Anda di halaman 1dari 4

Laporan Modul 3, TA3122 Pengeboran dan Peledakan

ANFO dan Emulsi ANFO


Fadhilah Putri Devani (12120116) / Selasa 12.30 – 14.00 / 8
November 2022
Asisten : 1. Marlina Wahyunintan Putri (12119016)
2. Muhammad Durra Hibatul Wafi (12119066)
Laboratorium Geomekanika dan Peralatan Tambang
Program Studi Teknik Pertambangan
Institut Teknologi Bandung

Abstrak
Praktikum modul ini bertujuan untuk mengenal komposisi bahan peledak kimia dan gas-gas yang ditimbulkan pada peledakan
serta gambaran tingkat energi yang dihasilkan dan juga mampu membuat bahan peledak ANFO dan emulsi ANFO, dan
mengetahui karakteristik masing-masing bahan peledak. Cakupan dari modul ini adalah komposisi bahan peledak, zero oxygen
balance, dan gas hasil peledakan. Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Amonium nitrat, Fuel Oil, 1 buah
telur ayam, cuka dan air. Pada praktikum ini, dijelaskan mengenai pembuatan ANFO, hal pertama dilakukan perhitungan
perbandingan komposisi campuran bahan peledak ANFO agar tercapai zero oxygen balance, lalu dihitung persen berat
campuran bahan ANFO pada zero oxygen balance. Diberi pewarna merah agar mudah melihat campuran telah tercampur
secara rata atau belum. Kemudian, amonium nitrat akan dicampur dengan fuel oil. Setelah membuat ANFO, praktikan akan
membuat emulsi dengan cara menambahkan kuning telur pada ANFO yang telah dibuat tadi.

A. Dasar Teori dengan kecepatan rambat rendah, yaitu antara 300 – 1000
Bahan peledak adalah suatu bahan kimia senyawa m/s atau lebih rendah dari kecep suara.
tunggal atau campuran berbentuk padat, cair, gas, atau Ledakan, menurut Berthelot, adalah ekspansi
campurannya yang apabila dikenai suatu aksi panas, seketiika yang cepat dari gas menjadi bervolume lebih
benturan, gesekan, atau ledakan awal akan mengalami suatu besar dari sebelumnya diiringi suara keras dan efek
reaksi kimia eksotermis sangat cepat yang hasil reaksinya mekanis yang merusak. Dari definisi tersebut, dapat tersirat
sebagian atau seluruhnya berbentuk gas dan disertai panas bahwa ledakan tidak melibatkan reaksi kimia, tapi
dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia lebih stabil. kemunculannya disebabkan oleh transfer energi ke gerakan
Menurut R.L. Ash (1967) bahan peledak kimia massa yang menimbulkan efek mekanis merusak disertai
dibagi menjadi: panas dan bunyi yang keras.
• Bahan peledak kuat (high explosive), memiliki Detonasi adalah proses kimia-fisika yang
kecepatan detonasi 5.000 – 24.000 feet per second mempunyai kecepatan reaksi yang sangat tinggi sehingga
(fps). menghasilkan gas dna temperatur sangat besar yang
• Bahan peledak lemah (low explosive), memiliki sifat semuanya membangun ekspansi gaya yang sangat besar
deflagration dengan kecepatan reaksi < 5.000 fps. pula. Kecepatan reaksi yang sangat tinggi tersebut
Berdasarkan komposisi kimia, bahan peledak menyebarkan tekanan panas ke seluruh cona peledakan
dapat diklasifikan menjadi : dalam bentuk gelombang tekan kejut dan proses ini
• Senyawa tunggal terdiri dari satu macam senyawa saja berlangsung terus menerus untuk membebaskan energi
yang sudah merupakan bahan peledak. Senyawa hingga berakhir dengan ekspansi hasil reaksinya.
tunggal ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : Kecepatan rambat reaksi pada proses detonasi ini berkisar
▪ Senyawa anorganik, misalnya Amonium nitrat. antara 3000 – 7500 m/s. Contoh kecepatan reaksi ANFO
▪ Senyawa organik, misalnya Nitrogliserin dan sekitar 4500 m/s. sementara itu, shock compression wave
Trinitrotoluena. mempunyai daya dorong sangat tinggi dan mampu
• Campuran yang merupakan penggabungan dari merobek retakan yang sudah ada sebelumnya menjadi
berbagai macam senyawa tunggal, misalnya ANFO. retakan yang lebih besar. Di samping itu, shock wave dapat
Pembakaran adalah reaksi permukaan yang menimbulkan symphatetic detonation, oleh sebab itu itu
eksotermis dan dijaga keberlangsungannya oleh panas peranannya sangat penting di dalam menentukan jarak
yang dihasilkan dari reaksi itu sendiri dan produknya aman antar lubang.
berupa pelepasan gas-gas. Reaksi pembakaran ANFO adalah bahan peledak yang tersusun dari
memerlukan unsur oksigen (O2) baik yang terdapat di alam campuran Amonium Nitrate dan Fuel Oil. ANFO memiliki
bebas maupun dari ikatan molekuler bahan atau material densitas sekitar 0,85 gr/cm3 dengan nilai VoD 4000-4500
yang terbakar. Untuk menghantikan kebakaran cukup m/s. ANFO memiliki tingkat energi besar namun energi
dengan mengisolasi material yang terbakar dari oksigen. kejut yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan emulsi.
Deflagrasi adalah proses kimia eksotermis di mana ANFO memiliki keunggulan seperti mudah dibuat, murah
transmisi dari reaksi dekomposisi didasarkan pada sederhana dan banyak digunakan, dan densitas rendah
konduktivitas termal (panas). Deflagrasi merupakan sehingga efisien dalam pengangkutan. Sedangkan,
fenomena reaksi permukaan yang reaksinya meningkat kekurangan ANFO ialah tidak tahan air. Campuran AN dan
menjadi ledakan dan menimbulkan gelombang kejut FO haruslah menghasilkan zero oxygen balance agar tidak
memunculkan gas-gas beracun seperti NO atau SO, serta
menurunkan tingkatan energinya. Biasanya, persentase 2. Data percobaan
yang digunakan adalah 94,3% AN dan 5,7% FO dengan
energi panas sekitar 3800 joules/gr handak.
Zero oxygen balance adalah kandungan oksigen Persamaan di atas merupakan persamaan zero
dalam bahan peledak yang jumlahnya tepat untuk oxygen balance yang digunakan pada praktikum ini.
menghasilkan ledakan yang bebas dan gas beracun dengan Dalam menentukan jumlah masing-masing Amonium
mengubah unsur hidrogen menjadi H2O, unsur karbon Nitrat dan Fuel Oil digunakan persentase dari Ar.
menjadi CO2, dan membiarkan unsur nitrogen bebas
sebagai N2.
Detonasi bahan peledak akan menghasilkan fume,
yaitu gas-gas baik yang tidak beracun (non-toxic) maupun
yang mengandung racun. Gas hasil peledakan yang tidak Massa ANFO = 300 gram, maka :
beracun seperti uap air (H2O), karbondioksida (CO2), dan Berat AN = 300 gram x 94,5% = 283,5 gram
nitrogen (N2). Gas hasil peledakan yang beracun antara lain Berat FO = 300 gram x 5,5% = 16,5 gram
nitrogen monoksida (NO), nitrogen oksida (NO2), dan Jadi, apabila praktikan ingin membuat 300 gram ANFO,
karbon monoksida (CO). Gas NOx dihasilkan bila akan dibutuhkan AN sebanyak 283,5 gram dan FO
kandungan oksigen dalam reaksi berlebih, sedangkan bisa sebanyak 16,5 gram.
kekurangan oksigen maka akan dihasilkan gas CO.
Emulsi adalah matriks yang terbentuk dari larutan C. Analisis dan Pembahasan
oksidator pada fase fuel yang dipertahankan sifat-sifatnya. Pada praktikum ini, praktikan membuat ANFO
Pada emulsi, ditambahkan cuka sebagai emulsifier agar dengan mencampurkan antara AN dengan FO pada botol
campuran tetap bersatu. Emulsi memiliki kelebihan tidak plastik 600 ml dan diberi pewarna merah mudah untuk
larut dalam air. Emulsi memiliki densitas antara 1,1 – 1,35 membantu memudahkan praktikan untuk mengetahui
gr/cc dan memiliki VoD 4500 – 5800 m/s. Emulsi memiliki apakah campuran telah tercampur secara sempurna atau
nilai RWS<RWS ANFO, namun memiliki nilai RBS>RBS belum. Komposisi yang dipakai adalah 94,5% AN dan
ANFO. 5,5% FO maka dibutuhkan 283,5 gram AN dan 16,5 gram
FO. Rasio ini mendekati perbandingan sebenarnya, yaitu
B. Data dan Pengolahan Data 94,3% AN dan 5,7 FO. Terdapat perbedaan sedikit pada
1. Diagram alir percobaan praktikum ini karena dalam penggunaan MR, tiap atom
• Prosedur pembuatan ANFO dilakukan pembulatan sehingga menyebabkan nilai
perbandingan terdapat selisih dari perbandingan
sebenarnya. Dalam pencampuran pembuatan ANFO harus
mendekati perbandingan tersebut, jika tidak maka akan
terebentuk gas beracun seperti CO dan NOx. apabila
mendekati perbandingan tersebut maka tidak akan
membentuk gas beracun, melainkan membentuk CO2 dan
N 2.
ANFO yang dibuat oleh praktikan sebelum
dilakukan pencampuran dengan putih telur, ANFO
diencerkan dengan air 10 ml, kemudian dicampurkan
dengan putih telur dan diaduk hingga merata. Bentuk akhir
dari pencampuran ini berupa koloid, namun masih terdapat
butiran-butiran ANFO. Fungsi putih telur dalam
pembuatan emulsi adalah sebagai perekat antara AN dan
FO serta karena putih telur bertekstur koloid cocok untuk
membuat adonan emulsi. Ditambahkan cuka juga untuk
memberi efek gassing sehingga ANFO lebih sensitif.
Dalam pembuatan emulsi juga dibutuhkan waktu yang
• Prosedur pembuatan emulsi ANFO lama untuk mendapatkan suhu konstan sebesar 60oC dan
juga campuran emulsi ANFO yang sulit untuk bercampur
secara merata.
Untuk ANFO sendiri memiliki karakterisik tidak
tahan air, memiliki densitas kurang lebih 0,8 gr/cc, VoD
lebih kecil dari VoD emulsi ANFO, dan berbentuk padatan
(butiran/prill). Sementara itu, untuk emulsi ANFO
memiliki karakteristik tahan terhadap air, memiliki
densitas kurang lebih 1,1 gr/cc, berbentuk emulsi, VoD
lebih besar dari ANFO, dan densiti emulsi ANFO akan
berkurang semkain lamanya waktu karena efek gassing.
D. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan yang bisa didapatkan dari percobaan
modul di antara lain :
1. Komposisi bahan peledak ANFO terdiri dari
Amonium Nitrat dan Fuel Oil. Pada praktikum ini,
digunakan komposisi 94,5% AN dan 5,5% FO
sehingga dibutuhkan massa AN sebanyak 283,5 gr dan
massa FO sebanyak 16,5 gr. Apabila oksigen berlebih
maka akan menghaislkan gas NOx, apabila oksigen
berkurang maka akan menghasilkan gas CO, dan
apabila zero oxygen balance maka akan menghasilkan Gambar 3. Botol 600 ml Ditimbang
uap air, karbon dioksida, dan nitrogen.
2. Untuk ANFO sendiri memiliki karakterisik tidak tahan
air, memiliki densitas kurang lebih 0,8 gr/cc, VoD
lebih kecil dari VoD emulsi ANFO, dan berbentuk
padatan (butiran/prill). Sementara itu, untuk emulsi
ANFO memiliki karakteristik tahan terhadap air,
memiliki densitas kurang lebih 1,1 gr/cc, berbentuk
emulsi, VoD lebih besar dari ANFO, dan densiti
emulsi ANFO akan berkurang semkain lamanya
waktu karena efek gassing
Saran yang dapat diterapkan untuk praktikum ini
adalah perlu dipastikan komposisi dalam pembentukan Gambar 4. Botol dan Urea Ditimbang
ANFO sehingga tidak terbentuk gas beracun ketika
praktikum, pemanasan dalam pembuatan emulsi ANFO
sebaiknya diukur suhunya supaya pembuatannya bisa
terukur dengan baik, dan mencampurkan bahan yang ada
dengan lebih akurat ukurannya.

E. Daftar Pustaka
Marihot, G.S. Bahan Perkuliahan Mata Kuliah
Pengeboran dan Peledakan. Bandung: ITB.
Marihot, G. S. (2022). Modul Praktikum Pengeboran
dan Peledakan. Bandung: Departemen Teknik
Pertambangan Insitut Teknologi Bandung. Gambar 5. 300 gram Urea dalam Botol 600 ml

F. Lampiran

Gambar 6. Cuka
Gambar 1. Urea

Gambar 7. Thermometer
Gambar 2. Solar
Gambar 8. Campuran Dipanaskan
Gambar 13. Pengecekan Temperatur Secara Berkala

Gambar 9. Campuran Ditambahkan Cuka

Gambar 14. ANFO

Gambar 10. Campuran Ditambahkan Putih Telur

Gambar 15. Proses Pendinginan ANFO

Gambar 11. Campuran Diaduk Hingga Rata

Gambar 12. Tekstur Koloid Sudah Mulai Terbentuk

Anda mungkin juga menyukai