interaksi yang terjadi antara dasorben dan adsorbat adalah gaya Van der Walls dimana ketika
gaya tarik molekul antara larutan dan permukaan media lebih besar daripada gaya tarik
substansi terlarut dan larutan, maka substansi terlarut akan diadsorpsi oleh permukaan
media. Adsorbsi fisika ini memiliki gaya tarik Van der Walls yang kekuatannya relatif kecil.
Molekul terikat sangat lemah dan energi yang dilepaskan pada adsorpsi fisika relatif rendah
sekitar 20 kJ/mol.
Contoh :
Adsorpsi oleh karbon aktif. Karbon aktif merupakan senyawa karbon yang diaktifkan dengan
cara membuat pori pada struktur karbon tersebut. Aktivasi karbon aktif pada temperatur yang
tinggi akan menghasilkan struktur berpori dan luas permukaan adsorpsi yang besar. Semakin
besar luas permukaan, maka semakin banyak substansi terlarut yang melekat pada permukaan
media adsorpsi.
Chemisorption terjadi ketika terbentuknya ikatan kimia (bukan ikatan van Dar
Wallis) antarasenyawa terlarut dalam larutan dengan molekul dalam media. Chemisorpsi
terjadi diawali dengan adsorpsi fisik, yaitu partikel adsorbat tertarik ke permukaan adsorben
melalui gaya Van der Walls atau bisa melalui ikatan hidrogen.
Dalam Chemisorbption partikel melekat pada permukaan dengan membentuk ikatan kimia
(biasanya ikatan kovalen), dan cenderung mencari tempat yang memaksimumkan bilangan
koordinasi dengan substrat.
Contoh : Ion exchange.
Perbedaan adsorpsi fisika dan kimia dapat dilihat pada tabel 1.
Adsorpsi fisika
Adsorpsi kimia
-40
1. Perubahan konsentrasi
Jika ke dalam kesetimbangan,konsentrasi pereaksi ditambah atau diperbesar,maka
kesetimbangan akan bergeser ke kanan (zat hasil) sehingga konsentrasi zat hasil bertambah
sebaliknya, jika konsentrasi pereaksi di kurangi atau diperkecil,maka kesetimbangan bergeser
ke kiri(pereaksi)sehingga konsentrasi pereaksi bertambah. Pada sistem kesetimbangan
heterogen di dalam larutan,konsentrasi zat cair adalah tetap. Dengan demikian,perubahan
konsentrasi zat padat dan zat cair dalam sistem kesetimbangan tidak berpengaruh terhadap
pergeseran kesetimbangan.
Contoh:
AB (s)
A+(aq) + B-(aq)
Kesetimbangan hanya di pengaruhi oleh perubahan konsentrasi zat A+ dan B-,pada sistem
kesetimbangan heterogen yang menyangkut fase gas, sistem kesetimbangan hanya di
pengaruhi oleh perubahan konsentrasi komponen yang berwujud gas.Komponen yang
berwujud padat dan cair, konsentrasinya adalah tetap.
Contoh:
AB(s)
A(s) + B(g)
3.Perubahan temperatur
Vant Hoff : Jika dalam sistem kesetimbangan suhu ruang di naikkan kesetimbangan
bergeser ke arah reaksi yang membutuhka kalor(endoterm).Sebaliknya jika dalam sistem
kesetimbangan suhu ruang di turunkan, kesetimbangan bergeser ke arah reaksi yang
mengeluarkan kalor (eksoterm).Pada sistem kesetimbangan heterogen, pengaruh suhu sama
dengan pada sistem kesetimbangan homogen.Wujud zat tidak berpengaruh terhadap
perubahan suhu. Contoh:
A(g) + B(g)
C(g) + D(g) H= -X Kj
Reaksi 1 adalah eksoterm, yaitu zat A dan B membebaskan kalor untuk membuat zat C dan
D, reaksi 2 adalah endoterm yaitu zat C dan D menyerap kalor untuk membuat zat A dan B.
RIANITA SALI
3. Apa yang menyebabkan fasa katalis heterogen tidak sama dengan reaktan dan
produk?
Jawab :
Fasa katalis berbeda dengan fasa reaktan dan produk, karena reaksi berlangsung melalui
mekanisme yang sangat kompleks. Laju reaksi di kendalikan oleh laju dan energy Adsorpsi,
absorpsi, dan desorpsi, struktur permukaan aktif, dan sifat sifat terbentuknya produk antara.
Katalis heterogen yg umumnya padatan di gunakan untuk industry karena mudah di buat
dengan konstruksi yang sederhana dan mudah ditempatkan dalam reactor.
AMELIA PRADITA
4. Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi? Jelaskan berdasarkan teori
tumbukan?
Jawab :
pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi (teori tumbukan) :
Berdasarkan gambar dbawah dapat dilihat bahwa konsentrasi pereaksi berkaitan dengan
jumlah partikel zat yang terlibat dalam tumbukan. Bila pereaksi bertambah, maka jumlah
partikel-partikel yang bertumbukan akan semakin banyak/meningkat. Dengan demikian jarak
antara partikel.zat tersebut menjadi lebih dekat dan jumlah tumbukkan efektif juga akan
meningkat. Hal ini berarti terjadi peningkatan laju suatu reaksi. Dan sebaliknya, jika
konsentrasi berkurang, maka tumbukan akan sedikit dan laju reaksi juga akan berkurang.
Laju reaksi dapat dipengaruhi oleh konsentrasi, luas permukaan, temperatur, dan katalis.
Berdasarkan teori tumbukan, laju reaksi akan lebih cepat jika tumbukan antar partikel zat
yang bereaksi lebih banyak. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi dapat dijelaskan
sebagai berikut: supaya suatu reaksi dapat berlangsung , partikel partikel tersebut pertama
tama haruslah bertubrukan. Hal ini berlaku ketika dua partikel itu larutan atau salah satu
larutan satunya lagi benda padat. Jika konsentrasi tinggi maka kemungkinan untuk
bertubrukan pun besar. Jika reaksi hanya melibatkan satu partikel tersebut keberbagai arah,
maka tubrukan tubrukan tidak saling berhubungan.
Katalis bahan bakar di atas berfungsi untuk memecah molekul-molekul premium. Dengan
memecah molekul-molekul pada premium, laju reaksi semakin cepat karena luas permukaan
zat pereaksi bertambah. Pembakaran bahan bakar menjadi lebih sempurna. Nilai oktan dari
premium yang relatif rendah dapat ditingkatkan sehingga meminimalisir gejala knocking
pada mesin. Pembakaran yang sempurna dan tanpa terjadi knocking terbukti bisa
meningkatkan performa pada kendaraan. Umumnya akselerasi menjadi lebih sempurna.
SUKMA HUDHORI
6. Jelaskan perbedaan Katalis Asam Heterogen dan Katalis Basa Heterogen !
Jawab:
2006),
katalis
berbasis
karbon
tersulfonasi
(Hara,
2009),
Umumnya katalis heterogen berupa zat padat yang terdiri dari logam atau oksida logam.
Contoh-contoh dari katalis heterogen adalah zeolit, CaO, MgO, dan resin penukar ion.
Proses katalitik menggunakan katalis heterogen dalam industri pertama kali pada tahun 1857,
menggunakan Pt untuk mengoksidasi SO2 menjadi SO3 dalam larutan asam.
Katalis
Pada suhu tinggi di dalam mesin mobil yang sedang berjalan gas nitrogen dan oksigen
bereaksi membentuk nitrat oksida:
N2(g) + O2(g) 2NO(g)
Ketika lepas ke atmosfer, NO segera bergabung dengan O2 membentuk NO2. Nitrogen
dioksida dan gas lain yang diemisikan oleh mobil, seperti karbon monoksida (CO) dan
berbagai hidrokarbon yang terbakar, menjadikan mobil sebagai sumber pencemar udara yang
utama. Sebagian besar mobil baru dilengkapi dengan converter katalitik. Konverter katalitik
yang efisien memiliki dua tujuan : mengoksidasi CO dan H2O, dan mereduksi NO dan NO2
menjadi N2 dan O2. Gas buang panas yang telah diinjeksi dengan udara dilewatkan ke bilik
pertama dari salah satu converter untuk mempercepat pembakaran hidrokarbon yang
sempurna dan untuk menurunkan emisi CO. Namun karena suhu tinggi meningkat produksi
NO, diperlukan satu lagi bilik kedua yang berisi katalis berbeda (logam transisi atau oksida
logam transisi) dan bekerja pada suhu yang lebih rendah untuk menguraikan NO menjadi N2
dan O2 sebelum gas dibuang lewat knalpot.
Mekanisme dari katalis padat dengan reaktan fasa gas, dimana terjadi pembentukan kompleks
reaktan dengan katalis setelah pembentukan produk adalah sebagai berikut :
Reaktan terbawa oleh aliran gas pembawa sampai kepermukaan luar partikel katalis.
Difusi reaktan dari permukaan luar masuk melalui pori dalam partikel katalis.
Reaktan diadsorpsi pada sisi aktif katalis sehingga menimbulkan energi adsorpsi
Reaksi pembentukan produk antara permukaan sampai terjadinya produk.
Produk didesorpsi dari katalis keluar melalui pori bagian partikel katalis
9. Jelaskan dengan mekanisme reaksi atau skema saat katalis heterogen meningkatkan
kemurnian hasil/produk?
Jawab :
Pada proses katalisis heterogen terjadi tahapan reaksi (siklus katalitik)
[9]
EGA RAHMAWATI
10. Apa yang menyebabkan katalis dapat meningkatkan laju reaksi kimia? Jelaskan!
jawab :
Katalis dapat mempengaruhi terjadinya reaksi, tetapi pada akhir reaksi dapat diperoleh
kembali. Fungsi katalis adalah menurunkan energi aktivasi, sehingga jika ke dalam suatu
reaksi ditambahkan katalis, maka reaksi akan lebih mudah terjadi. Hal ini disebabkan karena
zat- zat yang bereaksi akan lebih mudah melampaui energi aktivasi.
Katalis adalah zat yang mempercepat laju reaksi, tetapi tidak mengalami perubahan kimia
secara permanen, sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat diperoleh kembali. Katalis
mempercepat reaksi dengan cara menurunkan harga energi aktivasi (Ea). Sedangkan zat yang
dapat memperlambat laju reaksi disebut inhibitor.Meskipun katalis menurunkan energi
aktivasi reaksi, tetapi ia tidak mempengaruhi perbedaan energi antara produk dan pereaksi.
Dengan kata lain, penggunaan katalis tidak akan mengubah entalpi reaksi.
Pengaruh katalis dalam mempengaruhi laju reaksi terkait dengan energi pengaktifan reaksi
(Ea). Katalis yang digunakan untuk mempercepat reaksi memberikan suatu mekanisme reaksi
alternatif dengan nilai Ea yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai Ea reaksi tanpa
katalis. Semakin rendah nilai Ea maka lebih banyak partikel yang memiliki energi kinetik
yang cukup untuk mengatasi halangan Ea yang rendah ini.
Gambar 4. grafik pengaruh katalis terhadap energi pengaktifan (Ea) Dengan memperhatikan
gambar.4 diatas dapat dilihat bahwa tanpa katalis, energi pengaktifan (Ea) suatu reaksi lebih
banyak, sedangkan dengan menggunakan katalis, Ea menjadi lebih sedikit, sehingga laju
reaksi menjadi lebih cepat. Ini berarti bahwa katalis dapat meningkatkan energi pengaktifan
suatu reaksi, sehingga laju reaksi menjadi semakin besar.
Pengaruh katalis dalam mempengaruhi laju reaksi terkait dengan energi pengaktifan reaksi
(Ea). Katalis yang digunakan untuk mempercepat reaksi memberikan suatu mekanisme reaksi
alternatif dengan nilai Ea yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai Ea reaksi tanpa
katalis. Semakin rendah nilai Ea maka lebih banyak partikel yang memiliki energi kinetik
yang cukup untuk mengatasi halangan Ea yang rendah ini. Hal ini menyebabkan jumlah
tumbukan efektif akan bertambah, sehingga laju reaksi juga akan meningkat.
Katalis yang mempercepat laju reaksi disebut katalis.(+) atau katalis saja.
Sedangkan katalis yang memperlambat laju reaksi disebut katalis.(-) atau lebih
umum disebut Inhibitor.
11. Apa pengaruh katalis terhadap reaksi reversibel?
Jawaban :
Ketika kita membakar bensin, pada pembakaran yang sempurna akan terjadi reaksi kimia
yang menghasilkan karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O). Reaksi ini akan berlangsung
terus sampai jumlah bensin yang ada habis, sementara gas CO2 dan uap air makin bertambah.
Reaksi tersebut dikatakan reaksi berkesudahan, sebab meskipun produk CO2 dan H2O
ditampung dalam satu wadah tidak akan bereaksi membentuk bensin dan oksigen kembali.
Reaksi seperti itu juga disebut sebagai reaksi searah atau reaksi tidak dapat balik
(irreversible).
Kita juga dapat melihat peristiwa serupa yang menunjukan reaksi berkesudahan dalam
kehidupan sehari-hari. Semua pembakaran bahan bakar fuel (minyak bumi) merupakan reaksi
berkesudahan. Reaksi korosi pada logam juga termasuk contoh yang nyata. Mungkin akan
mempermudah bagi kita untuk mencirikan reaksi berkesudahan. Diantaranya adalah zat-zat
hasil reaksinya tidak dapat bereaksi kembali membentuk zat pereaksi, dengan demikian
reaksi pasti akan berhenti jika salah satu atau semua reaktan habis.
Apakah ada reaksi yang dapat balik? dalam kehidupan sehari-hari sulit menemukan reaksi
yang dapat balik. Proses-proses alami umumnya berlangsung searah, tidak dapat balik.
Namun, di laboratorium maupun dalam proses industri, banyak reaksi yang dapat balik.
Reaksi yang dapat balik kita sebut reaksi reversible. Diantaranya kita sebutkan dan
jelaskan pada contoh di bawah ini :
Jika campuran gas nitrogen dan hidrogen dipanaskan akan menghasilkan gas amonia, dengan
reaksi:
N2(g) + 3H2(g)
2NH3(g)
Sebaliknya, jika amonia (NH3) dipanaskan akan terurai membentuk nitrogen dan hidrogen,
dengan reaksi:
2NH3(g)
N2(g) + 3H2(g)
Apabila diperhatikan ternyata reaksi pertama merupakan kebalikan dari reaksi kedua. Kedua
reaksi itu dapat digabung sebagai berikut :
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
Tanda ( ) dimaksudkan untuk menyatakan reaksi dapat balik (reversible). Reaksi ke kanan
disebut reaksi maju, reaksi ke kiri disebut reaksi balik. Pada reaksi dapat balik ini zat-zat
hasil reaksi dapat bereaksi kembali membentuk zat pereaksi, begitulah sebaliknya sehingga
komponen zat tidak pernah habis, hal inilah yang menjadi jawaban mengapa reaksi dapat
balik tidak pernah habis.
Banyak peristiwa di alam ini yang berlangsung reversible seperti pada reaksi fotosintesa dan
reaksi respirasi sebagai kebalikannya. Adanya kedua reaksi tersebut menguntungkan bagi
kehidupan di bumi, Sebab keberadaan oksigen dan karbondioksida dapat saling terimbangi
oleh reaksi yang dapat balik. Apa yang terjadi jika Reaksi fotosintesa yang melepas oksigen
tidak diimbangi dengan reaksi respirasi yang melepas karbondioksida?
B. Kesetimbangan Kimia
Pada umumnya reaksi-reaksi kimia di laboratorium berlangsung dalam arah bolak-balik
(reversible), dan hanya sebagian kecil saja yang berlangsung satu arah. Sebagai contoh
aadalah reaksi pembentukan gas ammonia NH3 dari gas H2 dan N2. Pada awal proses bolakbalik, reaksi berlangsung ke arah pembentukan produk (reaksi 1),
N2(g) + 3H2(g)
2NH3(g).1)
segera setelah terbentuk molekul produk (NH3) maka terjadi reaksi sebaliknya (reaksi 2),
yaitu pembentukan molekul reaktan (gas N2 dan H2) dari molekul produk (gas NH3).
2NH3(g)
N2(g) + 3H2(g)2)
Reaksi 1 bermula dengan sangat cepat, tetapi makin lama kecepatannya terus-menerus
menurun, karena hydrogen dan nitrogen makin berkurang jumlahnya. Di sisi lain reaksi 2
yang bermula sangat lambat, terus-menerus naik kecepatannya karena banyaknya ammonia
bertambah. Akhirnya kecepatan kedua reaksi yang berlawanan menjadi sama. Sekali laju
reaks telah sama, selama temperature dan tekanan tidak berubah dan tidak ada zat yang
ditambahkan atau diambil, maka banyaknya hydrogen, nitrogen dan ammonia tidak berubah.
Jumlah masing-masing komponen tidak berubah terhadap waktu oleh karena itu tidak ada
perubahan yang dapat diamati terhadap waktu. Oleh karena itu tidak ada perubahan yang
dapat diamati atau diukur (sifat makroskopis tidak berubah), reaksi seolah-olah telah
berhenti. Keadaan seperti itu disebut keadaan setimbang (kesetimbangan). Akan tetapi,
percobaan menunjukkan bahwa dalam keadaan setimbang reaksi tetap berlangsung pada
tingkat molekul (tingkat mikroskopis). Oleh karena itu, keseimbangan kimia disebut
Kesetimbangan dinamis. (lihat grafik di bawah).
MUCTI EKO W.
12. Apakah ada kerugian dari penggunaan katalis heterogen dan adakah jangka waktu
dalam penggunaannya ?
Jawab : tidak ada kerugian, katalis ini dapat digunakan berulangkali dalam jangka waktu
yang lama.
13. Salah satu keuntungan dari katalis heterogen adalah dapat digunakan berkali-kali,
Apakah volume/jumlah katalis itu berkurang selama reaksi ?, Atau memang
volume/jumlah sebelum reaksi dan sesudahnya adalah sama ?
Jawab :
Berkurang karena bisa jadi selama reaksi katalis heterogen bergabung dengan reaktan
atau produk tapi dapat dan mudah dipisahkan setelah proses reaksi selesai.
LIANA P.
14. Jelaskan apa yang dimaksud dengan inhibitor? Apakah mekanisme kerja katalis sama
dengan inhibitor? Jika berbeda bagaimana mekanisme kerja inhibitor?
Jawab:
Secara umum suatu inhibitor dalah suatu zat kimia yang dapat menghambat
atau memperlambat suatu reaksi kimia. Sedangkan inhibitor korosi adalah
suatu zat kimia yang bila ditambahkan kedalam suatu lingkungan, dapat
menurunkan laju penyerangan korosi lingkungan itu terhadap suatu logam.
Oleh karena itu untuk mempercepat reaksi ini, ditambahkan suatu katalis. Apa fungsi
katalis? Mengapa katalis dapat mempercepat reaksi? Bagaimana cara katalis
mempercepat reaksi itu? Berdasarkan diagram di atas, Ea' dengan katalis lebih rendah.
Mengapa?
Katalis itu berupa zat yang dicampurkan dengan reaktan. Jika reaksi di atas tanpa katalis,
AB dan C bertumbukan sampai mencapai Ea yang relatif tinggi. Karena umumnya energi
molekulnya rendah, jadi tumbukan yang terjadi tidak efektif. Ea sangat sulit dicapai.
Untuk itu maka ditambahkan zat yang bertindak sebagai katalis.
Ternyata pada saat katalis dicampurkan reaksi makin cepat. Jelas bahwa katalis itu dapat
mempengaruhi salah satu reaktan. Misalnya dalam reaksi ini katalis cocok sifatnya
dengan AB. Maka seperti robot, AB tertarik ke katalis membentuk KAB. KAB tergolong
kompleks teraktivasi yang merupakan tahap reaksi hipotesis; KAB kemudian terurai
menjadi KA dan B. Setelah itu terjadi tahap reaksi berikutnya, yaitu C ditarik oleh KA
menjadi KAC yang kemudian langsung K lepas dan terbentuklah AC. Mekanisme reaksi
di atas adalah :
K + AB --> KAB --> KA + B (lambat)
KA + C --> KAC --> K + AC (cepat)
K + AB + C --> K + AC + B
Jadi katalis ikut ambil bagian dalam reaksi, memberi jalan baru melalui mekanisme reaksi
baru yang energi aktivasinya lebih rendah, kemudian terbentuk kembali dalam keadaan
yang sama.
cara kerja enzim dengan cara bersaing dengan substrat untuk mendapatkan
enzim. Sementara inhibitor non-kompetitif adalah penghambat enzim yang
bekerja dengan melekatkan dirinya di luar sisi aktif dengan demikian ia akan
membuat enzim berbah dan hasil akhirnya enzim akan kehilangan sisi aktifnya
sehingga tak lagi berfungsi seperti semestinya.
YULIA ELVI P.
15. Apa yang menyebabkan katalis tidak mempengaruhi letak kesetimbangan ?
Jawab : Katalisator hanya berperan mempercepat reaksi yang berlangsung,
mempercepat terjadinya keadaan setimbang, pada akhir reaksi
katalisator akan terbentuk kembali. Katalis tidak dapat menggeser
kesetimbangan kimia.