Anda di halaman 1dari 6

Laporan Modul 02, TA3122 Pengeboran dan Peledakan

Penentuan Sifat-Sifat Fisik dan Mekanik Batuan yang Mempengaruhi


Pemilihan Metode Penggalian dan Kemampuboran
Fadhilah Putri Devani (12120116) / Rabu 16.00-18.00 / 9
November 2022
Asisten : 1. David Andrew Purba (12119024)
2. Indah Kusuma Wardani (12119037)
Laboratorium Geomekanika dan Peralatan Tambang
Program Studi Teknik Pertambangan
Institut Teknologi Bandung

Abstrak
Praktikum modul ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik batuan utuh dan massa batuan yang mempengaruhi pemilihan
metode penggalian dan kemampuboran serta menentukan drilling rate index. Cakupan dari modul ini adalah karakteristik
batuan utuh, Point Load Index, RQD, kriteria penggalian Franklin, nilai Drilling Rate Index. Alat yang digunakan pada
praktikum ini adalah Point Load Tester, alat penumbukan, ayakan, dan Set Core box. Pada praktikum ini, dilakukan 3 jenis uji
pada batuan yaitu uji RQD, PLI, dan uji DRI. Untuk alat yang dibutuhkan sendiri berupa point load tester, alat penumbukan,
ayakan, dan set core box. Beberapa tahapan yang dilajukan adalah untuk uji PLI, dilakukan pengujian sample batuan
berdiameter 5.53 cm menggunakan alat point load tester untuk menentukan nilai gaya yang bekerja dan dicari nilai PLI nya.
Kemudian, untuk uji RQD dilakukan uji untuk 1 buah set core box menggunakan rumus RQD dan uji DRI dilakukan untuk
sample batuan kerikil dimana sample yang didapatkan di ambil lalu ditumbuk, kemudian sample di ayak untuk mendapatkan
hasil uji siever J dan menggunakan hasil pengeboran pada praktikum sebelumnya didaparkan nilai brittleness index. Kemudian,
dari data – data yang didapatkan kemudian di plot untuk mendapatkan nilai DRI dan kemungkinan jenis dari batuan. Dari
praktikum ini, didapatkan hasil nilai PLI batuan sample adalah 2,523 MPa dengan penggalian yang direkomendasi adalah
peledakan untuk pembongkaran, kemudian didapatkan RQD sebesar 72,15% dan DRI sebesar 38%.

A. Dasar Teori ini dilakukan dengan mengggunakan alat point load tester.
Penggalian sangat dipengaruhi oleh sifat material Uji ini dapat dibagi atas pola penekanan batuan dan
terutama kekerasannya. Oleh sebab itu dalam suatu pengukurannya, yaitu terbagi atas uji axial, diametrical, dan
penggaruan (ripping), suatu massa batuan memiliki tingkat uji bongkah. Uji axial dilakukan untuk batuan dengan rasio
kemampugaruan (rippability) tertentu, dari easy ripping D/W = 1.1 ± 0.05, sedangkan uji diametrical dilakukan
sampai very hard ripping. Kemampugaruan (rippability) untuk batuan dengan rasio L > 0.7D. Terakhir, untuk uji
merupakan suatu ukuran apakah suatu massa batuan mudah bongkah dilakukan untuk batuan dengan rasio D/W = 1.0 –
digaru, sulit digaru, atau bahkan tidak dapat digaru. 1.4. Adapun perbedaan tiap uji PLI ini dapat digambarkan
Satu metode penggalian secara mekanis yang sebagai berikut :
sudah diterapkan secara luas ialah ripping. Prinsip kerjanya
dengan melakukan penetrasi shank (gigi ripper) ke dalam
tanah lalu ditarik dengan raha tertentu untuk membongkar
material. Material kemudian dikumpulkan (stockpilling)
dengan menggunakan blade lalu dimuat oleh excavator dan
diangkut oleh dump truck.
Kemampugaruan yang merupakan ukuran tingkat
kemudahan suatu batuan untuk digaru diperoleh dari studi
lapangan, geologi, maupun geoteknik. Dalam setiap Gambar 1. Macam-Macam Uji PLI
kegiatan penggalian batuan, salah satu sifat batuan yang
sangat penting yang harus diukur adalah spasi kekar dan Dari pengujian PLI ini, akan didapatkan nilai
orientasinya. Secara umum, kemampugaruan dipengaruhi sebagai berikut :
oleh kuat tekan batuan, struktur batuan, dan pelapukan. • Uji PLI diametrikal
Untuk menentukan kekuatan suatu batuan,
diperlukan pengujian sifat fisik dan mekanik dari batuan.
Pengujian sifat fisik dari batuan meliputi bobot isi, berat • Uji PLI axial
jenis, porositas, avsobi, dan void ratio. Sedangkan
pengujian sifat mekanik batuan dapat berupa uji UCS, uji
kuat tarik, uji triaksial, uji kuat geser, uji PLI, dll. Dari
beberapa uji yang bisa dilakukan ini, akan ditinjau beberapa di mana :
uji kuat massa batuan yang akan dilakukan. F = Gaya yang diperlukan pada saat batuan pecah (N)
Uji Point Load Index (PLI) merupakan salah satu D = Jarak antara konus (mm)
metode uji sifat mekanik batuan yang dapat dilakukan. Uji
PLI ini bertujuan untuk menirukan UCS secara tidak
langsung menggunakan sampel batuan di lapangan. Uji PLI
Kemudian, dari hasil ini bisa dicari nilai UCS dari
batuan menggunakan rumus sebagai berikut :

Lalu ada Rock Quality Designation (RQD) yang


merupakan parameter yang dapat menunjukkan kualitas
massa batuan sebelum penggalian dilakukan. Parameter ini
dikembangkan oleh Deere (1964). Inti bor hasil pemboran
dieksplorasi dan/geoteknik disimpan dalam core box. RQD
dihitung dari presentasi bor inti yang memiliki panjang
mulai dari 10 cm, sedangkan inti bor yang panjangnya
kurang dari 10 cm akan diabaikan.
Grafik 2. Grafik Drilling Rate Index

Setelah diketahui nilai DRI, maka bisa dapat


Dari nilai RQD tersebut, kita dapat menghitung diketahui klasifikasi kekuatan batuan dan dapat
jarak antar diskontinuitas melalui persamaan yang diajukan diperkirakan jenis dari batuan berdasarkan nilai DRI-nya
oleh Priest & Hudson (1976). menggunakan grafik sebagai berikut :

Tabel 1. Klasifikasi Jenis Batuan Berdasarkan DRI

Dengan nilai RQD dalam satuan meter dan 𝜆


adalah jumlah kekar per meter. Dari hasil RQD dan jarak
antar kekar, kita dapat mengetahui kriteria indeks kekuatan
batuan yang diajukan Franklin (1971) sebagai berikut.

Grafik 1. Kriteria Indeks Kekuatan Batuan

Yang terakhir ada uji Drilling Rate Index (DRI).


DRI atau indeks laju pengeboran merupakan kriteria
seberapa sulit suatu batuan untuk di bor. Perhitungan nilai
DRI ini sendiri, didapatkan atas 2 parameter, yaitu
brittleness value S20 yang merupakan ukuran tidak Grafik 3. Jenis Batuan Berdasarkan Nilai DRI
langsung dari ketahanan batuan terhadap pertumbuhan
retakan dan penghancuran oleh tumbukan berulang. Untuk B. Data dan Pengolahan Data
perhitungannya sendiri, brittleness value dihitung sebagai C. Menentukan Point Load Indeks (Indeks Franklin)
persentase material berukuran kecil yang melewati ayakan
11,2 mm setelah 20 kali hentakan palu 14 kg dan disajikan
sebagai nilai rata-rata dari tiga atau empat pengujian paralel.
Selain itu, ada Siever J yang merupakan uji secara
tidak langsung mengukur kekerasan permukaan batuan.
Nilai Siever J diperoleh dalam uji bor mini dengan
mengukur kedalaman lubang dalam sampel batuan setelah
175-200 putaran mata bor dalam 1/10 mm. pengujian
diulang empat sampai delapan kali untuk setiap sampel
batuan, dan nilai Siever J adalah nilai rata-rata kedalaman
lubang uji yang diukur. Kemudian, dari kedua parameter ini
diplot dalam suatu grafik untuk mendapatkan nilai DRI
sebagai berikut :
Maka, metode penggalian yang tepat untuk batuan contoh
adalah peledakan untuk pembongkaran.

F. Menentukan Drilling Rate Indeks (DRI) dengan


Menentukan Harga Kerapuhan S20
Dari uji yang dilakukan didapatkan

Tabel 2. Data Uji PLI

𝐹 7,715 𝑘𝑁
PLI – DI = 𝐷2 𝑥 103 = 𝑥 103 = 2,523 MPa
(55,3)2
𝜎c = 18 – 23 PLI = (18 – 23) 2,523 = 45,414 – 58,029 MPa

D. Menentukan Jarak Antar Kekar

Dari uji yang dilakukan didapatkan RQD = 72,15%.


Maka,
RQD = 100𝑒 −0.1𝜆 (0.1𝜆 + 1)
72,15 = 100𝑒 −0.1𝜆 (0.1𝜆 + 1) Dari uji yang dilakukan didapatkan
𝜆 = 10,4 m Material awal : 500 gr
Jadi, Material lolos : 177,76 gr
Jarak kekar per meter = 1/𝜆 = 1/10,4 m = 0,096 m Material tertahan : 320,35 gr
Material hilang : 1,89 gr
E. Menentukan Kriteria Indeks Kekuatan Batuan untuk Maka,
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑜𝑙𝑜𝑠 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛
Menentukan Metode Penggalian S20 = x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
177,76 𝑔𝑟
S20 = x 100%
500 𝑔𝑟
S20 = 35,55%
Dengan,
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
%Galat = x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 𝑎𝑤𝑎𝑙
500 𝑔𝑟−498,11 𝑔𝑟
%Galat = x 100%
500 𝑔𝑟
%Galat = 0,378%

G. Menentukan Drilling Rate Indeks (DRI) dengan


Dari uji yang dilakukan didapatkan Menentukan Harga Siever J

Grafik 4. Kemampugalian batuan contoh


Dari uji yang dilakukan didapatkan cm. Setelah dilakukan perhitungan menggunakan rumus
yang telah ditentukan, nilai RQD dapat dicari, yaitu sebesar
Tabel 3. Data Percobaan Bor Duduk 72,15%. Lalu, dapat dicari juga frekuensi kekarnya, yaitu
10,4 /m dan dapat diketahui fracture indexnya, yaitu
sebesar 0,096 m. Dengan menilai dari hasil perhitungan
yang telah dicari, dapat diketahui bahwa nilai RQD yang
didapat menunjukkan bahwa contoh batuan pada set core
box sudah cukup baik. Kemudian, dari nilai fracture index
dan nilai PLI dari batuan didapatkan rekomendasi
penggalian, pada massa batuan contoh adalah dengan
peledakan untuk pembongkaran menggunakan bahan
peledak. Dalam penentuan rekomendasi penggalian,
dilakukan plot grafik kriteria kekuatan batuan dengan plot
berbanding lurus. Yang artinya, semakin tinggi nilai PLI
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑏𝑜𝑟 𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 (𝑚𝑚)
SJ = 1 batuan maka batuan akan semakin sulit untuk digali.
𝑐𝑚
10
1,5 𝑚𝑚
Sebaliknya, jika nilai PLI dan fracture index kecil, maka
SJ = 1 batuan akan semakin mudah untuk digali. Berdasarkan
𝑚𝑚
10
SJ = 15 grafik, kekuatan batuan contoh adalah kuat.
Praktikan juga telah menentukan drilling rate
Hasil Plotan Nilai Brittleness S21 dan Siever J index (DRI) ditentukan oleh 2 faktor, yaitu brittleness
value S20 dan Siever J. Pada saat menentukan harga
kerapuhan S20, digunakan material awal seberat 500 gr,
namun terdapat loss sebesar 1,89 gr. Dan dengan hasil yang
didapatkan lalu melewati perhitungan dengan rumus yang
ditentukan, dapat diketahui bahwa nilai S20 adalah
35,55%. Karena terdapat loss, berarti ada juga galatnya
yang setelah dihitung adalah sebesar 0,378%. Lalu, pada
saat menentukan harga Siever J, diameter pengeborannya,
menurut 3 kali pengukuran berturut-turut adalah 1,3 m; 1,5
m; dan 1,65 m, yang berarti rata-ratanya adalah 1,5 m.
Sedangkan, untuk kecepatan mata bornya, melalui 3 kali
pengukuran, secara berturut-turut adalah 337 rpm, 337
rpm, dan 337 rpm, yang berarti rata-ratanya pun juga 337
Grafik 5. Nilai DRI Batuan Contoh
rpm. Maka, menggunakan rumus yang telah ditentukan,
didapatkan nilai SJ sebesar 15. Dengan menggunakan
Jadi, nilai DRI dari hasil ploting kira-kira sebesar 38%.
kedua nilai tersebut, maka dapat diplot pada grafik untuk
mencari nilai DRI-nya dan didapatkan hasil plotingan kira-
C. Analisis dan Pembahasan
kira sebesar 38%. Dari nilai ini, dapat diketahui bahwa
Pada percobaan kali ini, digunakan sebuah contoh
drilling rate nya medium dan batuan yang memungkinkan
batuan. Dengan diameter, menurut 3 kali uji PLI secara
menjadi contoh batuan tersebut adalah anorthisite,
berturut-turut adalah 55,2 mm; 55,1 mm; dan 55,7 mm,
quartzite, diabase, sandstone, gabbro, montsonite,
yang berarti rata-rata diameternya adalah 55,3 mm. Untuk
greywacke, gneiss granite, dan taconite. Dari hasil
tingginya, menurut 3 kali uji PLI secara berturut-turut
perhitungan, diketahui beberapa error yang menyebabkan
adalah 62,8 mm; 62,3 mm; dan 62,8 mm, yang berarti rata-
hasil perhitungan tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya.
rata diameternya adalah 62,6 mm. berdasarkan hasil
Beberapa error yang diketahui antara lain error dalam
perhitungan dengan rumus yang telah ditentukan
penimbangan, dalam pengayakan, jenis batuan yang dibor
sebelumnya, didapatkan nilai PLI dari contoh batuan ini
menggunakan miniatur bor berbeda dengan jenis batuan
adalah 2,523 MPa. Setelah didapatkan nilai PLI, dapat
contoh, ataupun error-error dalam perhitungan lainnya.
dicari nilai UCS nya, yaitu sebesar 45,414 – 58,029 MPa.
Berdasarkan nilai PLI yang didapatkan, bisa diketahui
D. Kesimpulan dan Saran
bahwa contoh batuan sampel memiliki nilai PLI yang
Kesimpulan yang bisa didapatkan dari percobaan
cukup baik, walaupun pastinya ada beberapa error yang
modul di antara lain
menyebabkan hasil perhitungan yang didapatkan tidak
1. Berdasarkan perhitungan, didapatkan nilai PLI dari
sesuai dengan nilai yang seharusnya. Beberapa error yang
batuan adalah sebesar 2,523 MPa dengan UCS sebesar
mungkin terjadi antara lain error dalam pengukuran
45,414 – 58,029 MPa, lalu didapatkan nilai RQD dari
contoh, pengukuran contoh, penggunaan alat, dalam
batuan sebesar 72,14 dengan jarak antar kekar 0,096
perhitungan, dan error-error lainnya yang dapat terjadi.
m. Setelah diplot pada grafik, dapat diketahui
Lalu, pada praktikum ini juga dilakukan pencarian
rekomendasi penggalian tanah, yaitu peledakan untuk
nilai RQD dari contoh batuan dengan pengukuran
pembongkaran.
dilakukan menggunakan corebox yang panjangnya 360
2. Berdarkan perhitungan, didapatkan nilai brittleness
index-nya adalah 35,55%, nilai Siever J-nya adalah 15,
sehingga dapat dibuat plot pada grafik untuk
menentukan nilai DRI-nya, yaitu 38% yang termasuk
dalam drilling rate medium.
Saran yang dapat diterapkan untuk praktikum ini
adalah dalam melakukan segala pengukuran dilakukan
lebih hati-hati dan detail agar data yang diambil lebih
akurat, penggunaan alat tumbuk sebaiknya dilakukan
secara kontinu dengan ketinggian beban tumbuk yang
sama agar didapatkan hasil tumbukan yang lebih baik, dan Gambar 5. Alat Bor Duduk
dalam proses pengayakan dilakukan dengan teliti agar
material yang diayak tidak ada yang hilang.

E. Daftar Pustaka
Marihot, Ganda Simangunsong. Bahan Perkuliahan Mata
Kuliah Pengeboran dan Peledakan. Bandung:ITB.
Marihot, G. S. (2022). Modul Praktikum Pengeboran dan
Peledakan. Bandung: Departemen Teknik
Pertambangan Insitut Teknologi Bandung.
Rai, M. A., dkk. (2014). Mekanika Batuan. Bandung :
Penerbit ITB. Gambar 6. Sampel Batuan sedang melakukan uji DRI

F. Lampiran

Gambar 7. Alat Tumbuk

Gambar 2. Sampel Pengeboran Batuan dalam Corebox

Gambar 8. Proses Penumbukan Batuan

Gambar 3. Sampel Batuan sedang Melakukan Uji PLI

Gambar 9. Proses Pengayakan Material Hasil


Penumbukan

Gambar 4. Hasil Uji PLI


Gambar 10. Proses Penimbangan Material Hasil
Pengayakan

Gambar 11. Sampel Batuan Hasil Uji DRI

Anda mungkin juga menyukai