A. Tujuan :
C. Teori :
D. Kegiatan :
37
1. Siapkan 5 buah beaker glass yang berisi air.
2. Ambil tanaman hydrilla yang masih segar, kemudian susun dan
masukkan ke corong (usahakan tanamannya tidak bercabang).
3. Masukkan tanaman yang ada di corong ke dalam beaker
glass yang telah berisi air.
4. Isi air pada tabung reaksi kemudian masukkan pipa corong ke
tabung reaksi (air pada tabung reaksi jangan sampai berkurang
dan berongga udara).
5. Gunakan 2 atau 4 kawat dengan ukuran yang sama sebagai
penyangga corong. ( lihat gambar 1)
Gambar 1
38
Keterangan : jumlah gelembung O2 yang dihasilkan, diisi dengan tanda ;
+ : Sedikit
++ : Sedang
+++ : Banyak
++++ : Sangat banyak
- : Tidak ada.
Berdasarkan kegiatan di atas, tentukan:
a. Variabel bebas :
- Cahaya Matahari
- NaHCO3
- Es batu
- Air hangat
- Tempat teduh
b. Variabel terikat :
- Tanaman hydrilla
40
h. Berdasarkan kegiatan di atas tentukan faktor apakah yang
mempengaruhi proses fotosintesis?
- Intensitas cahaya
Intensitas cahaya yang tinggi akan meningkatkan laju
fotosintesis, tetapi itensitas cahaya yang terlalu tinggi akan
merusak klorofil dan menyebabkan sel daun dehidrasi
(kehilangan cairan).
- Konsentrasi karbon dioksida
Laju fotosintesis akan dapat ditingkatkan dengan
meningkatkan CO2 atau karbon dioksida udara. Semakin
banyak CO2, maka semakin baiklah proses fotosintesis.
Namun, kadar karbon dioksida yang terlalu tinggi dapat
meracuni atau menyebabkan stomata tertutup, sehingga laju
fotosintesis menjadi terhambat. Untuk itu, kenaikkan
karbondioksida atau CO2 harus disesuaikan dengan intensitas
cahaya. Jika konsentrasi karbondioksida tidak mencukupi laju
fotosintesis akan turun. Apabila konsentrasi karbondioksida
ditingkatkan pelan-pelan maka laju fotosintesis akan
meningkat hingga pada tingkat tertentu
- Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya
dapat bekerja pada suhu optimalnya yaitu 25° C-39° C.
Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan
meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim. Di suhu
lingkungan yang terlalu panas menyebabkan enzim tidak
dapat bekerja sehingga akan menghambat proses fotosintesis
41
yang lebih kecil dan kombinasi unit yang lebih
melepaskan energi kecil dengan bantuan
energy yang dilepaskan
oleh katabolisme
2. Proses Memecahkan unsur Memecahkan unsur
pembentukan senyawa kompleks menjadi senyawa kompleks
senyawa lebih sederhana menjadi lebih sederhana
42
oksigen tetapi menggunakan
glukosa untuk menghasilkan energi.
Respirasi aerob menunjukkan proses pembakaran yang lengkap,
sedangkan respirasi anaerob tidak lengkap.
Respirasi aerob adalah proses yang panjang untuk menghasilkan energi
sedangkan respirasi anaerob adalah proses yang cepat secara
komparatif.
Perbedaan respirasi aerob dan anaerob juga terletak pada proses dan
tahapannya. Proses respirasi aerob cenderung lebih rumit dan
kompleks karena melalu tahapan yang antara lain glikolisis, siklus krebs,
dan transpor elektron. Sementara respirasi anaerob memiliki proses
yang cenderung sederhana, yakni melalui tahapan glikolisis atau
fermentasi.
Contoh respirasi aerob terjadi pada banyak tanaman dan hewan
(eukariota) sedangkan respirasi anaerobik terjadi pada otot manusia
sel (eukariota), bakteri, ragi (prokariota), dll.
43
Poaching adalah teknik memasak makanan dalam bahan cair
sebatas menutupi bahan pangan dengan api dibawah titik didih 92° -
96° C. Makanan yang diolah berupa makanan lunak dan dapat lebih
cepat pengolahannya yaitu buah, sayuran, telur dan ikan.
Teknik merebus dengan sedikit cairan (braising)
Merebus dengan sedikit cairan adalah merebus dengan
cakupan cairan yang digunakan setengah dari bahan makanan,
dalam sebuah panci tertutp dan api dikecilkan. Berfungsi agar aroma
makanan keluar lebih menyatu dan lebih lunak.
Teknik menyetup/menggulai (stewing)
Menyetup merupakan mengolah bahan makan dengan
terlebih dahulu ditumis, dan dilajutkan direbus dengan sedikit cairan
ertujuan agar aroma yang keluar bersatu padu dengan makanan.
Teknik mengukus (steaming)
adalah memasak makanan dengan uap air mendidih.
Sebelum mengukus, alat pengukus yang sudah berisi air harus
dipanaskan terlebih dahulu hingga mengeluarkan uap. Makanan
akan menjadi lebih lembut, serta tetap menjaga nilai gizi bahan
makanan.
mendidihkan (simmering)
Mendidihkan merupakan memasak bahan makanan dengan
saus atau bahan cair yang terlebih dahulu didihkan dengan api
dikecilkan di bawah titik didih serta direbus dalam waktu lama.
Biasanya untuk membuat kaldu untuk mengeluarkan ekstrak daging
yang direbus.
Teknik mengetim
Mengetim adalah memasak bahan makanan pada dua panci
berbeda, satu besar dan satu kecil. Biasanya untuk membuat cokelat.
44
bahan makanan tetap, protein dan beberapa vitamin B sedikit
menyusut.
Teknik menumis (sauteing)
Menumis adalah teknik mengolah bahan makanan dengan
sedikit minyak dan diaduk cepat dalam waktu singkat. Cairan yang
digunakan adalah saus, krim, dan lainnya. Biasanya bahan makanan
diiris terlebih dahulu, sebelum ditumis.
Teknik memanggang (baking)
merupakan teknik pengolahan melalui oven dengan panas
dari segala arah dibantu minyak atau air.
Teknik membakar (grilling)
Membakar adalah teknik mengolah bahan makanan di atas
lempengan besi panas secara langsung. Suhu yang digunakan
sekitar 92° C. Biasanya diberikan sedikit minyak dalam pengolahan
jenis ini.
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan kelima percobaan tumbuhan Hydrilla
verticillata di atas, percobaan A diletakkan di dalam ruang laboratorium
(tempat teduh) selama 15 menit dengan suhu ruangan dan intensitas
cahaya rendah serta tanpa ada perlakuan khusus yang diberikan sehingga
gelembung gas yang dihasilkan sangat sedikit (+). Kemudian, pada
percobaan B yang diletakkan di luar ruangan dengan suhu lingkungan dan
intensitas cahaya tinggi, menghasilkan gelembung sedang (+++). Lalu,
percobaan C diletakkan di luar ruangan dengan suhu lingkungan dan
intensitas cahaya tinggi serta diberikan perlakuan dengan menambahkan
air hangat menghasilkan gelembung sedikit sekali (+) dibandingkan
ditempat yg intensitas cahayanya sedikit. Selanjutnya, percobaan D
diletakkan di luar ruangan dengan intensitas cahaya tinggi dan diberikan
perlakuan khusus pula berupa penambahan es batu menghasilkan
gelembung gas sedang (++). percobaan E diletakkan di luar ruangan
dengan intensitas cahaya tinggi dan diberikan perlakuan khusus berupa
penambahan 5 gr NaHCO3 yang berfungsi sebagai suplemen CO2 yang
menyebabkan proses fotosintesis berjalan lebih cepat sehingga gelembung
gas yang dihasilkan banyak (+++ +), dan percobaan F diletakkan di luar
ruangan dengan intensitas cahaya tinggi dan diberikan perlakuan khusus
berupa penambahan 5 gr NaHCO3 menyebabkan proses fotosintesis
berjalan lebih cepat sehingga gelembung gas yang dihasilkan banyak
sekali(+++ +) dibandingkan dengan percobaan E dgn pemberian 5gr
NaHCO3.
45
Dari percobaan ingenhouz ini kita dapat melihat perbandingan
gelembung udara yang dihasilkan dari berbagai perlakuan. Gelembung
udara yang tercipta dapat dipengaruhi oleh faktor biologi seperti cahaya,
faktor kimia dari penambahan NaHCO3 atau soda kue dan faktor fisika dari
suhu air yang digunakan (es dan air hangat).
46