Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PERSIAPAN

PARTNER 5B
ANGGOTA :

Chyndy Mirnawati Ria Siagian 210802033

Aisyah Ramadhani 210802037

Raisya Shabira Suri 210802043

Putri Octavia 210802047

Putri Annisa Purba 210802049

Tasnidar Ulfa Tanjung 210802059

Andre Aditya Ginting 210802073

Mila Rani Pangaribuan 210802081

Angelita 210802111
REAKSI PENGIKATAN SILANG BAHAN POLIMER

PENGERTIAN IKATAN SILANG

Ikatan silang adalah ikatan-ikatan yang menghubungkan suatu rantai polimer dengan rantai
polimer lainnya. Ketika rantai polimer bergabung karena adanya ikatan silang, maka rantai polimer
tersebut akan kehilangan sebagian kemampuannya untuk bergerak seperti rantai polimer
individunya.

TUJUAN IKATAN SILANG

Tujuan dari reaksi pengikatan silang adalah untuk memperluas struktur bahan polimer atau
untuk menambah nilai sifatnya baik itu mekanik, termal maupun daya tarik. Dimana semakin
banyak bahan ikat silang maka bahan polimer akan semakin tahan panas dan strukturnya menjadi
keras dan kuat.

CARA MENGETAHUI KEBERHASILAN IKATAN SILANG

1. Menghitung derajat ikat silang. Cara ini dapat dilakukan dengan perendaman (swelling),
sokletasi, dan titrasi asam basa untuk melihat konsentrasinya.
2. Pengujian FT - IR. Cara ini dilakukan untuk mengetahui gugus fungsi dan untuk melihat
apakah reaksi berjalan atau tidak.
3. Tension Strength (TS). Cara ini dilakukan untuk mengukur daya tarik bahan baik atau
buruk dan apakah daya tariknya meningkat atau sama seperti sebelum pengikatan silang.
4. Analisis Thermal. Cara ini terbagi atas dua yaitu :
a. TGA (Thermo Gravimetric Analysis) ; untuk melihat kestabilan suhu berdasarkan
perubahan berat molekul.
b. DSC (Differential Scanning Calorymeter) ; untuk melihat pengaruh transisi termal
terhadap variasi waktu. Perbedaan antara TGA dan DSC adalah :- Pada TGA suhu
sudah ditetapkan namun waktu tidak- Pada DSC suhu tetap namun waktu divariasikan.
PEMBAGIAN VULKANISASI

A. Vulkanisasi sulfur : merupakan jenis vulkanisasi yang umum digunakan pada pembuatan
barang jadi karet, biasanya menggunakan sulfur.
• Vulkanisasikonvensial:penambahansulfurlebihbanyak dibandingkan bahan pemercepat
• Vulkanisasi semiefisien:jumlahsulfurdanbahanpemercepat sama
• Vulkanisasi efesien :jumlahsulfurlebihsedikitdibandingkan jumlah bahan pemercepat
B. Vulkanisasi non sulfur : tidak menggunakan bahan sulfur tetapi menggunakan peroksida,
senyawa nitro, amina, atau senyawa azo sebagai curing agent
• Vulkanisasi Fitokimia : menggunakan proses bright scattering(hamburan cahaya)
• Vulkanisasi Radiasi : menggunakan energi radiasi cahaya dengan alat radiator dengan
Panjang gelombang besar.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IKAT SILANG

1. Temperatur :semakin tinggi suhu maka reaksi ikat silang semakincepat begitupun
sebaliknya, tetapi tergantung sampel yang digunakan
2. pH : proses ikat silang memiliki pH optimum yang tergantung pada sampel yang
digunakan
3. Tekanan : semakin tinggi tekanan semakin cepat reaksi ikat silang berlangsung
begitu pula sebaliknya
4. Pengadukan: adanya pengadukan pada bahan selama proses ikat silang akan
mempercepat homogenitas sehingga reaksi ikat silang lebih cepat
5. Konsentrasi: semakin besar konsentrasi maka semakin cepat proses ikat silang
begitu juga sebaliknya
6. Radiasi : radiasi dapat digunakan untuk proses ikat silang suatu bahan tertentu
7. Volume : semakin besar volume maka semakin lama proses ikat silang begitu juga
sebaliknya
TAHAPAN PEMBUATAN LARUTAN POLIMER

1. Pembuatan gel
Bahan polimer dilarutkan di dalam suhu pelarut, namun bahkan polimer masih belum
bercampur dengan pelarut karena ikatan karet sangat tebal. Dimana senyawa polimer akan
terdispersi menjadi gelombang dan mengalami solvasi larutan
2. Pemecah gel
Penambahan pelarut di dalam sejumlah besar maka gel akan pecah dan dapat berubah
pekat. Diman terjadi dispersi larutan sehingga menghasilkan larutan sejati

METODE PENENTUAN DERAJAT IKAT

1. Metode Swelling :Dilakukan dengan cara uji adsorben terhadap bahan yang diikat silang
2. Metode Titrasi Asam BasaDilakukan untuk menghitung konsentrasi zat atau bahan yang
telah diikat silanh untuk menentukan % ikat silang
3. Metode Sokletasi :Dilakukan dengan cara mengekstrak bahan yang akan dihitung % derajat
ikat silangnya dengan pelarut yang sesuai dengan bahan tersebut.

PERBEDAAN IKAT SILANG SECARA KIMIA DAN FISIKA

1. Ikat silang kimia :


a. Elastisitas tinggi
b. Plastisitas rendah
c. Terdiri dari ikatan ion dan kovalen
d. Irreversible
e. Tidak tahan panas
2. Ikat silang fisika :
a) Elastisitas rendah
b) Plastisitas tinggi
c) Terdiri dari ikatan ion
d) reversible
e) tahan panas
PEMBAGIAN INISIATOR

• Inisiator Azo : Senyawa yang sering digunakan memiliki gugus siano diatas atom karbon
yang berikat dengan azo. Digunakan pada pembentukan ikat silangsenyawa polimer.
Contoh:𝛼,α′−azobiz isobutironitril
• Inisiator Redoks : Pembentukan radikal bebas oleh fraksi transfer atau electron
teristimewa penting dalam inisiasi polimerisasi suhu rendah dan polimerisasi emulsi.
Digunakan untuk menginduksi rantai cabang menjadi rantai lurus pada polietilen.
Contoh : H2O2
• Inisiator Peroksida dan hidroproksida : Merupakan inisiator yang paling sering
digunakan, tidak stabil terhadap panas dan terurai menjadi radikal – radikal pada suatu
suhu dan laju berlangsung pada strukturnya.
Contoh : Benzoil Peroksida
a. Fotoinisiator : Peroksida dan senyawa azo berdisosiasi secara fotolitik sebagaimana
juga secara termal. Keuntungan utama fotoinisiator bahwa reaksinya secara
esensial tidak bergantung pada suhu jadi polimerisasi dapat dilakukan pada suhu
rendah.
b. Inisiator Organik dan anorganik : Didunakan untuk mempercepat reaksi pada suhu
70 sampai 90 derajat Celsius
Contoh : Dicumyl Peroksida (DCP)

FUNGSI PENAMBAHAN REAGEN

a) Latek salam:sebagaisampelatau bahan utama pada percobaan


b) Lateks pekat:sebagaisampelatau bahan utama pada percobaan
c) Sulfur: sebagaia gen vulkanisasi
d) Benzoil peroksida(BPO): sebagai Inisiator,pembentuk ikatansilang
e) Benzen: sebagai pelarut yang menghomogenkan BPO, sulfur, dan lateks

MENGAPA PADA PERCOBAAN DILAKUKAN PERBANDINGAN

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh perbandingan antara massa sulfur dan massa BPO
terhadap hasil dari ikat silang kita apakah hasilnya baik ataupun tidak.
PEMUTUSAN ADISI

Disebabkan karena pemanasan dimana biasanya menggunakan suhu optimal 135°C (misal
yang digunakan karet) jika digunakan plastic maka disesuaikan lagi suhunya karena sifat plastic
itu berbeda- beda.

ALASAN SULFUR DAN BPO DIMASUKKAN BERSAMAAN

Dimasukkan secara bersamaan dengan tujuan untuk mempercepat waktu kontak reaksi
antara sulfur dan BPO untuk meningkatkan tumbukan antar partikel dengan menaikkan energi
aktivasi dimana semakin banyak tumbukan antar partikel semakin cepat laju reaksinya.

MENGAPA DIGUNAKAN PELARUT BENZENA

Digunakan pelarut benzena karena benzena memiliki kereaktifan yang dapat melarutkan
lateks kita. Dapat diganti dengan pelarut kloroform, xylene, THF, dll namun pelarut-pelarut
tersebut kurang reaktif dibandingkan benzene.

SIFAT-SIFAT KARET ALAM

No. Konstanta Keterangan


1. Berat molekul 68.12 g/mol
2. Titik leleh -145.95⸰C
3. Titik didih 34.067⸰C
4. Viskositas 48,6. 10−2 N.s/𝑚2
5. Rapat jenis 913 kg/𝑚3
6. Konduktivitas termal 0,134 W/m K
7. Difusivitas termal 7.10−8 m/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 −2
8. Kapasitas panas 1905 J/kg K
MEKANISME REAKSI

Tahap pertama (INISIASI)

Pada tahap inisiasi, benzoil peroksida mengalami pemutusan secara homolitik dimana atom akan
mempertahankan electron bebasnya. Ketika ikatan O-O pada benzoil peroksida diputus dengan
bantuan pemanasan, akan menghasilkan 2 benzoilperoksida yang telah memiliki 1 elektron bebas
atau disebut juga Radikal Inisiator. Kemudian Radikal inisiator akan bereaksi dengan lateks
dimana terjadi reaksi adisi yaitu pemutusan ikatan rangkap C=C pada lateks sehingga
menghasilkan radikal bebas.

Tahap kedua (PROPAGASI)

Pada tahap ini, radikal bebas yang dihasikan pada tahap inisiasi akan berikatan dengan radikal
bebas yang lain sehingga akan menghasilkan radikal bebas yang baru.
Tahap ketiga (TERMINASI)

Pada tahap ini akan terjadi penambahan sulfur dimana sulfur ini ini berfungsi untuk pembentuk
ikat silang dan sebagai tahap vulkanisator.

Tahap keempat (BPO KEMBALI)

Pada tahap ini terjadi pembentukan benzoil peroksida Kembali.

Anda mungkin juga menyukai