Anda di halaman 1dari 18

MEKANIKA BATUAN

1. Definisi Mekanika Batuan


a. Menurut Talobre
Mekanika Batuan adalah sebuah Teknik dan juga sains untu tujuannya adalah
mempelajari perilaku batuan di tempat asalnya di tempat asalnya untuk dapat
mengendalikan pekerjaan-pekerjaan yang dibuat pada batuan tersebut.
b. Menurut Coates
Mekanika batuan adalah ilmu yang mempelajari efek dari gaya terhadap batuan.
c. Menurut U.S National Committee On Rock Mechanics
Mekanika batuan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku batuan
baik secara teoritis maupun terapan, merupakan cabang ilmu mekanika yang
berkenaan dengan sikap batuan terhadap medan-medan gaya pada lingkungannya.

d. Menurut Budavari
Mekanika batuan adalah ilmu yang mempelajari mekanika perpindahan padatan
untuk menentukan distribusi gaya-gaya dalam dan deformasi akibat gaya luar pada
suatu benda padat.

e. Menurut Hudson dan Harrison


Mekanika batuan adalah ilmu yang mempelajari reaksi batuan yang apabila
padanya dikenakan suatu gangguan.

f. Secara Umum
Mekanika batuan adalah ilmu yang mempelajari sifat dan perilaku batuan bila
terhadapnya dikenakan gaya atau tekanan.

2. Mekanika Batuan & Rekayasa tambang.

Mekanika batuan adalah selah satu cabang di Teknik sipil ilmu geomekanika.
Mekanika batuan merupakan ilmu yang mempelajari sifat-sifat mekanik batuan dan
massa batuan. Hal ini menyebabkan mekanika batuan memiliki peran yang dominan
dalam operasi penambangan, seperti penerowongan, pengeboran, penggalian, peledakan
dan pekerjaan lainnya.

Mekanika batuan mempelajari antara lain :

1. Sifat fisik & mekanik serta karakteristik massa batuan.


2. Berbagai teknik analisis tegangan & rengangan batuan.
3. Prinsip yg menyatakan respons massa batuan terhadap beban.
4. Metodologi yg logis utk penerapan teori & teknik mekanika utk solusi problem
fisik nyata dibidang rekayasa batuan.
Aplikasi mekanika batuan untuk rancangan dan pelaksanaan operasi penambangan
untuk meningkatkan efisiensi struktur struktur dalam tambang (lereng penggalian, lubang
bukaan, dan sebagainya), dan safety confidency.

3. Sifat massa batuan di alam dan asumsi dasar

Sifat batuan yang sebenarnya di alam terbagi menjadi 3 bagian, ketiga sifat batuan
tersebut adalah sebagai berikut ;

a. Heterogen, disebut heterogen karena :


1) Jenis mineral pembentuk batuan yang berbeda.
2) Ukuran dan bentuk partikel atau butir berbeda di dalam batuan.
3) Ukuran, bentuk dan penyebaran pori berbeda di dalam batuan.
b. Diskontinu, dikatakan diskontinu karena adanya bidang-bidang lemah seperti fault,
fissure, crack, joint dimana kekerapan, perluasan dan orientasi dari bidang-bidang
lemah tersebut tidak kontinu.
c. Anisotrop, yaitu mempunyai sifat yang berbeda. Bisa saja jenis batuan memiliki sifat
yang bervariasi. Misalnya sifat batuan seperti porositas, permeabilitas, kerapatan,
kekuatan dan ketahanan dapat memberikan informasi geoteknis.

4. Ruang Lingkup Mekanika Batuan

Problem mekanika batuan dapat disebabkan oleh aktivitas manusia dan gejala
alamiah.Persoalan rekayasa yang umumnya berkaitan dengan peran mekanika batuan
mulai dari tahap para-rancangan hingga tahap operasional.Bidang-bidang rekayasa
dimana disiplin mekanika batuan berperan penting ialah :

(1) Rekayasa pertambangan : penentuan metode penggalian (rock cutting),pemboran


dan peledakan batuan,stabilitas lereng batuan,stabilitas timbunan
overburden,stabilitas terowongan dan lombong (stoping)
(2) Indrustri minyak bumi : pemboran (oil drilling),rock fracturing.
(3) Rekayasa sipil : pondasi jembatan dan gedung bertingkat,undergroung
powerhouse,undergroung stroage,tunnel dangkal dan dalam,longsoran lereng
batu,pelabuhan,airport,bendung,dsd.
(4) Lingkungan hidup : rock fracturing kaitannya dengan migrasi polutan akibat
limbah industri.

5. Interaksi Fungsional Pada Rekayasa Pertambangan

6. Impelementasi program mekanika Batuan

Komponen & urutan program Mekanika Batuan untuk pertambangan.


 Karakteristik lokasi Penentuan sifat-2 hidromekanika dr massa batuan induk yang
akan disambung.
 Perumusan model tambang.Konseptualisasi data karakterisasi lokasi.
 Analisis Rancangan. Pemilihan & aplikasi metode matematika& Komputasional
untuk mengkaji berberapa tata letak & strategi tambang.
 Pemantauan kinerja batuan ,pengukuran respons massa batuan akibat operasi
penambangan.
 Analisis Retrospektif Kuantifikasi sifat massa batuan insitu & identifikasi bentuk
respon dominan dari struk tambang.

Pada bagian tersebut terlihat adanya multi-pass loop karena :

- Tahap karakterisasi lokasi tidak pernah menghasilkan data yang cukup


komprehensif yang dapat di pakai untuk merencanakan seluruh umur tambang
- Rancangan tambang adalah proses evolutif dimana respon rekayasa di rumuskan
untuk mencerminkan kinerja struktur tambang pada kondisi operasi
sesungguhnya.

Pada bagian ini juga terlihat bahwa data yang di hasilkan dari analisis
retrospektif selanjutnya di pakai sebagai umpan balik (feed back) untuk
memperbarui (up date) data karakterisasi lokasi,dan formulasi model tambang
serta analisis rancangan.

7. Karakteristik Batuan
Dalam mekanika batuan sifat sifat batuan dapat dikelmpokkan menjadi 2
bagian :
1. Sifat Fisik
Meliputi :
- Bobot isi - Absorpsi
- Berat Jenis - Void ratio
- Porositas
2. Sifat Mekanik
Meliputi :
- Kuat tekan - Modulus elastisitas
- Kuat tarik - Poisson ratio
- Sudut geser dalam - Kohesi
- Kuat geser
Pengujian :
- Laboratorium
- Lapangan

8. Jenis test batuan berdasarkan kerusakan bahan


1. Non destructive test
Adalah : pengujian tanpa merusak conto misalnya pada pengujian sifat fisik dan
ultrasonic velocity test.
2. Destructive test
Destructive testAdalah pengujian yang mengakibatkan conto batuan rusak atau
hancur misalnya pada pengujian kuat tekan, kuat geser, triaxial, point load test.
Sifat fisik batuan berkaitan dengan :
- Rancangan Peledakan
- Perencanaan penambangan
- Perhitungan beban dan analisis regangan
- Analisis kemantapan lereng
9. Penentuan sifat fisik batuan di laboratorium

Menentukan sifat fisik batuan di laboratorium terbagi menjadi beberapa bagian,


yaitu :
a. Pembuatan sampel
1) Di laboratorium
Pembuatan sampel di laboratorium dilakukan dari blok batuan yang diambil dari
lapangan dan telah dihancurkan. Kemudian dicampurkan dengan semen dan
dicetak dalam bentuk silinder. Sampel yang dihasilkan mempunyai diameter pada
umumnya antara 50-60 mm dan tingginya dua kali diameter tersebut. Ukuran
sampel dapat lebih kecil maupun lebih besar dari ukuran yang telah di tentukan
tergantung dari maksud uji.
2) Di lapangan
Hasil pemboran inti ke dalam massa batuan yang akan berupa sampel inti
batuan dapat digunakan untuk uji di laboratorium dengan syarat tinggi sampel
dua kali diameternya. Setiap contoh yang diperoleh kemudian diukur diameter dan
tingginya, kemudian dihitung luas permukaan dan volumenya.
Setelah penghitungan tinggi, diameter, luas dan volumenya, kemudian mulai
pada tahap pengujian seperti :
b. Penimbangan berat sampel
1) Berat asli (natural) : Wn
2) Berat kering (sesudah dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan
temperatur kurang lebih 100o C) : Wo
3) Berat jenuh (sesudah dijenuhkan dengan air selama 24 jam) : Ww
4) Berat jenuh + berat air + berat bejana : Wb
5) Berat jenuh di dalam air : Ws = (Wa – Wb)
6) Volume sampel tanpa pori-pori : Wo – Ws
7) Volume sampel total : Ww – Ws
c. Sifat fisik batuan
Wn
1. Bobot isi asli ¿
Ww−Ws
W0
2. Bobot isi Kering ¿
Ww−Ws
W0
3. Bobot isi jenuh ¿
Ww−Ws
Wo
4. Berat jenis semu ¿ /bobot air
Ww−Ws
Wo
5. Berat jenis asli ¿ /bobot air
W o−Ws
Wn−Wo
6. Kadar air jenis ¿ ×100 %
Wo
Ww−Wo
7. Saturated water content ¿ ×100 %
Wo
W n−Wo
8. Derajat kejenuhan ¿ ×100 %
W w−Wo
Ww−Wo
9. Porositas (n) ¿ ×100 %
W w−Ws
n
10. Voidratio (e) ¿
1−n

10. Penentuan Sifat Mekanik

Jenis pengujian sifat mekanik yang umumnya dilakukan di laboratorium


mekanika batuan diantaranya :

1. Test uji kuat tekan (unconfined compression test)


2. Uji kuat tarik ( Indirect tensile strength test)
3. Uji beban titik (point load test/test franklin)
4. Uji triaxial (triaxial compression test)
5. Uji kuat geser langsung (punch shear test)
6. Uji kuat geser pada σn tertentu (direct box shear strength test)
7. Uji kecepatan gelombang ultrasonik (ultrasonic velocty)

11. Analisis tegangan & regangan.

a. Tegangan
Tegangan adalah suatu reaksi akibat adanya beban atau gaya. Ada 3
macam tegangan sebelum massa batuan mengalami gangguan, antara lain :
a. Tegangan gravitasi, yaitu tegangan yang terjadi karena berat dari batuan yang berada
di atas massa batuan.
b. Tegangan tektonik, yaitu tegangan yang terjadi akibat aktivitas tektonik pada
kulit bumi.
c. Tegangan sisa, yaitu tegangan yang masih tersisa walaupun penyebab terjadinya
tegangan tersebut sudah hilang.
Pada gambar di bawah memeperlihatkan diagram tegangan yang berkerja pada
sebuah benda berbentuk segi empat dalam dua dimensi (bidang) dengan sumbu x dan
y. pada bidang miring dimana normalnya membuat sudut θ terhadap sumbu x bekerja
tegangan normal Tn dan tegangan geser tnt yang nilainya merupakan fungsi dari Tx,
Ty dan Txy yang bekerja pada bidang-bidang yang tegak lurus terhadap sumbu x dan y.

y
θ
T Tn
Txy A
Tx θ
x θ A
Tn
Tx Tx
Txy
Ay
Tx
Txyθ
T
Ty

Diagram Tegangan pada Bidang

Ax = An cos θ
Ay = An sin θ
Keterangan:
Ax = Luas penampang bidang yang tegak lurus sumbu x
Ay = Luas penampang bidang yang tegak lurus sumbu y
An = Luas penampang bidang miring
Dalam keadaan setimbang :
Tx+Ty Tx−Ty
Tn ¿ + cos 2 θ+Txy sin 2 θ
2 2
b. Regangan
Regangan adalah perubahan bentuk atau volume akibat adanya tegangan.
Pada saat sampel batuan yang di uji menerima beban yang meningkat secara
teratur, maka kondisi sampel batuan cenderung mengalami perubahan bentuk.
Perubahan bentuk ini akan terjadi dalam arah lateral (Δd) dan aksial (Δ1), sehingga
pada sampel batuan secara langsung mengalami pula perubahan bentuk secara
volumetrik.
Berdasarkan keadaan tersbut dapatlah didefinisikan bahwa perubahan
bentuk arah lateral terhadap diameter disebut ”regangan lateral” (εl) dan
perubahan bentuk arah aksial terhadap tinggi disebut ”regangan aksial” (ε a) serta
perubahan bentuk secara volumetrik disebut ”regangan volumetrik” (εv ).

d Δl1

Δl2
Δd1 Δd2
Δd = Δd1 – Δd2

Kondisi Batuan Yang Menerima Beban Sehingga didapat :


a. Regangan lateral :εl = Δd / d
b. Regangan aksial : εa = Δl / l
c. Regangan volumetrik : εv = εa + 2 εl

Perubahan yang terjadi dari gambar di atas adalah bertambahnya diameter


dan berkurangnya tinggi dari benda uji. Sehingga regangan lateral seringkali
dinyatakan dalam minus. Dengan nilai-nilai regangan tersebut oleh Bieniawski
ditentukan sebagai dasar untuk menyatakan gambaran tahap utama dari kelakukan
batuan, yang digambarkan dalam suatu grafik hubungan antara tegangan aksial
dengan regangan aksial, regangan lateral, serta regangan volumetrik. Grafik
tersebut dapat digunakan untuk menentukan sifat mekanik batuan.
2.1.1. Hubungan Tegangan-Regangan
Bila ada sebuah batang yang mengalami gaya tekan maka batang
tersebut akan mengalamai perpendekan dan regangan yang terjadi disebut
regangan tekan. Dari teori kekuatan bahan tegangan tarik dapat ditentukan dengan
membagi beban dengan luas penampang.
Hubungan tegangan (σ) dan regangan (∈) yang berbanding lurus di dapat
dengan rumus :
𝜎=Ex∈

𝜎 = Tegangan (N/m2) E = Modulus Elastis (N/m3)


∈ = Regangan (m)

Hubungan Tegangan-Regangan

BATUAN DAN MINERAL

A. BATUAN
1. Definisi Batuan
a. Menurut Para Geologiwan
 Batuan adalah susunan mineral dan bahan organis yang bersatu
membentuk kulit bumi.
 Batuan adalah semua material yang membentuk kulit bumi
b. Menurut Talobre
Menurut Talobre, orang yang pertama kali memperkenalkan Mekanika
Batuan di Perancis pada tahun 1948, batuan adalah material yang membentuk
kulit bumi termasuk fluida yang berada didalamnya (seperti air, minyak
dan lain-lain)
c. Menurut ASTM
Batuan adalah suatu bahan yang terdiri dari mineral padat (solid) berupa
massa yang berukuran besar ataupun berupa fragmen-fragmen.
d. Secara Umum
Batuan adalah campuran dari satu atau lebih mineral yang berbeda, tidak
mempunyaikomposisi kimia tetap

2. Komposisi Batuan
Batuan terbentuk dari mineral-mineral, yang dikenal dengan mineral
pembentuk batuan. Di alam dapat dikenali lebih dari 2000 mineral. Namun yang
umum dijumpai dalam batuan sekitar 20 mineral. Beberapa mineral utama
pembentuk batuan yang umum dijumpai adalah:
 Batuan beku-feldspar, mika, amfibol, piroksen, olivin, dan kwarsa.
 Batuan sediman-kwarsa, kalsit, amfibol, lempung, halit, gypsum dan
feldspar.
 Batuan metamorf-kwarsa, feldspar, amfibol, piroksen, mika, garnet dan
chlorit

Batuan (Rocks) adalah segala sesuatu yang menjadi bahan dalam


pembentukan kerak bumi. Batuan terdiri dari mineral dan bersifat keras (batu) atau
lunak (lempung).

Di alam terdapat 3 jenis batuan yaitu:

 Batuan Beku (Igneus Rocks)

 Batuan Endapan (Sedimentary Rocks)

 Batuan Ubahan (Metamorphic Rocks)

Di samping ketiga jenis batuan tersebut masih ada jenis batuan lain yang
mempunyai sifat yang khas yaitu Batuan Volkanik.
1. Batuan Beku (Igneus Rocks)
Batuan yang terjadi dari hasil pembekuan magma. Magma berada di dalam
bumi, dalam perjalanannya ke permukaan bumi, magma dapat membeku di
berbagai tempat. Magma yang membeku di dalam perut bumi, sekarang dapat
terletak di permukaan bumi karena gaya-gaya endogen (tektonik). Batuan tersebut
dinamakan batuan beku dalam. Batuan yang membeku di luar (permukaan bumi)
disebut batuan beku luar. Sedangkan magma yang membeku di antara perut bumi
dengan permukaan disebut batuan beku gang (korok).

Keterangan:
1. Batuan leleran (batuan beku luar)
2. Batuan retas (batuan beku gang)
3. Batuan alam (batuan beku dalam)

a. Beberapa contoh batuan beku:

No Nama Batu Gambar

1. Granit

2. Syenit
3. Diorit

4. Gabro

5. Peridotit

6. Piroksenit

7. Amfibolit

8. Dunit

b. Bentuk-bentuk Batuan Beku


No Nama Deskripsi Gambar
.
1. Dike Batuan beku motong perlapisan
batuan endapan.

2. Sill Batuan beku sejajar dengan


batuan endapan.

3. Lakolit Batuan bekunya berbentuk


cembung.

4. Lapolit Batuan bekunya berbentuk cekung.

5. Batolit Batuan bekunya sangat luas


penyebarannya dan berbentuk
tidak teratur

2. Batuan Endapan
Batuan Endapan adalah batuan yang terbentuk karena proses pengendapan,
proses kimia, dan proses biologis. Salah satu sifatnya yang khas ialah adanya
perlapisan. Batuan ini dapat berasal dari batuan yang telah ada lebih dahulu, lalu
adanya proses pelapukan oleh gaya eksogen (gaya yang berasal dari luar).
Akibatnya batuan tersebut akan lunak dan hancur, oleh media transport
dihanyutkan /dibawa ke tempat lain yang lebih rendah lalu diendapkan di tempat
tersebut (proses mekanis/fisis).
Ada juga yang disebabkan oleh penguapan pada larutan sehingga lama
kelamaan larutan yang ada menjadi larutan yang mempunyai kadar garam yang
tinggi dan terbentuk endapan garam atau melalui proses kimia. Selain itu juga ada
yang diakibatkan oleh adanya tumbuh-tumbuhan/binatang-binatang yang cukup
banyak terutama binatang-binatang laut, membentuk suatu koloni mati lalu
mengeras menjadi batuan endapan yaitu melalui proses biologis yang non klastik
(tidak ada transportasi) sedangkan yang sudah mengalami transportasi disebut
biologi klastik.
a. Klasifikasi Batuan Endapan

Berdasarkan cara terjadinya dapat dibagi menjadi:

a. Pengendapan Secara Mekanik


Batuan ini terbentuk oleh batuan yang telah ada terlebih dahulu yang
maengalami pelapukan, hancur lalu dibawa oleh air, es, angin atau ombak dan
diendapkan di tempat lain yang lebih rendah. Setelah itu mengalami proses
diagnesis menjadi batuan yang kompak. Pengandapan dapat terjadi dimana-mana
baik di daratan (tepi sungai ,rawa, danau ), pantai, dan di bawah permukaan laut.

b. Pengendapan Secara Kimiawi


Pembentukan endapan ini karena proses penguapan pada larutan sehingga
menjadi jenuh dan yang tertinggal kandungan garam.
Biasanya endapan ini tersusun dari Kristal- Kristal garam msalnya garam
dapur, gips, dan sebagainya.
Syarat – syarat yang diperlukan untuk pembentukan garam yang tebal:
• Iklim kering, penguapan tinggi
• Pada estuarium atau cekungan yang terpisah dari lautan


c. Pengendapan Secara Organik
Batuan endapan yang terbentuk oleh adanya organisme baik berupa
binatang maupun tumbuhan dapat dibagi menjadi dua , yaitu secara klasik dan
non klasik
• Non kalsik: yang terbentuk oleh organisme di tempat itu,jadi belum mengalami
perpindahan
• Klasik: terbentuk dari batuan endapan organik yang telah mengalami
transpoortasi .
Cirinya adalah berlapis, terdiri dari bahan – bahan organik.

3. Batuan Ubahan
Batuan Ubahan ialah batuan yang terbentuk oleh batuan yang sudah ada
sebelumnya karena adanya proses metamorfisme (perubahan akibat suhu dan
tekanan yang tinggi yang terjadi di kerak bumi). Perubahan ini akan menimbulkan
struktur, tekstur, dan mineral-mineral yang baru.
Macam-macam proses pembentukan:
a. Metamorfosis Thermal
Batuan metamorf thermal merupakan jenis batuan metamorf yang
mengalami metamorfose sebagai akibat dari adanya suhu yang sangat
tinggi atau sebagai akibat dari adanya aktivitas magma. Ada yang
menyatakan pula bahwa batuan metamorf thermal ini adalah batuan
yang terbentuk karena adanya pengaruh intrusi magma pada suhu yang
sangat tinggi. Adanya suhu yang sangat tinggi yang berasal dari
aktivitas magma ini menyebabkan terjadinya perubahan bentuk maupun
perubahan warna batuan. Suhu yang tinggi ini juga karena letaknya
dekat dengan magma.
b. Metamorfosis Dinamo
Faktor tekanan yang mempunyai peran yang penting. Tekanan disini
biasanya tekanan yang berarah dan terjadi pada kerak bumi. Misalnya
pada daerah yang mengalami gaya endogen (tektonik) sehingga dapat
menimbulkan tanah retak, patah (sesar), disini sering terbentuk batuan
ubahan.

c. Metamorfosis Regional
Faktor suhu dan tekanan bekerja sama (di daerah dekat tumpukan
lempeng). Perubahan yang diakibatkan dapat merupakan daerah yang
luas.
Ciri-ciri batuan ubahan:
Adanya foliasi (semacam perlapisan pada batuan endapan, tetapi
yang mempunyai pelapisan tersusun dari mineral_mineralnya)
Macam-macam foliasi:
1. Gersik atau banded: Foliasi yang ditunjukan oleh deretan mineral
yang berbutir kasar, umumnya berupa mineral feldspar
(plagioklas), kwarsa.
2. Skistosik: Foliasi yang ditunjukan oleh susunan dari mineral-
mineral pipih misalnya mika (muskovit , boitit).
3. Slaty cleavage: Kecendrungan berfoliasi terutama karena mineral-
mineral yang berbutir sangat halus sehingga mempunyai
lempeng-lempeng yang teratur, sehingga mudah dibelah searah
dengan lempeng tersebut (misalnya lempung).

4.Batuan Vulkanik

Batuan Volkanik ialah batuan yang dihasilkan oleh kegiatan gunung api.
Batuan ini digolongkan ke dalam batuan beku dan sebagian batuan yang lain
dapat digolongkan ke dalam batuan endapan.

Batuan merupakan kumpulan dari mineral-mineral yang dapat terdiri dari


mineral sejenis ataupun dari berbagai jenis mineral. Batuan tersebut kalau lapuk
akan menjadi tanah (soil). Tanah di sini hanya merupakan lapisan tipis dan
terletak di bagian terluar dari batuan (pada permukaannya saja

B. Mineral
Mineral ialah benda alam yang homogen yang memiliki sifat fisik maupun
kimia tertentu. Pada umumnya mineral bersifat padat akan tetapi dapat juga
berwujud cair dan gas. Karena memiliki sifat fisik, kimia tertentu sehingga dengan
mengetahui sifat-sifat tersebut dapat untuk menentukan (mendeterminasikan) nama
mineral. Sifat fisik misalnya : warna, cerat, kilat, kekerasan, belahan, pecahan,
berat jenis, struktur dan sifat-sifat optik (dengan mikroskop). Sifat kimia misalnya
unsur-unsur atau senyawa kimia yang terkandung di dalamnya. Di alam terdapat
kira-kira 3000 mineral.
1. Mineral Utama
Mineral Utama sebagai penyusun utama pembentuk batuan antara lain:

a. Kuarsa (Quartz) b. Feldspar c. Mika d. Amfibol


e. Piroksen f. Olivin g. Kalsit h. Grafit

2. Mineral Tambahan
Mineral-mineral yang berfungsi hanya sebagai tambahan saja di dalam
batuan. Terbentuk dari mineral utama karena adanya suatu proses, misalnya
pelapukan /metamorphose. Contohnya mineral klorit terbentuk dari
metamorfosemineral biotit, amfibol, piroksen. Mineral ini berwarna hijau
mempunyai susunan kimia Mg5(AlFe)(OH)8(AlSi4O10).
3. Mineral Penyerta
Berfungsi hanya sebagai penyerta di dalam batuan. Magnetit susunan
kimianya Fe3O4, berwarna hitam, bersifat magnetis. Hematit sebagai Fe 2O3
berwarna kemerahan. Limonit susunan kimianya H2Fe2O4(H2O)3 berwarna
kekuningan. Mineral-mineral tersebut di dalam pembentukannya di alam
dapat nernagai macam. Ada yang langsung dari pembekuan makma, ada
yang terbentuk dari mineral lain. Proses pembentukan mineral yang lain
dapat melalui proses hydrothermal (larutan panas), proses metamorfose,
proses kimiawi (rekristalisasi), proses pelapukan (eksogen) ataupun proses
dari organisme. Mineral yang terbentuk dari pembentukan magma disebut
mineral primer.

Anda mungkin juga menyukai