Anda di halaman 1dari 38

RISK ASSESSMENT

Sigit Ambar Widyawati,S.KM,M.Kes


Bagaimana Masalah K3 di Indonesia?
• Masalah keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) secara umum di Indonesia masih sering
terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih
tingginya angka kecelakaan kerja.
• Ketua Umum Asosiasi Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Konstruksi (A2K4)
Indonesia Anas Zaini Z Iksan mengatakan,
“setiap tahun terjadi 96.000 kasus
kecelakaan kerja”.
Definisi Risiko
Risiko adalah sesuatu yang diukur dari kemungkinan dan
potensi keparahan suatu kecelakaan yang dapat
mengakibatkan kerugian.
OHSAS 18001

• Manajemen K3. OHSAS –


Occupational Health and Safety
Assesment Series-18001 
merupakan standar internasional untuk
penerapan Sistem Manajemen
Kesehatan & Keselamatan Kerja atau
biasa disebut Manajemen K3
OHSAS – Occupational Health and Safety
Assesment Series-18001

• Tujuan dari OHSAS 18001 tidak jauh berbeda


dengan tujuan Sistem Manajemen K3 Permenaker,
yaitu Perlindungan terhadap para pekerja dari hal-
hal yang tidak diinginkan yg timbul dari lingkungan
kerja pekerjaan itu sendiri yang berdampak
terhadap kesehatan dan keselamatan para pekerja
DAN tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan
dan pekerja itu sendiri.
Jenis Manajemen Risiko

AMERICAN MODEL
CANADIAN MODEL (Health and Welfare Canada)
Chemical Process Quantitative Risk Analysis
AS/NZS 4360 :2004
Manfaat Menerapkan Manajemen Risiko

1. Menjamin kelangsungan usaha dengan mengurangi


risiko dari setiap kegiatan yang mengandung
bahaya.
2. Menekan biaya untuk penanggulangan kejadian
yang tidak diinginkan.
3. Menimbulkan rasa aman dikalangan pemegang
saham mengenai kelangsungan dan keamanan
investasinya.
4. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran
mengenai risiko operasi bagi setiap unsur dalam
organisasi/ perusahaan.
5. Memenuhi persyaratan perundangan yang berlaku.
Tujuan Manajemen Risiko
• Konsep manajemen risiko mulai diperkenalkan di
bidang keselamatan dan kesehatan kerja pada era
tahun 1980-an
• Tujuan dari manajemen risiko : 1) minimalisasi
kerugian dan meningkatkan kesempatan ataupun
peluang, 2) memotong mata rantai kejadian
kerugian sehingga efek dominonya tidak akan
terjadi.
• Pada dasarnya manajemen risiko bersifat
pencegahan terhadap terjadinya kerugian maupun
‘accident’.
Jenis Risiko
Safety Risk

Health Risk

Ecological / Environmental Risk


TEKNIK & METODE IDENTIFIKASI BAHAYA
Penilaian Risiko
• Menetapkan kriteria risiko yang berlaku
untuk perusahaan berdasarkan aspek nilai
kerugian yang dapat ditanggulangi oleh
perusahaan
• Kriteria risiko didapat dari : kombinasi
kriteria tingkat kemungkinan dan tingkat
keparahan
Nilai Tingkat Kemungkinan
Likelihood/Probability Rating Deskripsi
Frequent 5 Selalu terjadi
Probable 4 Sering terjadi
Occasional 3 Kadang-kadang dapat terjadi
Unlikely 2 Mungkin dapat terjadi
Improbable 1 Sangat jarang terjadi
Nilai Tingkat Keparahan
Severity Rating Deskripsi
Meninggal dunia, cacat permanen/ serius,
kerusakan lingkungan yang parah,
Catastrophic 5
kebocoran B3, kerugian finansial yang
sangat besar, biaya pengobatan > 50 juta.
Hilang hari kerja, cacat permanen/ sebagian,
kerusakan lingkungan yang sedang, kerugian
Major 4
finansial yang besar, biaya pengobatan < 50
juta.
Membutuhkan perawatan medis,
Moderate/ terganggunya pekerjaan, kerugian finansial
3
Serious cukup besar, perlu bantuan pihak luar, biaya
pengobatan < 10 juta.
Penanganan P3K, tidak terlalu memerlukan
Minor 2 bantuan dari luar, biaya finansial sedang,
biaya pengobatan < 1 juta
Tidak mengganggu proses pekerjaan, tidak
Negligible 1 ada cidera/ luka, kerugian financial kecil,
biaya pengobatan < 100 ribu.
Proses Manajemen Risiko
a. Penentuan konteks kegiatan yang akan
dikelola risikonya
b. Identifikasi risiko,
c. Analisis risiko,
d. Evaluasi risiko,
e. Pengendalian risiko,
f. Pemantauan dan telaah ulang,
g. Koordinasi dan komunikasi.
Aplikasi
• Pelaksanaan manajemen risiko haruslah
menjadi bagian integral dari pelaksanaan
sistem manajemen perusahaan/ organisasi.
• Proses manajemen risiko Ini merupakan
salah satu langkah yang dapat dilakukan
untuk terciptanya perbaikan berkelanjutan
(continuous improvement).
• Proses manajemen risiko juga sering
dikaitkan dengan proses pengambilan
keputusan dalam sebuah organisasi.
Aplikasi
• Proses ini dapat diterapkan di semua
tingkatan kegiatan, jabatan, proyek,
produk ataupun asset.
• Manajemen risiko dapat memberikan
manfaat optimal jika diterapkan sejak
awal kegiatan. Walaupun demikian
manajemen risiko seringkali dilakukan
pada tahap pelaksanaan ataupun
operasional kegiatan.
Prasarat Manajemen Risiko
A. Tujuan
 Tujuan dari bagian ini adalah untuk
menggambarkan proses formal (harus
dilakukan) untuk menjalankan sebuah
program manajemen risiko yang sistematik
Prasarat Manajemen Risiko
B. Kebijakan Manajemen Risiko
Eksekutif organisasi harus dapat mendefinisikan dan
membuktikan kebenaran dari kebijakan manajemen
risikonya, termasuk tujuannya untuk apa, dan
komitmennya. Kebijakan manjemen risiko harus
relevan dengan konteks strategi dan tujuan
organisasi, objektif dan sesuai dengan sifat dasar
bisnis (organisasi) tersebut.
Manejemen akan memastikan bahwa kebijakan
tersebut dapat dimengerti, dapat diimplementasikan
di setiap tingkatan organisasi.
Prasarat Manajemen Risiko
C. Tujuan dan Pengelolaan Hasil
1. Komitmen Manajemen
a. Sistem manejemen risiko telah dapat
dilaksanakan, dan telah sesuai
dengan standar
b. Hasil/ performa dari sistem
manajemen risiko dilaporkan ke
manajemen organisasi, agar dapat
digunakan dalam meninjau (review)
dan sebagai dasar (acuan) dalam
pengambilan keputusan.
Prasarat Manajemen Risiko

2. Tanggung jawab dan kewenangan


 Harus terdokumentasikan :
a. Tindakan pencegahan atau pengurangan efek dari risiko.
b. Pengendalian yang akan dilakukan agar faktor risiko tetap
pada batas yang masih dapat diterima.
c. Pencatatan faktor-faktor yang berhubungan dengan kegiatan
manajemen risiko.
d. Rekomendasi solusi sesuai cara yang telah ditentukan.
e. Memeriksa validitas implementasi solusi yang ada.
f. Komunikasi dan konsultasi secara internal dan eksternal.
Prasarat Manajemen Risiko
3. Sumber
Organisasi harus dapat mengidentifikasikan
persyaratan kompetensi sumber daya
manusia (SDM) yang diperlukan. Oleh
karena itu untuk meningkatkan kualifikasi
SDM perlu untuk mengikuti pelatihan-
pelatihan yang relevan dengan pekerjaannya
seperti pelatihan manajerial, dan lain
sebagainya.
Prasarat Manajemen Risiko
D. Implementasi Program
Agar implementasi sistem manajemen risiko dapat
berjalan secara efektif pada sebuah organisasi,
maka langkah-langkah yang akan dilakukan
tergantung pada filosofi, budaya dan struktur dari
organisasi tersebut.

E. Tinjauan Manajemen
Harus dapat memastikan kesesuaian kegiatan
manajemen risiko yang sedang dilakukan dengan
standar yang digunakan dan dengan tahap-tahap
berikutnya.
Gambaran Manajemen Risiko (Umum)

Manajemen risiko adalah bagian dari


proses kegiatan didalam organisasi dan
pelaksananya terdiri dari mutlidisiplin
keilmuan dan latar belakang.
Manajemen risiko adalah proses yang
berjalan terus menerus.
Gambaran Manajemen Risiko
Elemen Utama :
a. Penetapan tujuan
Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang lingkup
manajemen risiko yang akan dilakukan.
b. Identifkasi risiko
Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-faktor
yang mempengaruhi terjadinya risiko untuk analisis lebih lanjut.
c. Analisis risiko
Menentukan tingkatan probabilitas dan konsekuensi yang
akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan isiko yang ada
dengan mengalikan kedua variabel tersebut (probabilitas X
konsekuensi).
d. Evaluasi risiko
Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteria standar
 dibuat tingkatan prioritas manajemennya.
Gambaran Manajemen Risiko

e. Pengendalian risiko
Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang
ada dengan menggunakan berbagai alternatif metode, bisa
dengan transfer risiko, dan lain-lain.
f. Monitor dan Review
Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko yang
dilakukan serta mengidentifikasi perubahan-perubahan yang
perlu dilakukan.
g. Komunikasi dan konsultasi
Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil keputusan internal
dan eksternal untuk tindak lanjut dari hasil manajemen risiko
yang dilakukan.
EVALUASI RISIKO

Membuat Keputusan Berdasarkan Hasil


yang diperoleh dari analisis risiko
mengenai tindakan apa yang dilakukan
terhadap risiko yang ditemukan
dilapangan
Pengendalian Risiko

• Pengendalian risiko meliputi :


1) Identifikasi alternatif-alternatif
pengendalian risiko
2) Analisis pilihan-pilihan yang ada
3) Rencana pengendalian
4) Pelaksanaan pengendalian
Proses Pengendalian Risiko
PEMANTAUAN & TELAAH ULANG

Memastikan Rencana Pihak


Management berjalan dengan
baik
DOKUMENTASI

Setiap tingkatan dari proses manajemen


risiko harus didokumentasikan.
Dokumentasi harus meliputi asumsi,
metode, sumber data dan hasil
Alasan Pendokumentasian
a. Menggambarkan proses manajemen risiko yang dilaksanakan
telah berjalan dengan tepat.
b. Memberikan masukan data dan informasi untuk proses
identifikasi dan analisis risiko.
c. Menyediakan daftar risiko yang ada dan mengembangkan
database organisasi.
d. Menyediakan informasi untuk proses pengambilan keputusan
yang relevan dengan rencana dan pelaksanaan manajemen
risiko.
e. Menyediakan informasi untuk mekanisme tanggung gugat dan
peralatan.
f. Memfasilitasi pengawasan dan review yang berkelanjutan.
g. Menyediakan informasi yang diperlukan untuk uji coba audit, dan
h. Mensosialisasikan dan mengkomunikasikan informasi yang
berhubungan dengan manajemen risiko.
HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO
• Pengendalian risiko merupakan langkah
penting dan menentukan dalam keseluruhan
manajemen risiko (Ramli,
Soehatman.“Pedoman Praktis Manajemen
Risiko Dalam Perspektif K3 OHS Risk
Management - hal 103”. Jakarta : PT.Dian
Rakyat. 2010).
• Pengendalian risiko berperan dalam
meminimalisir/ mengurangi tingkat risiko yang
ada sampai tingkat terendah atau sampai
tingkatan yang dapat ditolerir.
Cara pengendalian risiko dilakukan melalui :
1) Eliminasi: pengendalian ini dilakukan dengan cara menghilangkan sumber
bahaya (hazard).
2) Substitusi : mengurangi risiko dari bahaya dengan cara mengganti proses,
mengganti input dengan yang lebih rendah risikonya.
3) Pengendalian Teknik/Perancangan (Engineering Control) : mengurangi
risiko dari bahaya dengan metode rekayasa teknik pada alat, mesin,
Infrastruktur, lingkungan, dan atau bangunan.
4) Pengendalian Administratif (Administratif Control) : mengurangi risiko
bahaya dengan cera melakukan pembuatan prosedur, aturan, pemasangan
rambu (safety sign), tanda peringatan, training dan seleksi terhadap
kontraktor, material serta mesin, cara pengatasan, penyimpanan dan
pelabelan.
5) APD: mengurangi risiko bahaya dengan cara menggunakan alat perlindungan
diri misalnya safety helmet, masker, sepatu safety, coverall, kacamata
keselamatan, dan alat pelindung diri lainnya yang sesuai dengan jenis
pekerjaan yang dilakukan
Cara pengendalian risiko dilakukan melalui :
KESIMPULAN
Dibutuhkan 1 menit untuk menulis peraturan K3
Dibutuhkan 1 jam untuk mengadakan rapat K3
Dibutuhkan 1 minggu untuk merencakan program K3 yang baik
Dibutuhkan 1 bulan untuk menerapkan program tersebut
Dibutuhkan 1 tahun untuk meraih penghargaan K3

Dibutuhkan sepanjang masa untuk menciptakan


pekerjaan aman
Tetapi hanya dibutuhkan satu detik untuk
menghancurkan semuanya dengan satu kecelakaan

Anda mungkin juga menyukai