kontak sepanjang diameter inti, memastikan bahwa
jarak antara titik kontak dan ujung bebas terdekat setidaknya 0,5
kali diameter inti.
 Panjang jarak D ± 2%
 Beban yang terus meningkat sehingga terjadi kegagalan dalam
waktu 10-60 detik, dan beban kegagalan P di catat. Tes harus
ditolak dan tidak sah jika permukaan fraktur yang melewati palung.

(Sumber : ISRM, 1985)

46 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a T a n a h D a n B a t u a n
Gambar 3.4 Standar Bentuk Spesimen Untuk Diametral Test
2. Axial Test

(Sumber : ISRM, 1985)


Gambar 3.5 Standar Bentuk Spesimen Untuk Axial Test

3. Block Test

(Sumber : ISRM, 1985)


Gambar 3.6 Standar Bentuk Spesimen Untuk Block Test

4. Irregular Lump Test

(Sumber : ISRM, 1985)


Gambar 3.7 Standar Bentuk Spesimen Untuk Irregular Lump Test
(Azi Faturahman Fachreza, 2021)

47 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a T a n a h D a n B a t u a n
c. Fungsi alat yang digunakan
1) Mesin penguji Point Load Test untuk menekan sampel yang berbentuk
silinder, balok atau bentuk tidak beraturan, dari satu arah secara
menerus atau continu hingga sampel tersebut pecah.
2) Mistar, untuk mengetahui jarak perubahan axial antara dua konus
penekan pada alat Point Load Test.
3) Dial gangue untuk mengukur beban maksimum yang dapat diterima
contoh batuan hingga contoh tersebut pecah.
(Wawinprabs12, 2014)

48 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a T a n a h D a n B a t u a n
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam pengujian Point Load Test
(PLT) adalah sebagai berikut :
a. Point Load Test (PLT)
b. Digital Point Load Test (PLT)
c. Sarung tangan
d. Jangka sorong
e. Kabel roll
f. Waterpass
g. ATK

a b c

d e F

(Sumber : Dokumentasi Yusran, 2022)


Gambar 3.8 : Alat-alat yang digunakan dalam pengujian Point Load Test
(PLT)

49 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a T a n a h D a n B a t u a n
2. Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pengujian Point Load
Test (PLT), yaitu :
a. Sampel silinder kecil
b. Sampel silinder besar

a b

(Sumber : Dokumentasi Yusran, 2022)


Gambar 3.9 : Bahan-bahan yang digunakan dalam pengujian Point Load
Test (PLT)

50 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a T a n a h D a n B a t u a n
D. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada pengujian Point Load Test (PLT) yaitu
sebagai berikut :
1. Pembuatan sampel
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

b. Dilakukan pencampuran antara pasir, kerikil, dan


semen menggunakan mesin molen.

c. Dicetak sampel Point Load Test (PLT) berbentuk


silinder menggunakan pipa.

d. Dijemur sampel yang telah dicetak dibawah sinar


matahari sampai sampel benar-benar mengeras.

e. Setelah itu, sampel dilepaskan dari cetakan pipa.

f. Kemudian sampel direndam pada box yang telah


diisi air untuk dilakukan penjenuhan.

51 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a T a n a h D a n B a t u a n
g. Sampel yang telah direndam, selanjutnya dijemur
kembali untuk mendapatkan sampel dalam kondisi
kering.

h. Dilakukan pengamplasan disetiap ujung sampel


untuk meratakan permukaan sampel.

i. Diberikan kode pada setiap sampel yang akan


digunakan.

(Sumber : Dokumentasi Riskal, 2022)


2. Pengujian Point Load Test (PLT)

a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

b. Diukur diameter dan panjang sampel awal.


Kemudian diukur titik tengah pada sampel
menggunakan jangka sorong.

c. Disimpan sampel pada alat Point Load Test (PLT)


dengan kedua konus penekan tepat pada titik
tengah sampel.

52 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a T a n a h D a n B a t u a n
d. Dilakukan pendongkrakan sampai sampel pecah
sambil memperhatikan nilai pada digital Point
Load Test (PLT).

e. Dibuka sampel tersebut lalu diukur konus atas dan


konus bawah akhir.

f. Dilonggarkan alat Point Load Test (PLT)


kemudian ditekan konus bawah.

(Sumber : Dokumentasi Riskals, 2022)

53 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a T a n a h D a n B a t u a n
E. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Tabel 3.1 Data Hasil Pengujian Point Load Test (PLT)

No. Sampel d (cm) Dawal (cm) Dakhir (cm) D² (cm) P (kN)


1. SLB 1 7,26 7,76 4,57 2,69 3,59
2. SLB 2 7,21 7,21 5,88 1,33 6,29
3. SLK 1 5,69 5,69 5,47 0,22 2,74
4. SLK 2 5,71 5,71 5,25 0,46 4,45
5. SLK 3 5,61 5,61 4,29 1,32 2,33
(Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium Mekanika Batuan Kelompok 1, 2022)

Rumus:
P
a. Index Strength : Is=
D2
b. Kuat Tekan : σc=23 x Is
P
c. Point Load Index : Is(50) ¿ F
D2
d 0,45
Dimana : F=( )
50
Keterangan :
d = Diameter sampel (cm)
D2 = Jarak antar konus penekan (cm)
Is = Index strength (kN/cm2)
Is(50) = Point Load Indeks 50 cm (MPa)
P = Beban maksimum sampel pecah (N)
σc = Kuat tekan (MPa)
23 = Ketetapan / ketentuan

54 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a T a n a h D a n B a t u a n
Perhitungan :
 Sampel silinder besar
1) Sampel silinder besar 1
a) D2 = D(awal) – D(akhir)
= 7,76 – 4,57
= 2,69 cm
P
b) IS(50) = F
D2

= ( 50d ) 0,45
P
D2
3,59
= 0,420
2,69
= 0,560 kN/cm2
= 5,60 Mpa
c) σc = 23 x IS
= 23 x 0,560
= 12,88 kN/cm2
= 128,8 Mpa
2) Sampel silinder besar 2
a) D2 = D(awal) – D(akhir)
= 7,21 – 5,88
= 1,33 cm
P
b) IS(50) =F 2
D

= ( 50d ) 0,45
P
D2
6,29
= 0,418 x
1,33
= 1,978 kN/cm2
= 19,78 Mpa
c) σc = 23 x IS
= 23 x 1,978

55 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a T a n a h D a n B a t u a n
= 45,51 kN/cm2
= 455,1 Mpa

 Sampel silinder kecil


1) Sampel silinder kecil 1
a) D2 = D(awal) – D(akhir)
= 5,69 – 5,47
= 0,22 cm
P
b) IS(50) = F
D2

= ( 50d ) 0,45
P
D2
2,74
= 0,376
0,22
= 4,684 kN/cm2
= 46,84 Mpa
c) σc = 23 x IS
= 23 x 4,684
= 107,7 kN/cm2
= 1077 Mpa
2) Sampel silinder kecil 2
a) D2 = D(awal) – D(akhir)
=5,71– 5,25
= 0,46 cm
P
b) IS(50) =F
D2

= ( 50d ) 0,45
P
D2
4,45
= 0,376
0,46
= 3,644 kN/cm2
= 36,44 Mpa

56 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a T a n a h D a n B a t u a n
c) σc = 23 x IS
= 23 x 3,644
= 83,812 kN/cm2
= 838,12 Mpa

3) Sampel silinder kecil 3


a) D2 = D(awal) – D(akhir)
= 5,61– 4,29
= 1,32 cm
P
b) IS(50) =F 2
D

= ( 50d ) 0,45
P
D
2

2,33
= 0,374
1,32
= 0,660 kN/cm2
= 6,60 Mpa
c) σc = 23 x IS
= 23 x 0,660
= 15,17 kN/cm2
= 151,7 Mpa

Tabel 3.2 Data Hasil Pengujian Point Load Test (PLT)

N d Dawal Dakhir D² P Is(50) σc


Sampel
o (cm) (cm) (cm) (cm) (kN) (Mpa) (Mpa)

 1 SLB 1 7,26 7,76 4,57 2,69 3,59


128,8 5,60
 2 SLB 2 7,21 7,21 5,88 1,33 6,29
455,1 19,78
 3 SLK 1 5,69 5,69 5,47 0,22 2,74
1077 46,84
838,1
 4 SLK 2 5,71 5,71 5,25 0,46 4,45
36,44 2
 5 SLK 3 5,61 5,61 4,29 1,32 2,33 6,60 151,7
(Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium Mekanika Batuan Kel.1, 2022)

57 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a T a n a h D a n B a t u a n
2. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan pengujian sebanyak 5 kali dengan
sampel yang berbeda, yaitu pada sampel silinder besar dan sampel silinder
kecil.
a. Sampel silinder besar 1
Pada pengujian sampel ini diketahui diameter (d) sampel yaitu
7,26 cm dan memiliki beban maksimum (P) yaitu 3,59 kN dengan jarak
antar dua konus akhir (Dakhir) yaitu 4,57 cm. Sehingga didapatkan Index
Strength (Is) sebesar 0,560 kN/cm2, serta kuat tekan (σ c) sebesar 128,8
MPa.
b. Sampel silinder besar 2
Pada pengujian sampel ini diketahui diameter (d) sampel yaitu
7,21 cm dan memiliki beban maksimum (P) yaitu 6,29 kN dengan jarak
antar dua konus akhir (Dakhir) yaitu 5,88 cm. Sehingga didapatkan Index
Strength (Is) sebesar 1,978 kN/cm2, serta kuat tekan (σ c) sebesar 455,1
MPa.
c. Sampel silinder kecil 1
Pada pengujian sampel ini diketahui diameter (d) sampel yaitu
5,69 cm dan memiliki beban maksimum (P) yaitu 2,74 kN dengan jarak
antar dua konus akhir (Dakhir) yaitu 5,47 cm. Sehingga didapatkan Index
Strength (Is) sebesar 4,684 kN/cm2, serta kuat tekan (σ c) sebesar 1077
MPa.
d. Sampel silinder kecil 2
Pada pengujian sampel ini diketahui diameter (d) sampel yaitu
5,71 cm dan memiliki beban maksimum (P) yaitu 4,45 kN dengan jarak
antar dua konus akhir (Dakhir) yaitu 5,25 cm. Sehingga didapatkan Index
Strength (Is) sebesar 3,644 kN/cm2, serta kuat tekan (σ c) sebesar
838,12 MPa.
e. Sampel silinder kecil 3
Pada pengujian sampel ini diketahui diameter (d) sampel yaitu
5,61 cm dan memiliki beban maksimum (P) yaitu 2,33 kN dengan jarak
antar dua konus akhir (Dakhir) yaitu 4,29 cm. Sehingga didapatkan Index

58 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a T a n a h D a n B a t u a n
Strength (Is) sebesar 0,660 kN/cm2, serta kuat tekan (σ c) sebesar 151,7
MPa.

59 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a T a n a h D a n B a t u a n
F. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a. Sampel silinder besar 1
Pada pengujian Point Load Test (PLT) untuk sampel SLB 1
memiliki nilai Index Strength (Is) yaitu 0,560 kN/cm2, dengan kuat
tekan (σ c) sebesar 128,8 MPa.

b. Sampel silinder besar 2


Pada pengujian Point Load Test (PLT) untuk sampel SLB 2
memiliki nilai Index Strength (Is) yaitu 1,978 kN/cm2, dengan kuat
tekan (σ c) sebesar 455,1 MPa.
c. Sampel silinder kecil 1
Pada pengujian Point Load Test (PLT) untuk sampel SLK 1
memiliki nilai Index Strength (Is) yaitu 4,684 kN/cm2, dengan kuat
tekan (σ c) sebesar 1077 MPa.

d. Sampel silinder kecil 2


Pada pengujian Point Load Test (PLT) untuk sampel SLK 2
memiliki nilai Index Strength (Is) yaitu 3,644 kN/cm2, dengan kuat
tekan (σ c) sebesar 838,12 MPa.
e. Sampel silinder kecil 3
Pada pengujian Point Load Test (PLT) untuk sampel SLK 3
memiliki nilai Index Strength (Is) yaitu 0,660 kN/cm2, dengan kuat
tekan (σ c) sebesar 151,1 MPa
2. Saran
a. Untuk laboratorium yaitu agar sampel yang disediakan untuk diuji itu
ditambahkan agar masing-masing praktikan dapat menguji kekuatan
(Strength) menggunakan alat Point Load Test.
b. Untuk asisten yaitu agar memperhatikan praktikan dalam pengujian
sehingga dapat meminimalkan kesalahan prosedur yang dilakukan
oleh praktikan.
c. Untuk teman kelompok agar tetap kompak, dan bisa tetap saling
bekerja sama dalam menyelesaikan praktikum ini.

60 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a T a n a h D a n B a t u a n
DAFTAR PUSTAKA

Sahrul, 2022. Modul Praktikum Mekanika Batuan. Program Studi Teknik


Pertambangan, Fakultas Sains Dan Teknologi. Universitas Sembilanbelas
November Kolaka. Kolaka
Fachreza Faturahman Azi, 2021. M6-Point Load Test
Kahfi Zainal, 2021. Analisis Awal Pendugaan Nilai UCS Dari Nilai PLI Untuk
Batu Lempung Dan Batu Pasir. PT Arutmin Indonesia Tambang Asam
Asam, Kalimantan Selatan.
Kamandaka, 2021. Point Load Test. www.id.scribd.com
Wawinprabs12, 2014. Bab 3.2 Point Load.

61 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a T a n a h D a n B a t u a n

Anda mungkin juga menyukai