Anda di halaman 1dari 4

Tugas Perilaku Organisasi

Dosen : Dr. Hj. Syarifah Hudayah, M.Si

1. Jutaan Pekerja telah kehilangan pekerjaan mereka akibat pengurangan tenaga kerja. Pada saat
yang sama, banyak oganisasi mengeluh bahwa mereka tidak bisa mencari individu yang
memenuhi persyaratan untuk mengisi lowongan. Bagaimana anda menjelaskan kontradiksi nyata
ini? Jelaskan dan berikan contoh kasus.
2. Menurut anda, manakah yang lebih mungkin membawa keberhasilan dalam pekerjaan sebuah
kesesuaian kemampuan pekerjaan atau kesesuaian kepribadian organisasi yang baik, jelaskan?
Berikan contoh kasus.
3. Apakah anda berpikir bahwa para pemberi kerja mempunyai kewajiban untuk berhati hati
terhadap kualitas hidup karyawan mereka? Bisakah hal tersebut mewujudkan perlindungan
terhadap karyawan dari terlalu banyaknya waktu kerja? Jelaskan dan berikan contoh kasus.
Jawab :
Dalam hal ini, permasalahan kualitas hidup karyawan dalam sebuah organisasi atau perusahaan
adalah keseimbangan pembagian antara waktu dalam bekerja dengan aspek-aspek lain dalam
kehidupan sosial karyawan diluar jam kerja, seperti waktu berkumpul bersama keluarga dan lainlain, atau yang biasa disebut dengan balance of life. Hal ini telah diatur dalam peraturan UndangUndang Ketenagakerjaan terkait waktu kerja normal sebagai berikut :
Waktu Bekerja Normal
Per Jam dalam Sehari
Per Jam dalam Seminggu
Jumlah Hari Kerja Seminggu
7 Jam
40 Jam
6 Hari
8 Jam
40 Jam
5 Hari
(Sumber: Majalah Sinergi 46 BNI Edisi 62/VII/2013)
Apabila dalam waktu kerja normal (full day) masih terdapat pekerjaan yang sifatnya
mendesak/insidentil yang harus segera diselesaikan maka diatur dalam kerja lembur (overtime)
dengan imbalan kompensasi upah lembur, dimana waktu kerjanya juga diatur sebagai berikut :
Waktu Bekerja Lembur
Pada Hari Kerja

Pada Hari Libur

Maks. 3 Jam dalam 1 hari atau 14 jam dalam 1 minggu

Maks. 11 jam dalam 1 hari diluar jam istirahat

(Sumber: Majalah Sinergi 46 BNI Edisi 62/VII/2013)


Bagi organisasi atau perusahaan, karyawan adalah salah satu aspek penting dalam roda
organisasi, dimana kondisi fisik dan mental karyawan sangat menentukan perputaran roda
kinerja. Pengaturan pembatasan waktu kerja karyawan ini diharapkan mampu memberikan
kesempatan bagi karyawan untuk mendapatkan waktu istirahat yang cukup agar karyawan selalu
fit dan bugar serta menghindarkan karyawan dari kejenuhan, depresi/stress atau sakit karena

kelelahan yang membuat kinerja menjadi tidak optimal yang tentunya memberikan dampak buruk
bagi organisasi/perusahaan.
Contoh :
Saat ini saya bekerja di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., atau yang lebih dikenal
dengan BNI. Sejak tahun 2007 manajemen BNI telah menggalakkan sebuah program perombakan
secara besar-besaran sistem tata cara kerja, visi misi, termasuk SDM didalamnya yang disebut
dengan BNI Reformasi. BNI Reformasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kembali kinerja
yang menurun dan visi-misi BNI yang dianggap kuno sehingga mampu kembali bersaing menjadi
jasa perbankan terbaik di era globalisasi saat ini. Hal pertama yang dilakukan oleh manajemen
adalah merombak direksi lama dari internal BNI dengan direksi baru dari eksternal BNI (Pro
Hire), langkah cara kerja dari para direksi baru tersebut tergolong ekstrem, contoh apabila target
unit yang telah ditetapkan tidak tercapai maka para pemimpin unit tersebut akan di mutasi down
grade bahkan di copot dari jabatannya atau non-job karena dianggap tidak mampu berinovasi,
otomatis para pemimpin unit akan berusaha lebih dengan cara apapun untuk mencapai target,
salah satunya lebih menekankan terhadap penambahan waktu kerja normal karyawan. Secara
global sebenarnya target BNI dalam segi pelayanan maupun penyaluran kredit telah tercapai
dalam waktu tidak lebih dari 3 tahun, namun dalam perjalanannya sampai dengan saat ini hampir
semua karyawan dari unsur pimpinan sampai dengan level dasar mengalami ketegangan dan
ketidak tenangan dalam bekerja, semua merasa bahwa bekerja dibawah tekanan, keseimbangan
hidup terusik akibat waktu bekerja yang terlalu diporsir sehingga muncul mass sress, akibatnya
dalam kurun waktu setiap 1 bulan rata-rata karyawan mengundurkan diri adalah 30-50 orang per
bulan diluar masa pensiun, hal ini tentu merugikan perusahaan karena para karyawan tersebut
telah memahami job-desk dan ahli dibidangnya masing-masing. Hal ini kemudian disadari oleh
manajemen dan di jembatani oleh Serikat Pekerja BNI yang menaungi aspirasi dari karyawan,
bahwa perlu mewacanakan kembali penetapan waktu kerja bagi karyawan untuk menjaga kondisi
fisik-mental karyawan tersebut tetap terjaga dengan baik sehingga dapat bekerja secara maksimal
dalam waktu kerja normal. Saat ini manajemen BNI membuat sebuah program berisi materi
quisioner bersifat independen terkait keseimbangan waktu kerja dengan aspek kehidupan diluar
pekerjaan yang dinamakan Work-Life Balance, diharapkan melalui program tersebut karyawan
dapat mengeluarkan segala keluh-kesah mengenai kondisi yang dialami saat bekerja, sehingga
manajemen BNI mendapatkan masukan dan memungkinkan untuk dapat memberikan tips atau
cara-cara kerja cerdas, tepat waktu dengan hasil yang optimal tanpa mengesampingkan aspek
kehidupan lainnya dari karyawan tersebut sehingga kedua pihak sama-sama tidak dirugikan.
(gambar screen program)

4. Suatu hari atasan anda datang dan ia gugup, tidak tenang, dan suka membantah. Hari berikutnya
ia tenang dan rileks. Apakah perilaku ini memberi kesan bahwa sifat kepribadian tidak konsisten
dari hari ke hari ? jelaskan dan berikan contoh kasus.
Jawab :
Hal tersebut menggambarkan bahwa sifat pemimpin tersebut tidak konsisten terhadap situasi atau
kondisi yang dapat berubah setiap saat. Seorang pemimpin dalam sebuah organisasi/perusahaan
tidak hanya sebagai pemegang komando sebuah keputusan dari rencana untuk mencapai target
tujuan. Kepribadian seorang pemimpin juga menjadi sorotan dalam kehidupan berorganisasi bagi
bawahannya, dalam keterkaitan sifat dan perilakunya terhadap menjalankan sebuah organisasi
menjadi kunci penting untuk menghimpun dan merangkul bawahannya untuk bekerjasama.
Konsistensi ketenangan dan kesabaran seorang pemimpin juga sangat diperlukan sebagai
cerminan bahwa dalam menghadapi kondisi sesulit apapun sifat tersebut dapat menjadi teladan
sehingga tidak menimbulkan kepanikan tersendiri bagi bawahannya. Sementara sifat tidak
konsisten dari seorang pemimpin hanya akan menimbulkan kesan negatif bagi bawahannya,
karena sifat dan perilaku ini tentu akan memperlebar jarak antara pimpinan dan bawahan,
menimbulkan sikap tertutup dari bawahan terhadap pimpinan dan biasanya akan menghambat
proses pengambilan keputusan dari rencana yang telah disusun, dan tentunya dapat menutup
peluang strategis yang dimiliki organisasi tersebut.
Contoh :
Pada Unit Sentra Kredit Kecil BNI Samarinda terdapat 2 orang pemegang pucuk pimpinan
dengan level kewenangan yang sama, yaitu Pemimpin Bisnis dan Pemimpin Resiko, inti tugas
Pemimpin Bisnis beserta bawahannya adalah mencari prospek penyaluran kredit kepada calon

debitur sebagai sumber perolehan laba, sedangkan inti tugas Pemimpin Resiko beserta
bawahannya adalah memitigasi resiko dari segi latar belakang calon debitur juga resiko yang
diprediksi akan muncul terkait penyaluran kredit dari usaha calon debitur sebagai rambu-rambu
untuk meminimalisir kerugian Bank dan menekan angka NPL. Dengan target yang telah
ditetapkan oleh dewan direksi, biasanya Pemimpin Bisnis selalu memberikan sedikit tekanan
kepada Pemimpin Resiko agar prospek calon debitur dapat diberi kredit. Terkadang terdapat calon
debitur yang memiliki track record yang kurang meyakinkan, namun karena Pemimpin Bisnis
dan Pemimpin Resiko dihadapkan dengan target yang harus dipenuhi, menjadikan mitigasi resiko
dari Pemimpin Resiko yang sebelumnya sangat ketat menjadi lebih longgar, hal ini tentu
berdampak negatif kepada bawahan dari unit resiko yang sebenarnya telah meneliti lebih dalam
calon debitur dengan memegang teguh prinsip kehati-hatian. Sifat tidak konsisten Pemimpin
Resiko dalam mengambil sebuah keputusan strategis tersebut yang akhirnya dapat meruntuhkan
moral dan kepercayaan bawahan terhadap pimpinan yang nantinya juga akan menimbulkan
konflik internal unit dan menyebabkan kerugian Bank menjadi lebih besar apabila kredit menjadi
macet. Oleh karena itu, konsistensi dan keteguhan prinsip sangat diperlukan seorang pemimpin
agar dapat menjadi cerminan bagi segenap unsur unitnya sehingga kekompakan dan komitmen
bersama dapat tetap terjaga dan memperoleh hasil yang lebih baik
5. Menurut anda, faktor faktor apakah yang membedakan pembuat keputusan yang baik dengan
pembuat keputusan yang buruk? Kaitkan jawaban anda dengan model rasional enam langkah.
Jelaskan dan berikan contoh kasus.
6. Teori Evolusi Kognitif bertentangan dengan teori penguatan dan harapan. Apakah anda setuju
atau tidak setuju ? jelaskan? Dan berikan contoh kasus.
7. Berikan beberapa contoh situasi dimana ekspresi emosi secara terbuka dapat meningkatkan
kinerja pada pekerjaan. Jelaskan dan berikan contoh kasus.
8. Jika anda ingin menghasilkan banyak ide dalam periode waktu yang singkat, apakah anda akan
meminta sekelompok individu untuk menghasilkan ide sendiri sendiri, ataukah anda akan
menyatukan mereka bersama sama dalam kelompok? Jelaskan dan berikan contoh kasus.
9. Tidakkah tim menciptakan konflik ? apakah konflik itu buruk ? lalu, mengapa manajemen
mendukung konsep tim ? jelaskan dan berikan contoh kasus.
10. Menurut anda, bagaimana harapan harapan anggota bisa mempengaruhi kinerja tim ? Jelaskan
dan berikan contoh kasus.

Anda mungkin juga menyukai