Anda di halaman 1dari 2

M.

PUTRA CHANIAGO (1913201043)

KESMAS

ISU KEBIJAKAN PUBLIK

Dalam makna sehari-hari, terminologi isu dimaknai secara salah kaprah. la dimaknai
dengan konofasi yang negatif. Isu dimaknai identik dengan kabar burung. Artinya suatu
berita, atau informasi yang tidak diketahui benar trdaknya, dan dari mana sumbernya. Dalam
makna akademik, isu merupakan sesuatu yang masih menjadi kontroversi, atau silang
pennapat antara orang-orang atau kelompok atau masyarakat. Kebijakan kesehatan
merupakan kebijakan publik. Konsep dari kebijakan publik dapat diartikan sebagai adanya
suatu negara yang kokoh dan memiliki kewenangan serta legitimasi, di mana mewakili suatu
masyarakat dengan menggunakan administrasi dan teknik yang berkompeten terhadap
keuangan dan implementasi dalam mengatur kebijakan. Kebijakan adalah suatu konsensus
atau kesepakatan terhadap suatu persoalan, di mana sasaran dan tujuannya diarahkan pada
suatu prioritas yang bertujuan, dan memiliki petunjuk utama untuk mencapainya Tanpa ada
kesepakatan dan tidak ada koordinasi akan mengakibatkan hasil yang diharapkan sia-sia
belaka.

Tujuan dari kebijakan kesehatan adalah untuk menyediakan pola pencegahan, pelayanan
yang terfokus pada pemeliharaan kesehatan, pengobatan penyakit dan perlindungan
terhadap kaum rentan. Kebijakan kesehatan juga peduli terhadap dampak dari lingkungan
dan sosial ekonomi terhadap kesehatan. Kebijakan kesehatan dapat bertujuan banyak
terhadap masyarakat. Untuk kebanyakan orang kebijakan kesehatan itu hanya peduli kepada
konten saja. Contohnya, pembiayaan kesehatan dari pemerintah dan swasta atau kebijakan
dalam hal pemantapan pelayanan kesehatan ibu dan anak.Kebijakan kesehatan berpihak
pada hal-hal yang dianggap penting dalam suatu institusi dan masyarakat, bertujuan jangka
panjang untuk mencapai sasaran, menyediakan rekomendasi yang praktis untuk keputusan-
keputusan penting. Kebijakan kesehatan dapat bermanifestasi dalam berbagai hal dan tidak
selalu dalam bentuk dokumen-dokumen. Kebijakan kesehatan diexpresikan dalam bentuk
suatu konstitusi, undang-undang dan peraturan-peraturan termasuk juga platform dari
partai-partai politik atau kertas-kertas kebijakan. Kebijakan kesehatan tidak saja terdiri dari
dokumen-dokumen strategi dalam suatu negara, tetapi juga bagaimana kebijakan itu
diimplementasi oleh pengambil keputusan dan pemegang program kesehatan, dan
bagaimana melakukannya secara praktis pada masing-masing tingkatan pemerintahan.

Saat ini, sektor kesehatan di Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang semakin
kompleks. Selain harus beradaptasi dengan berbagai regulasi yang terkait dengan
pembangunan kesehatan, pada saat yang sama jug harus menyesuaikan dengan beberapa
perubahan strategis di bidang kesehatan dan menyelesaikan permasalahan kesehatan di era
desentralisasi. Isu transparansi layanan kesehatan juga masih menjadi problematika dalam
masyarakat. Adanya isu penolakan pasien apabila ingin berobat ke rumah sakit. Selain itu,
mutu layanan dan sarana prasarana kesehatan di setiap daerah yang masih belum merata
menjadi permasalahan pelik yang berdampak pada pembangunan kesehatan di daerah.

Terkait dengan hal tersebut, keberhasilan pembangunan kesehatan tidak hanya terkait pada
aspek penerapan, tetapi juga proses kebijakan danhubungan antar lembaga terkait.Artinya
kebijakan di bidang kesehatan baik ditingkat pemerintahpusat maupun daerah penting
untuk diperhatikan. Hal ini bertujuan untuk mengatasi berbagai problematika dan isu dalam
layanan kesehatan. Saat ini, isu disparitas dalam layanan kesehatan dan isu transparansi
kesehatan masih selalu menjadi problematika dalam penyelenggaraan kesehatan di daerah.
Dengan demikian, tantangan yang juga dihadapi Indonesia saat ini adalah bagaimana
membangun kebijakan daerah yang diarahkan pada upaya untuk menopang dan
menguatkan SKN dan mendorong pencapaian tujuan pembangunan kesehatan
nasional.Berkaitan dengan hal tersebut, di rekomendasikan bagi setiap daerah untuk
membangun Sistem Kesehatan Daerah (SKD) sebagai kebijakan penyelenggaraan kesehatan
di daerah dengan memperhatikan otonomi daerah dan otonomi fungsional di bidang
kesehatan.Dengan adanya SKD, pemerintah daerah, rumah sakit, masyarakat, dan swasta
memiliki acuan dan metode penyelenggaraan pembangunan kesehatan daerah bagi yang
secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga tercapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dan Indonesia sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai