P
Iₛ
D²
I ₛ ₍ ₅₀ ₎=
P
F
D²
d
Dimana F ( ) ⁰ ̍ ̍ ˙ ⁴⁵ , sehingga suatu persamaan poin load indeks
50
yang telah dikoreksi sebagai berikut:
d
F( ) ⁰ ̍ ̍ ˙ ⁴⁵
50
P
D²
Uji aksial dan uji irregular lump menggunakan diameter ekivalen (Dₑ)
dalam perhitungan poin load indeks yang diturunkan dari luas penampang
minimum
π
A=WD= Dₑ ²
4
4
Dₑ ²= WD
π
I ₛ ₍ ₅₀ ₎=
P
F
D²
Dimana:
d
F( )⁰ ˙ ⁴⁵
50
Keterangan :
1. Diametral Test
- Spesimen dengan rasio panjang / diameter lebih besar dari 1.0 cocok
untuk pengujian diametral.
- Harus ada sampel minimal lebih dari 10 kali pengujian per sampel,
lebih jika sampel adalah heteregeneous atau anisotropic.
- Spesimen dimasukkan ke dalam mesin uji dan plat tertutup untuk
melakukan kontak sepanjang diameter inti, memastikan bahwa jarak
antara titik kontak dan ujung bebas terdekat setidaknya 0,5 kali
diameter inti
- Panjang jarak D ± 2%
- Beban yang terus meningkat sehingga terjadi kegagalan dalam waktu
10 - 60 detik, dan beban kegagalan P dicatat. Tes harus ditolak dan
tidak sah jika permukaan fraktur yang melewati palung hanya memuat
satu titik
a b c
2. Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pengujian Point
Load Test yaitu:
a. Sampel silinder kecil
b. Sampel silinder besar
a b
(Sumber: Dokumentasi Sakri, 2022)
Gambar 2.9 Bahan-bahan yang digunakan dalam pengujian Point
Load Test.
Adapun langkah kerja yang kami lakukan saat percobaan point load test
adalah sebagai berikut.
1. pembuatan sampel
10 | P R A K T I K U M M E K A N I K A B A T U A N
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan
11 | P R A K T I K U M M E K A N I K A B A T U A N
g. Kemudian dilakukan pengukuran jarak
antara dua konus sebagai diameter
akhir, dengan menggunakan jangka
sorong lalu di catat nilainya.
Rumus:
P
a. Indeks Strength : Is = 2
D
b. Kuat Tekan: σc = 23 x Is
P
c. Point Load Index Is(50) = F 2
D
12 | P R A K T I K U M M E K A N I K A B A T U A N
d 0,45
d. Dimana: F=( )
50
Keterangan:
d = Diameter (cm)
2
Is = Indeks strength (KN/cm )
P = Beban maksimum sampai sampel pecah (kN)
D2 = Jarak antar konus penekan(cm)
σc = Kuat tekan (Mpa)
23 = Ketetapan/ ketentuan
Perhitungan
a. Sampel silinder kecil
1) Sampel silinder kecil 1
a) D2 = D(awal) – D(akhir)
= 5.35 – 4.44
= 0.91 cm
P
b) IS(50) = F
D2
= ( 50d ) 0,45
P
D2
3,65
= 0,048
0,91
= 0,193 kN/cm2
c) σc = 23 x IS
= 23 x 0,193
= 4,441 kN/cm2
= 44,42 Mpa
2) Sampel silinder kecil 2
a) D2 = D(awal) – D(akhir)
= 5,33 – 3,92
= 1,41 cm
P
b) IS(50) =F
D2
13 | P R A K T I K U M M E K A N I K A B A T U A N
= ( 50d ) 0,45
P
D
2
1,21
= 0,47
1,41
= 0,041 kN/cm2
c) σc = 23 x IS
= 23 x 0,041
= 0,95 kN/cm2
= 9,47 Mpa
= ( 50d ) 0,45
P
D2
5,54
= 0,06156
2,02
= 0,169 kN/cm2
c) σc = 23 x IS
= 23 x 0,169
= 3,88kN/cm2
= 38,83 Mpa
2) Sampel silinder besar 2
a) D2 = D(awal) – D(akhir)
= 6,84 – 5,56
= 1,19 cm
P
b) IS(50) =F
D2
= ( 50d ) 0,45
P
D2
14 | P R A K T I K U M M E K A N I K A B A T U A N
6,96
= 0,06156 x
1,19
= 0,360 kN/cm2
c) σc = 23 x IS
= 23 x 0,360
= 8,281 kN/cm2
= 82,81 Mpa
D awal D(akhir) 2 Is σc
No Sampel d(cm) D (cm) P(kN)
(cm) (cm) (kN/Cm2) (Mpa)
1 slk 1 5.35 5.35 4.44 0.91 3.65 0.193 44.42
2 slk 2 5.33 5.33 3.92 1.41 1.21 0.041 9.47
3 slb 1 6.84 6.84 4.82 2.02 5.54 0.169 38.83
4 slb 2 6.84 6.84 5.65 1.19 6.96 0.360 82.81
(Sumber: Data Hasil Pengujian, 2022)
2. Pembahasan
Pada percobaan Point Load Test(PLT) dilakukan pengujian
sebanyak 4 kali dengan sampel yang berbeda, yaitu pada sampel SLK I,
SLK II, SLB I, dan sampel SLB II.
a. Sampel SLK I
Pada pengujian sampel SLK 1 ini diketahui diameter (d)
sampel yaitu 5.33 cm dan memiliki beban maksimum (P) yaitu 1.21
kN dengan jarak antar dua konus akhir (Dakhir) yaitu 3.92 cm.
sehingga didapatkan Index Strength (Is) sebesar 3.92 kN/cm2, serta
kuat tekan (σ c) sebesar 44.42 MPa.
b. Sampel SLK II
Pada pengujian sampel SLK 1I ini diketahui diameter (d)
sampel yaitu 5.35 cm dan memiliki beban maksimum (P) yaitu 3.65
kN dengan jarak antar dua konus akhir (Dakhir) yaitu 4.44 cm.
15 | P R A K T I K U M M E K A N I K A B A T U A N
sehingga didapatkan Index Strength (Is) sebesar 0.193 kN/cm2, serta
kuat tekan (σ c) sebesar 9.47 MPa.
c. Sampel SLB 1
Pada pengujian sampel SLB III ini diketahui diameter (d)
sampel yaitu 6.84 cm dan memiliki beban maksimum (P) yaitu 5.54
kN dengan jarak antar dua konus akhir (Dakhir) yaitu 4.82 cm.
sehingga didapatkan Index Strength (Is) sebesar 0.169 kN/cm2, serta
kuat tekan (σ c) sebesar 38.83 MPa.
d. Sampel SLB 1V
Pada pengujian sampel SLB IV ini diketahui diameter (d)
sampel yaitu 6.84 cm dan memiliki beban maksimum (P) yaitu 6.96
kN dengan jarak antar dua konus akhir (Dakhir) yaitu 5.65 cm.
sehingga didapatkan Index Strength (Is) sebesar 0.360 kN/cm2, serta
kuat tekan (σ c) sebesar 82.81 MPa.
b. Sampel SLK II
Pada pengujian Point Load Test (PLT) untuk sampel 1 memiliki
nilai Index Strength (Is) sebesar 0.193 kN/cm2, dengan kuat tekan (σ
c) sebesar 9.47 MPa.
c. Sampel SLB III
16 | P R A K T I K U M M E K A N I K A B A T U A N
Pada pengujian Point Load Test (PLT) untuk sampel 1 memiliki
nilai Index Strength (Is) sebesar 0.169 kN/cm2, dengan kuat tekan (σ
c) sebesar 38.83 MPa.
d. Sampel SLB IV
Pada pengujian Point Load Test (PLT) untuk sampel 1 memiliki
nilai Index Strength (Is) sebesar 0.360 kN/cm2, dengan kuat tekan (σ
c) sebesar 82.81 MPa.
2. Saran
Saran saya untuk asisten yaitu agar memperhatikan praktikan dalam
pengujian sehingga dapat meminimalkan kesalahan prosedur yang
dilakukan oleh praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Astika putri roshinta, Dkk. 2020. Tinjauan Literatur: Evaluasi dan Keandalan
Klasifikasi Massa Batuan Menggunakan Uji Beban Titik. Prosiding
Nasional Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi XV Tahun 2020
(ReTII). Prodi Magister Teknik Pertambangan UPN.
17 | P R A K T I K U M M E K A N I K A B A T U A N
Refky Adi Nata Dan, Alfi Sabri. 2020. BLOCK PUNCH INDEX (BPI) DAN
POINT LOAD INDEX (PLI) UNTUK MEMPREDIKSI NILAI KUAT
TEKAN BATUAN PENYUSUN LERENG TAMBANG GUNA
MENCEGAH TERJADINYA LONGSORAN DI CV. BARA MITRA
KENCANA, SAWAHLUNTO. Program Studi Pertambangan Sekolah
Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.
18 | P R A K T I K U M M E K A N I K A B A T U A N