NIM : 1924301065
KELAS : 2A
KELOMPOK :H
KIMIA INDUSTRI
Nim : 1924301065
Kelompok :H
: Rena Fajarna
: Rizki Maulana
: Selly Munawaroh
:Rahmah Maghfirah
Buketrata ,
Mengetahui ,
Nim : 1924301065
Buketrata ,
Mengetahui ,
1.1.TUJUAN
1. Menentukan orde reaksi
2. Menghitung energy aktivasi
3. Menghitung laju reaksi berdasarkan konsentrasi dan temperature dalam suasana asam
Laju reaksi dipelajari oleh cabang ilmu kimia yang disebut kinetika kimia.
gambar 2.1 grafik laju reaksi antara waktu dengan konsentrasi produk dan reaktan
Dari reaksi kimia tersebut, dapat diketahui a, b, c, dan d adalah koefisien reaksi,
dan A, B, C, dan D adalah zat-zat yang terlibat dalam reaksi.
Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama, yaitu katalis homogen
dankatalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang fasenya berbeda dengan
rektan yangakan dikatalisnya. Katalis homogen adalah katalis yang memiliki fase yang
sama denganreaktan yang akan dikatalisnya.
A + C → AC
B + AC → AB + C
C adalah katalis, meskipun katalis C termakan pada tahap reaksi 2, namun selanjutnya
dihasilkan kembali oleh reaksi 3, sehingga untuk reaksi keseluruhan menjadi :
A + B + C → AB + C
Katalis homogen terdiri dari katalis asam dan basa, contohnya HCl, H2SO4,
NaOH,KOH. Katalis ini umumnya digunakan pada skala laboratorium, karena sulit
diakukan secara komersil, operasi pada fase cair dibatasi pada kondisi suh dan tekanan,
sehingga peralatan lebih kompleks dan diperlukan pemisahan antara produk dan katalis
(Engel, Dkk,2013).
Dalam praktikum ini kita pelajari kinetika reaksi iod dan aseton dalam suasan asam.
Selain itu pada konsentrasi aseton dan iod,laju reaksi bergantung pada konsentrasi
ion hydrogen (H+),dengan menggunakan persamaan laju (1),laju reaksi iodinisasi aseton
adalah:
Laju reaksi = k [Aseton]m [I2]n [H+]p
Dimana m orde reaksi terhadap aseton,n orde reaksi terhadap ion,dan p orde
reaksi terhadap asam. k merupakan konstanta laju reaksi,dimana laju reaksi dapat
dinyatakan dengan perubahan konsentrasi reaktan atau produk terhadap waktu.
d[Iod] d[Aseton]
Laju = − =−
dt dt
Tanda minus menandakan pereaksi berkurang dan untuk membuat nilai laju reaksi
positif,karena perubahan iod dan aseton negative.
Karena itu laju reaksi tidak bergantung pada konsentrasi ion, maka kita dapat
menggunakan Iod sebagai reagen pembatas dengan jumlah aseton dan ion hidrogen
berlebih. Kita dapat mengukur waktu yang dibutuhkan untuk mereaksikan seluruh iod
yang ada dalam larutan.Bila konsentrasi dari aseton dan ion hidrogen jauh dari
konsentrasi iod, Maka konsentrasi mereka tidak akan jauh berubah selama reaksi dan laju
reaksi akan tetap sampai seluruh iod habis bereaksi. kemudian Reaksi akan berhenti bila
waktu reaksi yang dibutuhkan kan untuk mereaksikan semua iod (warna iod hilang)
adalah t detik,menit maka persamaan laju reaksi menjadi :
[Iod]
Laju =
t
Walaupun laju reaksi tetap pada kondisi yang kita atur,kita dapat mengubah-ubah
konsentrasi aseton dan ion hidrogen .Bila konsentrasi ion hidrogen dibuat tetap
sama,seperti pada campuran awal.Sedangkan konsentrasi aseton dibuat dua kali
konsentrasi semula,maka persamaan laju menjadi:
Laju 2 = k[2A]m [Iod]n [H+]p
Laju 1 = k [A]m [Iod]n [H+]p
Pada umumnya, makin kecil partikel reaksi makin besar permukaan pereaksi yang
bersentuhan dalam reaksi, sehingga reaksinya makin cepat.Luas permukaan sentuh
memiliki peranan yang sangat penting, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat.
Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil
tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil.
Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus
kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan
semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.
2. Konsentrasi
Makin besar konsentrasi makin cepat laju meskipun tidak selalu demikian.Reaksi
yang berbeda, konsentrasinya dapat mempengaruhi laju reaksi tertentu dengan cara yang
berbeda.
3. Suhu
Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada
suatu reaksi yang berlangsung dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif
bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi
semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif,
sehingga laju reaksi semakin kecil.
d[Iod] d[Aseton]
Laju = − = −
dt dt
Setelah menghitung laju 2 dan laju 1 dengan menggunakan persamaan laju [Iod]
t
maka kita memperoleh angka yang mempunyai harga sama dengan 2m berarti kita dapat
memperoleh harga melalui logaritma dimana m orde reaksi aseton.
log laju 2
laju 2
log = Log 2 m = m log 2 , dimana m= loglaju 1
laju 1 log 2
Dengan cara yang sama kita dapat memperoleh orde reaksi terhadap ion
Hidrogen.Setelah masing-masing orde reaksi diketahui ,kita dapat menghitung k.
laju
K= [A]m[Iod]n[H]p
dt dt
Tanda minus menandakan pereaksi berkurang dan untuk membuat nilai laju reaksi
positif,karena perubahan iod dan aseton negative.
Sebagai pengembangan lebih lanjut dari percobaan ini adalah melakukan reaksi
pada temperature yang berbeda-beda untuk mengetahui enegy aktivasi.Percobaan yang
dilakukan disini adalah menentukan laju reaksi pada temperature di atas temperature
ruang.Dengan mengetahui laju reaksi dan harga k pada temperature yang berbeda-beda
tersebut,kita dapat menentukan nilai enegry aktivasi (Ea) melalui kurva laju versus -
1/T.Kemiringan (slope)dari kurva yang merupakan garis lurus adalah sama dengan –
Ea/2,303 = nilai slope ata Ea=(nilai slope)×(2,303 R).
Konstanta laju didefinisikan sebagai laju reaksi bila konsentrasi dari masing-
masing jenis adalah satu –satuannya tergantung pada orde reaksi. Setiap reaksi yang
merupakan proses atau tahap disebut reaksi dasar. Orde dari suatu reaksi menggambarkan
bentuk matematik dimana hasil percobaan dapat ditunjukkan. Orde reaksi hanya dapat
dihitung secara eksperimen dan hanya diramalkan jika suatu mekanisme reaksi-reaksi
diketahui keseluruhan orde reaksi yang dapat ditentukan sebagai jumlah dari eksponen
untuk masing-masing reaktan. Sedangkan harga eksponen untuk masing-masing reaktan
dikenal sebagai orde reaksi untuk komponen itu(dogra dan dogra, 1990).
Menurut Arrhenius suhu mempengaruhi konstanta laju reaksi (k), dengan
persamaan sebagai berikut:
kA (T) = A. e-E/RT
dimana,
A = faktor tumbukan
E = energi aktivasi (J/mol)
R = konstanta gas ( 8,314J/mol.K)
T = suhu reaksi (K)
Persamaan laju dari suatu reaksi antara dua senyawa A dan B ditulis seperti dibawah ini:
Laju= k[A]a[B]b
Dimana: k = tetapan laju reaksi
A, B = konsentrasi (mol dm-3)
a = orde reaksi terhadap A
b = orde reaksi terhadap B
E
− a
k=Ae RT
A = Faktor frekuensi
Ea = Energi aktivasi
ln k= ln A- Ea
RT
R = tetapan gas
Ea =energi aktivasi (J/mol)
K = konstanta
A = faktor frekuensi
Energi
Panas
Reaksi
Produk
Laju Reaksi
Selisih keduanya merupakan selisih tenaga dalam atau panas reaksi pada Vtetap.
ΔE = ΔE1o – ΔE2o
Hukum Laju adalah hubungan antara laju reaksi dan konsentrasi yang dapat
diperolehdari data eksperimen. Hukum laju diperoleh secara eksperimen dan tidak
bergantung padastokiometri. Hukum laju dapat dinyatakan sebagai :Dalam suatu reaksi A
→ B, laju reaksinya adalah :
V=k[A]X
V=k[A]X[B]Y
Untuk reaksi orde nol, laju reaksinya dapat ditulis sebagai berikut:
Laju = k [A]0
[A]0 [A]
k=
t
Persamaan di atas juga menyatakan bahwa laju reaksi orde nol tidak bergantung
pada konsentrasi reaktan. Gambar 1 menunjukkan grafik hubungan antara pengurangan
konsentrasi reaktan A terhadap waktu, dimana slope k merupakan nilai konstanta dari
orde nol.
Suatu reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu pereaksinya jika laju
reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi tersebut. Jika konsentrasi pereaksi
tersebut dilipat-tigakan maka laju reaksi akan menjadi 31 atau tiga kalinya. Persamaan
laju reaksi yaitu v = k [A] (Syukri,1999).
2.4.4 Reaksi Orde dua
Suatu reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksi jika laju
reaksimerupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu. Apabila konsentasi zat
itudilipat-tigakan, maka laju pereaksi akan menjadi 32 atau 9 kali lebih
besar(Syukri,1999).
ln k = ln A – E/R (1/T)
Dari Persamaan di atas dapat diuraikan bahwa dengan membuat grafik hubungan ln
k terhadap 1/T, maka nilai -E/R dapat ditentukan.
Hubungan antara energi aktivasi dan laju reaksi digambarkan pada grafik reaksi
eksoterm dan reaksi endoterm. Melalui energi aktivasi ini dapat diketahui mengapa
konsentrasi, suhu, luas permukaan bidang sentuh dan katalis mempengaruhi laju
reaksi.
tempatkan 100 ml Aseton 4 M,100 ml HCl 1 M dan 100 ml larutan iod 0,005 M ke
dalam masing-masing gelas kimia 150 ml yang bersih dan kering,tutup dengan kaca
arloji.Untuk aseton sebaiknya ditempatkan dalam botol bertutup.
percobaan a :
1. Pipet 10 ml Aseton 4 M masukkan ke dalam Erlenmeyer
2. Pipet 10 ml HCl 1 M masukkan kedalam erlenmeyer yang berisi Aseton
tersebut di atas.
3. Tambahkan 20 ml air demineral ke dalam camuran tersebut.
4. Siapkan stopwatch.
5. Pipet 10 ml larutan iodium dengan menggunakan ppet kering dan bersih.jaga
jangan sampai Iodium menetes pada bagian tangan dan pakaian.
6. Masukkan larutan iodium tersebuut ke dalam campuran Aseton dan HCl dan
secara serentak dengan mengidupkan stopwatch.
7. setelah warna iodium hilang,segera matikan syopwatch.
8. ukur temperature campuran dengan menggunakan
termometer.
Percobaan b :
percobaan c :
ulangi percobaan a dengan mengubah konsentrasi HCl yaitu dengan memasukkan 5 ml HCl 1
M ke dalam erlenmeyer dan ditambah 25 ml air demineral.Konsentrasi Aseton,larutan
Iodium tetap.
percobaan d :
Ulangi percobaan a dengan mengubah konsentrasi Iodium yaitu dengan mamasukkan 5 ml
iodium 1 M ke dalam erlenmeyer dan diambah 25 l air demineral.Konsentrasi
Aseton,dan HCl tetap.
Percobaan e :
Ulangi percobaan a dengan mengubah konsentrasi Iodium yaitu dengan mamasukkan 10 ml
iodium 1 M ke dalam erlenmeyer dan diambah 25 l air demineral.Konsentrasi
Aseton,dan HCl tetap.
A 10 10 20 10 10 12 789
B 10 10 20 10 25 30 267
C 10 10 20 10 40 45 35
D 10 10 20 10 60 65 20
Perhitungan Laju reaksi
[Iod]
Laju =
t
0,00001678
𝑚 =
0,00001449
𝑚 = 1,16
· Harga m :
m = m log 2
1,158 = m
0,301
m = 3,847
Jadi, orde reaksi aseton adalah 3,847 dibulatkan jadi 4
· Harga n :
Laju 3
𝑛=
Laju 1
0,00002024
𝑛 =
0,00001449
𝑛 = 1,4
Harga n :
n = m log 2
1,4 = m 0,301
n = 4,65
Jadi, orde reaksi HCl adalah 4,65 dibulatkan jadi 5
0,00003145
𝑝 =
0,00001449
𝑝 = 2,17
Harga orde reaksi Iod (p) :
P = log
2 2,17 = p
0,301
p = 7,21
Jadi, orde reasksi Iod adalah 7,21 dibulatkan jadi 7
Harga m = 3,847 = 4
Harga n = 4,65 = 5
Harga p = 7,21 = 7
T rata-rata = 11C
T1 = 25C
T2 = 30C
T rata-rata = 27,5C
T1 = 40C
T2 = 45C
T rata-rata = 42,5C
T1 = 60C
T2 = 65C
T rata-rata = 62,5C
Waktu untuk reaksi pada suhu 10°C Waktu ; 789 dtk ; temp 11°C
untuk reaksi pada suhu 25°C ; 267 dtk ; temp 27,5°C
Waktu untuk reaksi pada suhu ; 35 dtk ; temp 42,5°C
40°C Waktu untuk reaksi pada ; 65 dtk ; temp 62,5°C
suhu 60°C
· Cara memperoleh (0K)
Cara memperoleh Log k
log k
Untuk 10°C = Log 2,1 x 1027 27,32
Untuk 25°C = Log 2,5 x 1027
Untuk 40°C = Log 3,1 x 1027
Untuk 60°C = Log 3,1 x 1027
Slope = -1968
Ea = 37663 kj/kmol
k = Ae Ea/RT
dimana : k = konstanta laju reaksi
A = factor frekuensi
Ea = energy aktivasi
Persamaan di atas seringkali ditulis dalam bentuk logaritma seperti terlihat pada
persamaan berikut :
ln K = ln A - Ea/RT
ln K = - Ea/RT
log K = - Ea/RT
BAB III
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
3.1 PEMBAHASAN
Laju reaksi bergantung pula pada temperatur, sering terjadi bila temperatur naik 10°C
maka laju menjadi 2 kali lipat, tetapi pada data yang kami peroleh malahan laju reaksinya makin
turun.Semua data yang diperoleh didapat dari hasil literatur karena kami tidak bisa praktikum
dikarenakan pandemi covid-19.Makanya dalam perhitungan dan datanya kurang maksimal.
Didalam penambahan Iodium kita harus memakai pipet 10 Ml, karena dalam penambahan
Iodium harus dilakukan sekaligus, hal ini disebabkan Iodium akan langsung bereaksi dengan
Aseton dan HCl dengan tanda warna larutan Iodium akan berubah menjadi bening.
Reaksi iodinasi aseton mudah diamati karena : Iod berwarna, sehingga kita dapat mengamati
perubahan konsentrasi secara visual
Reaksi berorde nol terhadap Iod. Hal ini berarti bahwa laju reaksi tidak tergantung pada
[I2], [I2]0 = Oleh karena itu laju reaksi tidak tergantung pada Iod, maka kita dapat menggunakan
Iod sebagai reagent pembatas dengan jumlah aseton dan ion hidrogen berlebih. Kita dapat
mengukur waktu yang dibutuhkan untuk mereaksikan seluruh Iod yang ada dalam larutan. Bila
konsentrasi dari aseton dan ion hidrogen jauh lebih besar dari pada konsentrasi Iod, maka
konsentrasi mereka tidak akan berubah selama reaksi dan laju reaksi akan tetap, sampai seluruh
Iod habis bereaksi. Kemudian reaksi akan berhenti. Bila waktu yang dibutuhkan untuk
mereaksikan semua Iod (warnanya hilang) adalah t.
Didalam melakukan percobaan, kita harus betul- betul teliti, dalam mengamati waktu
dan suhu,karna waktu dan suhu juga menentukan dalam penentuan laju reaksi. Karena Kenaikan
suhu dapat mempercepat laju reaksi karena dengan naiknya suhu energi kinetik partikel zat-zat
meningkat sehingga memungkinkan semakn banyaknya tumbukan efektif yang menghasilkan
perubahan.
3.2 KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Orde Reaksi yang dihasilkan adalah
Harga m = 3,847 = 4
Harga n = 4,65 = 5
Harga p = 7,21 = 7
Emil j. Slowinsky, Wayne wolsey, William L. Masterton, Chemical principle in the laboratory with
qualitatives analisis, Japan, Holt-saunders Int.ed.
http://wahyunijaris.blogspot.com/2011/05/laporan-praktiku-kation-dan-anion.htmldiakses tanggal 20
oktober 2020.