Anda di halaman 1dari 8

Laporan Modul 8, MG3017

Flotasi Mineral Sulfida


Fadhilah Putri Devani (12120116) / Kelompok 8 / Selasa, 01-11-2022
Asisten : Hizkia Natanael Turangan (12518010)
Abstrak – Praktikum Modul 8 – Praktikum ini bertujuan untuk menentukan recovery flotasi mineral sulfida dan menentukan pH
optimum untuk proses flotasi mineral sulfida.. Sampel bijih hasil gerusan dan ayakan dimasukkan ke dalam cell flotasi hingga
30% solid. Pada 1500 rpm, pH diatur untuk mendapatkan pH 6, 8, 9, dan 11. Collector dan frother ditambahkan dengan
conditioning 2 menit tiap penambahan. Keran udara dibuka 2 menit dan apungan dikumpulkan. Konsentrat 2, 3, dan 4
didapatkan dengan menambah reagen-reagen kembali dan mengulangi prosedur percobaannya. %Recovery kumulatif pada pH
6, 8, 9, dan 11 berturut-turut adalah 78,48%; 72,85%; 101,11%; dan 58,26%, dengan pH kritisnya 9.

A. Tinjauan Pustaka 2. Pengendapan mineral di dalam air hingga ke dasar air


Menurut Wills, B.A dkk (2015), flotasi merupakan salah yang melewati gelembung udara, yang menjelaskan
satu metode konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan tentang tenggelamnya mineral hidrofilik pada proses
sistem permukaan di mana proses pemisahan mineral flotasi.
berharga (konsentrat) dari mineral tidak berharga/pengotor 3. Physical entrapment dari mineral pada gelembung
(tailing) dilakukan dengan menerapkan prinsip perbedaan udara, yang menjelaskan tentang terjebaknya mineral
sifat permukaan mineral apakah hidrofilik atau hidrofobik. hidofilik yang seharusnya jatuh dan mengendap namun
Mineral hidrofilik adalah mineral yang dapat dibasahi terjebak pada gelembung udara yang disebabkan oleh
(kontak dengan air), mineral ini akan tetap ada di pulp. gelembung udara yang banyak sehingga ada
Mineral hidrofobik adalah mineral yang tidak dapat dibasahi kemungkinan mineral hidrofilik terjepit dua
(kontak dengan udara), mineral ini akan menempel pada gelembung udara dan ikut naik ke atas permukaan.
gelembung dan ikut terbawa ke atas permukaan pulp. Akibatnya, tidak mungkin bahwa konsentrat akan
Mineral yang ingin diapungkan akan dibuat memiliki sifat berisi 100% sulfida karena mekanisme ketiga ini
hidrofobik. memang sulit dihindari.

Prinsip physico-chemical yang berhubungan dengan Tahap-tahap proses flotasi secara detail tebagi menjadi 2,
terbentuk gelumbang yang baik digunakan pada proses ini yaitu:
agar mineral terpisah dengan baik. Prinsip physco berkaitan 1. Conditioning, di mana terjadi proses pencampuran
dengan material yang akan bertumbukan satu dengan yang antara mineral dan slurry dalam reagen kimia,
lain karena adanya impeller dan juga aliran udara bertekanan penambahan reagen kimia, dan belum ada udara yang
yang ada pada sel flotasi sehingga menghasilkan gelembung diinjeksikan. Umpan yang akan diolah berupa pulp
udara. Prinsip chemical berkaitan dengan reagen kimia yang dimasukkan ke dalam sel flotasi di mana sel flotasi
ditambahkan yang berperan penting dalam menghasilkan tersebut dilengkap dengan agitator yang terintegrasi
gelembung yang stabil dan mendukung terjadinya proses dengan pipa untuk menginjeksikan udara sehingga
flotasi. Dengan penambahan reagen, mineral hidrofilik tidak timbul gelembung udara di dalam pulp. Lalu, reagen
mengapung dan mengendap di underflow, sementara kimia dimasukkan ke dalam sel flotasi dan diberi waktu
mineral hidrofobik mengapung sebagai upperflow. beberapa saat untuk bereaksi dengan mineral.
2. Aerasi, di mana udara diinjeksi ke dalam sel flotasi dan
Pada flotasi mineral sulfida, mineral sulfida memiliki sifat terjadi proses pemisahan antara mineral hidrofobik
permukaan yang hidrofobik sedangkan gangue minerals dengan mineral hidrofilik. Gelembung udara diinjeksi
memiliki sifat permukaan hidrofobik. Proses flotasi ke sel flotasi dan agitator berpurat dan mineral
memiliki 3 mekanisme dalam prosesnya, yaitu: hidrofobik akan menempel pada gelembung udara dan
terangkat menuju permukaan dan menjadi buih
(mineralised froth), sedangkan mineral hidrofilik tetap
tinggal di dalam pulp.

Tiga pilar flotasi adalah kimia (reagen), fisika (derajat


liberasi), dan mesin (sel flotasi). Berikut adalah syarat-syarat
terjadinya proses flotasi.
1. Ukuran partikel harus cukup kecil (10-70 mikron). Jika
terlalu besar, gelembung akan sulit untuk mengangkat
material sehingga akan mendapat material yang
Gambar 1. Mekanisme Flotasi
harusnya terangkat malah mengendap, tetapi bila
terlalu halus (overgrinding) akan terbentuk
1. Penempelan selektif pada gelembung udara (true
slimecouting di mana material yang halus
flotation), yang menjelaskan tentang penempelan
menyelubungi material yang sebenarnya memiliki
mineral hidrofobik pada gelembung udara.
Laporan Modul 8, MG3017
Flotasi Mineral Sulfida
Fadhilah Putri Devani (12120116) / Kelompok 8 / Selasa, 01-11-2022
Asisten : Hizkia Natanael Turangan (12518010)
ukuran optimum sehingga dapat mengubah sifat 2. Frother, yaitu reagen kimia yang menurunkan tegangan
hidrofobik dan hidrofilik material tersebut. permukaan air sehingga mudah membentuk
2. Gelembung udara berukuran cukup untuk mengangkat gelembung yang stabil. Frother yang baik adalah yang
mineral. Gelembung yang lemah dan tidak stabil akan larut dalam air. Gelembung yang stabil akan
membuat gelembung pecah sebelum material tersebut meningkatkan proses recovery karena material yang di
perlu mencari gelembung lain untuk mengangkat flotasi pada umumnya adalah mineral berharga.
dirinya sehingga memerlukan waktu yang lama. Gelembung-gelembung udara yang terbentuk harus
3. Sifat-sifat fisik partikel: hidrofobik dan hidrofilik. dapat bergerak bebas di dalam pulp dan dapat
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tanpa mengambil partikel-partikel mineral berharga
adanya perbedaan sifat ini tidak mungkin terjadi kemudian diapungkan ke dalam pulp. Contohnya
pemisahan pada proses flotasi. adalah MIBC dan pine oil.
4. Harus tercipta suasana hidrodinamika yang
memungkinkan terjadinya pelekatan mineral tertentu
pada gelembung udara. Hal ini bertujuan agar
memungkinkan terjadinya pelekatan material pada
gelembung udara. Kondisi hidrodinamika ini dapat
diatur melalui putaran dari impeller di mana gerakan
Gambar 4. Mekanisme Kerja Frother
dari impeller ini menyebabkan aliran air sehingga
memungkinkan adanya interaksi antara gelembung dan
3. Modifier, yaitu reagen kimia yang ditambahkan untuk
material.
mengatur kondisi lingkungan yang dapat mendukung
kerja dari kolektor sehingga meningkatkan selektivitas
dan efektivitas dari kolektor. Modifier digunakan
untuk mengembalikan sifat permukaan ke aslinya
untuk meningkatkan selectivity. Modifier terdiri dari:
Gambar 2. Sudut Kontak dan Gaya Kontak a) pH regulator, yaitu reagen kimia yang mengatur
pH. Contohnya adalah lime, H2SO4, dan CaCO3.
Berkaitan dengan sudut kontak (gambar kiri) dan gaya b) Depressant, yaitu reagen kimia yang mencegah
kontak (gambar kanan), semakin besar sudut yang terbentuk, interaksi kolektor dengan mineral tertentu
maka semakint tinggi daya tahan dari gelembung karena sehingga mineral dapat bersifat hidrofilik dan
kinerja adhesi dari kedua jenis partikel tersebut. Sudut tidak ikut terapungkan. Contohnya adalah NaCN
kontak pada keadaan setimbang adalah untuk depres Sphalerite (ZnS), pirit, Au, dan Ag.
𝛾𝑝𝑢 − 𝛾𝑝𝑎 c) Aktivator, yaitu reagen kimia yang membantu
cos 𝜃 = kolektor agar interaksi kolektor dapat bekerja
𝛾𝑢𝑎
dengan mineral tertentu bisa bekerja dengan baik.
Dalam prsoses flotasi, terdapat reagen-reagen kimia yang Contohnya adalah CuSO4 untuk flotasi sfalerit di
umumnya digunakan untuk membantu mempercepat atau mana ion Cu++ akan diserap dan permukaan tanpa
membuat proses menjadi lebih efisien, yaitu: pengaruh Cu menjadi hidrofobik yang membuat
1. Kolektor, yaitu reagen kimia yang berupa surfaktan Cu lain menjadi hidrofobik dan bisa terapung dan
yang dapat mengubah permukaan mineral yang semula terpisahkan.
hidrofilik menjadi hidrofobik sehingga dapat d) Dispersant, yaitu reagen kimia yang berfungsi
memisahkan kedua jenis atau lebih mineral. Kolektor melepas partikel halus (slimes coating) pada
akan melapisi permukaan polar dari partikel mineral permukaan mineral yang terapungkan. Dispersant
dengan reagen sehingga pada bagian luar dari mineral akan melepas penempelan partikel-partikel halus
terjadi reaksi kimia yang membentuk lapisan non polar pada permukaan yang akan diapungkan dengan
yang mudah menarik udara dan mineral akan mudah cara melepas partikel yang halus agar tidak
menempel pada gelembung udara. Contohnya adalah menutupi pada sisi atas yang dapar memembut
Potassium Amyl Xanthate (PAX). slimes couting di mana banyak mineral lebih
halus menutupi yang akan dipisahkan. Contohnya
adalah sodium silicate.

Proses flotasi memiliki beberapa jenis tertentu, yaitu:

Gambar 3. Mekanisme Kerja Kolektor


Laporan Modul 8, MG3017
Flotasi Mineral Sulfida
Fadhilah Putri Devani (12120116) / Kelompok 8 / Selasa, 01-11-2022
Asisten : Hizkia Natanael Turangan (12518010)
1. Flotasi ruah/bulk flotation di mana produktanya adalah
konsentrat dan tailing tanpa midling. Flotasi ini
dilakukan untuk bijih yang memiliki sekelompok
mineral berharga sehingga dihasilkan konsentrat yang
terdiri dari mineral berharga dengan kadar yang lebih
tinggi dari sebelumnya. Tujuannya adalah kadar tinggi
konsentrat. Contohnya adalah bijih kompleks Pb-Cu-
Zn, namun dengan kadar yang lebih tinggi.
2. Flotasi diferensial/differential flotation di mana
merupakan flotasi bertahap yang dihasilkan dari flotasi Gambar 6. Mekanisme Kerja Sel Flotasi Pneumatik
ruah. Setelah didapatkan konsentrat pada flotasi bulk,
dilakukan kembali proses flotasi yang kemudian akan Faktor-faktor yang mempengaruhi proses flotasi adalah
menghasilkan konsentrat dengan kandungan satu jenis sebagai berikut:
mineral berharga yang kadarnya pun lebih tinggi 1. Ukuran partikel, di mana jika terlalu kecil maka tailing
daripada konsentrat bulk. Misalnya ada 3 kelompok dapat masuk ke konsentrat lebih banyak. Gelembung
mineral berharga dalam konsentrasi ruah, maka udara memiliki batas ukuran partikel yang dapat
konsentrat yang dihasilkan pada flotasi diferensial diapungkan, umumnya antara 5-300 𝜇m.
terdiri dari 3 jenis dengan kandungan masing-masing 2. Persen solid, di mana jika semakin tinggi maka terjadi
satu mineral berharga. penggumpalan yang menghambat proses. Persen solid
3. Flotasi selektif/selectiva flotation di mana prosesnya yang baik adalah sebesar 30%.
seperti differential flotation namun tidak diawali 3. pH pulp, di mana jika terlalu tinggi maupun terlalu
dengan flotasi ruah. Sama-sama terdiri dari kelompok rendah maka flotasi tidak efektif. Proses flotasi paling
mineral berharga, tapi yang membedakannya dengan memungkinkan dilakukan pada media bersifat basa
flotasi bulk adalah pada konsentrat yang dihasilkan. karena kebanyakan kolektor, seperti xanthate, stabil
Flotasi ini menghasilkan beberapa konsentrat yang dalam kondisi tersebut. Selain itu, kondisi basa juga
terpisah jadi beberapa bagian. Mineral berharga dalam dapat meminimalisir korosi pada tangki. Nilai kritis pH
masing-masing konsentrat, sama seperti pada untuk menghasilkan pemisahan yang optimal
konsentrat yang dihasilkan dalam jenis flotasi bergantung pada sifat alami dari mineral, jenis kolektor
diferensial. dan dosis yang digunakan, serta temperatur proses.
Contohnya pada penggunaan 50 mh/l sodium aerofloat
Jenis sel fotasi dibagi menjadi 2, yaitu: dengan nilai pH pulp 8 akan menyebabkan mineral
1. Sel flotasi mekanik, di mana sel flotasi dilengkapi kalkopirit akan terapung dan terpidah dari galena dan
dengan impeller dan shaft untuk membuat gelembung. pirit.
Shaft dan impeller terletak di tengah mesin dan udara 4. Reagen flotasi, di mana jika terlalu banyak maupun
akan dimasukkan melalui shaft dan didispersikan ke terlalu sedikit dapat mengganggu sifat hidrofobisitas,
permukaan melalui impeller. Jenis ini terdiri dari 2 jika terlalu banyak maka berpengaruh pada costs.
macam berdasarkan proses aerasinya, yaitu induksi dan Reagen yang terlalu banyak dapat mengurangi
blower. Tipe induksi apabila air masuk secara manual selektivitas dari proses flotasi karena material yang
tanpa adanya bantuan mesin dengan memanfaatkan harusnya tenggelam menjadi terapung, lalu reagen
perbedaan tekanan antara di dalam sel dengan di udara, yang terlalu sedikit akan membuat material yang
sedangkan tipe blower proses aerasinya memanfaatkan harusnya mengapung menjadi tenggelam dan
media blower. mengurangi efektivitas dari proses flotasi.
5. Kecepatan pengaduk/impeller, di mana harus diatur
optimal agar tidak terlalu cepat karena dapat boros
energi/bahan, sedangkan jika terlalu kecil tidak tercipta
buih yang kuat. Hal ini penting untuk membentuk
lingkungan hidrodinamika yang optimal.
6. Laju pengaliran udara, di mana jika semakin cepat
maka dikhawatirkan membuat udara dapat mengikat
Gambar 5. Mekanisme Kerja Sel Flotasi Mekanik
partikel-partikel halus dan terbawa ke concentrate
launder karena partikel yang harusnya terendap akan
2. Sel flotasi penumatik, di mana sel flotasi tidak
naik ke upperflow, sementara jika terlalu lambat
menggunakan impeller dan shaft dan hanya
pertikel yang harusnya naik ke upperflow jadi
mengandalkan udara bertekanan/ditekan untuk agitasi
terendapkan.
atau “the pulp aerator”.
Laporan Modul 8, MG3017
Flotasi Mineral Sulfida
Fadhilah Putri Devani (12120116) / Kelompok 8 / Selasa, 01-11-2022
Asisten : Hizkia Natanael Turangan (12518010)
7. Conditioning time, di mana jika semakin lama makan Vliq = 1604,76 mL = 1600 mL
tidak efektif, semakin cepat maka values belum terikat.
Semakin lama conditioning maka efek dari reagen 0,01 𝑔
Frother : x 400 = 0,004 g
1000
yang ditambahkan akan semakin berkurang dan juga 0,1 𝑔
Kolektor : x 400 = 0,04 g
membuang waktu, sementara jika terlalu cepat reagen 1000
yang ditambahkan belum bekerja dengan efektif
sehingga menurunkan efektifitas dari proses flotasi. 3. Diagram Alir
8. Derajat oksidasi, di mana jika semakin tinggi dapat
menghambat interaksi bijih dengan gelembung udara Sampel bijih mineral sulfida disiapkan.
karena SiO2 akan menghalangi sehingga tidak terjadi
interaksi.
Sampel bijih dimasukkan ke jar mill untuk digerus dan
B. Data Percobaan diayak untuk ukuran 65#.
Tabel 1. Hasil Flotasi Dengan Variansi pH

Sel flotasi diisi hingga 2,5 cm di bawah bibir overflow


dan volume airnya dihitung.

Bijih sulfida dimasukkan hingga tercapai 30% solid.


Tabel 2. Hasil AAS

Mesin flotasi dinyalakan dan speed diatur 1500 rpm.

C. Pengolahan Data Percobaan pH diatur dengan lime dan H2So4 untuk mendapatkan
1. Rumus yang Digunakan pH 6, 8, 9, dan 11.
𝐴𝑟 𝐶𝑢
a) Berat Cu Konsentrat = 𝑀𝑟 𝐶𝑢𝑆 x WCuS konsentrat
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐶𝑢𝑆
b) Kadar CuS = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑡 x 100% Collector 0,03 kg/ton ditambahkan lalu conditioning 2
c) %Solid Konsentrat =
𝑊𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑡
x 100% menit.
𝑊𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐶𝑢𝐹𝑒𝑆 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑡
d) %Recovery = 𝑀𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐶𝑢𝐹𝑒𝑆2 x
2 𝑝𝑎𝑑𝑑𝑎 𝐹𝑒𝑒𝑑 𝐴𝑤𝑎𝑙
Frother 0,03 kg /ton ditambahkan lalu conditioning 2
100% menit.

2. Perhitungan Reagen yang Dibutuhkan


Vpulp = Vsolid + Vliq Keran udara dinyalakan 2 menit dan froth ditampung
𝑚𝐶𝑢𝐹𝑒𝑆2
Vpulp = + mliq untuk mendapatkan konsentrat 1.
4,2
25% 𝑚𝑙𝑖𝑞
Vpulp = + mliq
4,2
4,45 𝑚𝑙𝑖𝑞 Reagen ditambahkan kembali dan froth ditampung untuk
Vpulp = mendapatkan konsentrat 2.
4,2
Vpulp = 1,06 mliq
𝑉𝑝𝑢𝑙𝑝
mliq = 1,06
𝑉𝑝𝑢𝑙𝑝
Keran udara dinyalakan kembali dan froth ditampung
𝑚𝐶𝑢𝐹𝑒𝑆2 = 0,25( ) kembali untuk mendapatkan konsentrat 3.
1,06
𝑚𝐶𝑢𝐹𝑒𝑆2 = 0,2359 Vpulp
𝑚𝐶𝑢𝐹𝑒𝑆2 = 401,03 = 400 gram Reagen kembali ditambahkan dan froth kembali
ditampung untuk mendapatkan konsentrat 4.
𝑚𝐶𝑢𝐹𝑒𝑆2
𝜌=
𝑉𝐶𝑢𝐹𝑒𝑆2
400 Konsentrat dan tailing dikeringkan dan kandungan
𝑉𝐶𝑢𝐹𝑒𝑆2 = = 95,238 mL
4,2 mineral sulfidanya dianalisa.

Vliq = Vpulp – Vsolid


Laporan Modul 8, MG3017
Flotasi Mineral Sulfida
Fadhilah Putri Devani (12120116) / Kelompok 8 / Selasa, 01-11-2022
Asisten : Hizkia Natanael Turangan (12518010)
4. Pengolahan Data c) %Recovery dan pH
Tabel 3. Hasil Pengolahan Data pH 6 Tabel 9. %Recovery dan pH

Tabel 4. Hasil Pengolahan Data pH 8

Tabel 5. Hasil Pengolahan Data pH 9


Grafik 3. %Recovery dan pH
d) %Recovery kumulatif untuk tiap pH
Tabel 10. %Recovery Kumulatif untuk Tiap pH
%Recovery Kumulatif
pH %RK
6 78,48
8 72,85
Tabel 6. Hasil Pengolahan Data pH 11 9 101,11
11 58,26

a) %Berat konsentrat dan pH


Tabel 7. %Berat Konsentrat dan pH

Grafik 4. %Recovery Kumulatif untuk Tiap pH

D. Analisa Hasil Percobaan


Berdasarkan hasil perhitungan %berat konsentrat dengan
variasi pH, dapat dilihat bahwa pada konsentrat 1 memiliki
rata-rata %berat konsentrat yang paling kecil dibandingkan
kosentrat lainnya, sementara konsentrat 4 adalah yang
memiliki rata-rata %berat kosentrat yang paling tinggi.
Untuk %berat konsentrat sendiri yang paling rendah berada
di konsentrat 1 pada pH 9, yaitu 11,99, sementara %berat
Grafik 1. %Berat Konsentrasi dan pH kosentrat yang paling tinggi berada di konsentrat 4 pada pH
b) % BeratCu dan pH 8, yaitu 29,99. Dapat disimpulkan bahwa dengan
Tabel 8. %Berat Cu dan pH meningkatnya jumlah reagen maka %berat konsentrat
semakin besar. Hal ini disebabkan oleh flotasi yang
dilakukan bertahap dan konsentrat 4 merupakan konsentrat
terakhir di mana akumulasi reagen-reagen sebelumnya lebih
banyak dari konsentrat lain. Hal ini menyebabkan semakin
banyak material yang menjadi hidrofobik sehingga semakin
banyak material yang terangkat ke upperflow oleh
gelembung udara. Lalu, jika berdasarkan hasil perhitungan
%berat Cu, dapat dilihat bahwa pada konsentrat 1 memiliki
rata-rata %berat Cu yang paling tinggi, sementara
konsentrat 4 adalah yang memiliki %berat Cu yang paling
rendah. Untuk %berat Cu sendiri yang paling rendah berada
di konsentrat 4 pada pH 11, yaitu 10,15, sementara %berat
Grafik 2. %Berat Cu dan pH Cu yang paling tinggi berada di konsentrat 1 pada pH 8, yaitu
Laporan Modul 8, MG3017
Flotasi Mineral Sulfida
Fadhilah Putri Devani (12120116) / Kelompok 8 / Selasa, 01-11-2022
Asisten : Hizkia Natanael Turangan (12518010)
51,75. Hal ini disebabkan oleh flotasi yang dilakukan secara disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
bertahap dan Cu sudah banyak terambil di awal, yaitu pada recovery adalah berat konsentrat, kadar Cu di konsentrat,
konsentrat 1, sehingga nilai %berat Cu dalam kosentrat ini berat feed, dan kadar Cu di feed. Keempat hal ini saling
dipengaruhi oleh jumlah total Cu yang tersisa di dalam berhubungan. Untuk menghasilkan nilai recovery yang
kosentrat, dalam hal ini berpengaruh perbedaan pH juga tinggi, kadar Cu di konsentrat dan berat konsentrat harus
yang tidaj signifikan. Lalu, jika berdasarkan hasil tinggi, tetapi kadar Cu di feed tidak perlu terlalu tinggi. Jadi,
perhitungan %recovery, dapat dilihat bahwa pada konsentrat nilai recovery menggambarkan bahwa pada feed, kadar Cu-
1 memiliki rata-rata %recovery yang paling tinggi, nya sedikit dan memiliki banyak gangue minerals, lalu
sementara konsentrat 4 adalah yang memiliki %recovery setelah melalui proses konsentrasi, didapat Cu yang lebih
yang paling rendah. Untuk %recovery sendiri yang paling tinggi dan jika jumlahnya semakin banyak maka semakin
rendah berada di konsentrat 4 pada pH 11, yaitu 5,91%, bagus.
sementara %recovery yang paling tinggi berada di
konsentrat 1 pada pH 9, yaitu 41,73%. Untuk %recovery Contoh penerapan flotasi pada industri salah satunya adalah
kumulatifnya sendiri, paling tinggi berada di pH 9, yaitu di PT Freeport Indonesia yang menghasilkan kosentrat
101,11% dan paling rendahnya berada di pH 11, yaitu tembaga dan emas. Reagen-reagen yang digunakan pada
58,26%. Jika kita kembali ke data sebelumnya, yaitu %berat proses flotasi ini adalah pH regulator, frother, dan kolektor.
konsentrasi dan %berat Cu, kita dapat melihat bahwa pada pH regulator yang dipakai adalah pasir kapur. Frother yang
pH 9, kosentrat-konsentratnya memiliki %berat konsentrasi digunakan akan membentuk gelembung yang stabil yang
dan %berat Cu yang relatif lebih kecil dibanding dengan jika akan mengapung ke permukaan sel flotasi sebagai buih.
menggunakan pH yang lain. Memang, jumlah Cu di feed Lalu, kolektor akan berinteraksi dengan permukaan partikel
yang besar, yaitu pada pH 11, tidak semuanya dapat diproses mineral sulfida logam berharga sehingga menjadikan
menjadi konsentrat dan ditingkatkan kadarnya. Hal ini permukaan tersebut bersifat hidrofobik lalu menempel pada
dibuktikan oleh kadar Cu pada konsentratnya rendah dan gelembung udara dan terangkat dari slurry ke dalam buih
nilai recoverynya juga rendah. Pada perhitungan untuk pH 6 yang mengapung ke permukaan sel. Buih bersamaan dengan
dan 8 juga didapatkan bahwa %berat konsentrasinya relatif mineral berharga meluap dari bibir atas mesin flotasi ke
lebih besar daripada pH 9, namun nilai recoverynya tidak dalam launders sebagai tempat mengumpulkan mineral
setinggi pH 9. berharga. Mineral berharga lalu terkumpul di launders
adalah konsentrat yang siap dikernigkan. Pasir yang
Nilai recovery yang merupakan gambaran dari seberapa merupakan gangue minerals dari mineral berharga
banyak peroleh mineral berharga yang dapat dinaikkan berkumpul pada dasar sel flotasi yang terakhir sebagai
kadarnya dari feed menjadi konsentrat akibat adanya proses tailing. Jenis sel flotasi yang digunakan untuk konsentor
pemisahan dari pengotornya ini sangat penting dalam proses utara/selatan adalah WEMCO 44 x 1350 ft3, outukumpu 16
konsentrasi karena jika semakin besar nilai recoverynya x 1350 ft3 sel flotasi, untuk konsentor#3 adalah WEMCO 36
maka semakin banyak mineral berharga yang diambil oada x 3000 ft3 sel flotasi, dan konsentrat#4 untuk WEMCO 36 x
konsentrat dan sedikit mineral berharga yang masuk ke 4500 ft3 sel flotasi. WEMCO menggunakan jenis sel flotasi
tailing. Pada percobaan ini, dapat dilihat bahwa nilai mekanik.
recovery terbesar berada pada saat pH 9, yaitu 101,11%,
walaupun pada pH 9 ini, jumlah Cu dalam feed awalnya E. Jawaban Pertanyaan dan Tugas
adalah yang paling sedikit dibanding pH lain, yaitu 97,2 gr. 1. Apa tujuan desliming pada umpan flotasi?
Maka, dapat dikatakan proses flotasi berjalan paling Desliming bertujuan untuk melepas slimes (partikel
optimuum pada saat pH 9. Namun, dapat kita lihat bahwa yang ukurannya terlalu halus) dari permukaan mineral
adanya material tambahan yang ikut ke dalam kosentrat yang diapungkan karena slimes dapat mengurangi daya
karena nilai recoverynya lebih dari 100%. Hal ini bisa serap yang dimiliki kolektor sehingga membuat proses
disebabkan oleh human error saat sedang membersihkan flotasi semakin sulit dan tidak optimal.
alat di mana alat tersebut juga dipakai oleh kelompok 2. Tuliskan persamaan kimia yang menunjukkan ionisasi
sebelumnya jadi ada kemungkinan masih ada beberapa Potassium Amyl Xanthate (PAX) ke dalam air!
konsentrat yang tertinggal dan tidak dapat dibersihkan CH3CH2OCS2K + H2O -> CH3CH2OCS2H + KOH
dengan baik. Selain itu, ada juga kemungkinan galat pada CH3CH2OCS2H -> CS2 + CH3CH2OH
saat perhitungan. 3. Tuliskan tujuan conditioning pada umpan flotasi!
Conditioning bertujuan untuk membuat kondisi yang
Berdasarkan data-data di atas, kita telah mengetahui bahwa idel untuk terjadinya proses flotasi sehingga saat keran
terjadi perbedaan antara di pH mana jumlah Cu dalam udara dibuka, mineral hidrofobik akan terangkat ke
umpan awal paling besar dan di pH mana jumlah Cu dalam atas dan yang hidrofilik akan tenggelam dan
kosentrat paling besar yang ternyata berbeda. Jadi, dapat mengendap. Selain itu, dapat juga bertujuan untuk
Laporan Modul 8, MG3017
Flotasi Mineral Sulfida
Fadhilah Putri Devani (12120116) / Kelompok 8 / Selasa, 01-11-2022
Asisten : Hizkia Natanael Turangan (12518010)
reagen kimia bisa menyebar merata selama proses F. Kesimpulan
flotasi sehingga reaksi reagen dengan partikel material 1. Dari hasil pengolahan data, didapatkan bahwa
lebih optimal. %recovery kumulatif dari yang terbesar ke terkecil
4. Tuliskan dan jelaskan macam-macam sel flotasi yang adalah pada pH 9, 6, 8, dan 11 dengan rincian 101,11%;
dipergunakan dalam flotasi komersial! 78,48%; 72,85%; dan 58,26%.
a) Sel flotasi mekanik, di mana sel flotasi dilengkap 2. Dari hasil pengolahan data, ditemukan bahwa pH
dengan impeller terletak di tengah mesin dan kritisnya adalah 9 karena proses flotasi berjalan paling
udara akan dimasukkan melalui shaft dan optimum di pH 9 yang dibuktikan dengan %recovery
didispersikan ke permukaan melalui impeller. kumulatif terbesar berada pada pH 9, yaitu 101,11%.
Jenis ini terdiri dari 2 macam berdasarkan proses 3. Pada praktikum kali ini, praktikan memasukkan feed
aerasinya, yaitu induksi dan blower. Tipe induksi kemudian diberi air membentuk slurry yang
apabila air masuk secara manual tanpa adanya ditambahkan dengan beberapa ragen kimia berupa
bantuan mesin dengan memanfaatkan perbedaan kolektor, modifier (pH regulator) di mana pH diatur
tekanan antara di dalam sel dengan di udara, beberapa kali (menjadi pH 6, 8, 9, dan 11), dan frother
sedangkan tipe blower proses aerasinya lalu dilakukan aerasi dan buih-buih larutan akan
memanfaatkan media blower. tumpah dan ditampung ke wadah konsentrat lalu buih-
b) Sel flotasi pneumatik, di mana sel flotasi tidak buih pada wadah konsentrat dianalisis datanya dengan
menggunakan impeller dan shaft dan hanya dicari %berat konsentrasi dan %Cu pada tiap pH agar
mengandalkan udara bertekanan/ditekan untuk dapat dicari %recovery untuk tiap pH dan %recovery
agitasi atau “the pulp aerator”. kumulatifnya sehingga dapat diketahuilah pH kritis
5. Apa yang dimaksud reagen aktivator? pada proses flotasi, yaitu pH 9.
Reagen aktivator merupakan reagen yang fungsinya
membantu kolektor untuk berinteraksi dengan mineral G. Daftar Pustaka
semakin optimum dengan cara meningkatkan aktivitas PT Freeport Indonesia. (2021). “Pabrik Pengolahan Bijih”.
permukaan mineral sehingga absorbsi kolektor pada Diambil kembali dari PT Freeport Indonesia:
permukaan partikel lebih baik. https://ptfi.co.id/id/ore-processing-plant.
6. Jelaskan kenapa air murni tidak membentuk froth! Sanwani, E. (2011). Materi Kuliah MG3017 Pengolahan
Air murni komposisi senyaw kimianya sudah cukup Bahan Galian.
stabil sehingga ketika ionisasi maka akan terbentuk ion Wills, B. A. , Finch, J. (2015). Wills Mineral Processing
H+ dan ion OH-, maka jika udara masuk tidak akan Technology, 8th Edition. Canada : Elsevier.
terjadi sebuah fase gas. Air murni juga memiliki
tegangan permukaan yang tinggi yang menyebabkan H. Lampiran
froth yang terbentuk belum sempat mengapung akan Contoh perhitungan untuk konsentrat 1:
langsung hancur. 1. Pada pH 6
7. Jelaskan mekanisme aksi pada proses flotasi! 41,11
a) %Berat konsentrat = 317,68 x 100% = 12,94%
a) Conditioning, di mana terjadi proses 36,19
pencampuran antara mineral dan slurry dalam b) %Berat Cu = 81,46 x 100% = 44,43%
36,19
reagen kimia, penambahan reagen kimia, dan c) %Recovery = 103,7983 x 100% = 34,87%
belum ada udara yang diinjeksikan. Umpa yang
2. Pada pH 8
akan diolah berupa pulp dimasukkan ke dalam sel 41,02
a) %Berat konsentrat = x 100% = 12,91%
flotasi di mana sel flotasi tersebut dilengkapi 317,69
39,52
dengan agitator yang terintegrasi dengan pipa b) %Berat Cu = 76,36 x 100% = 51,75%
untuk menginjeksikan udara sehingga timbul 39,52
c) %Recovery = 104,8183 x 100% = 37,70%
gelembung udara di dalam pulp. Lalu, reagen
kimia dimasukkan ke dalam sel flotasi dan diberi 3. Pada pH 9
38,08
waktu beberapa saat untuk bereaksi dengan a) %Berat konsentrat = 317,68 x 100% = 11,99%
mineral. 41,08
b) %Berat Cu = x 100% = 42,26%
b) Aerasi, di mana udara diinjeksikan ke dalam sel 97,2
41,08
flotasi dan terjadi proses pemisahan antara c) %Recovery = x 100% = 42,73%
96,1283
mineral hidrofobik dengan mineral hidrofilik. 4. Pada pH 11
Gelembung udara diinjeksi ke sel flotasi dan 44,97
a) %Berat konsentrat = 317,68 x 100% = 14,16%
terangkat menuju permukaan dan menjadi buih
33,67
(mineralised froth), sedangkan mineral hidrofilik b) %Berat Cu = 69,85 x 100% = 48,20%
tetap tinggal di dalam pulp. 33,67
c) %Recovery = 119,8983 x 100% = 28,08%
Laporan Modul 8, MG3017
Flotasi Mineral Sulfida
Fadhilah Putri Devani (12120116) / Kelompok 8 / Selasa, 01-11-2022
Asisten : Hizkia Natanael Turangan (12518010)

Gambar 7. Flotasi Fluida di PT Amman Mineral


Gambar 16. Potassium Amyl Xanthate (PAX) 0,1 g

Gambar 8. Flotasi Fluida di PT Freeport Indonesia


Gambar 17. Froth Mulai Terbentuk

Gambar 9. Sel Flotasi Xintu

Gambar 18. Metyl Iso Butyl Carbinol (MIBC) 2 g

Gambar 10. Bijih Kasiterit 400 g

Gambar 19. Froth Mulai Ditampung

Gambar 11. Pemasangan Sel Flotasi


Gambar 20. Penambahan Air

Gambar 12. Bijih Kasiterit Dimasukkan ke Sel Flotasi


Gambar 21. Konsentrat yang Tersisa Diambil

Gambar 13. Impeller Begerak Gambar 22. Konsentrat Basah Dimasukkan ke Oven untuk
Pengeringan

Gambar 14. Bijih Sulfida 100 g

Gambar 15. Bijih Sulfida Dimasukkan ke Sel Flotasi

Anda mungkin juga menyukai