(Diselesaikan untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah PBAK, Semester I Alih Jenjang DIV)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
DENPASAR
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Shang Hyang Widhi Wasa, karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini secara maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang dampak korupsi ini bisa memberikan
manfaat maupun informasi untuk pembaca. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan tentang korupsi dan dampaknya secara umum,
menumbuhkan budaya anti korupsi dan dapat turut serta dalam pemberantasan korupsi di
indonesia
2. Tujuan Khusus
a. Apa dampak korupsi secara umum
b. Apa dampak Korupsi terhadap ekonomi
c. Apa dampak korupsi terhadapat pelayanan kesehatan
d. Apa dampak korupsi terhadap kemiskinan dan sosial masyarakat
e. Apa dampak korupsi terhadap Birokrasi pemerintah
BAB II
PEMBAHASAN
Korupsi merusak karena keputusan yang penting ditentukan oleh motif yang tersembunyi
dari para pengambil keputusan tanpa mempedulikan konsekuensinya terhadap masyarakat luas.
Mantan Direktur Jenderal Pembangunan Komisi Eropa, Dieter Frisch, melihat bahwa korupsi
meningkatkan biaya barang dan jasa; meningkatkan utang suatu negara;membawa ke
arah penurunan standar karena penyediaan barang-barang di bawah mutu dan diperolehnya
teknologi yang tidak andal atau yang tidak diperlukan; dan mengakibatkan
pemilihan proyek lebih didasarkan pada permodalan (karena lebih menjanjikan keuntungan bagi
pelaku korupsi) daripada tenaga kerja yang akan lebih bermanfaat bagi pembangunan. Identik
dengan di atas, korupsi di bidang kesehatan akan meningkatkan biaya barang dan jasa di bidang
kesehatan, yang pada akhirnya kesemuanya harus ditanggung oleh konsumer atau rakyat
(Krishnajaya, 2013). Berbagai dampak masif korupsi yang merongrong berbagai aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara akan diuraikan berikut ini.
A. Dampak Ekonomi
Korupsi merupakan salah satu dari sekian masalah yang mempunyai dampak
negatif terhadap perekonomian suatu negara, dan dapat berdampak merusak sendi-sendi
perekonomian negara. Dampak korupsi dari perspektif ekonomi adalah misallocation of
resources, sehingga perekonomian tidak optimal (Ariati, 2013). Berbagai dampak korupsi
terhadap aspek ekonomi, adalah sebagai berikut.
Kondisi perekonomian global yang mengalami resesi melanda semua negara termasuk
Indonesia. Kondisi ini memaksa pemerintah untuk melakukan utang untuk menutupi
defisit anggaran. Utang luar negeri terus meningkat. Hingga September 2013, utang
pemerintah Indonesia mencapai Rp2.273,76 triliun. Jumlah utang ini naik Rp95,81
triliun dibandingkan posisi pada Agustus 2013. Dibanding dengan utang di akhir 2012
yang sebesar Rp1.977,71 triliun, utang pemerintah di September 2013 naik cukup
tinggi. (Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu yang dikutip finance.detik.com, 2013).
Kementerian Keuangan mencatat utang pemerintah per Juli 2018 sebesar Rp 4.253
triliun. Jumlah tersebut naik Rp 26 triliun dari bulan sebelumnya sebesar Rp 4.227
triliun ( Utang Pemerintah Rp 4.253 Triliun Per Juli 2018 yang dikutip dari
kompas.com, 2018).
5. Menurunkan Produktivitas
Lemahnya investasi dan pertumbuhan ekonomi serta menurunnya pendapatan
negara akan menurunkan produktivitas. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya
pengangguran. Berdasarkan data Februari, 2013, angka pengangguran terbuka usia 15
tahun ke atas adalah 5,92% atau berdasarkan angka absolut mencapai 7.170.523 jiwa.
Dibandingkan negara maju, angka ini jauh lebih tinggi, misal Belanda 3,3% atau
Denmark 3,7%. Dibanding negara tetangga, misalnya Kamboja hanya 3,5% tahun 2007,
Thailand 2,l% pada 2009 (KPK, 2013).
Ujung dari penurunan produktivitas ini adalah kemiskinan masyarakat akan
semakin meningkat.
1. Meningkatnya Kemiskinan
Korupsi dapat meningkatkan kemiskinan karena tingkat korupsi yang tinggi dapat
menyebabkan kemiskinan setidaknya untuk dua alasan. Pertama, bukti empiris
menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi berkaitan dengan
tingkat pengurangan kemiskinan yang tinggi pula (Ravallion dan Chen, 1997).
Korupsi akan memperlambat laju pengurangan kemiskinan bahkan meningkatkan
kemiskinan karena korupsi akan menghambat laju pertumbuhan ekonomi. Kedua,
ketimpangan pendapatan akan berefek buruk terhadap pertumbuhan ekonomi
(Alesina dan Rodrik 1994; Persson dan Tabellini, 1994) sehingga
jumlah orang yang menjadi miskin akan bertambah.
Masyarakat yang miskin kesulitan memperoleh makanan pokok, konsumsi gizi
yang sehat terlupakan dan menyebabkan gizi buruk. Gizi buruk merupakan masalah
yang tak kunjung usai. Dampak krisis yang ditimbulkan gizi buruk menyebabkan
biaya subsidi kesehatan semakin meningkat. Gizi buruk juga menyebabkan lebih dari
separo kematian bayi, balita, dan ibu, serta Human Development Indeks (HDI)
menjadi rendah (Suhendar, 2012).
3. Demoralisasi
Korupsi yang merajalela di lingkungan pemerintah dalam penglihatan masyarakat
umum akan menurunkan kredibilitas pemerintah yang berkuasa. Jika pemerintah
justru memakmurkan praktik korupsi, lenyap pula unsur hormat dan trust
(kepercayaan) masyarakat kepada pemerintah. Praktik korupsi yang kronis
menimbulkan demoralisasi di kalangan warga masyarakat.
Demoralisasi juga merupakan mata rantai, dampak korupsi terhadap bidang
pendidikan, karena korupsi menyebabkan biaya pendidikan tinggi, angka putus
sekolah tinggi, banyaknya sekolah yang rusak, dan lain-lain. Saat ini, rata-rata
pendidikan penduduk Indonesia adalah 5,8 tahun atau tidak lulus sekolah dasar (SD).
Setiap tahun, lebih dari 1,5 juta anak tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi (KPK, Tanpa tahun).
D. Dampak Birokrasi Pemerintahan
Kebocoran keuangan negara yang paling besar di lingkungan lembaga negara
adalah melalui Pengadaan Barang dan Jasa, lemahnya pengawasan dan kurangnya
penerapan disiplin serta sanksi terhadap penyelenggara negara dalam melaksanakan
tugas-tugas negara berdampak birokrasi pemerintahan yang buruk. Sementara itu,
dampak korupsi yang menghambat berjalannya fungsi pemerintah, sebagai pengampu
kebijakan negara, dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Korupsi menghambat peran negara dalam pengaturan alokasi
- Korupsi menghambat negara melakukan pemerataan akses dan asset
- Korupsi juga memperlemah peran pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi dan
politik.
Survei yang dilakukan oleh Political and Economic Risk Consultancy (PERC)
menunjukkan bahwa Indonesia menempat posisi kedua setelah India sebagai negara
dengan performa birokrasi yang paling buruk di Asia (Republika, 3 Juni 2010, dalam
Kemendikbud, 2011). PERC menilai, buruknya perlakuan tidak hanya terhadap warganya
sendiri tetapi juga terhadap warga negara asing. Negara yang tingkat korupsinya tinggi
akan memiliki citra negatif dari negara lain, sehingga kehormatan negara tersebut akan
berkurang. Contohnya, Pembangunan di Kota Malang, Jawa Timur, terancam lumpuh.
Sebanyak 41 dari 45 anggota DPRD Kota Malang terseret kasus korupsi yang ditangani
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Abdurrochman mengatakan, sejumlah agenda di
DPRD Kota Malang terbengkalai akibat kasus tersebut. Salah satunya adalah sidang
paripurna LKPJ akhir masa jabatan Wali Kota Malang 2013 - 2018, sidang paripurna
pengesahan P-APBD tahun anggaran 2018 dan pembahasan APBD induk tahun anggaran
2019. Agenda-agenda tersebut menjadi agenda penting karena menyangkut
keberlangsungan pembangunan di Kota Malang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Korupsi mempunyai dampak yang sangat luar biasa terhadap berbagai aspek
kehidupan, adapun dampak-dampak yag dapat ditimbulkan seperti,
1. Dampak Ekonomi, memperlambat investasi dan pertumbuhan ekonomi, melemahkan
kapasitas dan kemampuan pemerintah dalam program pembangunan untuk
meningkatkan perekonomian, meningkatkan utang negara, menurunkan pendapatan
negara dan menurunkan produktifitas.
2. Dampak terhadap pelayanan kesehatan, adanya korupsi pada manajemen pelayanan
kesehatan akan mempengaruhi penyerapan dana sehingga pelayanan kesehatan tidak
optimal.
3. Dampak Sosial dan kemiskinan masyarakat, meningkatnya kemiskinan, tingginya
angka kriminalitas dan demoralisasi
4. Dampak Birokrasi Pemerintahan, mengahambat peran negara dalam pengaturan
alokasi, pemerataan askses dan aset juga stabilitas eonomi dan politik
B. Saran
Dengan memahami dampak-dampak dari korupsi diharapkan mahasiswa mampu
mencegah praktek-praktek korupsi di lingkungannya,
Dampak korupsi itu pasti, cegah korupsi itu bukan basa-basi, tapi butuh nyali, cegah
korupsi itu harga mati.
Daftar Pustaka
Kompas.com.2018. Utang Pemerintah Rp 4.253 Triliun Per Juli 2018. Tersedia online :
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/15/062000126/utang-pemerintah-rp-
4253-triliun-per-juli-2018
Kompas.com dengan judul "41 Anggota DPRD Terseret Korupsi, Pembangunan Kota
Malang Terancam Lumpuh", https://regional.kompas.com/read/2018/09/03/15545411/41-
anggota-dprd-terseret-korupsi-pembangunan-kota-malang-terancam-lumpuh.
Penulis : Kontributor Malang, Andi Hartik
Editor : Farid Assifa