Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA DASAR

KECEPATAN REAKSI

DISUSUN OLEH:

ARMIEL JERRI MANGGRIBETH (191148201068)

ATIKA CRISTINA (191148201069)

AYU CHRISTINE ERIKA (191148201070)

DOSEN PEMBIMBING :

LINIATI GEOGRAFI, M.Sc., Apt

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

STIKES DIRGAHAYU SAMARINDA

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


LEMBAR PENGESAHAN

Judul Laporan : Ikatan kimia

Disusun oleh : Armiel Jerri Manggribeth (191148201068)

Atika Cristina (191148201069)

Ayu Christine Erika (191148201070)

Kelas : 1-A Farmasi

Program studi : S1 Farmasi

Disetujui pada

Hari : Jumat

Tanggal : 13 Desember 2019

Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa

Armiel Jerri Manggribeth Atika Cristina Ayu Christine Erika

Mengetahui

Liniati Geografi, M.Si., Apt


Isi Laporan
1. Tujuan
Untuk menentukan kecepatan dari suatau reaksi kimia

2. Tinjauan pustaka
Dalam reaksi kimia terdapat perbedaan laju reaksi antara reaksi yang satu
dengan reaksi yang lain. Misalnya ketika kita membakar kertas, reaksi
berlangsung begitu cepat sedangkan reaksi pembentukan minyak bumi
memerlukan waktu yang sangat lama. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa reaksi
kimia memiliki laju reaksi yang berbeda. Dalam ilmu kimia laju reaksi kimia
dipelajari dalam kinetika kimia. Kinetika kimia adalah bagian dari ilmu kimia
yang mempelajari tentang laju reaksi kimia, bagaimana cara menghitung laju
suatu reaksi kimia dan berbagai hal yang mempengaruhinya.
Cepat lambatnya suatu reaksi kimia yang berlangsung disebut laju reaksi. Laju
reaksi dapat dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau produk per
satuan waktu. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per liter, tetapi untuk
reaksi fase gas, satuan konsentrasi dapat diganti dengan satuan tekanan seperti
atmosfer, millimeter merkurium, atau pascal. Satuan waktu yang digunakan dapat
berupa detik, menit, jam, hari, bulan, bahkan tahun bergantung pada reaksi
tersebut berjalan cepat atau lambat.
Laju reaksi = Perubahan konsentrasi
Satuan waktu
Untuk mengukur laju reaksi, perlu dilakukan analisis secara langsung maupun
tak langsung tak langsung banyaknya, produk yang terbentuk atau banyaknya
reaksi yang tersisa setelah penggal waktu tertentu.
Contoh :
2 NO2 (g)              N2 (g) + 2 O2 (g)
Laju reaksi kimia dapat dinyatakan sebagai laju penguraian konsentrasi
molar NO2 atau Laju pertambahan konsentrasi molar N2 dan O2.  
Sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya, laju pembentukan O2 adalah
setengah dari laju pengurangan NO2, yaitu : Ada beberapa cara menentukan laju
reaksi, salah satunya itu ditentukan melalui percobaan, yaitu dengan mengukur
konsentrasi salah satu reaksi salah satu produk pada selang waktu yang
berlangsung lambat ini dapat ditentukan dengan cara mengeluarkan sampel dari
campuran reaksi lalu menganalisanya dengan contoh sebagai berikut :
CH3 COOHs + H2O               CH2 COOH + C2H5OH
(Etil asesat)      (Air)                (Asam Asesat)     (Etanol)
Reaksi tersebut sangat lambat berlangsungnya sehingga konsentrasi asam
asetat yang dihasilkan dengan mudah dapat ditentukan dengan menggunakan suau
larutan asam basa. Cara yang lebih umum adalah dengan menggunakan suatu alat
yang dapat menunjukkan secara kontinu suatu perubahan yang menyertai reaksi.
Untuk reaksi gas yang disertai perubahan mol, alat dirancang dapat mengukur
perubahan bahan tekanan gas, contohnya sebagai berikut :
2NaO5 (g)  4NO2 (g) + O2
Reaksi tersebut disertai pertambahan jumlah mol gas yang menyebabkan
pertambahan tekanan yang dapat dibaca dengan mometer semakin banyak
N2O5 yang terurai semakin besar tekanannya, jika reaksi berlangsung pada volume
dan suhu yang tetap maka pertambahan tekanan dapat dikatakan dengan tambahan
mol dengan demikian laju penguraian NaO5 dapat ditentukan. Pada laju reaksi
terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi. Selain bergantung
pada jenis zat yang beraksi laju reaksi dipengaruhi oleh :
1. Konsentrasi
Pada umumnya jika konsentrasi zat semakin besar maka laju reaksinya
semakin besar, dan sebaliknya jika konsentrasi pula, dan sebaliknya jika sentrasi
suatu zat semakin kecil maka laju reaksinya pun semakin kecil. Untuk beberapa
reaksi, laju reaksinya pun semakin kecil. Untuk beberapa reaksi, laju reaksi dapat
dinyatakan dengan persamaan matematik yang dikenal dengan hukum laju reaksi
atau reaksi dinamakan orde reaksi. Menentukan orde reaksi dari suatu reaksi
kimia pada prinsipnya menentukan seberapa besar pengaruh perubahan
konsentrasi pereaksi terhadap laju reaksi.
2. Luas Permukaan
Suatu reaksi mungkin melibatkan pereaksi dalam bentuk padat, luas
permukaan (total) zat padat akan bertambah jika ukurannya diperkecil. Semakin
zat padat terbagi menjadi bagian kecil, semakin cepat reaksi berlangsung. Bubuk
zat padat biasanya menghasilkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan sebuah
bongkah zat padat dengan massa yang sama. Bubuk padat memiliki permukaan
yang lebih besar dari pada sebuah bengkah zat padat.
3. Temperatur
Laju reaksi juga dapat di percepat atau diperlambat dengan mengubah
suhunya. Ketika suhunya dinaikkan maka laju reaksi akan meningkat pula.
Sebagai perkiraan kasar, sebagai perkiraan besar, sebagai reaksi berlangsung
dengan suhu ruangan maka laju reaksi akan berlipat ganda setiap kenaikan 100C
Perkiraan  ini bukan keadaan yang mutlak dan tidak bisa diterapkan pada seluruh
reaksi. Bahkan bila pun mendekati benar, laju reaksi akan berlipat ganda setiap
90C atau 110C atau setiap suhu tertentu. Angka dari derajat suhu yang diperlukan
untuk melipat gandakan laju reaksi akan berubah secara bertahap seiring dengan
meningkatnya suhu.
Beberapa reaksi pada hakikatnya sangat cepat, sebagai contoh reaksi perpanasan
melibatkan ion yang terlarut menjadi zat padat yang tidak larut, atau reaksi ion
hidrogen dengan asam dan ion hidroksi dari Alkali didalam larutan, sehingga
memanaskan salah satu dari contoh ini tidak memperoleh perbedaan laju reaksi
yang baik di laboratorium maupun industri akan berlangsung lebih cepat apabila
di panaskan
4. Volume
Bayak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Kelajuan dari reaksi
seperti itu juga dipengaruhi oleh tekanan. Penambahan  tekanan dengan
memperkecil Volume akan memperbesar konsentrasi, dengan demikian dapat
memperbesar laju reaksi. Peningkatan tekanan pada reaksi yang melibatkan gas
pereaksi akan meningkatkan laju reaksi. Perubahan tekanan pada suatu reaksi
yang melibatkan hanya zat padat maupun zat cair tidak memberikan perubahan
apapun pada laju reaksi. Dalam proses pembuatan amonia dengan proses Haber,
laju reaksi antara Hidrogen dan Nitrogen ditingkatkan dengan menggunakan
tekanan yang sangat tinggi. alasan utama menggunakan tekanan tinggi adalah
untuk meningkatkan persentasi amonia di dalam keseimbangan campuran, namun
hal ini juga memberikan perubahan yang berarti pada laju reaksi juga.
Industri yang melibatkan produksi berupa gas yang banyak dilangsungkan
pada tekanan tinggi, misalnya pembuatan amonia yang menggunakan tekanan
hingga 400 atm.
5. Katalisator
Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tetapi zat itu sendiri tak
mengalami perubahan yang kekal (tidak diskon asumsi atau tidak dihabiskan).
Katalis dibagi 2 yaitu :
 Katalis Positif.
Katalis positif berfungsi untuk mempercepat laju reaksi dengan cara
menurunkan energi pengaktifan, katalis positif disebut juga katalisator.
 Katalis Negatif
Katalis negatif berfungsi untuk memperkuat laju reaksi. Katalis negatif disebut
juga inhibator.
Adapun Jenis-jenis katalis yaitu :
 Katalis homogen
Wujud katalis homogen ini sama dengan wujud pereaksi. Jenis katalis ini
umumnya ikut beraksi tetapi pada akhirnya akan kembali lagi ke bentuk
semula.
 Katalis Heterogen
Wujud katalis homogen ini berbeda dari wujud pereaksi. Jenis katalis ini
umumnya berupa logam-logam dan bereaksi yang dipercepat adalah reaksi gas-
gas katalis ini tidak ikut bereaksi, tetapi melalui reaksi permukaan yaitu
permukaan logam menyerap molekul-molekul udara hingga apabila dua
molekul  gas yang dapat bereaksi terserap maka gas-gas itu akan mudah
bereaksi katalis ini kebanyakan digunakan dalam reaksi industri.
 Katalis biokimia
Katalis biokimia ini berfungsi untuk mempercepat reaksi-reaksi yang terjadi
pada makhluk hidup. Katalis ini berupa enzim-enzim.
Dalam laju reaksi terdapat pula teori tumbukan, reaksi berlangsung sebagai
hasil tumbukan antara partikel pereaksi. Akan tetapi tidaklah setiap tumbukan
antara partikel menghasilkan reaksi, melainkan hanya tumbukkan antar partikel
yang memiliki energi yang cukup serta arah tumbukan yang tepat. Sehingga dapat
dikatakan bahwa laju reaksi dapat bergantung pada 3 hal, yaitu:
1. Frekuensi Tumbukan
2. Fraksi tumbukan yang melibatkan partikel dengan energi cukup
3. Fraksi partikel dengan energi cukup yang tumbuhannya dengan arah yang
tepat.
Tumbukan yang menghasilkan reaksi disebut dengan tumbukan efektif, energi
minimum yang harus dimiliki oleh partikel pereaksi sehingga menghasilkan
tumbukan efektif yang disebut juga energi pengaktifan untuk memahami arti dari
energi pengaktifan perlu diperhatikan pelan-pelan benda yang ada di sekitar kita
yang dapat terbakar.
Adapun persamaan laju reaksi dan orde reaksi yaitu sebagai berikut:
mA + nB                 pC = qD
Persamaan laju : V = K [A] x [B]x
Dengan ketetapan rumus :
–  K              :   Ketetapan Jenis Reaksi
–  X              :   Orde Reaksi terhadap pereaksi A
–  Y              :   Orde reaksi terhadap pereaksi B
–  m,n,p,q     :   Koefisien masing-masing zat yang terlihat dalam reaksi
Ketetapan jenis reaksi (K) adalah salah satu tetapan yang harganya bergantung
pada jenis pereaksi dan suhu., setiap reaksi mempunyai harga K tertentu pada
suhu tertentu. Harga K berubah jika suhu berubah, kenaikan suhu dan katalisator
umumnya dan memperbesar harga K.

3. Alat
a. Gelas kimia
b. Pipet volum
c. Pipet tetes
d. Gelas ukur

4. Bahan
a. Larutan Na2S2O3
b. Larutan HCL
c. Pita magnesium

5. Prosedur Kerja
A. Pengaruh luas penampang
a. Siapkan 2 gelas kimia 50 ml
b. Isi masing-masing gelas dengan 10 ml HCL 2 M
c. Masukkan keping pita Mg 2,5 cm (utuh) kedalah gelas 1 dan masukkan
keping pita Mg 2,5 cm yang telah dipotong kecil-kecil dengan ukuran
yang sama kedalam gelas 2
d. Catat masing-masing waktu dari awal memasukkan pita Mg hingga pita
Mg habis.
B. Pengaruh konsentrasi
a.1 Siapkan dua gelas kimia 50 ml
a.2 Isi gelas 1 dengan 10 ml HCL 2 M dan gelas 2 dengan HCL 4 M
a.3 Masukkan keping pita Mg 2,5 cm (utuh) kedalam masing-masing gelas
a.4 Catat waktu dari awal memasukkan pita Mg hingga pita Mg habis

b.1 Buatlah tanda silang dengan tinta hitam pada sehelai keras putih,
letakkan dibawa gelas kimia
b.2 Diambil 5 ml larutan asam klorida 3 M ditambah 5 ml H 2O didalam
gelas kimia dan tambhakan 5 ml larutan natrium tiosulfat 0,15 M yang
telah ditambhakan terlebih dahulu dengan 5 ml H2O.
b.3 Catat waktu sejak penambahan sampai tanda silang tidak terlihat lagi
dari atas
b.4 Ulangi langkah kedua dengan menggunakan :
a. 5 ml HCL + 5 ml H2O dan 10 ml Na2S2O3 0,15 M + 0 ml H2O)
b. 10 ml HCL 3 M + 0 ml H2O dan 5 ml Na2S2O3 0,15 M + 0 ml H2O
c. 10 ml HCL 3 M + 0 ml H 2O dan 10 ml Na2S2O3 0,15 M + 0 ml
H2O
1. Hasil Pengamatan
A. Pengaruh Luas Permukaan Sentuh
No. V HCI 2 M (mL) +2,5 cm pita Mg T (s)

1 10 Lembaran 58

2 10 Potongan Kecil 63

1. – Luas Pita = 0,4 cm


- Panjang Pita = 2,5 cm
2. – Luas pita = 0,4 cm
- Panjang Pita = 2,5 cm => 0,5 cm
B. Pengaruh Konsentrasi
a.
No. 10 mL [HCI] (M) +2,5 cm pita Mg T (s)

1 2 Lembaran 95

2 4 Lembaran 20,23

1. – Lebar pita = 0,4 cm


- Panjang pita = 2,5 cm
2. – Lebar Pita = 0,4 cm
- Panjang Pita = 2,5 cm
b.
V HCI + ml V Na2S2 O3 + ml t (s) 1/t
(ml) H2O (ml) H2O (s-1)

5.0 5.0 5.0 5.0 70 detik 0,014 s-1

5.0 5.0 10.0 0.0 32,23 detik 0,030 s-1

10.0 0.0 5.0 5.0 58,63 detik 0,017 s-1


10.0 0.0 10.0 0.0 29,48 detik 0,033 s-1

1. Pembahasan
Tujuan dari praktikum adalah untuk menentukan kecepatan dari suatu
reaksi kimia yang terjadi pada pita Mg (Magnesium).

Cabang ilmu kimia yang khusus mempelajari tentang laku reaksi disebut
kinetika kimia tujuan utama kinetika kimia ialah menjelaskan bagaimana laju
bergantung pada konsentrasi reaktan dan mengetahui mekanisme
suatu reaksi berdasarkan pengetahuan tentang laju reaksi yang diperoleh dari
eksperimen (Octoby, 2001).

Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi persatuan waktu. Di mana seiring


dengan berjalannya produk, konsentrasi reaktan akan berkurang sedangkan
produk akan bertambah. Pada percobaan kali ini akan dibahas mengenai factor-
faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi, diantaranya yaitu konsentrasi,
volume, luas permukaan, suhu, temperature.

Pada percobaan :

A. pengaruh Luas Permukaan Sentuh

Luas Permukaan Sentuh

Luas permukaan sentuh juga memiliki peranan yang sangat penting dalam
laju reaksi tersebut, sebab semakin besar luas permukaan bidang sentuh antar
partikelnya, maka semakin banyak juga tumbukan yang terjadi, sehingga
menyebabkan laju reaksi tersebut semakin cepat. Begitu juga sebaliknya,
apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuhnya, maka semakin kecil
tumbukan yang terjadi antar partikelnya, sehingga laju reaksi pun akan
semakin kecil. Luas permukaan mempercepat laju reaksi. Karena semakin luas
permukaan zat, semakin banyak bagian zat yang saling bertumbukan dan
semakin besar peluang adanya tumbukan efektif menghasilkan perubahan.
Berdasarkan percobaan di atas, pita Mg memiliki luas permukaan yang lebih
luas daripada pita Mg yang dipotong menjadi bagian yang kecil . Semakin
luas permukaan zat semakin kecil ukuran partikel zat, reaksi pun akan
semakin cepat. Hal inilah yang menyebabkan pita Mg yang lembaran/utuh
bereaksi lebih cepat dengan HCl 2M, daripada pita Mg yang dipotong menjadi
bagian yang kecil.

B. Pengaruh Konsentrasi
Percobaan 1
Konsentrasi
Kecepatan reaksi dapat dipengaruhi oleh konsentrasi. Hal ini
dikarenakan banyaknya partikel akan memungkinkan lebih banyak
tumbukan. Pada percobaan kali ini, potongan pita Mg akan diberikan
perlakuan yang berbeda (pemberian konsentrasi yang berbeda) yakni HCl
2M, dan 4M. berdasarkan percobaan di atas, dapat diamati bahwa laju
reaksi pada pita Mg yang bereaksi dengan HCl 4M lebih cepat
dibandingkan dengan pita Mg yang bereaksi dengan HCl 2M. Hal ini
disebabkan karena pemberian konsentrasi yang besar akan menimbulkan
banyaknya partikel yang bertumbukan, di mana tumbukan ini akan
mempengaruhi mekanisme suatu reaksi. Semakin banyak partikel-partikel
yang bertumbukan, maka laju reaksi akan semakin cepat.

Percobaan 2

Konsentrasi , volume dan katalis

Kecepatan reaksi dapat dipengaruhi oleh volume, konsentrasi dan


katalis. Pada percobaan kali ini, pita Mg akan diberikan perlakuan yang
berbeda (pemberian konsentrasi yang berbeda) yakni HCl 3M, dan
Na2S2O3 0,15M. Berdasarkan percobaan di atas, pemberian Na2S2O3
0,15M + H2O pada HCl 3M + H2O dengan volume yang tertera pada
langkah kerja menyebabkan warna pada reaksi berubah, dari warna
awalnya bening menjadi keruh , sehingga tanda X yang dibuat pada kertas
putih yang diletakkan dibawah gelas kimia menjadi tidak terlihat, pada
reaksi tersebut terjadi faktor utamanya yaitu KATALIS. Katalis
menimbulkan efek yang nyata pada laju reaksi, meskipun dengan jumlah
yang sangat sedikit. Namun, katalis ini sendiri tidak mengalami perubahan
kimia yang permanen. Sehingga banyak upaya untuk menemukan katalisis
yang akan mempercepat reaksi tertentu tanpa meningkatkan timbulnya
produk yang tidak diinginkan. Pada percobaan ini juga dipengaruhi oleh
Volume dimana jika volume pada salah satu reaksi ditambahkan/dikurangi
akan terjadi perubahan. Pada percobaan ini reaksi yang sangat cepat
berlangsung terjadi adalah pada percobaan 4, bisa dilihat pada tabel hasil
pengamatan diatas.

DIAGRAM

80

70

60

50
Jumblah larutan (ml)
40
bentuk (cm)
laju reaksi
30

20

10

0
Percobaan A1 Percobaan A2
1. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan pada praktikum kimia dasar tentang kecepatan
reaksi kimia maka bias disimpulkan bahwa konsentrasi terhadap kecepatan reaksi
makin besar konsentrasi terhadap zat-zat yang mengingat makin besar reaksinya
berlangsung.

Makin besar konsentrasi maka makin banyak zat-zat yang mengingat menjadi
makin besar kemungkinan terjadinya tumbukan dengan demikan makin besar
kemungkinan terjadinya reaksi kimia
1. Daftar Pustaka
Chang,Raymond . 2006. Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti Jilid 2. Jakarta .

Erlagga.

Keenan Kleinfelter, Wood. 1989. Kimia untuk Universitas Jilid 1 . Jakarta :


Erlangga

Sukamto. 1989. Kimia Fisika. Jakarta : PT Bhineka Cipta

Wood, Charles. 1996. Ilmu Kimia untuk Universitas. Jakarta : Erlangg

Anda mungkin juga menyukai