Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.

DASAR PELAKSANAAN
1.

Undang-Undang

Nomor

17

tahun

2003

tentang

Nomor

tahun

2004

tentang

Keuangan Negara;
2.

Undang-Undang

Perbendaharaan Negara;
3.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional (Bab II pasal 28-30);

4.

Undang-Undang

Nomor

22

tahun

2011

tentang

anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012;


5.

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang


Penyusunan

Rencana

Kerja

dan

Anggaran

Kementerian

Negara/Lembaga;
6.

Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang


Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan;

7.

Peraturan

Presiden

Nomor

Tahun

2010

tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah 20102014;


8.

Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum


dan

Keamanan

Nomor

367/Menko/Polhukam/10/2010

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator


Bidang Politik, Hukum dan Keamanan;
9.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 38 tahun 2011


tentang Tata Cara Penggunaan hasil Optimalisasi Anggaran
Belanja K/L Tahun Anggaran 2010 pada Tahun Anggaran
2011

dan

Anggaran

Pemotongan
2011

Yang

Pagu
Tidak

Belanja

K/L

Sepenuhnya

Pada

Tahun

Melaksanakan

Anggaran Belanja Tahun Anggaran 2010.


Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran
Triwulan II-2012

2.

WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan pemantauan dan evaluasi di Kemenko Polhukam
Triwulan II dilaksanakan pada tanggal 1 sampai dengan 13 Juli
2012.

3.

SASARAN/ OBYEK PELAKSANAAN


Sasaran

pelaksanaan

pemantauan

dan

evaluasi

pada

Kemenko Polhukam Triwulan II meliputi 3 program dalam


Rencana Kinerja Kemenko Polhukam, yaitu:
1.

Program

Peningkatan

Koordinasi

Bidang

Politik,

Hukum, dan Keamanan, yang dibagi kedalam 4 bidang yaitu:


a. Kegiatan Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri;
b. Kegiatan Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri;
c. Kegiatan Bidang Koordinasi Hukum dan HAM;
d. Kegiatan Bidang Koordinasi Pertahanan Negara;
e. Kegiatan Bidang Koordinasi Keamanan Nasional;
f. Kegiatan Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa;
g. Kegiatan Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi dan
Aparatur;
2.

Program Layanan Manajemen dan Dukungan Teknis


Lainnya
a. Dukungan Manajemen dan Layanan Teknis Kemenko
Polhukam;
b. Dukungan

Manajemen

dan

Layanan

Teknis

Komisi

dan

Layanan

Teknis

Komisi

Kepolisian Nasional;
c. Dukungan

Manajemen

Kejaksaan RI;
3.

Program

Peningkatan

Sarana

dan

Prasarana

Aparatur Negara.
Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran
Triwulan II-2012

4.

BAHAN
Beberapa dokumen pendukung meliputi: Rencana Pembangunan
Jangka Menengah 2010-1014, Rencana Strategis Kemenko
Polhukam 2010-2014, Rencana Kerja Pemerintah 2012, Rencana
Kinerja dan Penetapan Kinerja Kemenko Polhukam 2012, Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun 2012, Petunjuk
Operasional

Kegiatan

Pelaksanaan

Program

(POK)

tahun

dan

Kegiatan

2012,
dari

serta

Laporan

masing-masing

penanggungjawab program, dan bahan-bahan lain yang relevan


terkait kegiatan pemantauan dan evaluasi tahun 2012.
5.

SASARAN STRATEGIS KEMENKO POLHUKAM


Sasaran

strategis

yang

ingin

dicapai

dalam

koordinasi

kebijakan bidang Politik, Hukum dan Keamanan dalam lima


tahun mendatang (2010-2014) adalah:
a. Meningkatnya

koordinasi

perumusan

dan

sinkronisasi

implementasi serta evaluasi kebijakan Politik Dalam Negeri;


b. Meningkatnya

koordinasi

perumusan

dan

sinkronisasi

implementasi serta evaluasi kebijakan Politik Luar Negeri;


c. Meningkatnya

koordinasi

perumusan

dan

sinkronisasi

implementasi serta evaluasi kebijakan Penegakan Hukum


dan HAM;
d. Meningkatnya

koordinasi

perumusan

dan

sinkronisasi

implementasi serta evaluasi kebijakan Pertahanan Negara;


e. Meningkatnya

koordinasi

perumusan

dan

sinkronisasi

implementasi serta evaluasi kebijakan Keamanan Nasional;


f. Meningkatnya

koordinasi

perumusan

dan

sinkronisasi

implementasi serta evaluasi kebijakan Kesatuan Bangsa; dan

Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran


Triwulan II-2012

g. Meningkatnya
implementasi

koordinasi
serta

perumusan

evaluasi

dan

kebijakan

sinkronisasi

Komunikasi

dan

Informasi.
BAB II
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PEMANTAUAN
A. ISU POLHUKAM PERIODE APRIL-JUNI 2012
1.

Unjuk rasa menentang rencana kenaikan harga bahan bakar


minyak (BBM) bersubsidi;

2.

Pemilukada NAD;

3.

Aksi geng motor yang meresahkan;

4.

Kajian Berita TVRI Rubrik Laporan Internasional tentang


petentangan antara Israel dengan Jordania khususnya Hisbullah
dan Iran;

5.

Pemberitaan dan Opini Media tentang TNI vs Polri;

6.

Berita TV Kabel Ilegal di Media Massa;

7.

Wacana Melindungi Kebebasan Berpendapat Secara Online


pada HARI PERS SEDUNIA;

8.

Pemberitaan media massa tentang radikalisme yang berujung


pada tindakan kekerasan;

9.

Penembakan di Papua

B. CAPAIAN KOORDINASI KEMENKO POLHUKAM


Hingga Akhir Juni 2012, Kemenko Polhukam telah melaksanakan
koordinasi dengan K/L terkait guna membahas permasalahan
bidang politik, hukum dan keamanan, dengan hasil sebagai
berikut:

Bidang Politik Dalam Negeri


Hingga

akhir

bulan

Juni,

beberapa

capaian

yang

dilaksanakan oleh Kedeputian Bidang Koordinasi Politik


Dalam Negeri sebanyak 4 laporan rapat, 4 Telaahan, 2 Lap.
Pemantauan dan 2 Laporan Situasi, dengan rincian berikut.

Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran


Triwulan II-2012

1. Rapat

Persoalan

Pemilukada

Di

Kabupaten

MemberamoTengah, Provinsi Papua, dengan rekomendasi


sebagai berikut:
a. Menghimbau KPU Pusat mengawal hasil Rapat Pleno
Pemilihan Ketua KPU Kabupaten Mamberamo Tengah
sesuai

Risalah

Rapat

KPU

Mamberamo

Tengah

di

Wamena, tanggal 24 Mei 2012.


b. Mendorong Kemendagri untuk memerintahkan Pj. Bupati
Mamberamo Tengah agar melaksanakan tugas pokok Pj.
Bupati di daerah Mamberamo Tengah secara terusmenerus

selama

(dua)

bulan

untuk

memberi

keyakinan kepada KPUD Mamberamo Tengah dalam


melaksanakan tugas di Karubaga (Ibukota Mamberamo
Tengah) yang telah dibangun Kantor dan Mess KPUD
Mamberamo Tengah

2. Rapat Solusi Penyelesaian Pelaksanaan Pemilihan Umum


Gubernur dan Wakil Gubernur Papua, dengan solusi sebagai
berikut:
a. Opsi-I. Kewenangan DPRP dilaksanakan secara terbatas
hanya menyeleksi masalah pendidikan, keaslian orang
Papua,

melaksanakan

pemaparan

visi

dan

misi

pasangan calon terpilih dan pelaksanaan pelantikan


Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih.
b. Opsi-II.

Sesuai

Pasal

139

PP

No.6/2008

DPRP

melaksanakan penyaringan, menetapkan bakal calon,


mengusulkan

persetujuan

bakal

calon

ke

MRP,

melaksanakan pemaparan visi dan misi pasangan calon


terpilih dan pelaksanaan pelantikan Gubernur dan Wakil
Gubernur terpilih

Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran


Triwulan II-2012

3. Laporan Pemantauan Pemilukada Aceh di Kabupaten Pidie,


Provinsi Aceh, dengan rekomendasi sebagai berikut:
a. Perlunya Kemdagri untuk mendorong KIP Aceh dan
Panwaslu se-Provinsi Aceh untuk segera menyiapkan
data pelanggaran pelaksanaan Pemilukada Aceh, untuk
mengantisipasi gugatan para calon Gubernur/Wagub,
Bupati/Wabup, Walikota/Wakil Walikota yang merasa
kalah.
b. Agar pihak keamanan lebih meningkatkan pengamanan
pasca

pelaksanaan

Pemilukada

Aceh

tahun

2012,

khususnya pada Kantor-kantor KIP dan Panwaslu seProvinsi Aceh, untuk mengantisipasi massa yang akan
berdemo

dalam

rangka

gugatan

kepada

KIP

dan

Panwaslu Aceh.
c. Perlunya

Kemenko

Polhukam

mendorong

pihak

Pemerintah Provinsi Aceh agar mensosialisasikan dan


menghimbau kepada calon yang kalah untuk bisa
menerima

kekalahan

pada

pelaksanaan

Pemilukada

Aceh sehingga diharapkan pasca Pemilukada ini, Aceh


dalam situasi aman

4. Laporan Atensi atas Dukungan Anggota Kongres Amerika


Serikat, Papua bagian NKRI dan menyetujui Otsus bagi
Provinsi Papua, rekomendasi yang diajukan sebagai berikut:
a. Diperlukan optimalisasi implementasi kebijakan Otsus di
Papua secara serius dan konsisten oleh Pemerintah RI
dan Pemerintah daerah.
b. Diperlukan Komitmen untuk menyinergikan dibawah
satu komando terhadap berbagai kebijakan Program
Pembangunan di Papua yang dilaksanakan oleh K/L
Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran
Triwulan II-2012

yang selama ini cenderung berjalan sendiri-sendiri


khususnya terkait dengan bidang politik, hukum dan
keamanan bagi daerah yang dalam status konflik

5. Laporan

Atensi

atas

Informasi

Bahaya

Kelaparan

di

Kabupaten Nduga, Provinsi Papua, dengan atensi sebagai


berikut:
a. informasi/isu tentang bahaya kelaparan di Nduga yang
disinyalir

telah

berdampak

pada

30

orang

warga

masyarakat meninggal dunia, merupakan isu semata


dan tidak dapat dijamin kebenarannya

6. Analisa tentang RPerpres tentang Botasupal, dengan atensi


sebagai berikut:
a. Mengapresiasi
masukan

positif

Sekretaris

pertimbangan

serta

menyetujui

Kabinet

saran

tentang

dan/atau

dan

perlunya
persetujuan

Kementerian/Lembaga teknis yang membidangi urusan


tertentu, seperti Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi dari sisi organisasi dan
Menteri Keuangan dari sisi anggaran
b. Mengingat pentingnya substansi RPerpres dimaksud,
kiranya dapat dipertimbangkan untuk dibahas bersama
dalam rapat koordinasi dengan Kementerian/Lembaga
terkait di Kantor Kemenko Polhukam guna mendapatkan
gambaran yang jelas serta adanya kesepahaman yang
baik tentang RPerpres dimaksud di kalangan internal
pemerintah, khususnya Anggota Botasupal

7. Laporan atensi tentang Prediksi Persoalan Politik pada May


Day

2012,

dengan

rekomendasi

langkah

antisipasi

menghadapi May Day :pre-emtif, preventif, Represif


Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran
Triwulan II-2012

8. Laporan pemantauan tentang Penyelesaian permasalahan


tanah Rindam XVII/Cenderawasih dengan mengakomodir
tuntutan Pelepasan Adat, dengan atensi sebagai berikut:
a. Pemerintah
tentang

mengakomodir

pelepasan

pensertifikatan

adat

sebesar

keinginan
tanah
Rp.

masyarakat
Rindam

dan

miliar

yang

19

anggarannya menggunakan anggaran pensertifikatan


Kementerian Pertahanan;
b. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah untuk
lebih memberdayakan MRP, sehingga permasalahanpermasalahan ulayat seperti pengurusan pelepasan adat
memiliki standar yang baku, demikian juga claim antar
suku

dapat

ditangani

secara

institusional,

bukan

diselesaikan melalui perang suku

9. Laporan Khusus tentang Perkembangan Pilkada di Tolikara,


Prov. Papua, dengan rekomendasi sebagai berikut:
a. Mendorong

Menteri

Dalam

Negeri

untuk

segera

melakukan pengecekan kesiapan masyarakat pemilih di


wilayah Kabupaten Tolikara.
b. Mendorong Kapolri untuk segera melakukan langkahlangkah persiapan pengamanan Pemilukada dengan baik
dan memelihara stabilitas keamanan di Kabupaten
Tolikara.
c. Mendorong Ketua KPU Pusat untuk kiranya dapat segera
melakukan

langkah-langkah

persiapan

Pemilukada

dengan baik serta mengklarifikasi kesiapan Pemilukada


oleh KPUD Tolikara.

Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran


Triwulan II-2012

d. Mendorong Ketua Bawaslu RI untuk kiranya dapat


segera

melaksanakan

langkah-langkah

koordinasi

lingkup pengawasan Pemilukada bersama-sama.

10. Laporan

rapat

Membahas

Penyelesaian

Masalah

di

Kabupaten Puncak, Provinsi Papua, dengan atensi sebagai


berikut:
a. Kemenko Polhukam segera menyampaikan rekomendasi
lanjutan kepada beberapa Kementerian/Lembaga teknis
terkait penyelesaian masalah Puncak;
b. Mendorong
melakukan

Menteri

Dalam

penetapan

Negeri

caretaker

untuk

Bupati

segera

Kabupaten

Puncak melalui mekanisme perusulan dari Pemerintah


Provinsi Papua;
c. Mendorong Polri dan penegak hukum untuk segera
menuntaskan proses penegakan hukum terhadap Sdr.
Elvis Tabuni dan Sdr. Simon Alom;
d. Mendorong

KPU

beserta

Bawaslu

melakukan

pemeriksaan kode etis terhadap KPUD Kab Puncak

11. Atensi tentang Pemberian Penghargaan The Human Right


Defenders award, 12 Mei 2012 di Auckland Selandia Baru,
dengan atensi sebagai berikut:
a. berita tersebut terbukti hanyalah sebatas rumor yang
sengaja diciptakan dengan tujuan tertentu oleh pihak
yang tidak bertanggung jawab;
b. pemilihan Keith Locke sebagai penerima penghargaan
telah melalui sejumlah proses saringan dari 4 (empat)
kandidat lainya yang seluruhnya berkewarganegaraan
Selandia Baru

Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran


Triwulan II-2012

c. Keith Locke merupakan mantan anggota parlemen


Selandia Baru dari Partai Green yang aktif menyuarakan
isu-isu HAM seperti isu pencari suaka, isu Tibet dan isu
Paua. Keith

Locke

juga

merupakan mantan anggota

New Zealand-Indonesia Parliamentary Friendship Group

12. Analisa tentang Paska Putusan MK terkait Gugatan Pilkada


Aceh

Oleh

Irwandi

Yusuf

(Incumbent),

dengan

rekomendasi sebagai berikut:


a. Kemendagri perlu melakukan pendekatan (mediasi)
kepada

pihak

incumbent/petahana

(Irwandi

Yusuf)

maupun kepada Gubernur Aceh terpilih (Zaini AbdullahMuzakir Manaf) untuk berkomitmen membangun Aceh
yang damai di dalam NKRI.
b. Aparat Keamanan (Polda dan Kodam) dan jajarannya
tetap melakukan pengamanan yang intensif dan terpadu
paska Putusan MK tersebut sampai dengan kegiatan
Pelantikan Gubernur Aceh Terpilih

13. Analisa tentang Membahas Penembakan WNA Di Papua,


dengan

atensi

bahwa

Permasalahan

dan

isu

yang

berkembang di Papua perlu dikelola secara bersama


dengan kehati-hatian, bijaksana dan bertanggung jawab.

- Bidang Politik Luar Negeri


Pada

periode

triwulan

II,

beberapa

capaian

yang

dilaksanakan oleh Kedeputian Bidang Koordinasi Politik Luar


Negeri sebagai berikut.

14. Laporan Hasil Rapat Koordinasi Membahas Protes Malaysia


atas Demonstrasi Anarkis di Kedubes Malaysia serta
Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran
Triwulan II-2012

Pernyataan

Anggota

DPR

Ruhut

Sitompul

Malaysia. Rapat menyepakati bahwa

tentang

garis besar nota

jawaban adalah sebagai berikut:


a. Tidak berisi permintaan maaf.
b. Indonesia prihatin atas tindakan anarkis yang dilakukan
demonstran.
c. Melakukan langkah-langkah nyata dalam mengatasi
masalah ini.
d. Mabes POLRI d.h.i Polda Metro tengah melakukan
investigasi serta akan

mengambil langkah-langkah

hukum selanjutnya.
e. Pernyataan

anggota

DPR

Sdr.

Ruhut

Sitompul

merupakan pernyataan yang bersifat pribadi dan tidak


mewakili

mayoritas

masyarakat

Indonesia

apalagi

pemerintah Indonesia;

- Bidang Hukum dan Hak Azasi Manusia


Beberapa

capaian

yang

dilaksanakan

oleh

Kedeputian

Bidang Koordinasi Hukum dan HAM pada periode triwulan


kedua adalah 2 laporan rapat, 2 laporan pemantauan, 5
Telaahan, dengan rincian berikut.

15. Atensi tentang Pendapat Hukum Tentang Uji Materi Pasal 7


ayat (6a) UU APBN-P Tahun 2012, dengan rekomendasi
telaahan sebagai berikut:
a. Mencermati hal tersebut diatas Pemerintah harus siap
melakukan kebijakan yang mengarah pada pengetatan
pengeluaran

belanja

negara,

program

pembatasan

Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran


Triwulan II-2012

penggunaan BBM subsidi bagi masyarakat mampu dan


pelaksanaan

program

konversi

penggunaan

Bahan

Bakar Gas (BBG) serta mencari alternatif energi baru;

16. Telaah tentang Laporan Hasil Audiensi dengan KontraS,


dengan rekomendasi sebagai berikut:
a. adanya keinginan kuat para perwakilan korban HAM
berat untuk bertemu langsung dengan Menko Polhukam
untuk menanyakan perkembangan penyelesaian kasuskasus

pelanggaran

aspirasinya,

oleh

HAM

berat

karenanya

dan

jika

menyampaikan
dari

perwakilan

kelompok tersebut ingin meminta waktu untuk bertemu


kembali, apabila Bapak Menko Polhukam berkenan
disarankan dapat menerima mereka, setidaknya mereka
akan merasa diperhatikan dan akan percaya atas
keseriusan pemerintah dalam penyelesaian kasus-kasus
pelanggaran HAM yang berat masa lalu

17. Laporan Kunjungan Kerja Dalam Rangka Pemantapan


Koordinasi Pemberdayaan Aparatur Hukum di Palembang
Sumatera Selatan, dengan atensi sebagai berikut:
a. Pemberdayaan aparatur penegak hukum dapat terus
dikembangkan

melalui

meningkatkan

pengetahuan/keahlian,

integritas

melekat

pelatihan/training

kepada

untuk

sedangkan

masing-masing

mental

individu dimana hal tersebut dapat dikendalikan melalui


pengawasan melekat oleh atasan, serta penerapan
Reward and Punishment yang tepat sasaran;

18. Laporan rapat Koordinasi Tim Penanganan Pelanggaran


HAM Berat masa lalu dan Konflik Sumber Daya Alam
dengan Komnas HAM, dengan atensi sebagai berikut:

Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran


Triwulan II-2012

a. Atas penyampaian dari Komnas HAM tersebut untuk


permasalahan

Eddy

Tanumiharja

akan

diagendakan

rapat koordinasi tersendiri untuk melihat gambaran atau


kronologis lebih jelas dan solusi penyelesaiannya, untuk
penyelesaian pelanggaran HAM Berat masa lalu memang
salah satunya melalui rekonsiliasi namun hal iniharus
didasari dengan payung hukum yaitu UU KKR

19. Laporan kegiatan Hasil sidang acara mendengarkan


Keterangan Saksi/Ahli DPR, Pemohon dan Pemerintah,
dengan atensi sebagai berikut:
a. Bahwa dalam Sidang Acara Mendengarkan Keterangan
Saksi/Ahli

DPR,

Pemohon

sudahdianggapcukup,

Majelis

dan

Pemerintah
Hakim

menunggutanggapantertulisdariparapihak

MK
paling

akhirpadatanggal24April 2012, jam 16.00 WIB.


b. Pada

pelaksanaan sidang yang akan datang akan

dibacakan vonis oleh Ketua Majelis Hakim MK.

20. Laporan Diskusi tentang Permohonan Uji Materi Pasal 7


Ayat (6a) UU APBN-P, dengan poin penting sebagai
berikut:
a. Dalam hal permohonan pengujian formil yang diajukan
oleh Prof. Yusril Ihza Mahendra terhadap Pasal 7 Ayat
(6a) UU APBN-P Tahun 2012, agar menjadi perhatian
serius bagi Pemerintah, karena apabila pengujian formil
ini dikabulkan, akan mengakibatkan seluruh UU APBN-P
Tahun 2012 menjadi batal;
b. Perlu disiapkan para ahli hukum yang diharapkan dapat
menjadi

saksi

ahli

yang

akan

dihadirkan

oleh

Pemerintah untuk mematahkan dalil-dalil yang diajukan


Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran
Triwulan II-2012

oleh pemohon uji materi Pasal 7 Ayat (6a) UU APBN-P


Tahun 2012

21. Rapat Koordinasi Tim Penanganan Pelanggaran HAM Berat


masa

lalu

dan

Konflik

Sumber

Daya

Alam

dengan

perwakilan keluarga korban peristiwa Tanjung Priok tahun


1984:
a. Jika ada kesepakatan diantara korban peristiwa Tanjung
Priok tahun 1984 yang tidak melakukan islah mengenai
besaran modal kerja, setidaknya ada batasan bahwa
besarannya atau nominalnya tidak lebih besar dari yang
telah diterima oleh korban peristiwa Tanjung Priok yang
telah melakukan islah, karena dikawatirkan jika lebih
besar akan menimbulkan gejolak bagi korban yang telah
islah;
b. Kesepakatan harus benar-benar disepakati oleh seluruh
korban

peristiwa

Tanjung

Priok

yang

tidak

islah,

sehingga dikemudian hari tidak timbul permasalahan


lagi untuk terus menyuarakan tuntutannya karena tidak
ikut kesepakatan diantara para korban;
c. Perlu dicermati apa yang telah disampaikan walaupun
belum ada kesepakatan diantara para korban peristiwa
Tanjung Priok yang tidak islah,
modal

kerja

disampaikan,

perlu

jika nominal untuk


di

pertimbangkan

mengenai alokasi atau sumber pendanaannya

22. Tanggapan surat dari masyarakat internasional atas


terjadinya tindak pelanggaran HAM di Papua, dengan
pendapat sebagai berikut:
a. Menyikapi
ditujukan

surat
kepada

masyarakat
Bapak

internasional

Presiden

adalah

yang
ditulis

Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran


Triwulan II-2012

oleh/bersifat

perorangan,

disarankan

tidak

perlu

ditanggapi namun Pemerintah melalui Perwakilan kita di


luar

negeri

perlu

membuat

kampanye

tentang

kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan Pemerintah


dengan harapan dapat meminimalisir pandangan negatif
terhadap Pemerintah Indonesia

23. Atensi atas Berita Rahasia Kedubes RI Washington DC


Amerika
tanggal

Serikat
11

Gugatan

April

oleh

No.

R-00141/WASHINGTON/12413

2011

terkait

Rencana

Pendaftaran

Churchill

Mining

terhadap

Pemerintah

Indonesia:
a. Dalam kasus ini, langkah yang harus segera diambil
adalah pendekatan kepada pihak CMP yang seharusnya
dapat dilakukan oleh Pemda Kaltim/Pemkab Kutai Timur,
untuk dapat mengusahakan permasalahan diluar jalur
hukum,

sehingga

Pemerintah

RI

CMP

pada

tidak

Arbitrase

perlu

menggugat

Internasional

yang

akibatnya akan menimbulkan kerugian baik waktu,


biaya dan tenaga yang sangat besar;
b. Kementerian ESDM kiranya dapat segera melakukan
koordinasi

dengan

Kementerian/Lembaga,

dengan

mengundang para pejabat dari Kemendagri, Pemerintah


Provinsi Kalimantan Timur, Pemerintah Kabupaten Kutai
Timur, Kementerian Hukum dan HAM, Kejaksaan Agung
RI dan Kementerian Luar Negeri. Di dalam rapat
tersebut,

agar

Pemkab

Kutai

Timur

melakukan

pemaparan secara lengkap posisi kasus berawal dari


pemberian ijin sehingga sengketa antara CMP dan
Ridlatama

terjadi,

untuk

mengantisipasi

langkah

Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran


Triwulan II-2012

pemerintah Indonesia yang akan digugat di ICSID oleh


CMP;

- Bidang Pertahanan Negara


Beberapa capaian yang dilaksanakan oleh Kedeputian
Bidang Koordinasi Pertahanan Negara bulan April hingga
Juni sebagai berikut.

24. Data

hasil

tangkapan

kapal

ikan

Vietnam,

data

pelanggaran yang dilakukan oleh kapal ikan asal Vietnam


yang berhasil ditangkap pada tahun 2011 dan 2012,
dengan situasi saat ini : 23 kapal dan 184 ABK asal
Vietnam sedang menjalani proses hukum, dengan rincian
seagai berikut:
a. 9 Kapal dan 86 ABK proses hukum di PN Tanjung
Pinang;
b. 4 Kapal dan 33 ABK proses hukum di Lanal Ranai;
c. 5 Kapal dan 30 ABK proses hukum di PPNS KKP
Pontianak;
d. 1 Kapal dan 13 ABK proses hukum di PPNS KKP Tanjung
Pinang;
e. 2 Kapal dan 10 ABK proses hukum di Lanal Tarempa;
f.

2 Kapal dan 12 ABK proses hukum di PPNS KKP


Tarempa;

- Bidang Keamanan Nasional


Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran
Triwulan II-2012

Beberapa capaian yang dilaksanakan oleh Kedeputian


Bidang Koordinasi Keamanan Nasional bulan April hingga
Juni adalah 1 laporan FGD, 2 laporan rapat, 2 Telaahan dan
2 Laporan Pemantauan dengan rincian sebagai berikut.

25. Atensi Hari Buruh Internasional (MAY DAY) 2012, dengan


keluaran rekomendasi sebagai berikut:
a. Pemerintah mengeluarkan regulasi tentang pengetatan
standar harga sembako nasional, yang secara teknis
pelaksanaan

dan

pengawasannya

dilakukan

oleh

Kementrian Perdagangan;
b. Aparat intelijen melakukan penggembosan terhadap
tokoh-tokoh buruh dan Ormas yang akan melakukan
aksi

unjuk

Internasional

rasa

terkait

sehingga

peringatan

aksi

yang

Hari

Buruh

dilakukan

tidak

maksimal dan tidak mengganggu roda pemerintahan;


c. Mengantisipasi

kemungkinan

adanya

kelompok

kepentingan yang memanfaatkan aksi May Day dan


penolakan keputusan Sidang Paripurna DPR tentang
APBN-Perubahan

2012

untuk

mendiskreditkan

pemerintah maupun aksi ektra parlementer menurunkan


Pemerintahan SBY.

26. Laporan pelaksanaan FGD membahas Kesiapan Indonesia


dalam

implementasi

Pasal

34

PCA

RI-UE

tentang

Keimigrasian dan Kekonsuleran, dengan gambaran hasil


sebagai berikut:
a. Upaya

Delisting

Indonesia

dari

Annex

Protokol

Schengen perlu ditindak lanjuti sehingga memudahkan

Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran


Triwulan II-2012

WNI yang akan menuju kenegara Uni Eropa tentunya


dengan mengedepankan paspor Diplomatik dan dinas;
b. Dengan adanya data base yang akurat terkait kasuskasus keimigrasian yang terjadi di Indonesia yang
melibatkan warganegara UE dan data tersebut penting
untuk

menyetarakan

bargaining

position

terhadap

argumentasi dai UE;


c. Penguatan kerjasama dengan UE terhadap pengungsi
untuk

menentukan

jumlah

pengungsi

yang

dapat

diterima oleh UE khususnya pengungsi yang sudah


diverifikasi oleh UNHCR yang di Indonesia;
d. Kementerian

Luar

negeri

bekerja

sama

dengan

Kementerian Hukum dan Ham sebagai vocal point dalam


penanganan pengembalian imigran ilegal ke negara
asal.
e. Sebagai tindak lanjut dari pertemuan FGD ini dapat
dibentuknya Working Group on Migration and Mobility
(WGMM) RI-UE yang difokuskan pada isu-isu nasional di
bidang keimigrasian;

27. Laporan

Pelaksanaan

Kunjungan

Kerja

Ke

Propinsi

Sumatera Utara, dengan rekomendasi kebijakan sebagai


berikut:
a. Pemerintah c.q. Kemenhut agar membentuk Tim untuk
melakukan penelitian/ pengecekan terhadap perijinan di
Register 40 dan melakukan penertiban terhadap 56
perusahaan yang saat ini operasional di area tersebut,
karena terdapat beberapa perusahaan yang beroperasi
namun tidak mempunyai ijin.

Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran


Triwulan II-2012

b. Terhadap perusahaan yang menyalahi aturan harus


diproses secara proporsional sesuai ketentuan undangundang,

demikian juga

terhadap

masyarakat

yang

memperjualbelikan lahan yang berada di Register 40.


c. Pemda

mendorong

agar

kedua

belah

pihak

yaitu

masyarakat Desa Batang Kumu Kecamatan Tambusai


Kabupaten

Rokan

Hulu

dan

pihak

PT. MAI

harus

menahan diri sambil menunggu permasalahan tersebut


diselesaikan secara hukum.
d. Diperlukan ketegasan Kemenhut untuk memberikan
tindakan terhadap perusahaan yang melanggar aturan

28. Laporan

Pelaksanaan

Penanganan
Lokakarya

Migran
RMIM

di

Koordinasi,
di

Nusa

Monitoring,

Tenggara

Mataram,

dengan

Barat

dan
serta

rekomendasi

kebijakan sebagai berikut:


a. Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat sebagai wilayah
strategis,

perlu

meningkatkan

frekuensi

operasi

bersama baik di jalur sarana transportasi darat maupun


wilayah perairan dengan melibatkan instansi terkait
seperti Ditjen Imigrasi Kemenkum dan HAM, Pemda,
dan TNI-AL sehingga penanganan masalah-masalah
terkait penyelundupan manusia, pengungsi dan pencari
suaka dapat dieleminir dan ditangani dengan baik.
b. Perlunya Mabes Polri mendorong Polda NTB untuk
meningkatkan

penanganan

penyelundupan

manusia,

pengungsi dan pencari suaka, dan koordinasi antar


direktorat sehingga terjadi singkronisasikan dilapangan.
c. Perlu penguatan kerja sama, peningkatan kapasitas
setiap instansi terkait, peningkatan operasi intelijen dan
Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran
Triwulan II-2012

penindakan,

serta

melalui

penguatan

peran

aktif

masyarakat bersama-sama dengan aparat Pemerintah


untuk memberikan setiap informasi di lingkungannya
sebagai bentuk ketahanan wilayah khususnya wilayah
pantai Nusa Tenggara Barat sebagai bentuk pencegahan
dan

penanganan

masalah

penyelundupan

manusia,

pengungsi dan pencari suaka.


d. Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM perlu
membangun
besarnya

Rudenim

biaya

di

NTB

penampungan

guna
dan

menghindari

pengiriman

ke

Rudenim lain tersebut mengingat besarnya kasus yang


ada di NTB

29. Hasil Rapat Koordinasi Desk Penanganan Penyelundupan


Manusia,

Pengungsi,

dan

Pencari

Suaka

(P2mp2s)

Kemenko Polhukam, dengan solusi sebagai berikut:


a. Bahwa

masing-masing

menindaklanjuti

Subdesk

kegiatan

akan

yang

sudah

segera
disusun

berdasarkan program kerja Desk P2MP2S.


b. Bahwa Subdesk Bidang Sarpam akan menginventarisir
jumlah para pengungsi dan pencari suaka yang belum
mendapat keputusan mengenai resettlement, sudah
mendapatkan keputusan resettlement namun belum
diberangkatkan,

dan

yang

ditolak

status

sebagai

pengungsi untuk selanjutnya dikoordinasikan dengan


UNHCR.
c. Bahwa Desk P2MP2S akan mengkompulir rekomendasi
dari

masing-masing

Sub

Desk

untuk

dipilah

dan

ditentukan rekomendasi mana yang perlu diangkat ke


Rakorsus

Tingkat

Menteri

untuk

Eselon

atau

mendapatkan

Rakorsus
keputusan

Tingkat
dan

Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran


Triwulan II-2012

rekomendasi mana yang dapat ditindaklajuti secara


langsung oleh Desk P2MP2S.
d. Bahwa

Desk P2MP2S

akan mengundang IOM

dan

UNHCR untuk berkoordinasi dan berbagi informasi

30. Laporan rapat TIM Koordinasi Penanganan Kejahatan Luar


Biasa (Narkoba) Tahun 2012, dengan gambaran sebagai
berikut:
a. Untuk

menekan/menurunkan

trend

perkembangan

kasus penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di


Indonesia

yang

direalisasikan

sudah

sangat

(satu)

atau

meresahkan
2

(dua)

perlu

pelaksanaan

hukuman mati (eksekusi) terhadap terpidana mati kasus


narkoba (shock terapy). Untuk itu perlu dilaksanakan
Rakorsus tingkat menteri dalam rangka membahas
pelaksanaan eksekusi terhadap M. Abdul Hafeeq dan
Namaona Denis yang hanya tinggal pelaksanaannya saja

31. Temuan Dokumen Rekaman Suara Rapat Elite GAM,


dengan gambaran sebagai berikut:
a. Dokumen rekaman suara pada pertemuan antara Ulee
Wilayah

(Panglima

Wilayah

GAM,

Wilayah)

merupakan

dengan

petunjuk

Majelis
yang

Ulee

memiliki

benang merah dengan berbagai kasus yang muncul


kemudian,

diantaranya

kasus

penembakan

Cagee,

konflik internal Partai Aceh dan kerawanan separatisme


pada Pemilukada Aceh 2012. Disisi lain adanya korelasi
antara

dokumen

Wilayah
statement

dan

rekaman

Majelis

Ulee

Muchsalmina,

suara

pertemuan

Wilayah

GAM

memperkuat

Ulee

dengan

keabsahan

dokumen rekaman suara tersebut;

Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran


Triwulan II-2012

- Bidang Kesatuan Bangsa


Hingga akhir Juni, beberapa capaian yang dilaksanakan
oleh

Kedeputian

Bidang

Koordinasi

Kesatuan

Bangsa

adalah 4 laporan rapat dengan rincian sebagai berikut.

32. Laporan

Workshop

Nasional

Dampak

Kependudukan

terhadap Pembangunan, Politik dan Hankam, dengan


rekomendasi sebagai berikut:
a. Guna mencegah dampak yang semakin buruk dari
perkembangan

kuantitas

penduduk

terhadap

daya

dukung dan daya tamping lingkungan, yang perlu


dilakukan

pada

pengendalian

masa

depan

penduduk

berkelanjutan,

adalah

yang

pelaksanaan

intensif

terintegrasinya

secara

perencanaan

dan

pelaksanaan pembangunan aspek-aspek kependudukan


yang

didukung

oleh

paradigm

pembangunan

yang

berwawasan kependudukan.
b. Diperlukan implementasi RUTR secara konsisten sebagai
instrument
lahan

untuk

yang

sesuai

mengendalikan
dengan

pola

penggunaan

peruntukannya,

dengan

demikian dapat dicegah konversi lahan pertanian dan


lahan hutan alam dalam upaya mempertahankan daya
dukung alam dan daya dukung lingkungan.
c. Eksploitasi sumberdaya alam dan lingkungan secara
berlebihan dapat berakibat menurunnya daya dukung
alam dan daya tamping lingkungan agar dicegah
d. Penggantian lahan pertanian khususnya lahan sawah
yang terkonveksi dan penambahan lahan sawah perlu
adanya

target

nasional

yang

didistribusikan

Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran


Triwulan II-2012

pelaksanaannya
kesepakatan

ke

nasional

daerah-daerah
untuk

berdasarkan

mendukung

ketahanan

pangan dari waktu ke waktu.


e. Penanggulangan

kemiskinan,

khususnya

berbagai

macam pelayanan yang diberikan kepada penduduk


miskin agar terintegrasi dengan pelaksanaan program
keluarga

berencana

sebagai

upaya

mewujudkan

keluarga yang berkualitas, koordinasi antar instansi


dengan lembaga terkait harus berkesinambungan dan
berlanjut

33. Laporan Mengikuti Sarasehan Nasional Gerakan Karya


Justisia Indonesia, dengan gambaran kegiatan sebagai
berikut:
a. Pada tahun 2011, IPM Indonesia berada pada posisi 124
dari 187 negara, dimana umur harapan hidup 69,4
tahun, income per kapita US$ 3716, jumlah penduduk
yang dihitung 242,3 juta jiwa.
b. Berdasarkan publikasi BPS pada Agustus 2010, jumlah
penduduk Indonesia sebanyak 237.556.363 orang, yang
terdiri

dari

119.507.580

(50,31%)

laki-laki

dan

118.048.783 perempuan (49,69%) perempuan. Capaian


keterwakilan perempuan di DPR RI tahun 2010-2014
baru mencapai 17,6%.
c. Di

tengah

era

Globalisasi

yang

sarat

tantangan

perubahan, disadari bukan hal yang mudah bagi kaum


perempuan Indonesia dalam menyikapi derasnya arus
perubahan

tata

nilai

yang

mempengaruhi

pranata

kehidupan nasional dalam berbagai aspeknya. Saat ini,


kaum

perempuan

Indonesia

menghadapi tantangan

Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran


Triwulan II-2012

yang tidak ringan, baik tantangan eksternal maupun


tantangan internal, secara bersamaan.
d. Untuk memperkuat dan meningkatkan posisi dan peran
perempuan dalam pembangunan berkeadilan setidaknya
ada tiga pekerjaan rumah yang harus diselesaikan baik
oleh Pemerintah, Masyarakat Umum, dan Perempuan
yaitu:
1) Pemerintah menciptakan instrumen kebijakan yang
pro

terhadap

keterlibatan

perempuan

dalam

pembangunan;
2) Masyarakat umum harus mulai menghilangkan
anggapan

bahwa

perempuan

adalah

makhluk

kelas dua;
3) Perempuan harus menciptakan dan melahirkan
kemampuan dan kemauan untuk merubah dan
memperbaiki nasibnya.

34. Laporan Menghadiri Kegiatan Dewan Koordinasi Nasional


Penerus Perjuangan Perintis Kemerdekaan, di Kabupaten
Enrekang, Provinsi Sulawesi selatan, dengan gambaran
pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:
a. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari tatanan dunia,
tidak

bisa

melepaskan

diri

dari

pengaruh

Global,

sehingga diperlukan ketahanan bangsa untuk mampu


menjadi bangsa yang bermartabat;
b. Bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami krisis
multidimensi yang berkepanjangan, dimana dinamika
kehidupan berbangsa dan bernegara serta tatanan
kemasyarakatan sedang berada pada titik nadir. Situasi
ini tidak boleh dibiarkan berlarut sehingga diperlukan
kembali pemantapan wawasan kebangsaan;
Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran
Triwulan II-2012

c. Peserta kegiatan menyadari dan sepakat bahwa telah


terjadi

degradasi

memerlukan

wawasan

upaya

kebangsaan

pemantapan

sehingga

kembali.

Peserta

menyatakan begitu pentingnya rasa persatuan dan


kesatuan

dari

segenap

komponen

bangsa

dalam

merebut dan mempertahankan kemerdekaan RI serta


menyadari

bersama

akan

peran

sertanya

dalam

membangun bangsa dan Negara kearah yang lebih baik;


d. Sadar

akan

kondisi

bangsa

tersebut,

Gerakan

Perjuangan Perintis Kemerdekaan Indonesia sebagai


salah satu ormas merasa perlu untuk ambil bagian
dalam upaya memantapkan kembali kecintaan terhadap
bangsa dan Negara melalui kegiatan dan programnya
termasuk kegiatan Apel Kebangsaan
e. Peran serta ormas dengan kegiatan positif sebagai mitra
pemerintah seperti PPP-KI kiranya perlu mendapatkan
dukungan pembinaan yang baik, dalam hal ini K/L
terkait kiranya bisa mengambil peran tersebut

35. Laporan Menghadiri


Lemhannas

dan

Seminar Nasional Ikatan Alumni

Bank

Indonesia,

dengan

gambaran

kegiatan sebagai berikut:


a. Selama
daerah

ini

paradigma

terpecil

harus

Wilayah

perbatasan

dirubah,

dimana

perbatasan adalah sebagai beranda

sebagai
wilayah

depan NKRI.

Sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan


Negara lain, wilayah perbatasan harus bersentuhan
langsung dengan ekses dari globalisasi, sehingga rawan
akan masuknya ideologi ataupun kegiatan illegal, dalam
hal ini maka masyarakat di wilayah perbatasan harus
memiliki ketahanan ideologi kebangsaan;
Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran
Triwulan II-2012

b. Dalam rangka percepatan pembangunnan di wilayah


perbatasan,
kerjasama

maka

perlu

instansi

terkait

Pengelola

Perbatasan

didorong
dengan
(BNPP)

maksimalisasi
Badan

Nasional

dalam

rangka

meningkatkan pengelolaan batas wilayah negara dan


kawasan perbatasan, serta pulau-pulau kecil terluar.
c. Dalam

konteks

pertahanan

negara,

penanganan

terhadap masalah wilayah perbatasan telah dilakukan


berbagai upaya strategis maupun teknis guna mengatasi
kondisi di wilayah perbatasan. Kebijakan dan strategi
yang dijalankan dilandasi oleh paradigma baru dalam
mewujudkan wilayah perbatasan sebagai beranda depan
yang berhadapan langsung dengan negara lain.
d. Dalam upaya menjaga kedaulatan NKRI di wilayah
perbatasan, maka perlu penambahan pembangunan
pos-pos serta pembangunan pusat pertumbuhan baru di
wilayah

perbatasan

agar

menjadi

stimulan

bagi

masyarakat di wilayah perbatasan dan pulau-pulau


terluar untuk meningkatkan aktifitas di bidang ekonomi,
sekaligus stimulan bagi instansi lain untuk membangun
wilayah perbatasan dan pulau terluar guna mewujudkan
wilayah perbatasan dan pulau terluar sebagai beranda
NKRI.

- Bidang Komunikasi, Informasi dan Aparatur


Hingga akhir Juni, beberapa capaian yang dilaksanakan
oleh Kedeputian Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi
dan Aparatur adalah 2 laporan rapat dengan rincian
sebagai berikut.
Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran
Triwulan II-2012

36. Laporan Rakorsus menghadapi Hari Buruh & Pepera 1969,


dengan hasil rapat sebagai berikut:
a. Forum

rapat

sepakat

seluruh

Kementerian/lembaga

perlu mengelola kegiatan dalam menghadapi hari Buruh


maupun

Pepera

sesuai

dengan

tugas

dan

tanggungjawabnya masing-masing;
b. Rekomendasi untuk Kemenakertrans :
1)Aktif berkomunikasi dengan elemen pimpinan serikat
buruh dan pekerja, untuk mewujudkan hari buruh
yang damai.
2)Menyelenggarakan

kegiatan-kegiatan

yang

bermanfaat di daerah masing-masing.


3)Mendirikan

posko

hari

buruh

dalam

ranmgka

mengantisipasi meningkatnya eskalasi situasi.


4)Rekomendasi Jajaran intelejen upayakan pulda data
sebanyak-banyaknya dan upayakan cegah dini.
5)Rekomendasi

Mabes

Polri

jaga

tata

tertib,

selenggarakan ops penggalangan, Simpati. May day,


Pam terbuka dan tertup, antisipasi aksi swipping.
6)Rekomendasi mabes TNI, Koordinasi dengan jajaran
Polri dalam tugas perbantuan.
7)Mengeluarkan

himbauan

melalui

pampflet

seperti

yang sudah dibuat Polri, media massa, penyiapan


ambulan dan pemadam kebakaran di tempat tempat
strategis.

37. Laporan Pelaksanaan Kunjungan Kerja Ke Wilayah Provinsi


Sulawesi Utara, dengan gambaran pelaksanaan kegiatan
sebagai berikut:

Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran


Triwulan II-2012

a. Siaran televisi dan radio dapat diterima di seluruh


wilayah perbatasan di Sulawesi Utara, kecuali pada
daerah-daerah yang tidak ada aliran listrik.

b. Program-program Kementerian Kominfo tidak semua


berjalan sesuai rencana dikarenakan pihak ketiga yang
mengerjakan proyek tersebut tidak kredible, sementara
Kominfo daerah tidak dilibatkan dalam pengawasan
sehingga kegagalan program tidak terdeteksi secara
cepat.
c. Penyebaran

informasi

melalui

berbagai

media

di

Sulawesi Utara kurang dapat berjalan dengan optimal,


karena

untuk

melaksanakan

tugas

dan

fungsi

komunikasi dan informasi hanya dijabat oleh pejabat


eselon III. Penyebaran informasi ke wilayah perbatasan
sangat diperlukan untuk memacu pengetahuan dan
wawasan masyarakat perbatasan.

d. Masih

banyak

dikembangkan

pulau-pulau
secara

terluar

maksimal,

yang

terutama

belum
akses

terhadap komunikasi dan informasi. Meskipun demikian


masyarakat di wilayah perbatasan yang kebanyakan
berprofesi

sebagai

nelayan

banyak

menggunakan

parbola untuk mengakses siaran televisi


e. Rekomendasi yang diajukan sebagai berikut:
1) Perlu mendorong kepada Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten yang berbatasan dengan negara tetangga
untuk

membangun

infrastruktur

yang

dapat

memudahkan masyarakat mengakses informasi baik


dari media cetak maupun elektronika.
Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran
Triwulan II-2012

2) Perlu

dilakukan

koordinasi

dengan

Kementerian

Komunikasi dan Informatika serta instansi terkait


lainnya

agar

pelaksanaan

program-program

di

bidang informasi dan komunikasi dapat berjalan


dengan

baik

dan

mengantisipasi

efektif,

keterbatasan

terutama
arus

untuk

informasi

di

daerah perbatasan.
3) Penyebaran informasi yang dilakukan oleh Dinas dan
instansi di daerah perlu dioptimalisasi, karena akan
lebih komunikatif dan lebih sesuai dengan kebutuhan
masyarakat setempat. Oleh sebab itu meskipun
pejabat

yang

melaksanakan

tugas

dan

fungsi

informasi dan komunikasi hanya level eselon III,


namun dapat berkoordinasi dan melakukan kerja
sama dengan pihak terkait untuk mengoptimalisasi
penyebaran informasi

Komisi Kepolisian Nasional

38. Laporan Pelaksanaan Tugas Sosialisasi Kompolnas di 4


daerah (Papua, Manado, NAD, Maluku Utara) dengan
atensi sebagai berikut:
a. Kegiatan ini dilaksanakan denga tujuan mencari dan
mengumpulkan keterangan secara langsung sebagai
bahan kajian dalam menentukan arah kebijakan dalam
menentukan arah kebijakan Kepolisian Negara Republik
Indonesia

yang

menyangkut

Sarpras,

SDM

dan

Anggaran.
b. Secara keseluruhan penyelenggaraan kegiatan Talkshow
sebagai bagian dari sosialisasi telah berjalan dengan
sangat baik dan memuaskan.
Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran
Triwulan II-2012

Satuan Tugas Penanganan TKI


bermasalah di luar negeri
Hingga 14 Juli 2012 jumlah WNI/TKI yang terancam hukuman
mati mencapai 288 orang, di Malaysia (192) kasus narkoba,
pembunuhan atau pemilikan senjata api; Arab Saudi (65)
kasus pembunuhan, sihir dan zina; RRT (25) dan Iran (3)
kasus narkoba; Singapura (2) dan Brunei Darussalam (1)
kasus pembunuhan. Beberapa diantaranya sudah berubah
hukuman

menjadi

hukuman

seumur

hidup

atau

bahkan

dibebaskan sama sekali dan telah pulang ke tanah air karena


kasusnya

adalah

tuduhan

sihir

(takzir)

yang

mendapat

pengampunan Raja.
Beberapa

capaian

utama

Satgas

setelah

satu

tahun

melaksanakan tugas adalah:


1.

Membebaskan 76 orang dari hukuman mati


yaitu 24 di Saudi, 27 di Malaysia, 22 orang di RRT, 2 orang
di Iran dan 1 orang di Singapura;

2.

Membantu perwakilan RI di Malaysia dan


Arab Saudi untuk melakukan seleksi pengacara;

3.

Mendorong pemerintah RI mengalokasikan


dana untuk belanja sewa pengacara di perwakilan RI
sehingga sejak awal 2012 dapat menyewa 9 (Sembilan)
pengacara;

4.

Menyusun
mensosialisasikan
Kerja

Khusus

Buku

pengisiannya
di

perwakilan

serta
RI

besar
pembentuka
di

dan
Unit

negara-negara

penempatan TKI;

Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran


Triwulan II-2012

5.

Melakukan
diplomatik

pada

pendekatan

khusus

pejabat

pemerintahan

kalangan

dan
di

beberapa negara penempatan TKI;


6.

Melakukan

pendekatan

khusus

kepada

keluarga WNI/TKI yang terancam hukuman mati yang ada


di Indonesia guna memberikan dukungan moral;
7.

Mengupayakan

pendekatan

kemanusiaankepada keluarga korban di Arab Saudi;


8.

Melakukan

pendekatan

khusus

terhadap

WNI/TKI yang dipenjara di negara penempatan, memberi


bantuan hokum.
C. REALISASI PENYERAPAN
Pagu Anggaran Kemenko Polhukam Tahun Anggaran 2012 setelah
revisi sebesar Rp 187.848.544.000.- dengan rincian sebagai
berikut:
Nama Kegiatan

Pagu

AnggaranPagu

(Rp)
1.

Bidang

Koordinasi

Poldagri
2.

Bidang

Koordinasi

Pollugri
3. Bidang Koordinasi Hukum
dan HAM
4.

Bidang

Koordinasi

Hanneg
5.

Bidang

Kamnas

Koordinasi

Setelah

Pemotongan (Rp)

29.173.988.000

24.015.955.000

4.635.000.000

3.804.254.000

26.781.357.000

6.364.403.000

7.391.000.000

5.317.966.000

14.468.000.000

10.071.207.000

Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran


Triwulan II-2012

6.

Bidang

Koordinasi

Kesbang
7.

Bidang

Koordinasi

Kominfotur
8. Komisi Kejaksaan RI
9.

Komisi

Kepolisian

Nasional
10. Dukungan Manajemen
dan Layanan Teknis Lainnya
11.

Satuan

Tugas

Penanganan TKI
12. Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur Negara
Total
Total

3.363.975.000

4.418.000.000

3.410.125.000

8.808.900.000

7.603.918.000

17.000.000.000

14.675.905.000

84.860.931.000

80.027.471.000

17.389.357.000

17.389.357.000

11.804.008.000

11.804.008.000

213.976.184.000
Pemotongan

Pagu

Anggaran 2012
Total

4.635.000.000

Pagu

26.125.040.600

setelah

187.848.544.000

Pemotongan

Realisasi Kumulatif Bulan Juni Tahun Anggaran 2012 adalah

Rp

57.966.383.644,- atau sebesar 30,86 persen, sedangkan realisasi


pada bulan Juni sebesar Rp 32.446.757.197,- dengan rincian
sebagai berikut:
a. Kedeputian I/Poldagri

Rp

9.355.472.900,-

b. Kedeputian II/Pollugri

Rp

744.089.740,-

c. Kedeputian III/Hukum-HAM

Rp

5.374.939.689,-

d. Kedeputian IV/Hanneg

Rp

959.091.642,-

Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran


Triwulan II-2012

e. Kedeputian V/Kamnas

Rp

1.241.800.765,-

f. Kedeputian VI/Kesbang

Rp

335.998.100,-

g. Kedeputian VII/Kominfotur

Rp

219.517.000,-

h. Dukungan Manajemen Rp 12.071.074.592,i. Staf Ahli

Rp

62.272.200,-

ii. Set Komisi Kejaksaan

Rp

763.057.686,-

iii. Set Komisi Kepolisian

Rp

591.243.083,-

iv. Biro PO

Rp

404.690.000,-

v. Biro Sidhal

Rp

6.675.000,-

vi. Biro Umum

Rp11.480.392.392,-

vii. Inspektorat

Rp

i. Sarana Prasarana

Rp

117.045.000,-

790.441.500,-

Realisasi Anggaran periode April- Juni 2012 pada masing-masing


Kedeputian sebagai berikut:
1. Kedeputian I, Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri

Kegiatan Deputi I

Realisasi
Anggaran

Persentas
e
Realisasi

Koordinasi
Pemantapan

8.422.097.2

Demokratisasi dan

50

80,26

Kelembagaan
Koordinasi
Pemantapan

125.448.000

7.51

Organisasi

83.478.100

15

Masyarakat Sipil
Koordinasi

205.569.350

16.25

Desentralisasi dan
Otonomi Daerah
Koordinasi

Pengelolaan
Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran
Triwulan II-2012

Pemilu
Koordinasi

1.780.806.1

Pemantapan

17.75

00

Otonomi Khusus

2. Kedeputian II, Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri:


Kegiatan Deputi II
Koordinasi

Strategi

Politik Luar Negeri


Koordinasi
Kerjasama
ASEAN
Koordinasi

Kerjasama

Asia, Pasifik dan Afrika


Koordinasi
Kerjasama
Amerika dan Eropa
Koordinasi
Hubungan
Multilateral

Realisasi

Persentase

Anggaran

Realisasi

333.809.200

43.26

308.085.302

43.60

119.873.050

16.60

162.973.400

19.65

236.656.829

30.54

3. Kedeputian III, Bidang Koordinasi Hukum dan HAM:


Kegiatan Deputi

Realisasi

III

Anggaran

Koordinasi Materi

PersentaseRealisasi

68.085.500

19.51

Pemberdayaan

75.583.200

26.83

Aparatur Hukum
Koordinasi

379.556.165

17.92

Hukum
Koordinasi

Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran


Triwulan II-2012

Penegakan
Hukum
Koordinasi
Hukum

118.379.876

21.17

Internasional
Koordinasi
Pemajuan dan
Perlindungan

4.984.582.232

24.38

HAM

4. Kedeputian IV, Bidang Koordinasi Pertahanan Negara:


Realisasi

Kegiatan Deputi IV

Anggaran

Realisasi %

Koordinasi Pengembangan
Sistem, Doktrin & Strategi
Pertahanan Negara
Koordinasi Intelijen
Pertahanan Negara
Koordinasi Wilayah Negara
dan Tata Ruang Pertahanan
Koordinasi Potensi
Pertahanan dan Integritas

138.993.300

24.11

153.743.900

36.45

589.311.897

20.63

99.299.800

22.92

325.213.945

31.58

Nasional
Koordinasi Kekuatan,
Kemampuan dan Kerjasama
Pertahanan
5. Kedeputian V, Bidang Koordinasi Keamanan Nasional:
Kegiatan Deputi V
Koordinasi Penanganan

Realisasi Anggaran Realisasi %


97.109.600

24.19

Kejahatan Konvensional
Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran
Triwulan II-2012

dan Kekayaan Negara


Koordinasi Penanganan
Kejahatan Transnasional

145.541.700

13.70

1.652.104.309

21.33

40,458,834

10.75

310.314.300

62.37

dan Terorisme
Koordinasi Penanganan
Daerah Rawan Konflik
dan Kontijensi
Koordinasi Pembinaan
Keamanan dan Kerjasama
Keamanan
Koordinasi Intelijen dan
Pembinaan Masyarakat

6. Kedeputian VI, Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa:


Kegiatan Deputi VI

Realisasi

Realisasi

Anggaran

Koordinasi Wawasan

199.920.60

Kebangsaan
Koordinasi

Harmonisasi Sosial
Koordinasi
Pemberdayaan
Masyarakat
Koordinasi
Pengelolaan
Masyarakat Kawasan

68.878.100
39.636.0
00

16.42
14.20

8.25

87.868.100

12.71

8.000.000

1.63

Tertinggal
Koordinasi
Pengelolaan Wilayah
Khusus

Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran


Triwulan II-2012

7. Kedeputian VII, Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi dan


Aparatur:
Kegiatan Deputi VII

Realisasi

Realisasi

Anggaran

Fisik

8.384.000

1.70

177.947.000

11.71

75.704.400

18.94

39.832.200

9.77

97.442.000

16.46

Koordinasi Informasi Media


Massa
Koordinasi Telekomunikasi
dan Telematika
Koordinasi Informasi Publik
dan Kehumasan
Koordinasi Pendayagunaan
Aparatur
Koordinasi Program dan
Reformasi Birokrasi
D. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pelaksanaan pemantauan dan evaluasi


pada triwulan II melalui analisis capaian kinerja masing-masing
Kedeputian yang diperoleh dari data-data yang mendukung
dapat diambil kesimpulan kinerja Kedeputian masih belum sesuai
dengan target yang ditetapkan.
E. HAMBATAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Nihil
F. KESIMPULAN
a. Analisis capaian kinerja keuangan bahwa target penyerapan
anggaran pada triwulan I dan II maupun secara kumulatif,
sudah dapat memenuhi rencana penyerapan anggaran yang
diharapkan;
b. Analisis capaian kinerja kegiatan pada unit organisasi
Eselon II masih perlu dilakukan perbaikan atas rencana
Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran
Triwulan II-2012

capaian kinerja dengan mempertimbangkan jadwal rencana


pelaksanaan kegiatan serta input dan output pada masingmasing

Unit

Organisasi

Eselon

II,

khususnya

dalam

mendukung kegiatan prioritas nasional dalam Rencana


Kerja Pemerintah (RKP) 2012;
c. Perlu dilakukan monev secara terukur pada masing-masing
unit organisasi atas realisasi rencana penyerapan dan
kinerja, untuk memastikan bahwa kegiatan berjalan sesuai
dengan rencana dan kendala yang ada dapat segera diatasi.
G. TINDAK LANJUT
Tindak lanjut yang direkomendasikan oleh Biro Perencanaan dan
Organisasi dalam rangka efektivitas dan efisiensi Pelaksanaan
Program-Kegiatan dan Anggaran adalah sebagai berikut:
1. Kedepan,

perlu

perencanaan

ditingkatkan

dan

penyelarasan

penganggaran,

agar

proses

pelaksanaan

kegiatan dapat tercapai tepat sasaran;


2. Diperlukan

komitmen

bersama

tentang

pentingnya

monitoring dan evaluasi unit pelaksana kegiatan, sebagai


kewajiban sesuai perundang-undangan yang berlaku
3. Unit pelaksana kegiatan perlu segera mengambil langkahlangkah

percepatan

dalam

pelaksanaan

program

dan

anggaran sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan,


mengingat

telah

diberlakukannya

sistem

Reward

and

Punishment Pengganggaran oleh Kementerian Keuangan;


4. Unit pelaksana dan pejabat pembuat komitmen tetap
berpedoman pada Sistem akuntabilitas Kinerja Pemerintah,
sehingga tercipta tertib administrasi dan tertib akuntansi
dalam mendorong terwujudnya tata kelola pemerintahan
yang baik.

Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran


Triwulan II-2012

5. Inisiatif implementasi sistem Reward dan Punishment


internal terhadap kemajuan pelaksanaan Program/Kegiatan
oleh Kuasa Pengguna Anggaran
6. Perlu dilakukan upaya-upaya

konsolidasi

bagi para

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan pelaksana kegiatan


oleh SPI Kemenko Polhukam;
7. Mengurangi frekuensi ditolaknya SPM oleh KPPN dan
mengurangi revisi kegiatan, kecuali ada kegiatan yang
mendesak dan tidak mencapai sasaran.

BAB III
PENUTUP
Laporan Konsolidasi Pemantauan dan Evaluasi pada triwulan
II tahun 2012 diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
berbagai

capaian

kinerja

kegiatan-kegiatan

yang

mendukung

program pada Kemenko Polhukam. Selanjutnya kegiatan-kegiatan


yang belum dilaksanakan akan segera diwujudkan agar target dan
sasaran yang ingin dicapai dapat diwujudkan.
Kiranya

Laporan

Konsolidasi

Pemantauan

dan

Evaluasi

Triwulan II dapat memenuhi kewajiban organisasi dan sekaligus


menjadi sumber informasi dalam pengambilan keputusan guna
peningkatan kinerja bagi organisasi Kemenko Polhukam. Demikian
Laporan Hasil Pemantauan dan Evaluasi ini disusun sebagai bahan
masukan bagi pertimbangan kebijakan lebih lanjut.

Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran


Triwulan II-2012

LAMPIRAN
Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran
Triwulan II-2012

Laporan Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan dan Anggaran


Triwulan II-2012

Anda mungkin juga menyukai